Share

22. Tak Terduga

Penulis: Annabella Shizu
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-22 12:24:02

Siena terkesiap waktu melihat pria itu melangkah masuk ke dalam kamar. "Damien?"

"Hai, Siena…," sapa Damien.

"Bagaimana kamu bisa datang ke sini?" Siena masih tak bisa menyembunyikan rasa kagetnya.

"Bukankah kamu sendiri yang minta Kapten Hans, pilot pesawatmu untuk kabari aku, kalau kamu akan ke Palma?" tanggap Damien sambil tersenyum. Ia sudah berdiri di samping tempat tidur Siena.

Tentu saja Siena ingat. Sebelum terbang ke Palma, Siena memang diam-diam berpesan pada pilot pesawat pribadinya untuk menghubungi Damien, sekedar memberitahu Damien bahwa dia akan pergi ke Spanyol. Itu gara-gara Alfonso menolak meminjamkannya ponsel untuk menelepon sendiri.

"Oh ya…. Tapi maksudku, kenapa kamu bisa datang ke Palma? Dan bagaimana kamu tahu kalau aku ada di rumah sakit ini?"

"Karena aku khawatir padamu, Siena…. Alfonso berkata pada Kapten

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Code of Seduction (Bahasa Indonesia)   23. Jenuh

    Alfonso membuka pintu unit apartemennya dengan kartu akses yang dipegangnya. Dia membeli unit apartemen mewah di daerah Beverly Hills ini sejak kembali ke Los Angeles, untuk menuntut kembali harta warisan kakeknya. Dengan kekayaan dan pengaruhnya, bagi Alfonso, membeli apartemen mewah adalah hal yang gampang. Apalagi fasilitasnya memuaskan dan letak apartemennya sangat strategis. Tapi kenapa sekarang, ada rasa enggan untuk kembali ke apartemennya ini? "Honey Bear? Oh, kamu sudah pulang…," suara manja itu sudah langsung menyambutnya saat Alfonso melangkah masuk ke ruang tamu. Gloria muncul dengan mini dress warna merah menyala yang sensual, dia sengaja memakainya untuk menggoda Alfonso. Dia tahu kekasihnya itu sangat suka warna merah. Tapi tatapan mata Alfonso terasa hambar dan dingin. "Hai, Gloria…," hanya itu yang keluar dari mulut Alfonso. "Apa kabar, Honey Be

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-22
  • Code of Seduction (Bahasa Indonesia)   24. Tak Dapat Disembuhkan

    Sejak Siena dirawat di rumah sakit ini kemarin, Alfonso belum berkunjung lagi. Kenapa pria itu harus muncul di saat Brian sedang ada di sini? Siena mengeluh dalam hati. Siena khawatir Alfonso akan membahas tentang perjalanan mereka di depan Brian. Kalau sampai Brian tahu dia berbohong, di mana dia harus menaruh mukanya lagi?Alfonso melangkah masuk dengan matanya masih tertuju pada Brian. Siapa pria berwajah oriental ini, penggemar Siena lagi? Dia melirik buket bunga mawar yang dibawakan Brian, dan hadiah lainnya yang sudah terpajang di atas meja.'Huh!' gerutu Alfonso dalam hati. 'Kenapa sih mereka semua begitu menggemari Siena? Sekalian saja buat fans club. Anggotanya sudah pasti si pengacara sok tahu itu dan pemuda yang kelihatan seperti anggota boyband Korea ini.'"Alf, kenalkan ini Brian Jung, teman baikku. Brian, ini Alfonso Garcia," Siena mau tak mau memperkenalkan mereka berdua sup

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-22
  • Code of Seduction (Bahasa Indonesia)   25. Berubah

