"Laper?""Iya, aku beneran laper ...." keluh Lola seperti anak kecil manja yang minta makan pada orang tuanya. Reynald yang tadi wajahnya sudah serius dan sudah memikirkann pekerjannya, kini jadi tersenyum dan menepuk-nepuk kepala Lola."Mbak, di sini ada restoran kan?""Oh ada Pak! kalau ingin pesan makan juga bisa!"Jawaban receptsionist yang membuat Reynald menengok pada Lola. "Udah dengar sendiri kan kalau di sini ada makanan?"Reynald diam sejenak membiarkan Lola merespon meski dengan anggukan kepala."Nanti pesen aja apa yang kamu mau makan di sana! Nggak usah mikirin masalah bayaran nanti aku yang bayar sekalian semua sama treatment kamu di sini!" Penjelasan yang membuat Lola mengangguk mengerti tapi terlihat kalau dia tidak terlalu suka dengan jawaban Reynald."Kenapa? kok senyumnya ketahan gitu?" Reynald menganalisa."Hmmm ... aku suka sama masakan bang Rey, hehe!""Ish!" jawaban Lola tentu saja membuat Reynald mencibir. "Aku kan bukan juru masak. Kapan-kapan aku masakin la
"Bang Rey ... Tapi bener kan aku masih bisa sekolah?""Hmm!" Reynald mengangguk."Ya jelaslah kamu masih bisa sekolah! Udah jangan kasih aku pertanyaan yang aneh-aneh!"Dan Lola baru saja ingin melangkah menaiki tangga masuk ke teras rumah kakeknya tapi ada sebuah mobil yang datang dan ini nampaknya mobil yang dikenal oleh Reynald juga. Dia pun menunggu sampai orang tersebut turun dari mobil."Itu adalah orang tua palsumu!"Kata-kata yang keluar dari bibir Reynald sesaat setelah dia tahu siapa yang datang."Selamat malam Bos.""Apa pekerjaannya?""Sesuai yang Anda katakan Bos, pekerjaan dalam acara ini, guru!""Kau dengar?" Reynald melirik pada Lola yang kini juga mengangguk.Aduh orang tuaku nggak sejelek itu kali! Dua orang ini di dapat dari mana? Kayak gembel! hihihi. Aku ngebayangin mama jadi agak sawo mateng kejemur gini, sama papaku pakai baju kayak gitu gimana ya? pikir di hati Lola yang melihat keduanya dengan pakaian biasa. Prianya memakai batik dan wanita yang katanya sebaga
"Mas Rudi, Mela ...,"Nama yang disebut oleh Linda, Ibu dari Reynald, membuat Lola yang tadinya sedang menunduk membelalakan matanya dan menatap ke arah yang semua orang tuju.dag dug dag dug!Lemas sudah hati Lola."Apa kamu mengenal mereka?"Bukan karena Lola tak sopan tidak ingin menjawab pertanyaan dari kakek Reynald. Tapi karena rasa kagetnya dia tidak bisa berkata apapun tapi Reynald dengan wajah terlihat memerah dia menatap Lola, seakan menyelami arti wajah panik itu."Kau mengenal mereka?""Lola! kau membuat masalah besar! Ayo kita kembali ke rumah!"Ini adalah sesuatu yang complicated. Pria bernama Rudi, dia langsung mendekat pada Lola lalu menariknya."Papa?"Dengan suara bergetar Lola memberanikan diri bicara. Dia mau menahan dirinya, tapiPLAAAAK!"Kau memalukan nama keluarga! Berani-beraninya kau melakukan ini? Apa kurangnya dari semua yang kau dapatkan di rumah Lola?"Tamparan itu terasa panas di wajah Lola. Tapi itu tak masalah, perih di hatinya yang masalah. Dia tak be
