Jangan lupa tinggalin jejak komen kalian yah. Tengcuuu
Lilian sudah membersihkan diri. Penampilannya kini sudah sangat segar. Ji Mei telah membalas pesannya semalam dan mengatakan jika semalam ia harus pergi menginap ke rumah saudaranya secara mendadak. Tidak ada alasan untuk Lilian tidak mempercayainya. Dengan ditemani satu mangkok mie tomat dan segelas jus jeruk, Lilian duduk manis di meja makan. Komikus cantik itu setiap hari memiliki rutinitas untuk mengecek peringkat komiknya. Kedua ujung bibir Lilian tertarik ke atas. Komiknya masih masuk dalam 3 judul terpopuler. Lilian lalu beralih untuk melihat e-mail. Manajernya mengirimkan draft surat perjanjian pembelian hak adaptasi untuk komiknya. Lilian bisa hidup berkecukupan karena tiga judul komiknya telah diadaptasi ke sebuah series atau drama animasi. Rating untuk drama animasi itu pun memuaskan sehingga pundi-pundi uang terus berdatangan padanya. Hanya saja, sampai saat ini, Lilian belum ingin menunjukkan wajahnya secara langsung kepada para pembaca setia komiknya. Lilian telah dides
Ji Mei berdiri gugup di samping Joe. Ketiga pria di depannya terasa seperti bukan manusia karena kadar ketampanan yang cukup tinggi. Mulutnya seakan kaku untuk terbuka dan memberi sapaan. Ji Mei sudah terbiasa hidup dengan pria tampan seperti kekasihnya, Joe. Akan tetapi, dirinya tetap saja lemah ketika terserang tiga visual sekaligus. Ji Mei menatap satu per satu sahabat Joe. Salah satu, di antara ketiga orang itu Ji Mei mengenalnya karena pria itu adalah seorang penyanyi terkenal. "Ketiga pria ini adalah sahabatku." Joe menoleh ke arah Ji Mei melihat ekspresi kekasihnya yang gugup, tersipu serta salah tingkah. Joe sedikit kesal melihat respon Ji Mei. "Pria dengan kemeja putih itu adalah pria tertua di antara kami berempat. Louis Yu, seorang dokter spesialis anak, pewaris Shanghai Hospital." Louis tersenyum manis sambil mengangkat telapak tangannya menyapa Ji Mei. "Pria dengan kemeja bermotif itu, kau pasti mengenalnya, bukan?" Joe melirik Ji Mei yang mengangguk kaku di sampingnya
"Kau sangat aneh? Ada apa sebenarnya? Apa ada yang terjadi semalam?" selidik Ji Mei pada Lilian. Wanita dengan penampilan modis dan seksi itu tampak menghela napas berat lalu menggeleng. "Semuanya baik-baik saja. Hanya saja, ada beberapa hal yang mengganggu pikiranku." Lilian tidak ingin menceritakan kejadian ciuman semalam pada Ji Mei."Lalu ... apa maksud ucapanmu tadi?" desak Ji Mei penasaran.Lilian kembali menggeleng. "Aku hanya asal bicara. Lupakan saja." Ji Mei memicing ke arah Lilian yang menghindari tatapannya. "Lalu, sejak kapan kau menggambar seperti ini? Menggambar karakter manusia dengan sangat jelas? Apa kau akan mengubah genre cerita komikmu?" Ji Mei mencoba mengorek informasi lebih detail. "Aku hanya asal menggambar. Aku tetap mencintai nagaku. Tapi aku harus meluruskan informasi padamu bahwa aku sudah pernah membuat komik Xianxia seorang raja iblis tampan dan peri bunga yang cantik. Bahkan akan diangkat menjadi drama." Ji Mei menelan saliva mendengar penjelasan det
