'Ting' sebuah pesan masuk di ponsel Sarah.
'Siapa lagi ini?' gumam Sarah yang menatap pesan masuk dari nomer asing.
'Deg'
Degup jantung Sarah tiba-tiba memburu tak beraturan saat ia melihat pesan yang dikirimkan. Pesan tak dikenal itu mengirimkan foto Ivan yang sedang berboncengan dengan gadis lain, berpegangan tangan bahkan duduk bersama di tempat makan. Tanpa permisi air matanya lolos menetes begitu saja.
[Sudah kukatakan dia bukan pria baik-baik] isi pesan yang berisi foto-foto itu.
Sarah segera menutup pesan itu dan menyeka air matanya yang beberapa kali telah lolos dari pelupuk matanya. Dengan tangan bergetar ia mencoba menelepon Ivan. Berkali-kali ia mencoba namun tak satupun teleponnya yang terhubung. Pikirannya berkecamuk dan emosinya semakin tak terbendung. Ada rasa kecewa juga marah melihat foto-foto itu ditambah lagi teleponnya yang tak diangkat oleh Ivan menambah sakit di hatinya.
'Aku sudah kenalin kamu sama keluarga
'Ini gak bisa dibiarin. Aku harus bisa meyakinkan Sarah' batin Ivan.[Yank, aku mohon kamu percaya sama aku. Aku sama dia itu gak ada hubungan apa-apa sebatas teman kerja. Angkat teleponku yaa kita bicarakan baik-baik biar jelas semuanya] sebuah pesan dikirimkan Ivan karena sedari tadi panggilannya terus saja ditolak oleh Sarah.Pesan yang dikirimkan pun hanya dibaca oleh Sarah tanpa ada balasan satupun. Akhirnya Ivan pun memutuskan memberi waktu untuk Sarah agar meredam emosinya terlebih dahulu baru nanti akan dihubungi kembali.Sarah pun melakukan kegiatannya seperti biasanya tanpa terganggu permasalahan hubungannya dengan Ivan.***Esok harinya Ivan kembali menelepon Sarah yang entah apakah masih marah atau sudah mereda emosinya.[Angkat yank. Aku mau ngomong sesuatu yang penting] pesan singkat dari Ivan"Ada apa lagi?" tanya Sarah langsung pada pokok pembicaraan."Aku sedih banget yank kamu cuekin. Aku berani sumpah k
Menghabiskan malam yang tenang dengan tidur nyenyak diatas keranjang kuno dengan dikelilingi kelambu membuat suasana hati Sarah menjadi lebih baik pagi itu.Usai mandi, ia turun ke lantai bawah menuju ruang tamu untuk bergabung bersama teman-teman lainnya yang tengah asyik berenang. Sarah menghampiri bu Ani yang duduk di ruang tamu yang terhubung dengan bar kecil dan dapur di sudut ruang itu."Ibu lagi apa?" sapa Sarah sambil menghampiri bu Ani dan duduk di kursi bar sebelah tempat duduk bu Ani."Ini lagi mikir mau masak apa buat kalian?" jawab bu Ani sambil memandang ke arah kolam renang."Biar Sarah sama Anita saja yang masak bu." ucap Sarah menawarkan diri"Waahh masak tamu disuruh masak sendiri." bantah bu Ani."Katanya ibu udah anggep Sarah anak sendiri. Jadi gak apa-apa dong kalo anak masakin sarapan buat ibunya." tutur Sarah yang dijawab dengan senyuman juga pelukan hangat dari bu Ani."Yaudah itu bahan-bahannya di
"Akhirnya kamu pulang juga yank. Aku kangen banget sama kamu." ucap Ivan seraya menarik Sarah ke dalam pelukannya.Sarah hanya terdiam tak memberikan reaksi apapun. Bahkan wajahnya juga datar tanpa ekspresi."Kamu masih marah sama aku?" tanya Ivan sambil menangkupkan kedua tangannya di pipi Sarah."Apa hakku untuk marah sama kamu?" jawaban Sarah yang membuat Ivan terdiam seketika."Jelas kamu berhak dong sayang. Kamu kan calon istri aku." sahut Ivan. "Udah ayo buruan naik. Kita mesti buru-buru pulang ke Jember karena nanti aku mau ajak kamu." sambungnya "Kemana?" tanya Sarah singkat."Ada deh. Kejutan dong. Kalo aku bilang sekarang ga jadi kejutan." jawab Ivan "Yaudah aku gak mau pergi kalo gak dikasih tau mau kemana." tolak Sarah."Kok gitu sih yank. Aku mau kenalin kamu sama tante juga papa aku alias calon mertua kamu yank." ucap Ivan penuh antusias.Mendengar ucapan Ivan ada sedikit senyum di bibir Sarah yang pastinya tak terlihat oleh Ivan karena saat ini Sarah sudah berada di b
Malam itu keduanya berjalan-jalan keliling kota dan berhenti di tempat dimana ciuman pertama mereka dilakukan. "Kok ke tempat ini lagi yank?" tanya Sarah yang mulai cemas dan bingung."Yaa gak apalah. Kita menikmati pemandangan lampu kota dari atas sini kan romantis yank." jawab Ivan seadanya."Tapi aku takut. Aku gak suka di tempat remang-remang begini yank. Balik aja yukk." pinta Sarah "Bentar aja lah yank. Aku kan kangen dan pengen berduaan sama kamu." tolak Ivan "Tapi..." belum sempat Sarah menyelesaikan ucapannya ia sudah ditarik Ivan ke warung itu. Dan Sarah hanya bisa mendengus kesal dan mengikuti langkah Ivan karena tangannya terus digenggam olehnya."Ayolah yank jangan diem aja gini. Nikmati aja yang ada sekarang gak usah mikir yang tidak-tidak." ucap Ivan yang mulai kesal karena Sarah sedari tadi hanya diam dan cuek."Hhmm." hanya jawaban singkat itu yang terdengar dari mulut Sarah.Perlahan Ivan mendekati Sarah, memegang dagunya lalu mengecup bibir ranum Sarah. Sementara