BRAAAK!Suara pintu yang tertutup sangat keras membuat hati Lola berdenyut. Kedua orang tuanya sepertinya sangat marah padanya. Wajar sih, dia sudah melakukan perbuatan yang salah. Tapi apa yang bisa dilakukan Lola sekarang? Sedangkan hati Lola jadi galau. Lola tidak menyangka saja kalau orang tuanya mengenal keluarga Reynald. Dan semua kesalahan ini karena Lola yang sudah bermain api lebih dulu.Bruuuuuum!Kini suara mobil menderu karena diinjak pedal gasnya cukup dalam oleh papanya. Ini membuat Lola tersenyum getir. 'Pantas aku seperti mengenal mobil ini. Ternyata benar ini adalah mobil Papa!' bisik hati Lola yang hanya bisa bergeming di jok penumpang belakang.Suasana di dalam mobil itu sunyi. Tidak ada satupun percakapan yang dimulai baik oleh papanya maupun mamanya.'Sepertinya hubungan papa dan mama ga baik dengan keluarga Bang Rey!' Lola bergeming lagi di hatinya. Ini berdasarkan prasangkanya saja,Lola tidak tahu apakah dia akan dihakimi atau tidak karena keruwetan yang dibua
"Tapi ...,""Maaf Nona tolong jangan mempersulit kondisi ini! Kami hanya menjalankan tugas!"Kalau dipikir-pikir dengan hati nurani tidak ada penjaga yang tega untuk membuat Lola tetap berada di dalam rumahnya dan menjalankan hukuman dari ayahnya. Tapi mereka tidak ada pilihan. Mereka digaji untuk itu. Lagipula bukankah semua orang tua tidak akan pernah menyakiti putrinya?Dengan berat hati pengawal-pengawal itu mencoba menutup pintu dan membiarkan Lola di dalam meskipun mereka juga tidak enak melihat lelehan air mata Lola"Aku nggak bisa keluar!"Hanya kata-kata lirih itulah yang keluar dari bibir Lola kemudian di saat yang bersamaan"Non, apa mau disiapkan sarapan paginya?"Sapaan asisten rumah tangga baru saja terdengar di telinga Lola di saat dirinya masih membalikkan badan menatap ke pintu rumahnya. Pembantunya datang dari belakang dan ini membuat Lola menghapus air matanya dulu, dia tidak ingin terlihat menangis walaupun Lola yakin kalau pembantunya pasti tahu dirinya baru saja
"Tidak boleh! aku tidak boleh negatif thinking! Pasti ini karena aku ketiduran aja makanya Si bibi enggak bangunin aku pas mama dan papaku datang!"Lola sih berharap kalau dirinya hanyalah berprasangka saja padahal ayah ibunya tidak seperti itu, Lola berusaha positif! Karena itulah pagi ini Lola segera keluar dan menemui pembantunya"Bi, kenapa enggak ngebangunin aku waktu papa dan mama datang?"Lola langsung menanyakan pada masalah intinya dan ini memang seperti menuduh."Maaf Non. Tapi Nyonya dan Tuan memang tidak pulang ke rumah! Bukannya bibi tidak mau membangunkan Non!"Hancur hati Lola ketika mendengar penjelasan dari pembantunya. Getir hatinya dan membuat Lola ingin menangis. Ke mana orang tuanya? kenapa tak memprdulikannya?Tapi"Lola, apa kabar?" Sapaan dari belakangnya membuat Lola sedikit terhenyak dan menengok ke arah sumber suara."Mas Isal?"Lola lupa kalau dia pernah janjian dengan Faisal ingin bertemu. Dan karena itu Faisal datang ke rumahnya kah?Ada senyum di wajah
"Huh? Apa Lola?" Bukan nama yang dipanggil Lola yang menimpali. Tapi seseorang yang ada di samping Lola, yaitu faisal. Namun sayangnya Lola tidak menatap padanya. Pandangan matanya masih tertuju pada seseorang yang pas sekali baru saja menyelesaikan urusannya dan kini dia sudah berdiri menatap ke arah pintu di mana Lola masih berdiri di sana."Bang Rey, a-aku --" Lola tentu saja terburu-buru menghampiri Reynald. Dia ingin bicara dengan pria itu dan mengutarakan semua pertanyaan yang bisa dijawab oleh Reynald ditelepon.Tapi sayangnya"Reynald, siapa gadis ini?" Pertanyaan inilah yang membuat Lola tidak jadi bicara. Seseorang yang ada di samping Reynald membuat Lola berdiri kaku. Lola tak siap dengan yang dilihatnya.'Siapa wanita ini? Dia terlihat elegan sekali dengan pakaiannya. Sangat rapih, seperti wanita berpendidikan tinggi dan sangat berkelas!' Lola berpikir seperti ini bukan karena siapa yang lebih kaya dan siapa yang miskin. Lola juga dari keluarga yang berpengaruh. Tapi dia
