Share

Bab 0213

Penulis: Jus Strawberi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-11 18:00:01
Yara duduk di tempat tidur beberapa saat sebelum akhirnya pulih.

Dia pergi keluar kamar dengan wajah lelah dan melihat Siska sudah menyiapkan sarapan.

"Kenapa kamu pucat sekali? Nggak bisa tidur nyenyak?" Siska berjalan ke arahnya dengan raut wajah khawatir.

"Nggak, aku cuma mimpi agak panjang." Yara tersenyum kecil, lalu dia menyadari Siska sudah berpakaian lengkap. "Kamu mau keluar? Nggak sarapan dulu?"

Siska menyerahkan ponselnya.

Yara melihat ada sebuah pesan teks. Di bawahnya tertulis nama Liana.

"Liana minta ketemu?"

Siska mengangguk. "Dia mungkin tahu apa yang terjadi kemarin, jadi dia ingin menyelidikinya."

"Kenapa? Dia ingin mempertanyakan kamu?" Instingnya sebagai seorang wanita tahu bahwa Liana pasti datang dengan niat buruk. Yara berbalik dan kembali ke kamarnya. "Aku ikut."

"Nggak usah." Siska menariknya, tertawa kecil. "Dengan kekuatanmu sekarang, kalau ingin berkelahi juga, mungkin aku masih harus melindungimu."

"Nggak peduli, pokoknya aku ikut." Meski bukan perseteruan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0214

    Ternyata, Tanto tidak peduli apa pun. Jadi, dia kemarin ...Kata-kata Liana membuyarkan lamunan Siska."Bertahun-tahun lamanya, Perusahaan Lastana mendanai banyak panti asuhan. Ayah angkatku membawaku ke keluarga Lastana saat aku berumur lima tahun. Waktu itu, Tanto masih tiga tahun. Dia masih kecil dan belum mengerti apa-apa."Siska menatapnya, menunggu dia melanjutkan."Kami tumbuh bersama dan saling menjaga satu sama lain. Saat itu, Perusahaan Lastana sedang dalam masa penuh tantangan. Kami sering ditinggal ayah kami selama beberapa bulan.""Aku selalu menganggap dia sebagai adikku. Aku sudah membalas semua kebaikan yang diberikan ayahku dan keluarga Lastana untukku. Mereka sangat berharga bagiku, jauh lebih berharga dari hidupku sendiri. Aku kaget setelah mengetahui ternyata Tanto jatuh cinta kepadaku."Kuku Siska menghunjam kuat di telapak tangannya."Aku sudah menolaknya, lalu dia menyakiti diri sendiri dan melukai sekujur lengannya. Dia membiarkan dirinya jatuh, mulai merokok da

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-11
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0215

    Yara belum pernah melihat Siska seperti ini sebelumnya. Hatinya benar-benar dilanda panik."Siska, kamu kenapa? Liana bilang apa? Jangan menangis, jangan menangis."Siska tidak ingin Yara khawatir, tetapi dia sama sekali tidak bisa membendung air matanya. Dia hanya bisa berkata dengan suara lirih sambil sesenggukan, "Rara, nggak ... nggak apa-apa. Biarkan ... biarkan aku menangis sebentar.""Menangislah, menangislah." Yara memeluk Siska dan menepuk-nepuk punggungnya.Mereka berdiam di tempat sepi itu selama hampir setengah jam sebelum akhirnya Siska bisa mengendalikan dirinya lagi."Rara, aku sudah memutuskan, aku ingin pergi dari Selayu.""Pergi?" Yara juga baru-baru ini memikirkannya. Setelah menceraikan Yudha, dia pasti harus menyembunyikan kehamilannya, jadi, tentu saja dia harus pergi.Dia hanya tidak menyangka Siska juga ingin pergi. "Kalau begitu, ibumu ...""Aku ingin membawanya pulang ke kampung halaman." Siska tampak sudah memikirkan banyak hal selama setengah jam terakhir. "

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-11
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0216

    Logikanya, Yara seharusnya tidak bisa hamil. Apa yang terjadi?Teresa berusia sekitar 40 tahun, memakai kacamata tanpa bingkai, dengan mata penuh keagungan.Dia menatap Melanie dan menyerahkan berkas pasien di tangannya. "Baik apanya? Dengan kondisinya, nggak perlu berharap untuk bisa hamil."Mata Melanie langsung berbinar saat mendengar hal ini. Dia membalik-balik berkas di tangannya dan menemukan bahwa Yara hanya melakukan pengobatan rutin saja.Teresa melanjutkan, "Kalau bukan karena dipercayai seorang teman, saya sudah ingin meyakinkan dia untuk berhenti membuang-buang waktu.""Bu Dokter, saya minta maaf sudah merepotkanmu." Melanie merasa sangat gembira di dalam hatinya.Namun, begitu dia meninggalkan kantor, Teresa langsung menelepon seseorang."Felix, ada perempuan yang mengaku sebagai sepupu Yara baru saja datang ke sini. Dia tanya-tanya soal kehamilan Yara."Wajah Felix menggelap.Teresa melanjutkan, "Aku memberinya catatan medis palsu seperti yang kamu minta waktu itu. Aku bi