Ivan kembali mengendarai motornya dengan membonceng Sarah di belakangnya. Wajahnya begitu bahagia seakan mendapatkan jackpot malam ini."Yank mampir bentar ke temenku ya." ucap Ivan "Tapi ini sudah jam setengah sembilan yank. Nanti takut pintu kos aku ditutup yank." jawab Sarah."Bentar aja kok. Aku ada perlu." seru Ivan "Ya sudah jangan lama-lama ya." jawab Sarah Ivan pun kembali menyeringai yang tentu saja tak terlihat oleh Sarah.Lima belas menit perjalanan, keduanya tiba di sebuah bangunan dengan plakat Kemayoran di depannya."Kok ke hotel yank? tanya Sarah kebingungan. "Iya temenku kerja disini. Ayo masuk." Ajak Ivan "Gak yank aku tungu diluar aja. Kamu jangan lama-lama ya." Tolak Sarah "Masuk aja yank. Kalo kamu disini nanti dikira cewek bookingan. Kamu mau di datangi om-om hidung belang dikira lagi menjajakan diri." Ivan menakut-nakuti Sarah agar mau ikut masuk bersamanya.Akhirnya Sarah pasrah mengekor di belakang Ivan karena tak ingin dianggap sebagai cewek bookingan se
"Ayo aku antar pulang" ucap Ivan sambil memakai kembali bajunya."Setelah semua yang kamu perbuat hanya itu yang kamu ucapkan Van? Kamu pikir aku ini apa?" kembali Sarah berurai air mata "Bukankah pintu kos kamu segera ditutup. Kamu mau pulang atau bermalam disini biar aku temenin?" ucap Ivan dengan seringai di wajahnya."Aku mau pulang. Aku benci sama kamu." jawab Sarah Ivan menarik Sarah ke hadapannya. Ia melingkarkan kedua tangannya ke pinggang dan menyandarkan kepalanya di dada Sarah."Aku cinta sama kamu yank. Aku hanya ingin menjadikanmu milikku seutuhnya." ucap Ivan tanpa rasa bersalah."Tapi gak gini caranya. Aku ingin memberikan kesucianku setelah kita menikah." protes Sarah dengan air mata yang tak mampu terbendung."Apa bedanya sekarang dan nanti. Lagipula kita tetap akan menikah dan aku akan merasakannya juga pada akhirnya." Ivan berargumen."Pernikahan itu sakral Van. Aku ingin memberikan kesucianku saat kita sudah terikat ikatan suci itu namun kamu sudah merenggutnya p
Ivan berlari kecil memasuki swalayan bertuliskan Indomei. Beberapa saat ia kembali keluar dengan membawa sebuah kantong kecil."Ini buat kamu yank." ucap Ivan sambil menyerahkan sebuah kantong berwarna putih biru."Untuk apa ini?" tanya Sarah kebingungan saat melihat sebuah susu kotak dan coklat."Ya untuk kamu yank. Maaf sudah kasar sama kamu." tutur Ivan dengan menggenggam kedua tangan Sarah dan memasang wajah penuh sesal.Sarah tak berkata apa-apa hanya mampu kembali meneteskan air mata."Jadi menurutmu seharga inikah diriku. Kesucianku kamu tukar dengan sekotak susu uht dan sebungkus coklat ini? Bahkan aku masih mampu membelinya tanpa harus kehilangan kesucianku." celetuk Sarah yang terus meneteskan air matanya."Sudah dong yank. Jangan marah terus. Aku kan sudah meminta maaf dan jelasin kalau aku ngelakuin itu karena aku mau menjadikan kamu milikku seutuhnya yank." ucap Ivan yang masih menggenggam kedua tangan Sarah."Sudahlah apapun itu kamu akan terus mengelak dan membenarkan p
Setelah diberikan minum oleh Olivia, Sarah pun menjadi sedikit tenang. Ia duduk di atas kasur dengan melipat kakinya sehingga lututnya berada tepat di depan dadanya dan memegangi kedua lututnya dengan erat. Tatapannya kosong menerawang entah kemana. "Mbak" tepukan tangan Oliv di pundaknya membuyarkan lamunannya dan Sarah pun menoleh pada Oliv. "Sudah siap cerita?" tanya Oliv kembali. Kembali air mata lolos dari pelupuk mata Sarah saat mengingat kejadian ketika ia dipaksa melayani nafsu kekasihnya itu. "Kalo belum siap cerita tak apa mbak. Kamu istirahat aja dulu." sambung Olivia. Kemudian ia beranjak dari kasur Sarah dan hendak kembali ke kasurnya sendiri namun seketika langkahnya terhenti saat tangannya dicekal oleh Sarah. "Dia... Dia sudah merenggut kesucianku Liv" ucap Sarah sambil kembali tergugu dalam tangisnya. "Dia siapa? Ivan maksud kamu?" tanya Olivia dengan nada geram. Sarah hanya menganggukkan kepalanya membenarkan tebakan Olivia. "Gimana bisa terjadi sih mbak. Duh