"Apa salahnya sampai kau bersikap kasar padanya?" Faisal tidak tahu apa yang diperbuat oleh Lola tapi cara Reynald terlalu buruk dan membuatnya protes. Faisal sendiri tidak pernah bersikap kasar seperti ini kepada Wanita. Dan ini sangat tidak sopan, membentak dan mengusir di depan khalayak ramai. Faisal tahu, Lola tak mungkin mmengejar Reynald kalau tidak ada masalah. Karena itulah dia meninggikan suaranya."Mas Isal udah!"Lola mencoba untuk menenangkan Faisal, meski masih sambil sesegukan. Dia tidak mau sampai ada keributan karena dia datang ke sini untuk minta maaf pada Reynald. pandangan matanya lalu mengarah lagi pada Reynald"Bang Rey!"Lola baru ingin mengutarakan isi hatinyaTapi"Hei tunggu dulu dia masih ingin bicara denganmu!”Faisal yang justru nyolot karena Reynald pergi begitu saja tidak mempedulikan Lola. seakan-akan memang benar, mereka tidak pernah mengenal satu sama lain! Sikapnya dingin dan cuek begitu memilukan hati Lola. Ingin rasanya Faisal mengejar dan meninju w
'Kenapa kejam banget sikapnya ke Bang Rey? Apa papa gak liat orang disampingku sangat serius punya niat serius dan perhatian padaku?'Sayangnya Rudi, papa Lola sudah sangat membencinya sehingga tidak ingin berlama-lama mendengarkan Reynald yang membuat hati Lola perih. Reynald sudah menunjukkan kasih sayangnya pada Lola dan perhatiannya yang begitu besar. Kenapa papanya tetap tak mau mendengarkannya dan tergugah hatinya?Lola tak mengerti. Tapi ini sangat menyakitkan bagi Lola."Baiklah kalau memang itu mau Anda!" Reynald bicara lagi."Saya yakin orang seperti Anda tidak mungkin Lost dan tidak memperhatikan Lola bukan? Anda pasti tahu kalau saya membawanya. Jam setengah delapan sekarang, tak mungkin Anda masih ada di rumah Anda," sindir Reynald yang sengaja ingin menunjukkan pada Lola kalau orang tuanya sudah tahu tentang kedatangan mereka."Apa maumu?"Tak menjawab, Rudi malah terlihat makin sinis."katakan saja apa maumu dan jangan menghabiskan waktu ku""Freddy, tunjukkan pada mer
"Bang Rey, tapi--"Lola ingin mengelak permintaan dari seseorang yang sangat dicintainya itu.CUP!"Aku tahu kamu nggak akan tenang. Kamu takut orang tuamu akan menyanggah lagi dan membuat masalah denganku bukan?"Ya jelas Lola mengangguk karena itu semua sesuai dengan ketakutan yang ada dalam benaknya"Udah, nggak usah khawatir, Lola! Aku tahu apa yang harus kulakukan dan tidak ada yang bisa membuat masalah denganku, Lola! Tenang saja." Reynald ingin meyakinkan dan tak mau Lola banyak pikiran."Tapi Bang Rey?""Lola, kalau kita nggak ketemu sama orang tuamu dan menyelesaikan masalah ini. kita tidak bicarakan dengan mereka baik-baik. Ya jelas saja semua ini tidak akan pernah selesai. Ujungnya mereka akan mengejar-ngejar aku atau mereka akan membuat masalah dengan pernikahan kita. Dan ini juga akan membuat mereka benci pada kita! Mau sampai kapan semua kebencian ini diteruskan?"Kini Reynald memegang wajah Lola dengan kedua tangannya mencoba meyakinkan wanitanya saat mata mereka bertau
