Beranda / Romansa / Cintai Aku Suamiku / 3 Awal Rasa Sakit

Share

3 Awal Rasa Sakit

Penulis: Ria Wijaya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Tidak terasa tiga bulan sudah Ellena tinggal di negara ini. Dan selama itu pula Ellena sudah bekerja di majikan yang sama dengan Erwin. Ellena meminta diberi pekerjaan kepada Erwin, dia ingin mendapatkan uang untuk bisa kembali ke negara asalnya.

Tuan Deffin adalah seorang tuan muda penguasa negeri ini, dia memiliki seorang istri yang cantik dan baik hati yang bernama Azkia, mereka berdua sudah dikaruniai seorang putra yang bernama Reynand, seorang bayi lelaki yang tampan dan menggemaskan yang sudah berusia empat bulan.

Ellena bekerja sebagai pengasuh Reynand, setelah Erwin memberikan beberapa pilihan pekerjaan kepada Ellena, Ellena lebih memilih menjadi pengasuh bayi, karena dia memang suka dengan anak kecil.

Dan selama tinggal di rumah Deffin, Ellena menjadi sedikit lebih banyak mengetahui tentang Erwin yang sangat misterius baginya.

****

Pada waktu menjelang siang, Azkia dan Ellena sedang duduk santai sambil mengasuh Reynand, Azkia yang sangat suka dengan sifat gadis polos yang sedang duduk di depannya, berencana ingin menjodohkannya dengan Erwin.

Azkia semakin girang di dalam hati, ketika melihat Ellena yang menatap Erwin tertarik, di saat Erwin sedang tidak sengaja lewat di belakang Azkia.

"Ehm." Azkia berdehem melihat kelakuan Ellena yang mencuri pandang ke arah Erwin.

Ellena yang mendengar deheman Azkia mendadak salah tingkah, Azkia yang melihat ada semburat merah di pipi Ellena sudah tidak bisa menahan senyumnya lagi.

"Sepertinya kamu tertarik dengan Erwin," ujar Azkia. 

"Tidak, Nona!" jawab Ellena panik. 

"Hehehe ... Sudahlah Ellena, kamu tidak bisa menutupinya dariku." 

"Nona, mana mungkin saya berani menaruh rasa suka kepada tuan Erwin yang seperti tidak tersentuh itu," ujar Ellena lirih.

Sejak pertama kali bertemu dengan Erwin, Ellena memang sudah jatuh hati dengan dewa penolongnya. Ellena mengira bahwa Erwin adalah lelaki yang berhati hangat, namun ternyata dugaannya salah.

Selama tiga bulan mengenal Erwin, ternyata Erwin adalah orang yang dingin, Erwin hanya mau bicara seperlunya saja dengan orang lain, namun entah kenapa ketika dengan Azkia semua sikapnya berbanding terbalik.

Azkia yang mendengar perkataan Ellena tersenyum. "Erwin sebenarnya berhati hangat Ellena, dia orang yang sangat baik. Kamu jangan khawatir, aku akan membantumu mencairkan sikap dinginnya itu, aku mendukungmu." Azkia mengepalkan tangannya memberikan semangat kepada Ellena.

"Nona bisa saja, tapi sayang mungkin ini hari terakhir saya bekerja di sini Nona."

Perkataan Ellena membuat Azkia terkejut. " Hei, kenapa kamu tiba-tiba ingin berhenti bekerja, Ellena?!"

"Apakah kamu tidak nyaman bekerja di sini?"

"Apa kamu ingin ganti pekerjaan? nanti biar saya bantu bicara dengan Deffin kalau kamu ingin ganti profesi."

"Atau apakah kami membuat kesalahan, hingga kamu mendadak ingin berhenti?" Azkia mencecar pertanyaan untuk Ellena dengan panik.

Azkia sudah merasa cocok dengan Ellena, dia merasa sedih jika gadis di depannya ini memutuskan berhenti bekerja.