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-11
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0217

    Yudha dapat melihat wajah Felix memucat, jadi dia berhenti bicara.Setelah beberapa saat, Felix perlahan bertanya, "Apa hubungannya ... dengan Melanie?""Kak." Yudha menegaskan, "Melly adalah gadis yang waktu itu.""Mana mungkin? Kamu pasti keliru." Felix jelas tidak setuju."Kak, saat aku keluar dari rumah sakit, aku meletakkan liontin milikku di tangannya," jelas Yudha dengan sangat yakin. "Liontin itu ada di tangan Melly sekarang."Felix ragu-ragu sejenak. "Gadis kecil itu nggak sadarkan diri waktu itu. Mungkin ... liontinnya diambil orang lain?"Yudha menggelengkan kepalanya. "Nggak diambil orang lain. Gadis itu memang benar Melly. Ada hal lain yang kamu nggak tahu."Dia menghela napas dalam-dalam. "Waktu itu, aku dengar yang dikatakan dokter. Dokter itu bilang, gadis itu nggak akan bisa lagi menjadi seorang ibu."Dia berkata dengan mantap, "Karena itulah, aku pasti akan menikah dengan Melly.""Hanya karena ini?" tanya Felix bimbang. "Bagaimana dengan Rara? Apa kamu nggak punya sed

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-11
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0218

    Yudha menandatangani dengan cepat. "Tunda semua agenda untuk besok pagi. Aku akan pergi mengurus perceraian."Revan bertanya-tanya dalam hati: Mengurus perceraian juga tidak perlu pagi hari, 'kan?Namun, dia tidak berani mempertanyakan Yudha dan langsung mengangguk. "Baik, saya akan minta mereka untuk mengubah jadwalnya segera."Setelah akhirnya menandatangani semua dokumen, Yudha meletakkan penanya dengan suasana hati yang senang. "Aku nggak nyangka Yara langsung setuju. Semoga dia nggak mempermainkan aku lagi kali ini. Kalau nggak, aku nggak akan mengampuni dia."Revan memeluk dokumen itu dan tertawa dua kali. Dia ingin segera pergi karena setiap kali Yudha berbicara menyangkut perceraian, dia tidak mengerti apa isi pikiran bosnya."Pak Direktur, kalau begitu ..." Dia baru saja ingin izin keluar, tetapi Yudha menyelanya lagi."Mari kita rayakan malam ini. Ayo pulang kerja tepat waktu."Pikiran Revan mengembara: Pulang kerja tepat waktu untuk merayakan? Mungkin bosnya sangat bahagia d

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-11
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0219

    "Felix, bagaimanapun juga, Yara sedang mengandung anak-anak keluarga Lastana. Kalau mereka benar-benar bercerai ..."Setelah naik ke atas, Agnes tidak sabar bicara. "Jangan sampai anak-anak itu terlantar."Bagaimana mungkin anak-anak keluarga Lastana dibiarkan tinggal bersama Yara?Ekspresi Felix berubah. "Bu, apa maksudmu?""Apa maksudmu?" Wajah Agnes berubah dingin. "Mana mungkin kita biarkan darah daging keluarga Lastana memanggil orang lain sebagai ayah mereka? Apakah pantas?"Dia kembali bertanya kepada Felix, "Yara benar-benar mengandung anak kembar?"Felix dengan wajah seriusnya tidak menjawab."Bicara!" Agnes mau tidak mau meninggikan suaranya."Hah?" Felix tersentak. Jelas, dia tidak mendengar apa yang baru saja dikatakan ibunya."Aku tanya, Yara benar-benar mengandung anak kembar?"Felix mengangguk. "Seharusnya begitu."Agnes menggeleng. "Aku nggak percaya dia bisa mengandung anak kembar. Padahal dia nggak terlihat seperti orang yang diberkati."Memikirkan anak kembar itu, di

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-11
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0220

