Share

Bab 0205

Penulis: Jus Strawberi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-09 18:00:00
Yara pergi ke rumah sakit lagi keesokan paginya. Si kecil Okti sudah bangun.

Wajahnya sedikit pucat dan dia tidak punya banyak tenaga untuk berbicara. "Kak Rara, Okti kangen Kak Rara."

"Kakak juga kangen Okti, makanya Kakak langsung ke sini habis bangun tidur." Yara menatap gadis kecil itu dengan mata sendu.

Okti memberi isyarat, meminta Yara mendekat sedikit lagi.

Yara mendekatkan telinganya penuh rasa penasaran.

"Aku dengar dari Kak Deka, di dalam perutmu ada dua bayi."

Yara tersenyum. "Iya, tapi kenapa kamu harus bisik-bisik?"

"Kata Kak Deka ini rahasia. Belum ada yang boleh tahu sebelum bayinya tiga bulan. Tapi kami kesayangan Kak Rara, jadi kami boleh tahu duluan."

Yara tertawa lepas. "Benar, kalian memang kesayangan Kak Rara."

Okti kecil tersenyum bahagia. "Kak Rara jangan khawatir, kami akan berdoa setiap hari agar bayi-bayimu selalu sehat dan bahagia."

"Okti baik sekali!" Yara mengusap pipi si kecil itu.

Felix masuk dan memanggil Yara keluar. "Okti harus dipindah ke rumah sakit
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0206

    Yara tidak tahu apakah Siska menemukan pacar lagi, atau ... bertemu dengan orang-orang dari siaran langsungnya.Setelah memikirkannya sejenak, dia bangkit dan berjalan ke pintu kamar Siska. Di sana, dia melihat Siska sedang merias wajahnya."Siska," kata Yara bimbang. "Kamu pergi kencan ya akhir-akhir ini? Sudah punya pacar lagi?""Nggak, cuma teman biasa." Siska masih sibuk berdandan.Dia biasanya sering tampil tanpa riasan, tetapi dia sekarang suka berdandan, dan lebih mirip Liana.Yara mendesah. "Teman macam apa? Kenapa kamu nggak pernah cerita ke aku?""Itu, orang-orang yang nonton siaran langsungku. Kita cuma makan bareng, ngobrol-ngobrol. Nggak ada yang perlu diceritakan.""Siska ...""Rara!" Siska menyela Yara. "Aku baik-baik saja. Mereka cuma pergi makan-makan, atau kadang ke karaoke. Aku nggak menjual diri!""Siska, bukan itu maksudku, aku cuma ..." Mata Yara memerah cemas."Ya sudah, Rara, lanjutkan makanmu, aku sudah buru-buru!"Yara tidak punya pilihan selain diam dan kemba

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-09
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0207

    Yara dan Siska sedang duduk di dalam taksi. Tak ada yang bicara, hanya asyik dengan pikiran masing-masing.Yara khawatir Tanto akan menimbulkan masalah bagi Siska. Sebuah pertanyaan pun muncul di benaknya. Kenapa Yudha ada di depan rumah sakit bersalin?Mungkinkah terjadi sesuatu dengan Melanie?Dia tanpa sadar meletakkan tangannya dengan lembut di perutnya, memaksa diri untuk tidak berpikir macam-macam, tetapi dia tetap tidak bisa menahan rasa sedihnya.Siska terus memandang ke luar jendela. Apa jadinya kalau Yudha benar-benar memberi tahu Tanto?Mungkin tidak akan terjadi apa-apa. Lagi pula, Tanto akan bertunangan dengan wanita itu hari ini. Dirinya sudah lama ditendang keluar.Alhasil, tak lama setelah mereka sampai di rumah, Tanto mengirim sebuah pesan."Turun sekarang."Sekujur tubuh Siska membeku saat membaca pesan itu. Tangannya gemetar.Dia memaksa dirinya untuk tetap tenang. Ponselnya dia letakkan dan pesannya dibiarkan tidak dibalas.Tak lama kemudian, pesan kedua datang. Tan