"Yah, karena memang ayahku ingin kembali bersama ibuku Lola!""Eh, tunggu, tadi bukannya kata Bang Rey, ayah Bang Rey nggak bisa move on dari mamaku terus hubungannya papa bang Rey sama mamanya Bang Rey jadi berantakan?""Yep! Yang ku tahu begitu. Makanya aku dalam dilema saat tahu siapa kamu," jujur Reynald."Pertama, aku kesal dengan ayahku dan aku juga kasihan dengan ibuku. Kesal dengan ayahku karena dia lebih memilih ibumu sampai ibuku sakit makanya aku kecewa pada diriku kenapa aku bisa dekat dengan anak seorang wanita yang telah membuat keluargaku sendiri berantakan." Reynald diam sambil mengelus wajah Lola."Di sisi lain aku juga kesal karena aku tidak bisa berbuat apapun dan tetap harus mengikuti arah yang d
"Me-memang apa yang terjadi Bang Rey?" Lola takut-takut bertanya."Ibumu, Dia adalah orang yang membuat ayah dan ibuku berpisah!"Kaget Lola mendegarnya. Tapi dari pandangan mata Reynald pria itu tidak bercanda saat menjelaskan ini."Ibumu belum menikah dengan ayahmu. Dan dia adalah wanita yang sangat dicintai oleh ayahku sampai dia tidak bisa sama sekali melihat ibuku!" lalu Reynald menunduk dengan tawa yang masih tersemat di bibirnya"Ibuku sangat mencintai ayahku! Dia mencoba mengejarnya dan membuatnya mencintainya. Dia benar-benar tulus sekali padanya. Tapi sayangnya ayahku hanya melihat pernikahannya seperti pernikahan yang memang sudah dipersiapkan oleh keluarga kami. Hingga akhirnya dia berselingkuh di belaka
"B-bang Rey, udah gak benci aku lagi?""Hmm, sebenarnya aku membencimu ketika aku memikirkan tentang keluargamu dan orang tuamu."Reynald tersenyum yang lebih menyerupai ringisan dan menunjukkan rasa bersalah di wajahnya, sungguh sebuah senyum yang tak membuatnya bahagia."Tapi kau bukan mereka!" Reynald menyadari kesalahannya."Seharusnya aku sadar kalau aku tidak bisa melimpahkan semua emosi dan kemarahanku padamu, Lola." Reynald menggelengkan kepalanya pelan"Tapi kondisinya kemarin sulit sekali untukku Dan aku tahu itu juga sulit untukmu! Dan seharusnya aku memikirkan tentang dirimu aku tidak egois cuma aku tidak tahu bagaimana aku harus berpikir! Aku-- aku sudah menyia-nyiakanmu, Lola. Aku tahu seharusnya tidak semudah ini aku minta maaf padamu setelah apa yang sudah kulakukan padamu.""Bang Rey, hhh!""Hey jangan menangis sayang!"Reynald dengan lembut mengusap air mata itu dan dia mendekat kepada Lola menempelkan bibirnya di wajah tepat di mana tadi dia menggerakkan tangannya m
"Apa kau sudah menyelidiki teman wanitanya tadi? kalau dia adalah gadis baik-baik saja dan tak ada intrik apapun, Ferry?"Bukan masalah apa yang ada di perekam suara yang masih di pegang Ferry, ajudannya yang ditanyakan pria itu."Sudah Tuan Reynald.""Bagaimana hasilnya?"Reynald justru mengkhawatirkan yang lain!Dan selama ini memang dia selalu saja memperhatikan wanita yang sudah pergi dengan bus itu. Tapi tentu saja dia melakukannya diam-diam supaya semua gerak-geriknya tidak diketahui oleh asisten kakeknya."Dari hasil pantauan orang suruhan saya, tidak ada yang terlalu aneh padanya. Gadis itu normal seperti kebanyakan mahasiswa pada umumnya. Semua terlihat baik-baik saja tapi saya juga tidak tahu dengan siapa saja dia berkomunikasi. Hanya saja, Lola sepertinya cukup dekat dengannya dan banyak bicara dengannya. Mungkin satu-satunya cara kita mengetahui bagaimana hubungan mereka dari rekaman ini?""Hmm. Tadi dia pergi ke arah sana! Apa kau sudah menyuruh orangmu untuk mengikutiny
