Ya, aku dan Arkan mulai berpacaran tujuh tahun yang lalu dan sudah menikah selama lima tahun.Seisi kampus tahu saat aku mendekatinya, dan lalu menikah dengannya seperti yang kuharapkan.Setelah menikah, kami tinggal di vila orang tuaku yang tidak terpakai.Aku mengambil seluruh tabunganku demi memulai sebuah perusahaan untuk Arkan.Lalu meminta bantuan koneksi dari ayahku untuk mengembangkan perusahaan itu hingga menghasilkan puluhan miliar per tahun seperti sekarang.Dalam waktu lima tahun, Arkan menjadi seorang direktur hebat yang menjadi buah bibir orang-orang.Di pesta pernikahan, dia bersumpah setia kepadaku di depan semua orang."Sayang, aku bersumpah akan mencintai dan menyayangimu selamanya.Pada saat itu, aku begitu larut dalam kebahagiaan sampai rela mundur dan menyerahkan perusahaan sepenuhnya kepada Arkan.Arkan yang mendadak kaya raya segera merekrut Lidya, yang seharusnya masih terlalu muda, untuk menjadi sekretaris pribadinya.Aku dulu membuat keributan untuk mempertany
Seperti ada suara 'klik' di kepalaku dan tiba-tiba semuanya menjadi jelas.Tujuh tahun kasih sayang tidak mampu menandingi kata-kata lembut Lidya.Jiwaku seolah terkuras habis dalam sekejap.Saking lelahnya, aku berbaring di tempat tidur dan tertidur lelap.Saat terbangun kembali, hari sudah pagi dan Arkan belum juga pulang.Merasa sedikit lapar, aku membuka aplikasi peta dan memilih sebuah restoran yang sudah lama ingin kukunjungi.Perut atau hati, paling tidak salah satunya harus diisi.Aku meluncur ke restoran tersebut dan melihat Arkan bersama Lidya begitu memasuki pintu.Mereka berdua berpelukan layaknya pasangan muda yang sedang dimabuk asmara.Saat melihatku, wajah Arkan terlihat tidak senang."Raline, kamu mengikutiku?""Kamu itu ada-ada saja jadi perempuan!"Aku mendesah tanpa daya. Aku wanita paling licik sedunia, ya 'kan?"Nggak. Aku cuma mau makan."Ini adalah restoran pasangan yang sudah lama menjadi incaranku. Aku sudah mengatakannya pada Arkan lebih dari sekali, ingin pe
Aku menyeret tubuhku yang lelah kembali ke rumah. Ayahku sedikit terkejut melihatku."Raline, kenapa tiba-tiba pulang?"Aku menunduk dan tidak menjawab.Ibuku dapat menebak sedikit ketika melihat mataku yang merah dan bengkak."Raline, kamu diapakan sama si Arkan itu? Jujur sama Mama."Hidungku terasa sakit dan aku berusaha mengendalikan air mataku."Mama, Papa, Arkan selingkuh. Aku mau cerai."Ibuku tidak bertanya apa pun. Dia hanya memelukku dan berbicara dengan isak tangis."Raline, karena ini keinginanmu, kamu pasti punya alasan. Mama akan selalu mendukungmu."Kembali ke kamar, aku mengeluarkan ponsel dan baru melihat ternyata ponselku dalam mode senyap.Ada puluhan panggilan tak terjawab.Aku mengabaikannya dan meletakkan ponsel itu di meja.Tapi aku mendengar suara dering satu menit kemudian.Arkan bertanya dengan kesal."Raline, di mana kamu?""Kamu pikir perceraian itu buat mainan? Aku beri kamu satu jam, cepat pulang!""Lima puluh sembilan menit ...."Sudah gila.Aku tertawa s
Aku memandangi foto itu dan terdiam sangat lama.Ibuku menghampiri dan menepuk pundakku dengan lembut."Raline, kamu ingat anaknya Tante Cintami? Namanya Zevan. Dia baru pulang dari luar negeri dua hari yang lalu. Ayo kita makan malam bersama."Setelah mengatakan itu, dia menatapku dengan sedikit ragu-ragu lagi.Aku mengerti ibuku ingin mengenalkan laki-laki yang mungkin cocok denganku.Tapi dia khawatir aku tidak suka. Karena aku sejak dulu adalah gadis kecil yang memperjuangkan cinta bebas.Aku tersenyum tanpa banyak ekspresi."Oke."Mungkin karena orang tuaku merasa bersalah. Sudah umur segini masih mengkhawatirkan urusanku.Yang lebih penting lagi, aku tidak bisa menilai orang dengan baik.Seseorang yang awalnya kukira cinta sejati ternyata bukan apa-apa.Mungkin, cinta dari keluarga yang tepat bisa bertahan lebih lama.Melihat aku tidak keberatan, ibuku menggosok tangannya dengan penuh semangat."Oke, oke, bagus."Aku menatap ayahku."Ayah, aku boleh minta uang?""Aku mau mulai pe