    "Alf, tolong ambilkan aku sebuah pensil dan selembar kertas," pinta Siena."Untuk apa?""Ya untuk coret-coret… Kamu sendiri yang minta aku pecahkan kode ini. Aku harus coba-coba dulu," tanggap Siena.Alfonso mencari-cari di sakunya, kebetulan ada selembar kertas nota yang tak terpakai. "Cuma ada ini. Kalau kamu mau, aku bisa mintakan ke luar. Dan aku tak punya pensil, adanya pulpen."Siena agak cemberut. "Tapi aku butuh pensil dan kertas yang lebih lebar...""Oke, aku mintakan ke bagian administrasi," tandas Alfonso. Dia langsung berjalan keluar dari kamar. Tak sampai satu menit, dia sudah kembali lagi dengan sebuah pensil dan selembar kertas ukuran folio. "Ini….""Thanks, Alf…," ucap Siena.Dia menggigit bibir bawahnya untuk menahan keinginannya tersenyum. Entah kenapa Alfonso mau saja menuruti perminta

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-22
  • Code of Seduction (Bahasa Indonesia)   26. Dua Bagian

    Wajah Gloria yang cantik sudah pucat seperti mayat. Matanya kehilangan seluruh binarnya. Jantungnya sesaat seolah berhenti berdetak. Ucapan Alfonso bagai mimpi buruk yang tak ingin dipercayainya. "Honey… Bear…? Ka-kamu tega usir aku?" Gloria mencicit. "Semuanya sudah berakhir, Gloria…. Kamu bebas pergi ke mana pun kamu mau sekarang. Harusnya kamu senang." Alfonso melepaskan dagu Gloria dari genggamannya, berbalik ke arah pintu keluar. "Kamu mau ke mana, Honey Bear?!" raung Gloria histeris. "Kamu tak bisa putuskan aku! Tak bisa! Aku tahu ini semua gara-gara gadis pembawa sial itu! Siena! Dia yang pengaruhi kamu 'kan?" Alfonso berhenti persis di depan pintu. Emosinya memuncak lagi saat Gloria menghina Siena, tapi ditahannya. "Aku tahu dia ada di rumah sakit sekarang! Tadi kamu pergi temui dia! Kamu memang sengaja ingin usir aku, supaya kamu bisa bebas bersa

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-22
  • Code of Seduction (Bahasa Indonesia)   27. Tempat Asal

    Bip! Bip!Ponsel yang ada di saku celananya berbunyi. Siena terkejut. Dia sampai lupa dengan ponsel pemberian Alfonso itu, gara-gara selama seminggu sebelumnya, dia sudah terbiasa tak memegang ponsel. Ponselnya berbunyi, siapa lagi kalau bukan Alfonso. Cuma pria itu yang bisa hubungi nomor barunya ini."Kamu sudah di rumah?" Alfonso bahkan tak merasa perlu berbasa-basi memberi salam."Iya, dari kemarin pagi jam sembilan. Ada apa?" jawab Siena agak malas."Aku ke sana sekarang." Lalu sambungan terputus.Siena memejamkan mata dan menarik napas dalam-dalam. Dia butuh energi ekstra untuk menghadapi Alfonso. Kadang Alfonso bisa saja bersikap baik, biarpun lebih sering membuatnya merasa ingin menjewer telinga pria itu. Mau apa lagi Alfonso datang? Tapi Siena harus mengakui, ada saat-saat tertentu di mana Alfonso membuat hatinya terasa hangat."Ah, yan

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-22
  • Code of Seduction (Bahasa Indonesia)   28. Terpaksa

    Siena benar-benar tak menduga kalau petunjuk ketiga akan mengarahkan mereka ke kota kelahirannya."Gotemba bukan cuma tempat kelahiran Mama, tapi juga aku…," ucap Siena sambil merenung."Ada apa? Bukannya harusnya kamu senang? Kita akan pergi ke Jepang, ke tempat asalmu," timpal Alfonso."Ya, hanya saja… sudah tak ada siapa-siapa lagi di sana yang kukenal. Kakek dan Nenekku sudah lama meninggal. Aku dan Mama juga sudah tinggalkan kota itu empat belas tahun yang lalu.""Bagaimanapun juga, itu kota kelahiranmu. Pasti ada kenangan yang penting bagimu," lanjut Alfonso.Siena termenung. Memang benar ada banyak kenangan di Kota Gotemba, kenangan yang baik maupun yang buruk."Tapi apa yang kita cari di sana?" Siena tiba-tiba terpikir. "Kalau melihat dari dua aset sebelumnya yang kita kunjungi, kemungkinan aset peninggalan Grandpa ini juga

