Belum jauh perjalanan tiba-tiba hujan pun turun, lalu mereka singgah di salah satu teras ruko sambil menunggu hujan reda. Setelah setengah jam menunggu, hujan pun tak kunjung reda. Terpaksa mereka lanjut jalan hujan-hujanan, karena kebetulan tempat mereka singgah tidak terlalu terang dengan suasana remang-remang. Karena takut timbul fitnah dan prasangka orang, terpaksa Adena mengajak Adi langsung pergi dari tempat itu. Mereka basah kuyup, Adi kasihan dengan Adena takut Adena sakit, lalu Adi mengajak singgah lagi. "Kita singgah aja dulu ya, nanti kamu sakit. Aku ngga mau kamunya kenapa-kenapa" "Aku yang sakit atau kamu?" "Ya aku takutnya kamu lah yang sakit" "Kan kamu yang gak bisa kena hujan. Apalagi kalau malam kan? hehehe" "Ih kok kamu tau, memang kamu lah yang selalu perhatiin aku. Yang ngertiin aku banget kan" "Ya tau lah, jelas dong. Gak ada perhatian yang lebih selain dari perhatian aku ke kamu kan? Gak ada juga yang aku gak tau soal kamu, itu kamu sudah mulai pilek kan?
Selesai membeli makanan. Lalu Adena menelpon temannya memastikan sudah pulang atau belum. "Beb dimana? Udah pulang?" "Lagi pulang ini beb, udah mau nyampe rumah. Kamu dimana?" jawab Rara. "Aku di luar juga, tadi keluar lagi beb. Karena ngga berani sendirian di rumah. Ini mau pulang juga" "Oke beb, pulang terus. Aku juga udah nyampe nih" "Iya beb" "Langsung balik aja yuk, Rara udah di rumah" ucap Adena. "Iya, Ayuk. Udah dingin banget nih. Yakin nih aku bakalan demam nanti" "Itulah. Kamunya udah pilek kaya gitu, kan kasian" "Ngga apa-apa sayang. Paling demam bentar doang, besoknya juga sembuh" "Yakin nih, entar beli Paracetamol dulu ya" "Iya bawel, Ayo cepat" Kemudian mereka langsung pulang. Setelah itu, hari-hari mereka seperti biasa. Ada bahagia, canda tawa dan juga rasa sedih. .... Pada suatu saat, Adena menjelang sidang proposal. karena Adena sudah tingkat akhir kuliahnya. Mereka telponan, Adi mengajak Adena keluar tapi Adena tidak mau karena dia sedang sibuk dengan
Cek-cokan pun berlanjut Adi minta tukeran handphone, Adena tidak mau. Kemudian Adi memasukkan handphone Adena ke saku celananya, Adena sudah tidak bisa merebutnya. Mereka naik motor lanjut jalan. Adi sangat marah dengan Adena, tiba-tiba Adena sudah tidak bisa berkata-kata lagi dan langsung menangis di jalan dengan teriakan yang kencang di belakang adi."Sampai hati kamu buat aku kaya gini, besok aku sidang tapi kamu malah ngajak berantem. Antar aku balek. (Sambil nangis kencang)"Teriak saja sepuas kamu, aku gak perduli. Sudah sering banget kamu bohongi aku, aku udah gak percaya sama omongan kamu. Tegas Adi."Adena makin nangis menjadi-jadi.Tiba-tiba Adi luluh dia merasa kasihan dengan Adena yang menangis kencang di hadapannya, karena dia belum pernah buat cewek nangis sampai begitu.
