Home / Pernikahan / Cintaku yang Terbaik / 28. Selma Semakin Diabaikan

Share

28. Selma Semakin Diabaikan

Author: Nada Egan
last update Last Updated: 2022-08-17 12:28:02

Miris memang.

Seminggu yang lalu, ketika Indonesia dirundung kabar duka, atas meninggalnya aktor muda Arjuna Yudhistira, dan semua perhatian menuju ke sana, karena ironisnya aktor itu meninggal sekitar dua hari sebelum hari pernikahannya dengan aktris muda Amanda Syailendra. Banyak yang digunjingkan oleh netizen. Mulai dari Amanda yang sudah batal menikah untuk kedua kalinya, hingga kenapa mereka berdua bisa berada di mobil yang sama, bukankah Amanda sedang dipingit?

Amanda tidak bisa dimintai keterangan, karena juga mengalami syok berat.

Pada saat yang sama, Selma tengah berada di sebuah puskesmas terdekat dari rumah. Miris, bukan? Suaminya seorang dokter, tetapi ia tidak memeriksakan diri ke rumah sakit, di mana suaminya bertugas.

Seorang dokter wanita di poli kandungan menjelaskan kondisi Selma. "Anda sedang mengandung. Usia kehamilan sekitar dua minggu."

Selma tidak tahu harus bahagia atau sedih. Kejadian hari itu, ketika Panji sakit dan mengira dirinya Amanda, rupanya mendatangka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Cintaku yang Terbaik   29. Dua Istri

    Amanda dan Selma berada di dalam ruangan yang sama. Di kamar Amanda yang luas itu."Permainan takdir ini, sungguh menggelikan, ya?" ucap Amanda. "Sekaligus menyakitkan.""Jadi, kamu sadar soal itu?" tanya Selma.Amanda memberikan anggukan kepala sebagai jawabannya. "Aku bisa membayangkan, dosa sebesar apa yang tengah aku lakukan. Hanya berharap karma buruk tidak menimpa anak kami sebagai balasan dari apa yang sudah aku lakukan.""Gak usah dipikirin lagi," kata Selma. "Sekarang kita adalah keluarga. Kamu juga istrinya Mas Panji. Kita wajib berbakti padanya." Ia memegang tangan Amanda.Sekali lagi, Amanda menganggukkan kepala.Setelah menikah, Amanda membuat sebuah keputusan besar. Ia ingin mundur dari gemerlapnya dunia keartisan. Vero yang paling terkejut mendengar keputusan itu."Manda, lo yakin dengan keputusan ini?" tanya Vero. Ia mengerti alasannya. Tetapi karir yang masih cemerlang itu, akan terasa sangat disayangkan."Aku yakin," jawab Amanda. "Aku ingin fokus dengan kehamilan in

    Last Updated : 2022-08-21
  • Cintaku yang Terbaik   30. Tak Seimbang

    Sebagai istri kedua, Amanda sadar sepenuhnya bahwa menerima pernikahan ini adalah sebuah kesalahan, untuk melindungi reputasi dirinya yang hamil di luar nikah. Tetapi dirinya tidak bisa lagi memungkiri, bahwa perasaannya pada Panji masih ada, meski pernah coba ia tukar dengan perasaan baru kepada mendiang Arjuna.Sudah bulan keempat usia kehamilan Amanda dan Selma. Perut besar sudah mulai terlihat.Hari itu, mereka berdua sama-sama ke rumah sakit, ikut Panji, untuk memeriksakan kehamilan mereka. Amanda yang masih belum bisa leluasa menampakkan diri di depan publik, harus mengenakan kacamata hitam, dan aksesoris lain, untuk menutupi wajah, sehingga tidak dikenali orang.Selma yang belum boleh banyak jalan itu, didorong pakai kursi roda dari lobi rumah sakit menuju poli kandungan.Mereka sudah di poli kandungan. Amanda duduk berdampingan dengan Selma. Panji sedang tidak bertugas, jadi bisa menemani mereka berdua. Tentu saja, meski tampak membawa dua orang istri yang sedang hamil, perhat