"Tidak, Nona. Di sini sangat nyaman, Nona dan Tuan juga sangat baik, dan saya sangat suka dengan pekerjaan saya mengasuh Rey yang menggemaskan ini, tetapi saya ingin kembali ke negara saya, saya sudah sangat merindukan orang tua saya," jawab Ellena jujur.

"Oh begitu ... Kalau seperti itu aku sudah tidak bisa mencegah, tapi kalau bisa kamu urungkan niatmu itu ya ...." pinta Azkia yang membuat Ellena tersenyum bahagia, dia sangat senang bisa mengenal nona mudanya yang tidak pernah menganggapnya sebagai pengasuh.

Azkia memperlakukannya seperti seorang adik, dan itu jelas membuatnya juga ikut bersedih jika meninggalkan tempat ini.

Di saat suasana sedang sedih, tangisan Rey membuat Ellena segera berdiri menghampiri stroller bayi untuk menenangkan Rey.

"Popok Rey sudah penuh, saya tinggal dulu untuk menggantinya, Nona."

Azkia mengangguk, menatap nanar gadis yang sedang menggendong anaknya menuju ke kamar.

Setelah kepergian Ellena, Erwin yang melihat wajah muram Azkia segera mendekat dan bertanya, "Kenapa dengan wajah Anda, Nona? Mengapa jadi berubah muram tidak seperti tadi?"

"Apa kamu tahu rencana Ellena yang ingin berhenti bekerja, Erwin?" 

Erwin mengernyit heran. "Tidak," jawabannya datar.

"Huh, padahal aku sudah sangat cocok dengan dia, aku sudah tidak kesepian lagi semenjak Ellena ada di sini."

Erwin diam tidak memberi respon, lalu dia segera pergi ketika melihat Deffin yang sudah pulang datang mendekat.

Dia tidak ingin melihat adegan yang selalu membuat hatinya panas, ketika berjalan melewati anak tangga, Erwin berpapasan dengan Ellena yang sedang menuruni tangga.

"Kamu ingin berhenti bekerja?" tanya Erwin datar.

"I-iya, Tuan. Karena tabunganku sudah cukup, saya ingin kembali ke negara saya.

"Baiklah, tapi nanti kamu bersihkan dahulu kamar di rumahku yang dua hari dulu pernah kamu tempati, aku tidak ingin ada barang bekasmu yang tersisa di sana," ujar Erwin yang tidak sadar telah menyakiti hati Ellena.

"Baik Tuan, sebelum saya pergi, nanti saya bersihkan," sahut Ellena sopan.

Erwin kemudian berlalu, meninggalkan Ellena yang sedang bergumam dalam hatinya, "Apakah ini yang Anda maksud berhati hangat, nona? Tuan Erwin bahkan tidak ingin barang yang bekas kupakai tertinggal di rumahnya, padahal hanya beberapa lembar pakaian yang sudah saya cuci bersih. Bagaimana mungkin saya akan bisa mendapatkan perasaan tuan Erwin, jika sampai sekarang cinta tuan Erwin hanya ada untuk Anda."

Tanpa ada yang memberi tahu, Ellena mengerti bahwa cara Erwin memandang Azkia bukanlah tatapan rasa hormat untuk majikan, setiap tatapan dan sikap lembutnya kepada Azkia adalah karena perasaan cinta.

Ellena menghela napas dalam, dia berharap hari cepat sore agar dia bisa pamit dan segera membersihkan kamar yang dulu pernah dia tempati selama dua hari di rumah Erwin.

****

Sore yang ditunggu Ellena telah tiba, setelah drama tangis panjang ketika berpamitan dengan majikan beserta orang yang bekerja di sana telah usai, kini Ellena sudah sampai di rumah Erwin.

Semua orang merasa sedih akan kehilangan sosok cerianya, Ellena pun juga tidak kalah sedih karena dia akan berpisah dengan orang-orang baik di negara ini.