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-22
  • Code of Seduction (Bahasa Indonesia)   29. Kembali

    "Indah," hanya satu kata itu yang diucapkan Siena waktu berdiri di depan Hotel Sakura. Setelah menempuh penerbangan hampir tujuh belas jam dari Los Angeles, dan tidurnya kurang nyenyak di dalam pesawat, Siena merasa jet-lag. Tapi rasa lelahnya seperti terbayar waktu melihat hotel yang didirikan Adalfo di tanah kelahirannya, bahkan mengambil nama ibunya sendiri. Hotel itu bergaya tradisional Jepang, dengan jendela-jendela bulat dan didominasi material kayu. Bentuk bangunannya bukan meninggi ke atas, tapi meluas ke samping. Jelas bukan hotel modern seperti yang awalnya ada di pikiran Siena, tapi lebih mirip penginapan yang memberi kesan nyaman dan damai. Apalagi lokasinya bukan di daerah padat penduduk, tapi di desa tak jauh dari kaki Gunung Fuji. "Konnichiwa…. Selamat datang di Hotel Sakura!" Seorang gadis muda yang memakai kimono warna cokelat menyapa mereka dengan ramah di ruangan depan hotel. Wajah

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-22
  • Code of Seduction (Bahasa Indonesia)   30. Pilihan

    Alfonso tak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya mendengar ucapan Siena. Sebenarnya dia memang sudah pernah mencari informasi tentang keluarga dan masa lalu Siena. Tujuannya waktu itu adalah menemukan kelemahan Siena, menggunakannya untuk mengancam Siena. Tapi memang tak banyak yang bisa dia temukan.Yang paling membuatnya penasaran adalah sosok ayah kandung Siena. Tak ada catatan tentang siapa pria itu. Siena bahkan tak memakai nama belakang ayahnya, melainkan nama belakang ibunya, Mori. Ini sebenarnya hal yang sudah sangat lazim di Amerika, mengingat banyak pasangan yang memiliki anak, tapi tak menikah, atau seorang single mother yang memilih membesarkan anaknya sendiri.Akhirnya Alfonso cuma bisa berasumsi, ibu Siena mungkin telah bercerai dengan suaminya di Jepang, sebelum pindah ke Los Angeles. Sekarang, sebuah pengakuan yang jujur mendadak keluar dari mulut Siena sendiri."Waktu itu, Mama baru kuliah

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-22

Bab terbaru

  • Code of Seduction (Bahasa Indonesia)   106. Awal dan Akhir

    "Apa maksudnya?" Kening Siena berkerut dalam. "Tapi hari ini bukan ulang tahunku."Ah, ini pasti kode, pikir Siena. Alfonso benar-benar sengaja mengerjainya tepat di hari pernikahan mereka!Siena mencari pulpen dan mulai mencoret-coret di kertas. "Tanggal ulang tahunku 17 September. Mungkin itu sebagai kunci untuk menggeser huruf yang ada. Hmm, biar kucoba."Ia menuliskan tebakannya di atas kertas.ELANHPB1791791FSJOOYC"Aneh, kenapa tak ada artinya?" Siena tertegun melihat hasilnya. "Atau… hurufnya bukan digeser ke kanan, tapi ke kiri!"Siena mencoret-coret ulang dan menulis lagi.ELANHPB1791791DERMAGA"Dermaga?" Siena berseru kaget. "Apakah Alf memintaku untuk pergi ke dermaga?"