    Last Updated : 2022-08-27
  • Cintaku yang Terbaik   31. Yang Telah Terjadi

    Amanda membuatkan jadwal keseharian Panji di rumah. Kapan harus bersama dirinya, kapan juga harus bersama Selma. Panji tidak punya alasan kuat untuk menolak. Biarpun ia harus tidur kesulitan tidur saat harus bersama Selma, atau tidak semangat melakukan apapun, tetap ia jalani. Menunjukkan bahwa kepatuhannya adalah bukti cinta untuk Amanda.Malam ini adalah giliran Panji tidur di kamar Selma. Ini sudah yang kelima kalinya. Tetap saja, sulit untuk membiasakan diri.Tentu saja, ketika Panji berada di kamar Selma, Amanda tidur sendirian di lantai dua. Malam yang terasa agak panjang, karena Amanda tidur lebih awal.Sementara itu, di kamar Selma, Panji masih memainkan ponselnya, membaca berita-berita kesehatan, untuk menjemput kantuk yang tidak kunjung hadir.Tiba-tiba... terdengar suara Amanda berteriak dari dalam kamarnya. Panji segera bangkit, dan berlari ke lantai dua. Dilihatnya, Amanda sudah membuka mata. Seluruh badannya basah karena keringat."Kamu kenapa?" tanya Panja."A-aku... mi

    Last Updated : 2022-09-03
  • Cintaku yang Terbaik   32. Tamparan Keras

    Amanda masih saja belum usai kepikiran semua yang telah Ratri katakan kemarin. Ia yang pada dasarnya mudah merasa stress, akhirnya tumbang juga.Pagi, ketika sedang menyiapkan sarapan untuk Panji, Amanda merasakan nyeri pada rahimnya. Kemudian ada darah yang mengalir di sela-sela kakinya. Hal itu diketahui oleh Selma yang sedang berjalan ke dapur untuk ambil minum."Amanda! Kamu kenapa?" teriak Selma."A-aku juga gak tahu," jawab Amanda. Dirinya semakin panik dan janinnya kenapa-kenapa."Mas Panji!" Selma berteriak memanggil Panji yang masih berpakaian di lantai dua.Panji segera datang saat mendengar teriakan panik itu. Ia pun terkejut melihat yang terjadi pada Amanda. "Sayang! Kamu kenapa?"Amanda menggelengkan kepala. Panji segera mengambil kunci mobil dan handphone. Lalu menggendong sang istri muda ke mobil. Langsung membawanya ke rumah sakit. Dalam perjalanan, ia menghubungi UGD dan dokter Lina.Dokter Lina memang baru tiba di rumah sakit. Ia segera menyiapkan pertolongan pertama

    Last Updated : 2022-10-10
  • Cintaku yang Terbaik   33. Keputusan Paling Berat

    Padmi bergeming saat Panji membawa Amanda meninggalkan rumah itu. Pratiwi sibuk membujuk kakaknya agar mengalah. Panji jadi emosi mendengar cara Pratiwi membujuknya. Setelah membantu Amanda duduk di jok depan mobil, ia menjawab semua bujukan adiknya. "Maksudmu mengalah dengan cara apa? Meninggalkan Amanda? Seperti yang Mama mau?" Panji mantap mengatakan, "Gak akan pernah!" "Mas, bukan gitu maksud aku. Diomongin baik-baik sama Mama. Jangan pake emosi seperti ini." Pratwisi masih bersikeras membujuk kakaknya. Di dalam mobil, yang tertutup, meski tidak mendengar semua kalimat yang keluar dari mulut mereka, Amanda bisa melihat, adu mulut yang tampak dari urat-urat leher mereka yang menyembul. Kenapa jadi seperti ini? Kalau saja tidak memikirkan bayi yang dikandungnya, ia pasti sudah keluar dan ikut ribut. Ia hanya bisa menangis. Buru-buru dihapusnya air mata, ketika Panji masuk ke mobil. Mereka meninggalkan rumah itu, membawa impian lain setelah meneteskan tangis seorang ibu. Asrama do