Victor tersenyum mendengar kabar jika Jeff bersedia menjadi bintang tamu untuk kelabnya di Shanghai. Victor baru saja kembali dari Beijing kemarin, dan malam ini ia akan datang ke kelab bersama para sahabatnya untuk melihat penampilan Jeff. Hanya memberi pengumuman lewat media sosial, suasana kelab menjadi sangat padat. Victor datang lebih awal dari para sahabatnya untuk memantau keadaan kelab, memastikan jika semuanya aman. Victor menambah bodyguard yang berjaga untuk keamanan. Pemeriksaan pun ikut diperketat, Victor berjaga-jaga agar tidak terjadi sesuatu yang bisa mengakibatkan kegaduhan. Pria dengan kemeja putih slim fit, mencetak jelas semua otot dada dan lengannya memilih berdiri di lantai teratas yang ada di kelab itu. Memantau orang-orang yang memadati lantai dansa.Kelab malam adalah investasi paling menjanjikan untuk menghasilkan pundi-pundi uang yang berlimpah meskipun begitu banyak risiko yang mungkin terjadi, seperti perkelahian dan tindak kriminal lainnya. Meskipun begi
Lilian memilih untuk masuk ke dalam toilet VVIP yang tidak begitu ramai didatangi. Wanita itu membasahi tisu dengan air lalu mencoba untuk menghilangkan noda yang lekat di dressnya. Setelah lumayan bersih, Lilian mematut wajahnya di depan cermin dengan penerangan yang tidak begitu terang. Wanita itu ingin memastikan jika penampilan dan juga riasan wajahnya sama sekali tidak membuatnya jelek. Suara ketukan sepatu high heels cukup jelas terdengar memasuki pintu masuk toilet. Lilian melirik lewat cermin di hadapannya dan mendesah, saat tahu siapa yang datang ke sana. Seseorang yang tidak ingin Lilian temui. Langkah kaki wanita berhigh heels putih itu mendekat ke arah Lilian berdiri. Dengan kedua tangan menyilang di depan dada, wanita itu menatap Lilian dengan senyum penuh ejekan. "Itu hanya tindakan kecil yang kuberikan. Semoga kau mengerti maksud baikku." Liu Tian berkata dengan sombong. Lilian berbalik, menatap Liu Tian dengan senyum sinis. "Kau pikir, aku takut dengan gertakanmu i
Lilian sudah merasa sangat lelah. Wanita itu menari, meloncat-loncat melepaskan beban pikirannya, mencoba melupakan sejenak urusan Oscar. Lilian bahkan menghabiskan satu botol penuh wine selama tiga jam dia berada di kelab itu. Hari semakin larut, Lilian dan Ji Mei sepakat untuk pulang, tetapi Ji Mei hendak pergi ke toilet dan menyuruh Lilian menunggunya di meja. Lilian tidak mengindahkan ucapan Ji Mei. Wanita itu memilih untuk pergi lebih dahulu keluar dengan tubuh yang sedikit oleng. Lilian melewati tubuh-tubuh manusia yang semakin malam semakin memenuhi kelab itu. Sepanjang perjalanan Lilian harus memaki para pria mata keranjang yang dengan sengaja menyenggolkan tubuhnya pada Lilian. Tidak hanya itu, Lilian harus berhenti berjalan berupaya mengusir para pria yang mencoba menggodanya. Tidak ada yang menarik. Meskipun mabuk, penglihatan Lilian masih cukup baik untuk menilai penampilan pria-pria yang menggodanya. Lilian sempat melihat beberapa selebriti juga ada di dalam kelab itu.