    Dia diam-diam mengeluh, betapa sulitnya ingin bercerai.Jadi dia menunggu satu jam lagi. Yudha masih belum muncul juga. Kesabarannya benar-benar sudah habis.Yara hampir yakin Yudha sengaja mempermainkan dia untuk membalas dendam. Pria itu terkadang terlalu kekanak-kanakan.Biarlah, dia akan pergi besok. Yudha tidak akan punya kesempatan untuk menyiksanya lagi.Yang terpenting, dia tidak ada rencana untuk menikah lagi. Tidak ada bedanya dia bercerai atau tidak. Jika saatnya tiba, Yudha-lah yang akan memohon-mohon padanya untuk kembali!Yara mengumpat dan berjalan keluar, tetapi seseorang menghentikannya sebelum pergi jauh.Saat dia mendongak, ternyata itu Yudha."Kenapa? Menyesal? Nggak ingin bercerai lagi?" Yudha menatapnya merendahkan. Matanya penuh dengan arogansi."Tuan Muda Lastana yang terhormat, akhirnya kamu datang juga. Bisakah kita masuk dan menyelesaikan prosesnya sekarang?" Yara terlalu malas untuk melayaninya. Dia berbalik dan masuk lagi.Yudha mengikuti dari belakang deng

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0221

    "Bukan urusanmu." Yara meletakkan pulpennya dan memimpin untuk mengambil nomor antrean dan menunggu.Tidak banyak orang yang datang untuk bercerai hari ini. Sepertinya masih ada dua pasangan di depan mereka. Yara mencari tempat duduk.Setelah beberapa saat, Yudha pun datang menghampiri. Dia melihat sekeliling dan duduk berselang satu kursi di samping Yara. Revan duduk di barisan di belakang mereka.Yudha menoleh ke arah Yara dan menyadari bahwa dia bahkan tidak berniat membuka mulut sedikit pun.Dia tiba-tiba merasa sedikit kesal, berbalik kepada Revan dan menggeram dengan suara pelan, "Kenapa kamu duduk jauh sekali?"Revan terdiam sejenak. Sejak dulu dia tahu Yudha tidak suka duduk bersama orang lain. Jadi, setiap mereka ada di luar, dia akan berdiri atau duduk di barisan belakang.Apa maksudnya sekarang?Dia tidak bisa mengerti apa yang sedang terjadi, jadi dia harus memberanikan diri dan duduk di barisan yang sama dengan Yudha, berselang satu kursi.Alhasil, bosnya masih tidak senan

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12

Bab terbaru

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0627

    Pada hari yang telah disepakati, Yudha menerima telepon dari Revan di pagi hari."Pak Yudha, saya di Meria sekarang, sedang menunggu penerbangan pulang. Seluruh informasinya sudah hampir lengkap.""Bagus." Yudha agak terkejut. Dia tidak menyangka Revan perlu pergi ke Meria. dia menambahkan, "Hati-hati di perjalanan. Aku tunggu kepulanganmu.""Pak Yudha." Revan menatap dokumen di tangannya. "Saya akan pergi ke rumahmu setelah sampai di sana. Sebelum itu ... siapkan mentalmu.""Oke." Yudha menutup telepon. Dia sebenarnya merasakan sedikit firasat buruk dalam hatinya.Dia menatap kalender dan melihat hari persidangan perceraiannya akan tiba dua hari lagi. Masih ada waktu.Satu hari terasa sangat panjang bagi Yudha. Dia meninggalkan semua pekerjaan dan kembali ke rumah keluarga besar untuk bermain sebentar dengan Agnes dan Yovi, lalu kembali ke vilanya dan menunggu.Agnes bertanya, "Kerjaanmu hari ini sudah selesai 'kan? Kenapa buru-buru pergi? Temani anakmu lebih lama lagi."Sejak ada Yov

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0626

    Saat masuk ke ruang tamu, Santo jelas merasa agak malu, tapi Felix dan Gio bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa dan bicara dengannya seperti biasa.Yara membawa album foto yang baru diambilnya dan mereka semua berkumpul untuk melihat."Ayah, lihat, ini foto pernikahanmu. Kalian masih sangat muda waktu itu, sangat tampan dan cantik."Santo tersenyum dan mengulurkan tangan untuk menyentuh Zaina di foto itu."Senyum Ibu sangat cantik di foto ini. Yang ini, Ayah, kamu sangat tampan ...."Sambil berbicara, Yara memperhatikan ekspresi Santo. Di dalamnya banyak foto-foto Melanie. Dia berusaha untuk menyebutnya sesedikit mungkin.Lambat laun, raut wajah Santo menjadi semakin serius.Tiba-tiba, air mata menetes membasahi album foto."Ayah, kamu kenapa?" Yara sedikit panik dan berusaha menyingkirkan album foto itu. "Kita lihat besok lagi saja, nggak apa-apa."Santo menunduk. Tangannya membelai wanita yang ada di foto tersebut dengan penuh kasih sayang. "Kenapa aku nggak pulang lebih cepat