    Last Updated : 2022-12-13
  • Cintaku yang Terbaik   34. Karena Kita Saudari

    Panji dan Selma akhirnya bicara mengenai pengasuhan kedua bayi. Kelahiran keduanya relatif bersamaan. Bagaimana kelak jika mereka bertanya. Panji tidak akan sanggup menceritakan yang sebenarnya tentang Amanda dan Arjuna. Maka, mereka bersepakat, akan menjadikan mereka saudara kembar. Kembar yang tidak identik. Bukankah tidak semua saudara kembar memiliki wajah yang mirip? Panji terpaksa menukar nama belakang Milka, yang tadinya Yudhistira menjadi Setiawan. Mirip dengan putri Selma, yaitu Mashala Kirana Setiawan."Kamu jangan khawatir, Mas," kata Selma. "Aku akan menyayangi Milka, sama seperti Masha.""Aku percaya, kamu bisa lakukan itu," jawab Panji. Sesuai permintaan terakhir Amanda yang tertulis dalam surat, dirinya akan berdamai dan berusaha hidup berdampingan dengan Selma. Dirinya juga pergi ke Jember, bertemu Padmi, dan memohon agar ibunya juga menyimpan rahasia ini. Demi kedamaian seluruh keluarga.Keluarga mereka bertambah, Panji pun memutuskan membawa mereka pindah ke rumah ya

    Last Updated : 2022-12-15
  • Cintaku yang Terbaik   35. Biangnya Rasa Penasaran

    Kemunculan gadis SMP yang mengganggu acara pembalasan dendam untuk Masha, turut mengganggu ketenangan Mara. "Siapa sih, tuh cewek?" Ia mengingat penampilan gadis itu yang mengenakan seragam putih biru khas anak SMP. Wajahnya tidak mirip dengan Masha. "Pasti bukan saudaranya." Tetapi ancaman gadis SMP itu cukup menjadi alasan bagi Mara, Bimo, dan Jodi untuk berhenti mengganggu Masha."Masa lu takut cuma gara-gara anak SMP itu?" ledek Bimo. Tetapi ledekan itu akhirnya kembali pula pada dirinya sendiri."Gue bukannya takut, ya!" elak Mara. "Cuma gak mau berurusan dengan masalah yang jauh lebih rumit. Ngerti gak, lo?"Jodi melirik Bimo, merasa ada yang Mara pendam.Sebenarnya, Milka masih mengkhawatirkan Masha. "Kak, kalo dia macem-macem lagi sama Kakak, kasih tahu aku. Ya?" Ia mengingatkan sang kakak, saat dalam perjalanan ke sekolah."Udah, kamu gak perlu khawatir," kata Masha, menenangkan sang adik. "Kan udah kamu ancam. Mereka pasti gak berani lagi."Mereka lupa, obrolan ini didengar

    Last Updated : 2022-12-16
  • Cintaku yang Terbaik   36. Diri Berbeda

    Untuk ke sekian kalinya, Mara memperhatikan Milka, yang baru datang ke sekolah itu untuk menjemput saudaranya, Masha. Hari itu, Milka memang sengaja tidak turun dari mobil. Ia hanya membuka pintu mobil, dan merasakan embusan angin yang menerpa tubuhnya. Gadis itu disibukkan dengan pekerjaan menggunakan laptop, dan sesekali menelepon.Mara melihatnya dari jendela kelasnya yang berada di lantai dua, dan dari sana bisa melihat pemandangan di depan sekolah, yang mana tempat parkir berada di sana. Ia benar-benar memperhatikan Milka dengan wajah cantiknya yang sangat khas seorang remaja.Tiba-tiba, terdengar suara 'tok-tok' pada meja belajarnya. Pak Anton, guru kelas mereka menegur, karena sejak tadi Mara tidak fokus belajar, malah melamun, dengan pandangan terlempar keluar dari jendela."Maaf, Pak," ucap Mara.Pak Anton melanjutkan pelajaran ekonomi di kelas yang hanya terisi tiga orang tersebut. Kelas khusus bagi Mara, Bimo, dan Jodi, sebagai bentu hukuman sosial, akibat laporan Masha tem