Karena kebanyakan melamun sebab memikirkan bagaimana nasibnya nanti ketika sampai di negaranya, membuat Ellena cukup lama berada di kamar itu, hingga dia tersadar karena dikejutkan dengan suara ketukan pintu.

"Ada apa, Bi Ema?" Setelah membuka pintu, ternyata pelayan Erwin yang mengetuk pintunya.

"Tuan berpesan, Anda harus membawa semua barang di kamar ini, yang memang disiapkan tuan untuk Anda."

"Kenapa harus semua Bi? Saya hanya memakai Empat lembar pakaian saja, jadi hanya itu yang akan saya bawa. Barang lainnya masih utuh, saya hanya akan membawa barang yang pernah saya pakai."

"Maaf Nona, tapi Anda harus mengikuti perintah tuan Erwin. Ini kopernya." Bibi Ema menyerahkan koper dengan sopan, setelah itu dia langsung pergi, karena memang dilarang Erwin untuk membantu Ellena.

Dengan terpaksa Ellena mengemasi semua barang-barang itu, namun karena kopernya tidak muat dia menulis memo untuk meminta maaf karena menyisakan barang, Ellena hanya membawa beberapa lembar pakaian dan sepasang sepatu, dan untuk peralatan make-up yang sudah disediakan lengkap, dia hanya memilih bedak dan lipstik saja.

Tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 20.00, dia segera bergegas karena satu jam lagi adalah jadwal penerbangan pesawat yang akan ditumpanginya.

Ketika sudah membuka pintu hendak keluar kamar, Ellena terkejut melihat Erwin yang berdiri di depan kamarnya dengan penampilan kacau dan bau alkohol yang sangat menyengat menyeruak di Indra penciumannya.

Tanpa aba-aba, tiba-tiba saja Erwin mencium bibir Ellena dan mendorongnya masuk ke dalam kamar, Erwin sempat mengunci kamar tanpa melepaskan ciuman itu, lalu dia dengan terburu-buru membawa Ellena ke ranjang, Erwin tidak peduli dengan tangisan dan penolakan Ellena, dia hanya ingin malam ini gairahnya bisa dituntaskan.

Dan malam itu awal rasa sakit untuk Ellena telah dimulai.

***

Komen (1)
goodnovel comment avatar
ari fin
kok naskahnya d ulang alik trs..menyebalkann
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Cintai Aku Suamiku   4 Malam Menyakitkan

    Beberapa jam sebelum tragedi...Erwin yang merasa kesal entah apa penyebabnya memilih datang ke klub malam terbesar di kota itu.Dia sebenarnya bukan tipe orang yang melampiaskan kemarahannya dengan minuman beralkohol itu, dia lebih sering bertarung dengan anak buahnya di markas untuk melupakan kemarahannya.Melihat wajah muram Azkia ketika Ellena pamit berhenti bekerja entah mengapa dia merasa kesal, selama ini dia senang melihat kebahagian Azkia semenjak Ellena hadir di antara mereka.Namun hari ini berubah, mungkin Azkia ke depannya tidak seceria seperti biasanya lagi, Erwin tahu bagaimana perasaan Azkia, meski Azkia hidup bahagia bersama suami posesifnya, tapi Azkia tetap saja akan merasa kesepian jika tidak punya teman mengobrol ketika De

  • Cintai Aku Suamiku   5. Dipaksa Menikah

    Matahari masih malu-malu menampakkan cahayanya, tetapi Erwin sudah terbangun dari tidurnya akibat gedoran pintu yang cukup keras.Erwin terkejut melihat dirinya dimana, dan lebih terkejut lagi ketika melihat seorang wanita yang tidur meringkuk membelakanginya, mereka berdua tidur dengan satu selimut yang sama untuk menutupi tubuh polos mereka.Tidak mungkin terjadi sesuatu dengan mereka berdua 'kan, pikirnya. Dengan segera Erwin menyambar ponsel miliknya yang terjatuh di lantai bersama dengan baju-baju yang berserakan miliknya dan juga Ellena.Erwin dengan tergesa mengecek rekaman CCTV yang mengarah ke kamar ini. "Sial !!!" umpat Erwin, setelah melihat kebenaran atas kejadian semalam.Ini bukan pertama kalinya dia mabuk, tetapi kenapa semalam dia bisa sebrengsek itu. Erwin segera memakai celananya karena mendengar gedoran pintu itu semakin terdengar tidak sabaran.