Adi mengantar Adena pulang, tapi handphone Adena di bawa Adi. Sampai kosan Adena menelpon ke nomornya dengan handphone temannya suruh Adi antar balek handphone nya karena Adena membutuhkan handphone nya buat mencari tugas-tugas nya. Adi masih kekeh menanyakan kunci handphone Adena karena mau ngecek isi di dalam handphone apakah Adena masih berhubungan dengan Akmal atau tidak. Kemudian Adi mengalah karena Adena sudah memaksa Adi untuk mengembalikan handphone nya. Pada jam 3 malam kemudian terdengar suara motor Adi yang mengantar handphone Adena."Keluar, ambil HP kamu di atas kursi aku taruh."Iya.Adena menunggu suara motor Adi jauh lalu langsung keluar mengambil handphonenya.Alasan dia bilang buat cari tugas ke Adi, padahal dia takut saat Akmal menghubunginya tidak aktif. Kebetulan Adena menggunakan dua nomor dan dua handphone, yang Adi dan Akmal tau Adena memiliki satu handphone yang sama. Sebelum dia pergi bareng Adi dia sudah mengeluarkan satu SIM card nya. Karena dia harus nunju
Saat Adena pulang padahal keluar dengan Akmal paling lama dua jam, tapi sudah ada puluhan panggilan tak terjawab dari Adi. Dia harus mencari alasan lagi untuk Adi. Akhirnya dia lelah sendiri dengan perselingkuhan itu.Tiba pada saat kuliah Adena selesai.karena hubungan Adena dengan Akmal sudah lumayan lama dan keluarga pun sudah mengetahuinya. Mereka bertanya-tanya kapan Adena dan Akmal akan melangsungkan pertunangannya. Adena pun bingung dengan perasaannya. Kenapa dia harus bersama dengan dua pria sekaligus dia merasa terjebak dalam hubungan yang rumit.Lalu Akmal pun bilang ke Adena, bahwa dia ingin segera bertunangan dan sudah menyuruh pihak keluarganya untuk datang meminang Adena. Pikiran Adena semakin kacau, dia ragu siapa yang harus dia pilih. Di satu sisi ada Akmal yang sudah enam tahun bersama nya keluarga juga sudah mengetahui tentang hubungan mereka. Apa yang di katakan pada keluarga jika dia meninggalkan Akmal.
Bagaimana dengan perasaan Akmal kalau mereka harus putus sedangkan Akmal sudah lama ngomong ke orang-orang bahwa mereka sudah bertunangan dari dulu. Walaupun Akmal tidak menunjukkan rasa sayang yang berlebih seperti Adi, tapi Akmal sangat menyayangi Adena. Akmal mencintai Adena dengan caranya sendiri yang di anggap cuek oleh Adena, tapi di balik itu Akmal adalah pria dewasa yang penuh pengertian dan sangat penyayang. Disisi lain, ada Adi yang buat dia nyaman pria yang romantis yang penuh kasih sayang yang menjadikan dia prioritas dalam hidupnya. Adena benar-benar bingung apa yang harus di lakukan nya.Lalu Adena meminta sara pada teman-temannya."Kawan, tolong aku beri aku saran. Siapa yang harus ku pertahankan, aku mencinta Adi tapi bagaimana dengan bang Akmal, aku tidak suka dengan sikap bang Akmal terhadapku, dia terlalu cuek tidak memperdulikan aku kadang dia lebih milih menghabiskan waktu bersama temannya di banding aku.
Tapi kalau Adi, kapan pun aku mau dia selalu ada dia juga menjadikan aku sebagai prioritasnya."Menurut aku, pertahankan bang Akmal hubungan kalian sudah lama jangan karena orang baru kamu rela ninggalin orang yang sudah bertahun-tahun sama kamu beb."Adi bukan orang baru, dia mantan aku dulu sebelum kenal bang Akmal."Jangan kamu tinggalin bang Akmal beb, kasian dia. Kasihan hubungan sudah lama di perjuangin tiba-tiba kandas begitu saja. (Nada tegas)"Iya beb, aku lihat bang Akmal juga baik sama kamu, lebih perhatian. Lihat saja perjuangan buat kamu, kadang malam-malam anterin makan buat kamu jauh-jauh loh."bang Akmal juga lebih dewasa sedangkan Adi seumuran sama kamu beb, kamu lebih cocok sama bang Akmal."Tapi aku mencintai Adi gimana? (Nada sedih)Adena kebingungan, intinya teman-temannya tidak ada yang mengsupport dia dengan Adi.