Aku merasa mual lagi mendengar semua ini.Suatu hari beberapa waktu lalu, Arkan pernah bilang dia ingin makan iga.Aku menerjang teriknya matahari untuk membelikannya iga. Memasakkannya iga asam manis yang enak dan mengantarkannya ke kantor.Hatiku diliputi kegembiraan, berpikir bahwa Arkan akan menikmati masakanku. Lalu Lidya mengirimkan foto anjing peliharaannya yang sedang makan iga."Kak Raline, Hachiko nggak suka makanan terlalu asin. Lain kali kurangi garamnya, ya."Aku berhenti melamun dan menatap pria yang tampak sedikit menyedihkan ini.Di satu sisi, Arkan mendambakan kenikmatan menaklukkan Lidya, kenikmatan dari kelucuannya.Di sisi lain, dia mendambakan kelembutan dan kedewasaanku yang selalu ada untuknya.Ingin ini, ingin itu juga. Mimpi seindah apa itu?Aku tertawa terbahak-bahak, lalu meninggikan suaraku."Arkan, dasar nggak tahu malu. Apa kamu memikirkan bagaimana perasaanku saat kamu berciuman mesra dengan Lidya di pernikahan itu?""Waktu kamu naik kincir ria bersamanya
Tidak lama kemudian, aku menerima pesan dari Lidya."Jangan kira kamu bisa merenggut cinta Arkan dengan mengancam akan bercerai!""Yang dia cintai itu aku. Perusahaan Arkan, uang Arkan, rumah Arkan, semua akan menjadi milikku mulai sekarang.""Aku akan menjadi istri bos sebentar lagi!"Aku sungguh tidak habis pikir.Kubalas dia: "Tapi nyatanya, kamu cuma simpanan."Lidya berkata lagi: "Simpanan itu orang yang nggak dicintai."Oh, gadis bodoh ini, dia mungkin tidak tahu bahwa nama yang tertulis di sertifikat rumah itu adalah namaku.Dan juga, soal perusahaan.Aku mengumpulkan beberapa orang yang andal dan dapat dipercaya di perusahaan asalku.Sudah kukabarkan kepada mereka bahwa aku akan segera membuka perusahaan baru.Aku menawarkan kepada mereka untuk bergabung dengan perusahaan baruku.Dengan tunjangan yang sama seperti sebelumnya dan komisi yang lebih besar.Para karyawan itu langsung setuju begitu mendengarnya."Kak Raline, perempuan yang dibawa Pak Direktur itu cuma membuat berant
Hatiku tidak bergejolak sedikit pun mendengarkan semua ini.Ketika hati tidak lagi mencintai, maka tidak akan timbul perasaan sama sekali."Arkan, aku meneleponmu belasan kali hari itu. Kamu menolak semuanya.""Sedang apa kamu saat itu? Oh, sedang sibuk berciuman mesra dengan Lidya, 'kan?"Lidya sejak tadi di samping. Dia mengedipkan matanya dengan ekspresi sedih dan berjalan ke depan sambil memegang segelas anggur merah."Kak Raline, aku nggak tahu kamu sedang darurat waktu itu.""Maukah kamu memaafkan Arkan? Kamu bahkan langsung mencari pengganti, padahal baru saja bercerai.""Nggak seperti Arkan. Dia cuma mencintaimu. Izinkan aku bersulang untukmu. Yang lalu biarlah berlalu, oke?"Di tengah tatapan semua orang, aku mengambil segelas anggur itu darinya.Kemudian, menuangkannya langsung ke kepalanya.Dalam sekejap, anggur merah mengalir dari kepala Lidya. Menodai riasan wajah dan sekujur tubuhnya.Lidya terdiam sejenak, lalu tiba-tiba tersadar dan berlari menangis ke arah Arkan."Arka