  • Cintai Aku Suamiku   6. Bukan Pernikahan Impian

    Pernikahan adalah momen indah yang banyak dinanti setiap orang, apalagi bagi pengantin wanita, setiap wanita pasti mempunyai impian pesta pernikahannya sendiri.Begitu juga dengan Ellena, bukan pesta pernikahan mewah layaknya para konglomerat, namun pesta sederhana yang bernuansa outdoor yang semuanya serba berwarna putih itulah yang menjadi impian Ellena.Namun yang terjadi tidak ada satupun impian Ellena yang bisa terwujud di pernikahannya hari ini. Pernikahan yang hanya dilaksanakan di dalam sebuah tempat ibadah, dan hanya dihadiri oleh pemuka agama dan beberapa anak buah Erwin sebagai saksi.Erwin benar-benar tidak ingin kabar pernikahan ini didengar orang banyak, oleh karena itu dia hanya mengundang orang yang bekerja di dalam rumahnya saja.Setelah mengucapkan janji suci, Erwin mendekati Ellena, orang mengira dia sedang mencium pipi wanita itu, namun ke

  • Cintai Aku Suamiku   7. Kehidupan Setelah Pernikahan Part 1

    Ini bukan pertama kalinya bagi Ellena menginjakkan kakinya di rumah Erwin, namun entah mengapa hari ini Ellena merasa suasana rumah ini terasa lebih mencekam.Pajangan kepala hewan buas yang sengaja diawetkan dalam wadah terbuat dari kaca, entah mengapa terasa seperti hidup, seolah seperti sedang mengintimidasi Ellena dengan sorot mata tajam yang siap menerkamnya.Di tengah rasa takutnya Ellena sampai tidak sadar jika Erwin memberhentikan langkahnya ketika akan menaiki tangga, hingga tanpa sengaja Ellena menubruk punggung Erwin."Huh, kebohongan apa lagi yang akan kamu ucapkan sebagai alasan menabrakku," sarkas Erwin dengan nada dingin."Hah, a-aku-"Ellena belum selesai berbicara, namun sudah dipotong Erwin terlebih dahulu."Stop! Aku malas mendengar suaramu!" Tukas Erwin, membuat Ellena semakin gemetar ketakutan, seolah baru saja disadarkan oleh kenyataan, bahwa orang di depannya inilah yang lebih menyeramkan dari hewan paling buas sekalip

  • Cintai Aku Suamiku   8. Kehidupan Setelah Pernikahan Part 2

    Sambil menghabiskan makanannya, Erwin memikirkan cara bagaimana membuat Ellena menderita, mungkin selain mengacuhkannya Erwin juga benar-benar akan menjadikan Ellena pelayannya.Menjadikan Ellena pelayan mungkin sudah menyiksanya, mengingat Ellena yang berasal dari keluarga kaya, dia pasti tidak pernah melakukan pekerjaan rumah."Setelah dia selesai makan, suruh dia menemui ku di ruang kerjaku," ujar Erwin kepada bik Ema yang masih setia berdiri di belakangnya."Baik Tuan Muda," jawab bik Ema yang langsung melaksanakan perintah tuan mudanya.Sedangkan Erwin bergumam, "Sial, jika tidak mengingat Azkia, aku tidak harus menjaga tanganku agar tidak melakukan kekerasan kepada wanita bermuka dua itu."***Di dapur."Nona," sapa bik Ema sopan."Iya, ada apa Bik?" Tanya Ellena yang baru saja selesai makan."Tuan Erwin meminta anda untuk menemuinya di ruang kerjanya.""Oh, baiklah Bik, aku akan segera kesana.""Biar