"Aku menginginkanmu," bisik Victor tepat di depan wajah Lilian. Wanita itu memejamkan mata dan tersenyum seolah memberikan lampu hijau.Lilian melempar tas tangan miliknya ke sofa yang tidak berada jauh darinya. Kedua lengannya melingkar ke sekitar leher Victor. Jemari lentik Lilian menyusuri garis kerah kemeja putih yang dikenakan Victor lalu menariknya sehingga pria itu menunduk dan ujung hidung mereka saling bersentuhan. Victor membiarkan wanita itu mendominasi. Saat pertama kali mencium wanita itu dan merasakan bibirnya, Victor sudah berpikir jika Lilian adalah wanita yang berbahaya dan akhirnya, terbukti saat ini. "Dia membentakku. Memilih untuk percaya pada kata-kata wanita itu dibanding aku yang sudah dikenalnya bertahun-tahun. Dia menyalahkanku," lirih Lilian membuat Victor mengerutkan dahi saat mendengar ucapan itu. "Dia membohongiku. Dia sudah bersama dengan wanita tua itu delapan bulan. Dia bersenang-senang di belakangku. Dia membuatku patah hati sebelum aku mengungkapkan
Sudah hampir dua tahun belakangan ini, Victor tidak pernah merasakan nikmatnya tidur lebih dari 3-4 jam per hari. Waktunya tersita untuk mengurusi perusahaan beserta cabangnya. Kali ini, ia bisa merasakan tidur pulas hampir 10 jam tanpa memikirkan perusahaannya. Pria itu menggeliat sehingga selimut yang ia pakai untuk menutupi tubuh polosnya terbuka sebagian sehingga menampilkan bagian atas tubuhnya yang dipenuhi otot. Matanya masih tertutup rapat, tetapi bibirnya menyunggingkan senyum manis sehingga lesung pipinya terlihat jelas. Victor berbalik, mengarahkan tubuhnya ke belakang untuk melihat wajah cantik wanita yang semalam memberikannya pengalaman yang luar biasa hebat. Tangan Victor meraba-raba bagian samping tubuhnya, tetapi nihil. Ranjang itu kosong. Victor segera membuka mata memastikan jika memang tempat di sebelahnya sudah kosong. Benar saja, wanita itu tidak ada di sana. Tidak ada siapa pun yang terbaring di atas ranjang selain, dirinya. Victor mengangkat tubuh dan memposi
Joe dan Ji Mei telah menghadap pimpinan agensi yang menaungi Joe selama berkarir menjadi aktor. Mereka berdua meminta izin dan membuat kesepakatan sebelum rencana kemunculan mereka untuk memberikan pengumuman rencana pertunangan. Pimpinan agensi Joe memberikan izin serta memberikan selamat atas pertunangan Joe dan Ji Mei. Pihak manajemen akan ikut memantau jika ada penggemar yang bertindak berlebihan, mereka akan membantu untuk melaporkan ke pihak yang berwajib. Joe dan Ji Mei keluar dari kantor agensi bersamaan. Mereka berjalan berdampingan ditemani oleh manajer, asisten pribadi serta dua bodyguard yang biasa mengawal Joe. Keduanya tidak takut untuk tertangkap kamera karena berjalan bersama. Mereka akan kembali ke apartemen dan membuat pernyataan di weibo. Joe memilih untuk masuk ke dalam ruang kerjanya setelah mereka sampai di apartemen. Ji Mei sendiri memilih untuk menyiapkan pakaian yang akan dipakai Joe besok untuk berangkat ke Guangzhou untuk pemotretan sampul majalah. Pekerja
Part 49: Kisah Louis - Miu MiuKetidak sengajaan ciuman pada waktu di Rumah Sakit mengantarkan Louis dan Miu Miu menjadi pasangan kekasih. Jika sebelumnya, Louis lah yang meminta Miu Miu untuk menghubunginya, maka sebaliknya yang terjadi, Louis yang mengajak Miu Miu untuk bertemu lagi di luar Rumah Sakit. Louis mengajak Miu Miu untuk bertemu di salah satu Kafe yang hanya menjual makanan camilan dan juga kopi. Miu Miu setuju untuk datang. Setelah sepuluh menit Louis menunggu kehadiran wanita cantik nan seksi itu, wajah segar Miu Miu menyapanya dengan ramah. Gelenyar aneh kembali menghampiri Louis. Sebelumnya, semua itu tidak pernah terjadi padanya."Maaf, aku terlambat. Aku harus menyelesaikan pekerjaanku terlebih dahulu." Miu Miu memberikan alasan atas keterlambatannya. Louis tersenyum layaknya orang bodohh saat mendengar suara merdu nan lembut berbicara. "Tidak masalah. Aku juga sering terlambat karena pekerjaanku. Kau mau minum apa? Aku akan memesannya." Louis memberikan tawaran m