Setelah berpikir panjang tiba pada hari Akmal mengajak Adena buat memilih cincin dan gelang pertunangannya, karena tanggal pertunangannya sudah di tetapkan dalam waktu sebulan kedepan. Adena ikut Akmal memilih perhiasan itu, setelah selesai Akmal mengantar Adena ke kosan dan dia langsung pulang karena waktu masuk kerja sebentar lagi.Tiba di kosan, ada teman Adena duduk di teras. Adena ngomong ke temannya."Aku sudah memutuskan beb, aku akan bertunangan dengan bang Akmal awal bulan depan."Serius kamu beb. Jangan lagi nanti udah tunangan kamu macam-macam lagi."Udah enggak beb, kali ini aku serius. (Sambil mengeluarkan SIM card dari Handphone nya dan mematahkan nya menjadi dua)"Lihat, aku serius kan. Ini nomor yang ada sama si Adi. Aku awali yang baru. Selamat tinggal masa lalu (Sambil membuang potongan SIM card itu)"Kamu yakin beb"Yakin banget.Adena terdengar sangat meyakinkan seolah-olah dia bisa melepaskan Adi dengan sangat mudah, namun ternyata malah sebaliknya.
keesokan harinya.......Akmal pulang kerumah Adena pada sore hari. Adena menyambut kepulangan Akmal dengan senyuman bahagia.Malam pertama mereka sudah tiba, tetapi mereka tidak bisa melewatinya seperti orang-orang biasa pada umumnya.Mereka tidak bisa menghabiskan malam pertama dengan penuh cinta. Tidak bisa memadu kasih dan asmara di antara pasangan yang baru menikah.Mereka hanya melewatinya dengan bermanja-manja. Namun gairah di antara mereka harus tertahankan.Dikarenakan Adena kedatangan tamu yang tak di undang pada hari Akad mereka.Akmal sudah mengetahuinya, namun dia sengaja bercanda dengan Adena yang terlihat malu-malu.Saat mereka sedang asyik bercerita dan bersenda gurau. Tiba-tiba Akmal menanyakannya pada Adena."Udah bisa kita mulai?" tanya Akmal sambil menggenggam tangan Adena dan mendekatkan wajahnya ke muka Adena, lalu ia tersenyum."mulai apaan?" sahut Adena yang deg-degan."yahh apalagi yang di lakukan pasangan yang baru menikah hehe""ih kan udah di bilangin lagi
Setelah acara akad selesai, Adena melanjutkan foto preweddingnya yang di rencakan di tepi pantai.Saat di perjalanan, Eci menunjukkan respon Adi pada foto Adena di medsosnya.Sambil membisikkan "coba liat!" Sembari menunjukkan pada Adena.Lalu Adena memberi isyarat "ssstttt.." karena Akmal berada di sampingnya. Adena dan Eci ketawa senyam- senyum karena membahas Adi.Akmal tidak menghiraukannya, karena di dalam mobil itu ada beberapa orang lagi teman yang lain.....Tiba di tempat tujuan mereka.Lalu mereka lanjut mengambil gambar agar segera selesai.Namun Adena merasa risih saat bergaya, karena fotografernya itu si Rudy pernah naksir dengan Adena. Bahkan pernah mengajak Adena buat berpacaran, namun karena mereka bersaudara jadi Adena menolaknya.Karena Adena yakin, bahwa Rudy juga hanya main-main saja. Karena sifat playboynya yang tidak bisa di hilangkan.Adena mengacuhkan omongan Rudy pada dia.Setelah selesai berfoto, mereka makan bersama di tepi pantai.Lalu Rudy banyak mengambil