  • Cintai Aku Suamiku   9. Kehidupan Setelah Pernikahan Part 3

    Pagi ini Ellena bangun pagi sekali seperti para pelayan lain, tugas pertama yang akan dia lakukan adalah memasak. Mulai hari ini tidak ada pelayan yang ditugaskan memasak, tiga orang pelayan yang biasa memasak kini telah dipindahkan ke markas."Bik, memang kemana pelayan yang biasanya memasak?" Tanya Ellena kepada Bik Ema."Mereka sudah dipindah tugaskan ke markas, di sana memang sebelumnya tidak ada yang memasak, jadi tuan menyuruh mereka ke sana," jelas bik Ema."Bik sampai sekarang aku belum banyak tahu tentang tuan Erwin, banyak yang menyebutkan markas, memang itu markas apa? Dan apakah itu juga markasnya tuan Deffin?""Selain menjadi pelayan, tuan juga seorang mafia, Nona. Mereka dulunya juga orang-orang kakeknya tuan Deffin, semenjak kakek tuan Deffin meninggal, tuan Erwin lah yang memimpin Black World, karena tuan Deffin tidak ingin mengurusnya."Ellena terkejut mendengar fakta ini. "Pantas saja dia menyeramkan, Tuhan ... Kenapa aku bisa menyukai

  • Cintai Aku Suamiku   10. Erwin Yang Aneh

    Setelah selesai membantu Erwin memakaikan pakaian, Ellena langsung membungkukkan badan untuk undur diri, dia ingin menyembunyikan pipinya yang memerah karena melihat tubuh Erwin.Ellena tidak sadar jika dia meninggalkan Erwin yang sedang tersenyum sinis melihat kelakuannya. "Benar-benar wanita bermuka dua," ejek Erwin.Setelah itu Erwin keluar dari kamarnya, langkah kakinya membawanya menuju ruang makan, Erwin berniat mengisi perutnya sebelum pergi ke markas, mulai sekarang dia bukan lagi seorang kepala pelayan di rumah Deffin.Deffin kemarin telah menyuruhnya untuk berhenti, karena Erwin sekarang sudah berkeluarga, Deffin ingin Erwin fokus kepada bisnisnya sendiri, Deffin juga meminta Erwin keluar dari dunia mafia, Deffin ingin jika kehidupan Erwin bisa seperti sekretarisnya, yaitu Roy yang sudah hidup bahagia bersama Elma.Untuk itu Erwin ingin pergi ke markas untuk menyerahkan kedudukannya kepada

  • Cintai Aku Suamiku   11. Erwin Yang Sesungguhnya

    Erwin sudah sampai di markas Black World, seperti biasa bawahannya akan berbaris rapi menyambut kedatangannya."Selamat siang, Tuan." Sapa James dan Rose kompak, ketika Erwin melewati mereka berdua."Kumpulkan semua orang di aula, ada yang ingin aku umumkan kepada kalian semua," ujar Erwin setelah menganggukkan kepalanya membalas sapaan tangan kanannya."Baik."Setelah itu semua orang berkumpul, mereka semua sedang menerka apakah ada misi besar yang harus dikerjakan hingga tuan mereka mengumpulkan mereka semua."Terima kasih atas kesetiaan kalian selama ini, kedepannya tingkatkan kinerja kalian, aku minta kedepannya kalian tetap melindungi keluarga Wirata Group meski aku bukan pemimpin kalian lagi," ujar Erwin yang memberikan pengumuman yang mencengangkan bagi setiap orang."Tuan," ujar Rose yang tidak bisa menahan rasa terkejutnya."Aku akan menyerahk

Bab terbaru

  • Cintai Aku Suamiku   64. Akan Selalu Mencintaimu (End)