Part 48 - Berbagi Cerita"Ada apa dengan malam ini? Mengapa sepertinya kau sedang memberiku kejutan yang tak terduga?" ucap Lilian ambigu. Perkataannya bisa ditujukan untuk Victor atau Ji Mei yang berdiri di depan wajahnya. Ji Mei segera meraih salah satu tangan Lilian. Kedua bola mata wanita itu bergerak ke sana kemari mencoba untuk mengendalikan diri dari kegugupannya. Victor memberi isyarat pada Joe dan dirinya sendiri segera melingkarkan lengan ke pinggang Lilian. "Lebih baik kita masuk dan bicarakan di dalam." Victor menarik tubuh Lilian tiba-tiba membuat pandangan wanita itu beralih padanya. Pegangan tangan Ji Mei pada Lilian terlepas dan wanita itu mengangguk. Victor memberi ruang agar Ji Mei dan Joe bisa melangkah masuk terlebih dahulu ke dalam rumahnya. Lilian berdiri di samping Victor menatap punggung Ji Mei dan Joe dari belakang dengan kedua alis bertaut. 'Apakah selama ini Ji Mei merahasiakan hubungannya dengan aktor itu?' batin Lilian menebak tepat sasaran. Mereka se
Part 47: Kebetulan Apalagi? Lilian melirik ke arah Victor dengan kedua alis bertaut. Merasa aneh. Pria itu tersenyum sendiri sambil melihat layar ponsel. Rasa penasaran menjalar ke dalam kepala Lilian. "Apa yang membuatmu tersenyum seperti orang bodoh seperti itu?" tanya Lilian tak bisa menahan diri. "Topik panas weibo," jawab Victor singkat. Pria itu tetap tersenyum. Lilian membuang pandangan ke jendela luar menatap awan yang seolah sedang menyapanya dengan ramah. Cuaca saat penerbangan kali ini sangat bagus. Sebentar lagi, Lilian kembali menginjakan kaki ke tanah Shanghai. Rasanya baru beberapa hari, ia memutuskan pulang ke Beijing, kini sudah harus kembali lagi ke Shanghai. Victor menyikut lengan Lilian membuat wanita itu menoleh. "Kau tidak melihat weibo?" tanya Victor dan Lilian menggeleng tak acuh. "Nama kita masih masuk dalam pencarian panas, ditambah berita mengejutkan dunia hiburan oleh dua orang bocah tengil itu," ujar Victor dengan senyum merekah.Kembali lagi, dahi L
Part 46: BerdamaiVictor, Lilian dan kedua orang tua Lilian, makan malam bersama. Mereka memesan sebuah tempat untuk berkumpul. Nyonya Ma tidak bisa melepaskan pandangannya dari sosok calon menantunya. Putra dari keluarga Zhang terlahir begitu menawan, pesonanya tidak main-main. Beruntung, Lilian bersedia menerima Victor. Nyonya Ma merasa sangat bahagia melihat putrinya duduk berdampingan dengan Victor Zhang. Wanita itu sudah mencari tahu semua hal tentang Victor. Sudah banyak sekali prestasi yang ditorehkan oleh pria itu dalam dunia bisnis. Victor juga bukan tipe pria hidung belang yang memiliki kekasih banyak. Ditambah lagi fisik Victor Zhang sangat proporsional hampir terlihat sempurna, begitu cocok dengan anaknya yang cantik parasnya. "Senang sekali mendengar kalian setuju untuk menikah," kata Nyonya Ma. "Semua berkat campur tangan Bibi, kami bisa seperti ini," jawab Victor merendah. "Kenapa kau masih memanggilku, Bibi? Panggil aku Ibu. Kau sudah menjadi bagian dari keluarga i