Ternyata saat itu Adi sudah lama mengakhiri hubungannya dengan Mila. Dia masih berharap pada Adena mungkin suatu saat, Adena akan memilihnya walaupun Adena sudah bertunangan. Namun harapannya jadi sia-sia, karena Adena yang sudah menetapkan tanggal pernikahannya dengan Akmal. Jelang beberapa hari acara pernikahan, Adena menghilang lagi tidak lagi mengabari Adi. Adi sudah menebak dengan menghilangnya Adena yang tidak ada kabar lagi sama sekali. Di hatinya berkata jelas apa yang akan terjadi kedepan. Namun dia mencoba mengacuhkan apa yang di katakan hatinya. Berharap Adena hanya hilang sementara mungkin karena kesibukan yang lain. Bukan karena sedang mempersiapkan pernikahannya dengan Akmal. ... Tiba pada hari pernikahan Adena. Hanya melangsungkan akad pernikahan saja, belum melakukan acara resepsi. Karena peresmian pernikahan yang akan di rencanakan beberapa bulan kedepan. Setelah akad selesai, di gelarkan acara foto bersama. Lalu Eci temannya Adena mengupload foto Adena denga
Akhirnya Adi dan Adena sudah berbaikan lagi. Hari-hari mereka selanjutnya seperti biasa, kadang baik-baik saja yang di Sertai dengan keromantisan yang luar biasa. Kadang juga bertengkar saling merajuk namun tetap merujuk. Tetapi karena sifat Adi yang selalu mengalah dalam hubungan mereka, makanya mereka bisa bertahan sampai saat itu. Kalau menuruti sikap Adena yang keras kepala dan sangat egois, mungkin sekarang ini mereka sudah bukan siapa-siapa lagi. Kalau di pikir-pikir beruntung sekali Adena bisa mengenal Adi, sosok pria yang selalu mengerti akan dirinya. Namun apa boleh di kata, Adena hanya menjadikannya sebagai orang ketiga dalam hubungannya dengan Akmal. Pada suatu hari, saat masa-masa mereka sedang berbahagia. Adi Takut Adena tiba-tiba menghilang seperti sebelumnya, saat Adena mau bertunangan dulu. Jadi Adi bilang ke Adena. "Kalau mau menghilang bilang-bilang ya biar aku ada persiapan" "Maksud kamu apa?" "Ya kalau ada rencana buat menghilang, mau berapa bulan atau ber
Adi tiba-tiba terdiam dan kelihatan jelas di matanya yang mulai menunduk dan mengalihkan tatapannya dari Adena.Dia merasa sedih bercampur kesal karena Adena pernah melarangnya untuk mengekspos foto mereka berdua. Adi merasa percuma ada foto kalau untuk di pamerkan saja tidak bisa. Dia benci dengan keadaan itu.Lalu Adena melanjutkan " kok ngomongnya gitu?""Kan benar, buat apa aku tanya? Kalau sudah foto-foto, terus buat di hapus lagi gitu? Untuk apa? Percuma kan?"Ya sudah, nanti kirimkan ke aku saja kalau kamu tidak mau""Setelah aku kirim buat kamu, kamu kemanakan? Buat di lihat-lihat saja? Di upload ke medsos memang gak mungkin sama sekali, ujung-ujungnya di hapus juga kan? Percuma, gak ada artinya juga"Adena terdiam, sambil makan es krim dia berpikir yang di omongin Adi ada benarnya juga.Dia merasa dengan begitu dia telah menyakiti Adi lagi tanpa sengaja.Lalu Adena mengalihkan pembicaraannya, namun Adi masih terlihat kesal.Adena melucu, Adi juga tidak terpengaruh dia tetap
Kemudian mereka tidak membahasnya lagi dan mereka lanjut jalan dengan santai.Tiba-tiba hujan pun turun, Untung saja tempat tujuan mereka sudah dekat.Saat tiba di kafe tersebut Adi menurunkan Adena dan langsung memarkirkan motornya.Kemudian Adena memperbaiki riasannya karena kehujanan tadi, Untung saja hujan nya belum lebat masih gerimis. Jadi dia hanya cukup mengelap wajahnya saja dengan tissu.Adena menyuruh Adi masuk duluan tapi Adi mau menunggu Adena."Kamu masuk duluan aja gih! Gerimis nih entar pilek lagi hehe" nada mengejek Adi yang tidak bisa kehujanan sedikit pun karena gampang pilek."Enggak, aku nungguin kamu aja""Lama nih, mending duluan aja langsung mesan terus""Enggak, entar aja barengan. Selama apa pun itu tetap aku tungguin kok""Yakin?""Iya, gak nyaman aja aku kalau ninggalin kamu disini""Lah kenapa? Kan dekat nih, kamu juga bisa lihat aku dari sana""Tetap gak mau aku, barengan saja nanti, gak usah bawel ya""Oke lah kalau gitu"Itu juga kebiasaan Adi, setiap m