    Beberapa hari kemudian...Semenjak kejadian itu, Ellena sering merenung sendirian. Namun, jika ada Erwin di rumah, Ellena menjadi sosok yang seperti biasanya. Sebab, Ellena tidak ingin Erwin melihat dirinya yang sebenarnya masih tertekan atas kejadian di hari itu.Sedangkan Erwin sendiri, ia sangat tahu apa yang dirasakan Ellena saat ini, meskipun Ellena selalu berusaha menutupinya.Namun, Erwin juga tidak akan memaksa Ellena agar mau bercerita kepadanya, Erwin mengerti jika Ellena butuh ruang untuk berdamai dengan batinnya sendiri.Ellena yang sedang melamun di balkon kamarnya, ia tersentak saat tiba-tiba Erwin memeluknya dan berbicara padanya."Sayang, maukah kamu menemaniku pergi ke rumah, Tuan Deffin?" tanya Erwin lembut."Sayang, kamu membuatku terkejut. Sejak kapan kamu pulang?""Sudah dari sepuluh menit yang lalu," sahut Erwin seraya mencium pipi Ellena. "Bagaimana dengan pertanyaanku yang tadi? Maukah kamu menemaniku ke rumah Tuan Deffin?"Ellena tersenyum, ia juga langsung men

  • Cintai Aku Suamiku   63. Masalah Telah Berakhir

    Meskipun Erwin menyadari apa yang sedang dilakukan Camelia, Erwin tetap mengabaikannya, seolah-olah nyawanya memang tak berharga."Hei, letakkan pistolmu! Ataukah kau ingin mati juga?" teriak Lucas seraya mengacungkan pistol miliknya ke arah Camelia.Camelia tertawa frustasi. "Dia sudah membunuh Kakak ku, apakah kau pikir dia masih pantas untuk hidup?" Julian sebenarnya bukanlah kakak kandung Camelia. Namun, karena Julian pernah menyelamatkan hidupnya, Camelia menganggapnya sebagai kakak, dan karena Camelia telah melihat Erwin membunuh Julian, semua pandangan Camelia terhadap Erwin telah berubah, termasuk perasaannya. Yang ada kini hanyalah dendam yang membara.Mendengar keributan di sekelilingnya, Ellena sontak mendongakkan kepalanya, ia terkejut ketika melihat Camelia mengacungkan pistol ke arah suaminya. Namun, ia lebih terkejut karena Erwin tidak bereaksi sama sekali, justru Erwin masih asyik memeluknya untuk menenangkannya."Apakah kamu juga mencintainya? Kenapa kamu membiarkan

  • Cintai Aku Suamiku   62. Yang Harus Pergi...

    Maju mati, mundur pun mati. Inilah yang harus dilalui Camelia saat ini. Camelia tidak bisa kabur, ataupun bisa bunuh diri dengan mudah. Hari ini ia harus menjalankan semua rencana yang sudah ia dan laki-laki misterius itu susun sebelumnya.Sedangkan di seberang sana, lelaki itu tidak curiga sama sekali, jika rencana mereka dipercepat. Sebab, ia memang pernah mendengar, bahwa Camelia telah jatuh cinta dengan Erwin. Jadi, lelaki itu berpikir bukanlah masalah, karena baginya yang penting adalah ia bisa mendapatkan Ellena, dan akan lebih baik jika Ellena bisa membenci Erwin, karena Erwin telah menyelingkuhinya.Semuanya begitu lancar, seolah pagi ini memang tidak ada kejadian yang aneh. Ellena dan Erwin bisa menikmati sarapan seperti biasanya, setelah tadi Ellena membantu Camelia memandikan Erlena.Jadi, pada waktu sarapan hingga sesudahnya, Ellena sudah tidak mengurus Erlena, sebab Camelia akan mengasuh Erlena hingga Erlena tertidur, baru setelah Erlena nanti bangun, Ellena akan membantu