    Last Updated : 2022-12-19

Latest chapter

  • Cintaku yang Terbaik   43. Sebongkah Janji

    Setelah menghabiskan tiga minggu dirawat di rumah sakit, akhirnya Mara sudah diperbolehkan pulang dan melakukan rawat jalan di rumah. Tetapi Milka tidak bisa menemaninya, karena harus fokus dengan persiapan masuk SMA.Malam itu, Mara yang sudah bisa jalan sendiri ke ruang makan, ikut makan malam bersama ibunya. Sudah dua belas tahun mereka hidup hanya berdua. Tanpa kehadiran pria dewasa yang merupakan seorang suami dan ayah. Herman Zylgwyn telah meninggal dunia, karena serangan jantung."Mom," panggil Mara, seusai menghabiskan makanannya."Ya?" sahut Gloria."Hmm, Mara udah mikirin sesuatu," kata Mara. "Mara... mau kuliah."Gloria menyambut keinginan Mara dengan senyuman. "Akhirnya, kamu mau mikirin soal ini. Kamu mau kuliah di mana? Ambil apa? You know, Mommy gak pernah memaksa kamu kuliah di universitas tertentu, ambil jurusan tertentu. Karena kamulah yang akan menjalaninya kelak."Mara mengangguk. "Mara mau ambil sekolah bisnis di... London."Senyum Gloria mulai redup. "Luar negeri

  • Cintaku yang Terbaik   42. Menemanimu

    Hari sudah siang.Pak No datang ke rumah sakit, membawakan pakaian ganti untuk Milka, dibungkus sebuah tas. Selma yang menyuruhnya. Memang, setelah dibujuk oleh Panji, akhirnya Milka mau tidur di ruangannya."Pa, aku mau jenguk temen aku itu," kata Milka, setelah selesai mandi dan berganti pakaian."Sarapan dulu," kata Panji. "Tuh, Papa udah beliin nasi uduk. Enak, deh." Ia tahu, Milka sepertinya masih khawatir dengan kondisi Mara. "Belum jam besuk juga."Milka pun menurut.Panji memperhatikan, ada yang tidak biasa di antara Milka dan pasien laki-laki itu. Mengingatkannya pada dirinya saat muda bersama Amanda saat semuda mereka. Apakah.... di antara Milka dan Mara ada hubungan semacam itu? "Anak kita sudah besar, Yank," ucapnya dalam hati.Di sebuah bangsal rumah sakit yang sunyi. Di dalam kamar yang juga hampa dengan kehidupan. Seorang pasien wanita terbaring koma. Pada tubuhnya menempel sejumlah selang dan kabel yang terhubung dengan mesin-mesin penunjang kehidupan. Hanya bisa dijen

  • Cintaku yang Terbaik   41. Telah Salah Bersikap

    Malam itu. Mara bersama Bimo dan Jodi pergi ke sebuah bar milik keluarga Zylgwyn. Merasa sudah cukup umur, Mara masuk ke sana dan mencoba minum minuman beralkohol. Sebagai peminum pemula, tentu saja, meski cuma bir dengan kadar alkohol rendah, membuat dirinya jadi mabuk. Bimo dan Jodi tidak ikut minum. Mereka mengawasi Mara. Tetapi namanya Mara, tetaplah bos mereka. Malam itu, Mara minum sangat banyak, dan kalau dilarang, pasti ngamuk dan melempar gelas yang dipegangnya. "Heh! Lo itu siapa? Gak usah ngelarang-ngelarang gue. Ya! Ntar, lo takut lagi!" Lantas tertawa. Persis orang gila yang kehabisan obat. Bimo dan Jodi pun tidak bisa apa-apa. Ketika hendak pulang, mereka melihat Mara berjalan sempoyongan. "Mara, gue boncengin lo, ya?" Jodi menawarkan diri. "Apaan sih!" Mara menolak. "Gue masih bisa nyetir!" Dari caranya bicara saja sudah dapat dipastikan, Mara mabuk berat. "Kita ikutin aja dari belakang," kata Bimo pada Jodi. Mara menjalankan motornya. Awalnya dengan kecepatan nor