"Huh, tebakanku yang pertama gagal! Apa mungkin kau--"Brenda tidak melanjutkan kata-katanya tapi lirikan matanya tertuju pada salah satu bagian tubuh Lola yang membuat wanita itu mengangguk"Kau benar Brenda. Aku punya bayi di dalam kandunganku!""Wow!" Sebuah penegasan yang membuat Brenda membuka mulutnya, termangu."Sorry, Jadi biar aku tebak! Apa keluargamu gak tahu soal ini?" Setelah mengembalikan pikirannya untuk fokus, Brenda menyuguhkan analisanya lagi, yang dijawab dengan anggukan kepala Lola. "Tidak Brenda, keluargaku gak tahu!"Lola masih menatap Brenda dengan wajahnya yang terlihat cemas, lebih tepatnya, kalut."Tidak ada yang boleh tahu! Aku harus melindungi anak ini dari keluargaku dan aku tidak bisa kalau aku gak dapat scholarship!" "Apa semua pendidikanmu bergantung pada itu?"Kembali Lola menggelengkan kepalanya"Tapi keluargaku tidak akan pernah menerimaku kalau mereka tahu kalau aku mengandung! Itu artinya mereka tidak akan membiayaiku lagi dan ini akan rumit! Biay
"Hahaha! Kau pasti bercandakan?""Apa aku terlihat bercanda, J?" sindir Brenda sambil melambaikan tangannya dan dia menarik tangan Lola cepat-cepat seakan tidak mau keduluan dari Jeremy."Aku rasa sekarang kau sudah aman!" ucap Brenda yang bibirnya kini tersenyum simpul dengan ekor matanya menjurus pada Lola."Sekali kau terpikat pada pria macam dia, kau tidak akan pernah lepas darinya, sayang! gadis polos sepertimu akan jadi sasarannya!""Tapi sekali aku dekat denganmu, aku tidak akan menjadi teman wanitamu, kan Brenda? Teman wanita yang maksudku dalam hubungan tidak wajar loh!""Hahaha! Tenang saja kau aman denganku! Aku hanya pura-pura saja kok. Yang penting kau tidak diganggu olehnya!" tegas Brenda. Dia bicara sudah menarik tangan Lola menjauh. Dan mereka memang menuju ke gedung administrasi. Jeremy setelah mendengar itu, untungnya dia memang tidak mengikuti lagi."Baiklah terima kasih atas bantuanmu, Brenda! Tapi bisakah kau beritahukan padaku Apa alasanmu mau menolongku?" Sambil
"Tidak, aku tidak boleh gegabah! Aku belum tahu siapa Brenda!" Lola masih menahan dirinya. Dia memang butuh pekerjaan dan Lola juga punya nomor telepon Brenda, tapi rasa khawatirnya dan tak mau sampai memilih orang yang salah untuk berteman dan dimintai pendapat, membuat Lola menyurutkan niatnya Sehingga"Sudahlah sekarang yang penting aku harus berjuang supaya aku bisa masuk ke universitas terbaik di sini, untuk lima puluh ribu dolar tabungan! Aku masih punya waktu seminggu bukan?"Lola bukan dari keturunan orang bodoh! Mela adalah wanita yang sangat pintar! Begitupun dengan ayahnya Rudi, Mereka berdua adalah orang dengan kepintaran di atas rata-rata! Cukup jenius sehingga untuk Lola yang merupakan anak keduanya, apalagi ditambah keinginannya yang kuat, sangat mudah sekali untuk mempersiapkan diri. Dia sangat serius dan Lola tidak membuang-buang waktunya untuk sesuatu yang tidak berguna'Demi hidupku! Demi masa depanku dan terutama demi menyambung hidup bersama anakku! Aku tidak bo