  • Cintai Aku Suamiku   61. Mengikuti Apa Yang Direncanakan Musuh

    Camelia baru saja membaringkan Erlena yang tertidur ke dalam boks bayi, lalu kemudian sejenak ia melihat jam yang menggantung di dinding."Lima menit lagi, syukurlah aku masih punya waktu untuk bersiap," ujar Camelia seraya mengambil sisir dan kemudian dengan cepat menyisir rambutnya.Tidak lupa, ia semprotkan parfum dengan wangi yang menggoda, lalu kemudian mengambil lipstiknya yang berwarna merah menyala dan dioleskannya ke bibir tebalnya.Untung saja malam ini Erlena bisa diajak bekerja sama, ia sudah terbangun dan selesai menyusu dengan asi yang sudah diletakkan ke dalam botol, tepat sebelum tengah malam tiba. Padahal biasanya bayi itu terbangun ketika tepat tengah malam. Jadi itu artinya, malam ini Camelia bisa menemani Erwin dengan tenang.Camelia sekali lagi mematut dirinya di depan cermin, memastikan penampilannya sudah sempurna, dengan lingerie berwarna merah yang melekat ditubuhnya, Camelia sangat yakin bahwa malam ini ia bisa memuaskan Erwin di atas ranjang.Namun, Camelia

  • Cintai Aku Suamiku   60. Tawaran Dari Erwin

    Ada yang retak, tapi bukan kaca. Kata-kata itu sedang menggambarkan perasaan Ellena pada saat ini. Selebihnya Ellena sudah tidak bisa mendengar lagi apa yang dikatakan oleh Wendy. Dalam benak Ellena, hanya berputar pernyataan, 'Tuan Erwin mengizinkan Camelia masuk ke dalam ruang kerjanya'.Sebenarnya itu hanyalah kalimat biasa, namun itu sudah seperti petir yang menggelegar di telinga Ellena.Padahal semua orang tahu bahwa tidak ada yang boleh masuk ke dalam ruang kerja Erwin, kecuali Erwin dan Lucas, dan juga Ellena tentunya. Namun, Ellena juga tidak bisa bebas keluar masuk. Bahkan Wendy pun juga harus mengantarkan kopi milik Erwin, hanya sampai di depan pintu ruangannya saja. Tapi, kenapa sekarang Erwin memperbolehkan Camelia masuk ke dalam ruang kerjanya Erwin?"Nyonya!" Wendy refleks mendekat ketika melihat Ellena terduduk lemas di atas sofa di dalam kamarnya, seraya memegangi dadanya yang berdenyut nyeri.Melihat Wendy cemas, Ellena memaksakan senyumnya. "Tidak apa-apa, Wendy.

  • Cintai Aku Suamiku   59. Bukan Pengasuh Biasa

    Satu bulan kemudian..."Ellena ...." Ellena menolehkan kepalanya ke kiri, ketika ia mendengar suara Elma memanggilnya, dan benar saja, Elma sedang memanggilnya seraya melambaikan tangannya.Namun, bukan hanya Elma saja yang sedang berdiri di sana, ada Azkia, Jessie, beserta anak-anak mereka dan para pengasuhnya. Dan, tidak lupa juga dengan para pengawal yang selalu setia di belakang mereka, apalagi jika bukan karena perintah dari para suami posesif mereka, yaitu untuk menjaga keluarga tercinta mereka dari mara bahaya, terutama dari para lelaki yang tidak bisa menjaga matanya."Pagi, Nona Azkia, Kak Elma, Kak Jessie. Maaf kami terlambat," ujar Ellena yang tampak tidak enak. Jika saja pagi tadi Erwin tidak mengganggunya, Ellena tidak akan terlambat seperti ini."Tidak apa-apa, Ellena. Kita juga baru saja sampai," sahut Azkia seraya menepuk-nepuk pundak Ellena pelan."Hanya kamu dan Elma saja yang juga baru datang, sedangkan aku sudah tiba sejak lima belas menit yang lalu," sungut Jessi