Oscar duduk di tangga darurat perusahaannya. Pria itu sedang merenungi keputusannya dan nasib yang kurang beruntung baginya. Oscar mengenang kejadian di mana dirinya memulai persahabatan dengan Lilian saat mereka masih di bangku Sekolah Menengah Atas. Saat itu, Lilian menjadi siswa pendiam yang memilih untuk duduk menyendiri, menjauhi keramaian. Lilian dikucilkan karena memiliki wajah cantik. Terdengar aneh, tetapi begitulah kenyataannya. Semua itu terjadi karena beberapa siswi lain iri dengan kecantikan Lilian membuat wanita itu tersingkirkan. Oscar mendekati Lilian dengan tujuan hanya sekadar ingin berteman karena pria itu merasa kasihan melihat Lilian harus melakukan semua hal sendirian. Mereka berdua menjadi dekat satu sama lain. Oscar sering mengantar Lilian pulang ke rumahnya. Lilian tinggal bersama kakek dan neneknya. Lilian sama sekali tidak pernah menyebut semua hal tentang kedua orang tuanya dan Oscar sendiri tidak ingin mencari tahunya. Saat di sekolah, cukup banyak yang
Mature Part Pasangan yang telah dibutakan oleh hasrat dan cinta berbelok ke hotel sekaligus apartemen tempat tinggal Lilian dan Peter. Tempat itu adalah tempat terdekat yang bisa mereka jangkau. Keinginan keduanya untuk bercinta begitu besar. Lilian berubah menjadi wanita penuh nafsu jika berdekatan dengan Victor, pun begitu pula yang Victor rasakan.Keuntungan Lilian menjadi anak dari pemilik hotel serta apartemen itu adalah memiliki akses khusus untuk pergi ke tempat tinggalnya. Victor tidak ingin banyak bertanya. Mereka berdua memilih untuk bungkam, menutup mulut sepanjang perjalanan. Lilian memasukkan kata sandi apartemennya dan mereka melangkah masuk ke dalam tanpa memedulikan keadaan sekitar. Lilian menuntun Victor untuk mengekornya masuk ke dalam kamar.Victor lebih dulu masuk ke dalam kamar yang ditempati oleh Lilian. Saat wanita cantik itu menutup pintu, Victor merapatkan tubuhnya ke punggung Lilian. Pria tampan itu memberi kecupan pada salah satu telinga Lilian dan memberi
Part 43: Lamaran JoeJoe yang sedang duduk bersantai menikmati hari liburnya di tepi danau bersama dengan Ji Mei terkejut saat kekasihnya berteriak begitu kencang dari dalam rumah. Aktor tampan itu bergegas meninggalkan tempat duduk, mencari keberadaan Ji Mei. Jantungnya berdetak begitu kencang saat melihat Ji Mei duduk menyandar di pinggiran ranjang. Wanita itu tampak menatap lurus ke arah depan dengan tatapan kosong. Joe berjalan dengan sangat pelan untuk mencari tahu mengapa kekasihnya berteriak histeris lalu duduk terdiam di lantai. Joe menyentuh bahu Ji Mei. Air mata Ji Mei meleleh membasahi pipi wanita itu. Ji Mei menangis tanpa suara. Joe merasa panik seketika melihat kekasihnya bertingkah demikian. "Ji Mei, kau kenapa? Ada apa denganmu? Apa yang terjadi?" Joe menggoyangkan lengan Ji Mei dengan sangat lembut. Aktor tampan itu mencari sesuatu yang mungkin menjadi penyebab Ji Mei bertingkah demikian dan benar saja, di samping tempat wanita itu duduk, layar ponselnya menyala me
Victor tersenyum senang saat semua rencananya berjalan sesuai dengan keinginannya. Pria itu sengaja mengabaikan wajah masam Lilian yang berdiri mencoba menutupi wajah cantiknya, bersembunyi di balik tubuh Victor. Upaya Victor untuk mengikat Lilian agar tidak bisa kabur lagi darinya sangat tidak main-main. Dirinya bahkan menyuruh Xiao Pang untuk memberitahu para reporter mengenai keberadaannya. Victor ingin reporter itu mengangkat berita tentang kisah cintanya bersama Lilian. Keinginan Victor diberikan lampu hijau oleh calon ayah mertuanya yaitu, tuan Ma. Tuan Ma Hua memberi izin agar Lilian dikenalkan ke publik sebagai putrinya melalui Victor.Victor menarik Lilian agar berdiri tepat di sampingnya. Suasana hotel cukup gaduh karena tidak hanya reporter, tetapi juga para tamu hotel yang mengenali mereka segera mengambil foto serta video. Sebelumnya, Victor telah meminta izin untuk merepotkan pihak hotel dibantu dengan tuan Ma. Pemilik hotel di sana adalah rekan bisnis tuan Ma. Dengan a