Hatiku tidak bergejolak sedikit pun mendengarkan semua ini.Ketika hati tidak lagi mencintai, maka tidak akan timbul perasaan sama sekali."Arkan, aku meneleponmu belasan kali hari itu. Kamu menolak semuanya.""Sedang apa kamu saat itu? Oh, sedang sibuk berciuman mesra dengan Lidya, 'kan?"Lidya sejak tadi di samping. Dia mengedipkan matanya dengan ekspresi sedih dan berjalan ke depan sambil memegang segelas anggur merah."Kak Raline, aku nggak tahu kamu sedang darurat waktu itu.""Maukah kamu memaafkan Arkan? Kamu bahkan langsung mencari pengganti, padahal baru saja bercerai.""Nggak seperti Arkan. Dia cuma mencintaimu. Izinkan aku bersulang untukmu. Yang lalu biarlah berlalu, oke?"Di tengah tatapan semua orang, aku mengambil segelas anggur itu darinya.Kemudian, menuangkannya langsung ke kepalanya.Dalam sekejap, anggur merah mengalir dari kepala Lidya. Menodai riasan wajah dan sekujur tubuhnya.Lidya terdiam sejenak, lalu tiba-tiba tersadar dan berlari menangis ke arah Arkan."Arka
Tidak lama kemudian, aku menerima pesan dari Lidya."Jangan kira kamu bisa merenggut cinta Arkan dengan mengancam akan bercerai!""Yang dia cintai itu aku. Perusahaan Arkan, uang Arkan, rumah Arkan, semua akan menjadi milikku mulai sekarang.""Aku akan menjadi istri bos sebentar lagi!"Aku sungguh tidak habis pikir.Kubalas dia: "Tapi nyatanya, kamu cuma simpanan."Lidya berkata lagi: "Simpanan itu orang yang nggak dicintai."Oh, gadis bodoh ini, dia mungkin tidak tahu bahwa nama yang tertulis di sertifikat rumah itu adalah namaku.Dan juga, soal perusahaan.Aku mengumpulkan beberapa orang yang andal dan dapat dipercaya di perusahaan asalku.Sudah kukabarkan kepada mereka bahwa aku akan segera membuka perusahaan baru.Aku menawarkan kepada mereka untuk bergabung dengan perusahaan baruku.Dengan tunjangan yang sama seperti sebelumnya dan komisi yang lebih besar.Para karyawan itu langsung setuju begitu mendengarnya."Kak Raline, perempuan yang dibawa Pak Direktur itu cuma membuat berant
Aku merasa mual lagi mendengar semua ini.Suatu hari beberapa waktu lalu, Arkan pernah bilang dia ingin makan iga.Aku menerjang teriknya matahari untuk membelikannya iga. Memasakkannya iga asam manis yang enak dan mengantarkannya ke kantor.Hatiku diliputi kegembiraan, berpikir bahwa Arkan akan menikmati masakanku. Lalu Lidya mengirimkan foto anjing peliharaannya yang sedang makan iga."Kak Raline, Hachiko nggak suka makanan terlalu asin. Lain kali kurangi garamnya, ya."Aku berhenti melamun dan menatap pria yang tampak sedikit menyedihkan ini.Di satu sisi, Arkan mendambakan kenikmatan menaklukkan Lidya, kenikmatan dari kelucuannya.Di sisi lain, dia mendambakan kelembutan dan kedewasaanku yang selalu ada untuknya.Ingin ini, ingin itu juga. Mimpi seindah apa itu?Aku tertawa terbahak-bahak, lalu meninggikan suaraku."Arkan, dasar nggak tahu malu. Apa kamu memikirkan bagaimana perasaanku saat kamu berciuman mesra dengan Lidya di pernikahan itu?""Waktu kamu naik kincir ria bersamanya
Aku memandangi foto itu dan terdiam sangat lama.Ibuku menghampiri dan menepuk pundakku dengan lembut."Raline, kamu ingat anaknya Tante Cintami? Namanya Zevan. Dia baru pulang dari luar negeri dua hari yang lalu. Ayo kita makan malam bersama."Setelah mengatakan itu, dia menatapku dengan sedikit ragu-ragu lagi.Aku mengerti ibuku ingin mengenalkan laki-laki yang mungkin cocok denganku.Tapi dia khawatir aku tidak suka. Karena aku sejak dulu adalah gadis kecil yang memperjuangkan cinta bebas.Aku tersenyum tanpa banyak ekspresi."Oke."Mungkin karena orang tuaku merasa bersalah. Sudah umur segini masih mengkhawatirkan urusanku.Yang lebih penting lagi, aku tidak bisa menilai orang dengan baik.Seseorang yang awalnya kukira cinta sejati ternyata bukan apa-apa.Mungkin, cinta dari keluarga yang tepat bisa bertahan lebih lama.Melihat aku tidak keberatan, ibuku menggosok tangannya dengan penuh semangat."Oke, oke, bagus."Aku menatap ayahku."Ayah, aku boleh minta uang?""Aku mau mulai pe