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0625

    Segera setelah pintu kamar mandi terbuka, bau menyengat menghantam. Ada noda air berwarna kuning di lantai. Tidak perlu ditanya lagi apa itu.Santo membelakangi semua orang, meringkuk di sudut ruangan. Seluruh tubuhnya gemetar."Kalian keluar dulu." Yara merasa dadanya sangat sesak dan meminta semuanya pergi."Rara, nggak apa-apa, biarkan aku membantumu." Siska bergegas berkata."Nggak usah." Yara menggeleng dan menatap mereka dengan memohon, "Keluar dulu, oke? Keluar!""Ayo, kita tunggu di ruang tamu." Gio akhirnya merespons, mengangguk kepada Yara, dan menarik pergi Felix dan Siska.Yara berdiri di ambang pintu, mengendus-endus, dan berseru lirih, "Ayah, mereka sudah pergi. Nggak apa-apa."Santo masih meringkuk di pojokan.Dia adalah kepala keluarga Lubis, yang berwibawa dan terhormat seumur hidup. Tapi sekarang ... pikirannya sudah tidak jernih lagi dan menghadapi hal semacam ini saja tidak bisa."Ayah!" Yara dengan hati-hati melangkah maju dan menarik lembut pakaian Santo. "Ayah, n

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0624

    Yara juga berdiri dan menatap mata Melanie. "Bahkan meski mereka tahu kebenarannya dan menukar kita kembali, mereka tetap akan sangat mencintaimu dengan kasih sayang yang sama.""Melanie, kamu kehilangan dua orang yang paling menyayangimu. Kamu benar-benar nggak menyesalinya?" Yara sedikit emosional."Nggak!" kata Melanie dengan sangat tegas. "Yara, asal kamu tahu, nggak ada kata "menyesal" dalam kamus hidupku. Ambil barang-barangmu dan cepat pergi. Nggak usah ngoceh nggak jelas di sini."Yara menggelengkan kepalanya, mengambil album foto itu dan mengatakan satu hal lagi, "Jaga dirimu baik-baik."Dia keluar dari vila, mengucapkan selamat tinggal kepada Amel, dan segera pergi.Amel kembali ke vila dan melihat Melanie melamun sambil memandangi foto Zaina. Dia bertanya dengan suara kecil, "Bu, kamu juga kangen ibumu?""Dia bukan ibuku." Melanie mengambil foto itu dari dinding dan melemparkannya ke lantai. "Aku nggak kangen dia. Nggak sedikit pun!"Orang yang paling disayangi Zaina semasa

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0623

    Setelah kehilangan Santo sekali, Yara dan yang lainnya tidak berani ceroboh lagi, terutama Siska."Rara, aku janji nggak akan membiarkan Paman Santo lepas dari pandanganku."Yara tertawa sambil menggelengkan kepalanya. "Oke, tutup pintunya, dia nggak akan bisa keluar. Aku keluar sebentar."Karena Santo selalu bicara soal menemui Zaina, Yara ingin pergi ke rumah keluarga Lubis untuk mengambil foto-foto Zaina. Dia sudah menelepon Melanie.Sampai di sana, dia melihat Amel sudah menunggunya dari kejauhan."Bibi Rara!" Amel melihat kedatangannya dan langsung berlari menghampiri. "Bibi Rara, kamu di sini."Yara memeluk Amel. "Wah, Amel sudah tambah tinggi dan cantik.""Bibi Rara juga tambah cantik," balas si kecil bermulut manis.Yara membawanya masuk ke dalam vila. Melanie sudah menunggu di ruang tamu."Barangnya di lantai atas, mungkin di kamar mereka." Melanie bangkit dan berjalan ke arah tangga. "Ayo kuantar ke atas.""Terima kasih." Yara meminta Amel bermain sendirian dan mengikuti ke a