  • Code of Seduction (Bahasa Indonesia)   105. Hari yang Sempurna

    "Dengan ini kalian berdua dinyatakan resmi menjadi suami istri. Silakan, Anda boleh mencium istri Anda."Setelah pastor selesai mengucapkan kalimat tersebut, Alfonso langsung merangkul pinggang Siena, memberikan belaian lembut di pipi Siena yang merona indah, dan mengecup bibirnya dengan penuh kasih. Seketika semua yang hadir bertepuk tangan.Segala sesuatu berjalan sesuai harapan Siena di hari pernikahannya ini. Dia tak perlu pesta mewah, hadiah mahal, atau gaun pengantin seperti putri kerajaan. Yang dia butuhkan hanyalah pernikahannya sah di hadapan Tuhan dan orang-orang yang disayanginya.Setelah acara pemberkatan pernikahan berakhir, Alfonso dan Siena mendapatkan pelukan dari Stefano, Carlo, juga Irina yang datang jauh-jauh dari Melbourne. Mendadak…."Siena Chan! Selamat ya!" Siapa lagi kalau bukan Imelda yang memekik. M

  • Code of Seduction (Bahasa Indonesia)   104. Harta Paling Bernilai

    Alfonso masuk ke dalam kamar tidur Siena dengan wajah cerah. Siena sudah berganti gaun tidur dan duduk bersandar di kepala tempat tidur, ia langsung mengarahkan pandangan ke Alfonso."Kamu kelihatan gembira…, sepertinya aku tak usah khawatir apa yang kamu bicarakan dengan Papa," celetuk Siena.Seringai Alfonso makin lebar. "Aku baru saja mendapat seorang Papa hari ini."Mulut Siena melongo. "Benarkah? Papa sudah memintamu memanggilnya Papa?"Alfonso menjawab dengan anggukan mantap. "Yup!""Oh, Alf, aku bahagia sekali mendengarnya!" Siena merentangkan kedua tangannya lebar-lebar untuk memeluk Alfonso.Alfonso duduk di samping Siena dan merangkulnya dengan mesra. "Sekarang aku punya keluarga yang utuh lagi. Aku punya seorang istri yang kucintai, ayah yang bi

  • Code of Seduction (Bahasa Indonesia)   103. Putra dan Putri

    Bagi Alfonso, hari ini adalah salah satu hari paling istimewa baginya. Ia sempat kehilangan Siena selama tiga bulan lebih, berusaha bertahan dalam hati yang hancur, bahkan menjalani hidup seperti zombie, tubuhnya hidup tapi jiwa dan pikirannya serasa kosong.Mimpi buruk itu telah berakhir. Sekarang, Siena kembali padanya. Bahkan lebih daripada yang berani dia bayangkan, dia mendapatkan Siena bersama anak mereka yang berumur tiga bulan dalam kandungan Siena!"Kamu tak mau makan, Cherry? Dari tadi aku lihat kamu belum makan apa-apa," ujar Alfonso, kelihatan cemas.Malam ini pesta pertunangan mereka sedang berlangsung di halaman belakang rumah yang sangat luas. Keluarga De Martini adalah keluarga bangsawan yang sangat terkenal dan penting di Kota Siena. Jadi tak heran kalau tamu yang berkunjung juga terus mengalir.Alfonso menuntut Si

  • Code of Seduction (Bahasa Indonesia)   102. Konspirasi

    "Selamat siang, Tuan Stefano." Alfonso memutuskan untuk menyapa lebih dulu. "Carlo, Damien…." Alfonso mengangguk pada mereka bertiga.Mata Stefano mengamati tangan Alfonso dan Siena yang terus saling bergandengan. "Siena, kamu membuat kami khawatir. Apakah Alfonso menyakitimu?" Jelas bahwa Stefano sengaja mengabaikan sapaan Alfonso."Tidak, Papa, Alfonso tak mungkin sakiti aku," Siena menjawab dengan cepat. "Papa, kumohon biar kami jelaskan dulu semuanya.""Kurasa semuanya sudah sangat jelas bagiku. Kamu memilih untuk menyakiti hati seorang pria yang baik seperti Damien, demi kembali pada pria yang jelas-jelas telah menyakitimu sebelumnya," sergah Stefano dengan suara tegas."Papa, ini semua salahku. Alfonso tak pernah sakiti aku. Aku sudah tahu kalau dia tak ada hubungannya dengan masalah Gloria, tapi waktu dia datang menem