Aku menyeret tubuhku yang lelah kembali ke rumah. Ayahku sedikit terkejut melihatku."Raline, kenapa tiba-tiba pulang?"Aku menunduk dan tidak menjawab.Ibuku dapat menebak sedikit ketika melihat mataku yang merah dan bengkak."Raline, kamu diapakan sama si Arkan itu? Jujur sama Mama."Hidungku terasa sakit dan aku berusaha mengendalikan air mataku."Mama, Papa, Arkan selingkuh. Aku mau cerai."Ibuku tidak bertanya apa pun. Dia hanya memelukku dan berbicara dengan isak tangis."Raline, karena ini keinginanmu, kamu pasti punya alasan. Mama akan selalu mendukungmu."Kembali ke kamar, aku mengeluarkan ponsel dan baru melihat ternyata ponselku dalam mode senyap.Ada puluhan panggilan tak terjawab.Aku mengabaikannya dan meletakkan ponsel itu di meja.Tapi aku mendengar suara dering satu menit kemudian.Arkan bertanya dengan kesal."Raline, di mana kamu?""Kamu pikir perceraian itu buat mainan? Aku beri kamu satu jam, cepat pulang!""Lima puluh sembilan menit ...."Sudah gila.Aku tertawa s
Seperti ada suara 'klik' di kepalaku dan tiba-tiba semuanya menjadi jelas.Tujuh tahun kasih sayang tidak mampu menandingi kata-kata lembut Lidya.Jiwaku seolah terkuras habis dalam sekejap.Saking lelahnya, aku berbaring di tempat tidur dan tertidur lelap.Saat terbangun kembali, hari sudah pagi dan Arkan belum juga pulang.Merasa sedikit lapar, aku membuka aplikasi peta dan memilih sebuah restoran yang sudah lama ingin kukunjungi.Perut atau hati, paling tidak salah satunya harus diisi.Aku meluncur ke restoran tersebut dan melihat Arkan bersama Lidya begitu memasuki pintu.Mereka berdua berpelukan layaknya pasangan muda yang sedang dimabuk asmara.Saat melihatku, wajah Arkan terlihat tidak senang."Raline, kamu mengikutiku?""Kamu itu ada-ada saja jadi perempuan!"Aku mendesah tanpa daya. Aku wanita paling licik sedunia, ya 'kan?"Nggak. Aku cuma mau makan."Ini adalah restoran pasangan yang sudah lama menjadi incaranku. Aku sudah mengatakannya pada Arkan lebih dari sekali, ingin pe
Ya, aku dan Arkan mulai berpacaran tujuh tahun yang lalu dan sudah menikah selama lima tahun.Seisi kampus tahu saat aku mendekatinya, dan lalu menikah dengannya seperti yang kuharapkan.Setelah menikah, kami tinggal di vila orang tuaku yang tidak terpakai.Aku mengambil seluruh tabunganku demi memulai sebuah perusahaan untuk Arkan.Lalu meminta bantuan koneksi dari ayahku untuk mengembangkan perusahaan itu hingga menghasilkan puluhan miliar per tahun seperti sekarang.Dalam waktu lima tahun, Arkan menjadi seorang direktur hebat yang menjadi buah bibir orang-orang.Di pesta pernikahan, dia bersumpah setia kepadaku di depan semua orang."Sayang, aku bersumpah akan mencintai dan menyayangimu selamanya.Pada saat itu, aku begitu larut dalam kebahagiaan sampai rela mundur dan menyerahkan perusahaan sepenuhnya kepada Arkan.Arkan yang mendadak kaya raya segera merekrut Lidya, yang seharusnya masih terlalu muda, untuk menjadi sekretaris pribadinya.Aku dulu membuat keributan untuk mempertany
Aku mengusap-usap perutku yang masih sakit setelah keguguran.Maaf sayangku, kamu datang di waktu yang salah.Aku melawan rasa sakit jiwa ragaku dan menonton lagi video yang diunggah Lidya.Dalam video tersebut, wajahnya merona dan matanya penuh dengan emosi yang mendalam.Teman-temannya yang lain juga mengunggah status tentang hal tersebut disertai komentar."Aku lihat dengan mata kepalaku sendiri! Aku jamin, Arkan dan Lidya ciuman lidah!""Kak Arkan! Sudah tampan, ciumannya sangat ahli! Perempuan mana yang nggak akan hilang akal? Merah sekali wajah Lidya!""Memang benar kata orang. Istri di rumah nggak sewangi bunga di luar ...."Arkan dan Lidya baru berpisah setelah satu menit.Video itu juga berhenti tiba-tiba.Karena teman-temannya sangat heboh, Lidya pun mengunggah balasan dari beberapa komentar."Jangan bilang yang nggak-nggak! Aku dan Arkan nggak ada hubungan apa-apa! Kami bersahabat! Teman baik!""Jangan bilang begitu terus, awas nanti Kak Gendut marah!"Kak Gendut yang dia ma