  • Cintaku yang Terbaik   40. Kamulah Orangnya

    Waktu pun berlalu. Masha berhasil mendapatkan beasiswa sekolah fashion ke New York, Amerika Serikat. Tetapi, dia harus meninggalkan SMA di Jakarta ini, dan pindah ke sana.Selma kembali merasa berat hati, ketika anaknya harus pergi ke tempat yang sangat jauh. "Pikirin lagi, Sha.""Ma, udah berapa kali harus Masha bilang? Masha yakin kok." Masha harus meyakinkan ibunya agar berhenti mencegahnya pergi.Selma menelepon Panji agar segera pulang, supaya bisa bantu membujuk Masha agar membatalkan pindah sekolah ke Amerika."Kamu urus aja gimana baiknya," sahut Panji tanpa memberikan bantuan pada Selma."Mas, mau sampai kapan sih, kamu bersikap acuh sama Masha? Dia itu putri kamu sendiri. Anak kandung kamu." Selma habis kesabaran. "Coba kalau Milka yang begini, kamu pasti akan bela-belain melakukan segalanya. Padahal, darah kamu aja, setetes pun gak mengalir di tubuhnya! Kenapa harus bersikap pilih kasih kayak gini, hah?""Dulu, yang ingin punya anak, siapa?" Panji mengembalikan pertanyaan i

  • Cintaku yang Terbaik   39. Mentas dari Samudra Luka

    Rasa sakit hati, marah, dan kecewa menumpuk jadi satu dan menimbulkan rasa baru bernama benci di hati Masha. Melihat sosok Milka, menyebabkan hatinya kian perih. Karena mengingatkannya pada kejadian malam itu, di mana perasaan Mara terungkap dengan gamblang. Apalagi kamar pintu mereka berdua berhadapan. Setiap pagi, hendak bersiap ke sekolah, mereka sering keluar bersamaan dari kamar masing-masing. Masha selalu membuang muka.Milka merasa sedih dengan situasi ini. Tetapi apa yang dapat dilakukannya? Semua ini gara-gara Mara! Milka jadi semakin tidak suka pada pria itu.Mara tidak bisa diam saja. Ia merasa kurang berbuat sesuatu supaya Milka mau menerima perasaannya. Ia mulai mencari tahu lebih banyak tentang Milka. Yaitu sekolahnya. Hari itu, ia terpaksa bolos sekolah, agar bisa mendatangi Milka di sekolahnya. Karena jam pulang sekolah anak SMP dan SMA berbeda beberapa jam.Bel berdentang. Kemudian para pelajar berseragam putih biru menyeruak keluar melewati ambang gerbang. Tampak se

  • Cintaku yang Terbaik   38. Rasa Salah Tujuan?

    "Lepasin!" pinta Milka, ketika ia dibawa Mara sampai ke tengah hallroom.Mara melepaskannya. "Kamu tunggu di sini. Aku akan mulai pestanya." Ia meninggalkan Milka dengan sejuta kebingungannya.Setelah Mara pergi, giliran Masha datang. "Apa-apaan ini, Milka?""Dia pasti salah gandeng tangan aku, Kak," kata Milka."Jangan bohong kamu! Pasti tiap kali jemput kakak di sekolah, kamu akrab-akrabin Mara, kan?" Tiba-tiba Masha melontarkan kemarahan yang tidak berdasar. Sang adik sampai terperangah saking kagetnya."Aku juga gak ngerti, Kak. Aku gak pernah mengakrabi Mara sama sekali." Milka berusaha menjelaskan pada kakaknya. Kini dia tahu, bahwa cowok yang jadi penebar bunga-bunga asmara di hati Masha itu siapa. Mara. Tapi, apa yang sudah dilakukan pria itu.Masha tidak mempercayai penjelasan Milka, jika membandingkan dengan apa yang baru saja tampak di depan matanya. Apalagi, ketika acara mulai.Mara naik ke panggung, ketika pembawa acara memanggil. Semua orang dipandu untuk menyanyikan lag