  • Code of Seduction (Bahasa Indonesia)   101. Kejutan Terindah

    Butuh waktu beberapa detik bagi Siena untuk mencerna perkataan Alfonso. Namun yang bisa dilakukannya hanyalah menatap Alfonso dengan mata terbelalak dan mulut melongo."Aku mohon jangan menikah dengan Damien. Aku ingin kamu jadi milikku seorang. Menikahlah denganku, Cherry…." Ucapan Alfonso terdengar sangat jelas, ucapan yang menimbulkan rasa hangat yang menjalari hati Siena."Alf….""Ya?""Kamu sadar kalau kamu baru saja memintaku menikah denganmu? Di dalam sebuah garasi mobil yang tertutup, di mana kamu baru saja menculikku tepat di hari pertunanganku dengan Damien?"Alfonso terpaku sesaat. "Yah…, aku bisa lakukan hal yang lebih gila lagi kalau kamu mau. Aku bisa saja tiba-tiba muncul di rumahmu, dan berteriak memprotes tepat saat Damien baru saja mau pasangkan cincin pertun

  • Code of Seduction (Bahasa Indonesia)   100. Bunga Sakura

    "Kamu cantik sekali, Siena," puji Viola, wanita paruh baya yang menjadi penata rias Siena.Siena sedang berada di salon untuk merias diri sebelum acara pertunangannya dengan Damien nanti malam. Tadinya dia hendak merias diri sendiri saja, tapi Carlo bersikeras bahwa dia harus tampil istimewa di hari yang istimewa ini.Jadilah dia akhirnya berangkat ke salon dengan sedikit enggan, diantar oleh Pino. Sedangkan Stefano, Carlo, dan Damien mempersiapkan acara yang akan diadakan di rumahnya."Apa dandananku… tidak berlebihan?" Siena ragu melihat penampilannya sendiri di cermin. Dia bukan gadis yang suka dandanan tebal selama ini."Jelas tidak. Dandanan ini sangat sempurna untuk acara spesial," Viola meyakinkannya sambil tersenyum."Maaf, maksudku, tentu saja hasil dandananmu sangat sempurna, Viol

  • Code of Seduction (Bahasa Indonesia)   99. Melepaskan

    Saat Alfonso mengemudikan mobilnya masuk ke halaman depan rumah, dia merasa curiga dengan mobil limusin putih yang diparkir di area taman umum yang berada persis di seberang rumah.Tak banyak orang yang mengendarai mobil limusin ke mana-mana karena terlalu mencolok. Siapa pemilik limusin itu, seorang selebritis yang sengaja mencari perhatian?Alfonso melangkah masuk ke dalam rumah, dan seketika terhenti karena mencium bau ganjil yang tak biasanya. Bau yang mengingatkan dia pada sesuatu.Ia mempercepat langkahnya, matanya mencari-cari sampai akhirnya dia melihat apa yang dicurigainya. Carlo sedang duduk di ruang tengah rumahnya sambil mengisap cerutu!"Aku rasa sudah saatnya aku sewa petugas keamanan untuk jaga rumah ini. Supaya orang-orang seperti kamu tak bisa masuk seenaknya," nada suara Alfonso terdengar ketus.

  • Code of Seduction (Bahasa Indonesia)   98. Lebih Pantas

    Alfonso keluar dari mobilnya. Matanya langsung melihat Brian dan Gloria yang sedang duduk bersebelahan di depan mobil kopi mereka, menatapnya dengan wajah serius."Apa kabar, Alfonso?" Gloria yang lebih dulu menyapa, karena Brian diam saja."Hai, Gloria. Bagaimana keadaanmu, sehat?" balas Alfonso. Ia berdiri di depan mereka berdua."Sehat, biarpun aku kelihatan makin mengembang tiap hari," celoteh Gloria, terkikik geli dengan gurauannya sendiri."Menurutku kamu kelihatan seperti ibu hamil yang modis, Gloria," puji Alfonso, tapi matanya melirik ke Brian.Dia mengatakan itu semata-mata untuk memberi dukungan pada Gloria, tanpa ada maksud merayu. Tapi dia tahu sifat Brian yang posesif. Wajah Brian seketika tampak berubah.Dalam hati Alfonso rasanya ingin tertawa. Pa

DMCA.com Protection Status