  • Cintai Aku Suamiku   58. Pengasuh Erlena

    Keesokan paginya, Erwin sudah berangkat ke kantor sejak satu jam yang lalu. Sedangkan Ellena, ia sedang menidurkan Erlena yang ada di dalam gendongannya."Permisi, Nyonya. Di bawah ada Tuan Lucas yang sedang menunggu Anda," ujar Wendy setengah berbisik. Ia takut jika berbicara lebih keras lagi, ia akan membangunkan Erlena."Iya, aku akan turun, dan kamu tolong jaga Erlena sebentar ya?" pinta Ellena."Baik, Nyonya."Setelah membaringkan Erlena ke dalam boks bayi, Ellena langsung turun ke lantai bawah.Di ruang tamu, tidak hanya Lucas saja yang masih berdiri menunggunya, namun juga ada seorang gadis yang berdiri di sampingnya."Selamat pagi, Nyonya," sapa Lucas, begitu juga dengan gadis yang ada di sampingnya."Pagi, kenapa kalian berdiri? Ayo, cepat duduk," sahut Ellena yang mempersilakan duduk mereka berdua.Lucas dan gadis itu sontak menuruti perintah Ellena. Lalu kemudian Lucas memperkenalkan gadis itu kepada Ellena, namanya Camelia, dia adalah pengasuh yang akan membantu merawat Er

  • Cintai Aku Suamiku   57. Masa Lalu Erwin

    Ellena seketika mematung melihat pemandangan yang ada di hadapannya, meski yang dilihatnya saat ini adalah hukuman yang tergolong ringan, namun melihat banyaknya orang yang dihukum, sama saja baginya. Seharusnya Erwin tidak melakukan hal ini kepada mereka semua.Ellena yang tadinya merasa haus dan berniat mengambil air minum di dapur, tiba-tiba saja rasa haus itu sudah pergi entah ke mana? Lebih tepatnya, Ellena sudah tidak nafsu lagi. Lalu dengan langkah gontai, Ellena kembali menuju kamarnya.Tidak lama setelah Ellena membaringkan tubuhnya di ranjang, terdengar suara pintu kamarnya dibuka. Erwin yang melihat istrinya masih tidur, ia menghembuskan napas lega.Namun, saat Erwin hendak mendudukkan diri di pinggiran ranjang, ia mendengar Ellena mengatakan, "Dari mana?" Tubuh Erwin sontak membeku mendengar Ellena bertanya dengan nada datar yang tak pernah didengarnya, dan juga tidak ada panggilan 'sayang'. Mungkinkah Ellena mengetahui kejadian di halaman belakang? Pikir Erwin panik."D

  • Cintai Aku Suamiku   56. Hukuman Untuk Para Pelayan

    Sedangkan di kantor Ghrisam Group. Suasana kantor sudah tegang sejak tadi, yaitu sejak dimulainya rapat rutin untuk laporan bulanan. Para peserta rapat di ruangan tersebut dalam keadaan was-was, mereka takut jika hasil laporan bulan ini tidak sesuai dengan harapan sang pemilik perusahaan.Hanya ada satu orang yang duduk dengan cukup tenang di tempatnya, siapa lagi jika bukan Lucas orangnya. Namun, ketenangan itu tidak berjalan dengan lama, sebab ponselnya berdering dan menunjukkan nama seorang kepala pelayan rumah Erwin yang sedang menghubunginya."Wendy?" gumam Lucas pelan dengan dahi yang mengerut, sebab tidak biasanya kepala pelayan wanita itu menghubunginya di jam kerja, meski ada hal yang mendesak sekalipun. Namun, kecuali jika urusannya tentang Nyonya mereka.Merasa ada sinyal bahaya. Lucas segera meminta izin untuk keluar kepada Erwin, untuk mengangkat telepon tersebut. Namun, baru saja ia mengangkat panggilan tersebut, tubuh Lucas langsung menegang tatkala mendengar suara pan

DMCA.com Protection Status