  • Cintaku yang Terbaik   37. Yang Paling Sibuk

    "Kakak lagi jatuh cinta, ya?" tebak Milka, ketika mereka baru turun dari mobil, dan memasuki rumah."Ah, kamu nih!" elak Masha. "Gak usah sok tahu, deh." Tetapi raut wajahnya seperti membenarkan tebakan sang adik."Tapi beneran kan, Kak?" Milka semakin menggodanya. Sampai mereka masuk rumah, dan suara canda tawa didengar oleh Selma, ibu mereka."Kalian becandain apa, sih?" tanya Selma. "Kedengerannya heboh banget.""Ini lho, Ma, Kak Masha..." Milka mau meneruskan, tetapi ditahannya, karena ia tahu tadi hanya gurauan."Kak Masha kenapa?" Selma malah mendesaknya untuk bicara."E... Kak Masha..." Tiba-tiba Milka merasa tidak enak sendiri. Seharusnya ia berhenti saja menggoda Masha, sebelum masuk rumah.Kemudian, Masha yang menyadari situasi itu, langsung mengubah arah pembicaraan. "Ah, Mama. Jangan ditanya terus Milka-nya. Ntar kartu aku terbuka semua.""Memangnya ada apa, sih?" Selma masih penasaran."Ini lho, aku tadi tuh baru dapet tugas dari kakak pembina di ekskul tata busana, buat

  • Cintaku yang Terbaik   36. Diri Berbeda

    Untuk ke sekian kalinya, Mara memperhatikan Milka, yang baru datang ke sekolah itu untuk menjemput saudaranya, Masha. Hari itu, Milka memang sengaja tidak turun dari mobil. Ia hanya membuka pintu mobil, dan merasakan embusan angin yang menerpa tubuhnya. Gadis itu disibukkan dengan pekerjaan menggunakan laptop, dan sesekali menelepon.Mara melihatnya dari jendela kelasnya yang berada di lantai dua, dan dari sana bisa melihat pemandangan di depan sekolah, yang mana tempat parkir berada di sana. Ia benar-benar memperhatikan Milka dengan wajah cantiknya yang sangat khas seorang remaja.Tiba-tiba, terdengar suara 'tok-tok' pada meja belajarnya. Pak Anton, guru kelas mereka menegur, karena sejak tadi Mara tidak fokus belajar, malah melamun, dengan pandangan terlempar keluar dari jendela."Maaf, Pak," ucap Mara.Pak Anton melanjutkan pelajaran ekonomi di kelas yang hanya terisi tiga orang tersebut. Kelas khusus bagi Mara, Bimo, dan Jodi, sebagai bentu hukuman sosial, akibat laporan Masha tem

  • Cintaku yang Terbaik   35. Biangnya Rasa Penasaran

    Kemunculan gadis SMP yang mengganggu acara pembalasan dendam untuk Masha, turut mengganggu ketenangan Mara. "Siapa sih, tuh cewek?" Ia mengingat penampilan gadis itu yang mengenakan seragam putih biru khas anak SMP. Wajahnya tidak mirip dengan Masha. "Pasti bukan saudaranya." Tetapi ancaman gadis SMP itu cukup menjadi alasan bagi Mara, Bimo, dan Jodi untuk berhenti mengganggu Masha."Masa lu takut cuma gara-gara anak SMP itu?" ledek Bimo. Tetapi ledekan itu akhirnya kembali pula pada dirinya sendiri."Gue bukannya takut, ya!" elak Mara. "Cuma gak mau berurusan dengan masalah yang jauh lebih rumit. Ngerti gak, lo?"Jodi melirik Bimo, merasa ada yang Mara pendam.Sebenarnya, Milka masih mengkhawatirkan Masha. "Kak, kalo dia macem-macem lagi sama Kakak, kasih tahu aku. Ya?" Ia mengingatkan sang kakak, saat dalam perjalanan ke sekolah."Udah, kamu gak perlu khawatir," kata Masha, menenangkan sang adik. "Kan udah kamu ancam. Mereka pasti gak berani lagi."Mereka lupa, obrolan ini didengar

DMCA.com Protection Status