Adi langsung naik motor Adena bergegas berangkat sedangkan jey langsung balik kerumah..Saat di jalan mereka masih membahas kejadian lucu tadi. "Eh lucu banget tadi aku lihat kamu kaya lagi ngintip-ngintip orang gitu, masak aku di depan malah lihatnya ke belakang haha" ucap Adena sambil ketawa lepas."Kan aku mikirnya kamu juga bakal lewati jalan itu bawel (sambil mencubit pipi Adena) makanya aku lihatnya kebelakang terus dari tadi haha"Kebiasaa Adi yang selalu mencubit pipi Adena karena geram."Ya kan biasanya juga aku lewat jalan pintas itu kan?""Ya mana tau aku kalau kamu bakal ambil jalan pintas itu sayang" sambil menggenggam erat tangan Adena."Ya kan aku mau cepat-cepat ketemu kamu loh hehe" (sambil memeluk dan melihat ke muka Adi)"Masak?" Tanya Adi mengejek."Serius hehe""Memang kamu ya, pinter banget buat orang senang" sambil mencium tangannya Adena.Itu juga kebiasaan Adi yang selalu menggenggam tangan Adena dan juga menciumnya.Adi selalu menggenggam erat tangan Adena
Adena belum juga berubah dia belum bisa menjaga kesetiaannya terhadap Akmal.Lebih-lebih lagi di tambah dengan kehadiran Fadhil, sekarang bukan hanya ada Adi saja yang merupakan orang ketiga dalam hubungan Adena dengan Akmal malahan bertambah dengan Fadhil.Namun yang di prioritaskan oleh Adena tetap saja Adi.Pada suatu malam Adi mengajak Adena keluar, kebetulan kosan Adena berdekatan dengan rumah kawannya Adi.Saat itu Adena dalam posisi sudah bertunangan."Keluar yok. Jalan-jalan" Adi mengajak."Kemana?""Makan es krim juga boleh"karena Adi tau kesukaannya Adena. Kalau mereka keluar selalu beli es krim dalam kemasan."Ywd ayok, kebetulan lagi ingin makan es krim"Lalu mereka keluar jalan-jalan dan Adi menunggu di depan indomaret. Adi di antar oleh temannya, jey.Sebelum berangkat."Jey anterin aku yok bentar""Kemana? Hayoo?" Tanya jey penasaran."Ada lah, mau kemana lagi aku mau keluar bareng Galeun" (panggilan Adi untuk Adena) pada teman-temannya.Dengan menyebutkan Galeun, jey
Adi benar-benar marah dengan kehadiran sosok Fadhil dalam kehidupan Adena.Dia tidak mau Adena bermain curang dengan pria lain. Selain dia masih sangat cemburu dengan kehadiran orang lain dia juga tidak mau Adena jadi perempuan yang tidak benar.Dia takut Adena di apa-apakan oleh orang lain karena dia sangat menjaga Adena selama ini.Dia selalu mengingatkan Adena agar jangan macam-macam. Kasihan akan tunangannya Adena dan dia juga tidak mau Adena dekat dengan orang lain.Alasan yang lebih jelas karena dia cemburu, dia takut Adena akan dekat dengan orang lain seperti mereka dekat selama ini.Adi menanyakan "siapa dia?""Kamu tidak kenal" jawab Adena.Rasa ingin tau Adi begitu besar tapi Adena tetap merahasiakan identitas Fadhil.Saat Adena sedang telponan dengan Adi, lalu Fadhil menelponnya dan nomor Adena sedang berada di panggilan lain.Fadhil pun menunjukkan kecemburuannya pada Adena, dia kesal tidak jelas."Telponan sama siapa?" Chat Fadhil."Sama mantan" Balas Adena.Fadhil langsu