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0622

    Ini pertama kalinya Amel melihat Yudha berbicara sangat serius dengannya. Wajahnya langsung terlihat takut dan dia berbisik, "Amel kasihan sama Ibu.""Ibumu kenapa?" Yudha berjongkok dan sedikit melunakkan nada bicaranya.Amel menggeleng dan mengulangi, "Ibu kasihan sekali."Yudha tidak bertanya lagi dan mengelus kepala si kecil. "Amel, mungkin suasana hati ibumu sedang buruk. Paman akan menghiburnya, tenang saja.""Terima kasih, Paman." Amel menghela napas dan melanjutkan bermain.Yudha duduk di sofa dan menunggu. Pikirannya terus terbayang penampilan Melanie barusan. Gelagatnya seperti orang mabuk, tapi tidak ada bau alkohol sama sekali di dalam kamar. Bau itu ...Yudha belum pernah merasakan bau seperti itu sebelumnya. Menyengat dan sangat tidak enak.Dia menunggu beberapa saat dan kemudian melihat Melanie turun. Melanie sudah berganti pakaian dan menata rambutnya, nyaris seperti orang yang berbeda, membuat Yudha bertanya-tanya apakah yang dilihatnya tadi itu hanya ilusi."Yudha, ke

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0621

    Selama beberapa hari berikutnya, Yara menghabiskan waktu bersama Yola dan Santo di siang hari. Lalu malamnya mengerjakan desain perhiasan bertemakan "Pulau" itu.Tapi, inspirasinya seakan sedang surut dan ide-ide yang dia pikirkan masih kurang memuaskan.Sidang perceraiannya semakin dekat.Di suatu sore, Yudha menerima telepon dari Amel sebelum pulang dari kantor."Paman sedang sibuk?" ucap gadis kecil itu dengan suara manis. "Amel sudah lama nggak ketemu Paman. Paman sedang sibuk bersama adikku ya?"Yudha terdiam. Beberapa waktu telah berlalu sejak Yovian datang ke rumah. Dia memang sudah lama belum bertemu Amel.Sejenak, dia merasa malu. "Paman minta maaf. Malam ini Paman ke rumahmu, oke?""Sekarang saja. Ayo makan di luar bersama Ibu." Amel tertawa usil. "Tapi jangan bilang Ibu. Beri dia kejutan.""Oke." Yudha menjawab ringan.Dia membereskan pekerjaannya sebentar dan segera pergi ke rumah keluarga Lubis. Tak disangka, Amel sudah menunggu di depan pintu."Amel ...""Ssst!" Amel mene

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0620

    "Nggak mungkin." Yara berpikir, satu-satunya pria yang dekat dengannya baru-baru ini adalah Felix.Menurutnya, dengan sifat Felix, dia tidak mungkin punya ini seperti ini. Saran dari Gio juga rasanya tidak mungkin sampai ke sini.Dia tidak tahu siapa lagi yang mungkin."Rara, gawat!"Yara tiba-tiba mendengar suara Siska dari belakangnya. Dia buru-buru menutup telepon. "Safira, aku ada urusan mendadak. Sampai di sini dulu ya, terima kasih!""Ada apa?" Dia menatap Siska dengan cemas."Ayahmu ... ayahmu hilang." Siska terengah-engah karena kelelahan. Dia jelas sudah mencari di sekitar untuk mencoba mencarinya sebelum memberi tahu Yara.Suaranya seperti menahan tangisan. "Kami terlalu fokus dengan Yola. Aku nggak tahu sejak kapan ayahmu pergi.""Nggak apa-apa. Tolong jaga Yola dulu, aku akan mencarinya." Yara menenangkan Siska dan segera menelepon polisi.Setelah menelepon polisi, dia menelepon Felix dan Gio."Oke, jangan khawatir, kami akan membantu mencari." Felix menenangkan Yara dan me

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0619

    Keesokan harinya setelah sarapan, cuaca di luar sangat cerah. Yara ingin mengajak Yola dan Santo berjalan-jalan."Aku ikut juga." Siska melambaikan kedua tangannya. Reaksi kehamilannya sudah jauh membaik akhir-akhir ini. Usia kandungannya sudah lima minggu.Yara meminta pengasuh memakaikan baju kepada Yola sementara dia pergi membantu Santo."Ayah, ganti baju dulu, lalu pergi jalan-jalan, oke?""Jalan-jalan?" Santo berpikir sejenak, "Ketemu Zaina?"Hati Yara terasa pilu. Dia hanya bisa berbohong, "Ya, jalan-jalan, menemui ibuku. Ayo Ayah, aku bantu pakai baju.""Oke, ketemu Zaina, ketemu Zaina ..." Santo terus bergumam dan segera berganti pakaian.Mereka turun ke bawah dan pergi ke lapangan kompleks. Yola di dalam kereta dorong bayi. Mata lebarnya berkedip-kedip, melihat ke mana-mana penuh rasa ingin tahu.Yara awalnya khawatir anaknya terlalu kecil untuk dibawa keluar. Tapi pengasuhnya mengatakan bahwa Yola tumbuh dengan sangat baik. Cuacanya sedang bagus, tidak terlalu dingin dan tid

DMCA.com Protection Status