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-09
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0208

    "Ya!" Dia mendengar dirinya sendiri berkata, "Sejak pertama aku tidur denganmu, kamu harusnya tahu kalau aku ... murahan!""Plak!" Tanto menampar wajah Siska.Siska menatapnya tak percaya.Tanto tidak berkata apa-apa. Tanpa penjelasan apa pun, dia menggandeng lengan Siska dan menyeretnya masuk ke dalam mobil."Kamu mau apa?" Siska melihat Tanto mengunci pintu mobil.Tanto menyalakan mobilnya."Turunkan aku!" Siska benar-benar berpikir Tanto sudah gila.Tanto bergeming dan mobilnya segera melaju keluar dari kompleks perumahan tersebut, melaju kencang di jalan raya."Tanto, berhenti! Aku mau keluar!" teriak Siska. Melihat Tanto tidak mau mendengarkan, dia langsung menghampiri dan memukulnya. "Turunkan aku. Kamu mau membawaku ke mana? Aku bukan kekasih gelapmu lagi ..."Tanto menatapnya dari samping. "Teruslah bermain-main kalau kamu ingin mati bersamaku.""Gila!" Siska hanya bisa mengumpat, dan akhirnya terdiam tak berdaya.Dia duduk diam di sana, air mata yang dia tahan sedari tadi jatu

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-09
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0209

    Yara menjalani hari yang sibuk di rumah. Saat hari sudah gelap, Siska belum juga kembali.Hari ini hari pertunangan Tanto. Dia sedikit mengkhawatirkan Siska, jadi dia meneleponnya. Namun, teleponnya tidak kunjung diangkat setelah mencoba beberapa kali.Dia menjadi semakin khawatir.Setelah memikirkannya, dia menelepon Felix, yang segera menjawab panggilan itu dengan cepat.Yara mendengarkan suara bising dari seberang sana dan menebak bahwa Felix pasti di tempat pertunangan. Rasa pahit menyelimuti hatinya."Rara?" tanya Felix sambil berjalan ke teras. "Ada apa?""Bukan apa-apa." Yara agak malu. Sebenarnya, bagaimana mungkin Felix tahu Siska ada di mana? Hanya saja, dia sepertinya sudah kebiasaan mencari Felix terlebih dahulu setiap terjadi sesuatu.Kebiasaan ini harus dia hilangkan. Dia sudah menceraikan Yudha dan tidak punya hubungan dengan Felix lagi."Aku cuma salah pencet tadi," ucapnya berbohong.Felix mengerutkan kening. "Salah pencet?"Dia samar-samar merasa ada yang tidak beres.

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-10
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0210

    Baru kali ini dia melihat yang jelas-jelas nama panggilan dekat, seperti Rara.Dia mengembalikan ponselnya kepada Felix. "Hapus saja dia. Nggak perlu terlalu nama kontak yang terlalu sayang-sayang begitu.""Kenapa langsung ditutup?" Felix tidak peduli sedikit pun pada perkataan Yudha dan justru pergi ke teras untuk menelepon Yara kembali.Yudha menatap punggungnya, merasa jengkel entah kenapa.Pada saat itu, Melanie berjalan ke sisinya. "Bagaimana, Yudha? Paman Tanto sudah bisa dihubungi?"Yudha mendengus jijik. "Mungkin main-main sama si Siska lagi.""Benarkah? Kenapa?" Melanie berpikir sejenak. "Bukankah Paman selama ini menganggap Siska sebagai pelampiasan? Apa mungkin Siska yang nggak mau melepaskan?"Dia membatin dalam hati, jika Liana tahu tentang hal ini, Siska tidak akan bisa hidup tenang."Dia mungkin sedang mengandung anak Paman." Yudha tidak habis pikir apa yang sedang dilakukan Tanto."Hah?" Melanie benar-benar terkejut."Jangan ungkit masalah ini di depan Tante Liana," kat

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-10
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0211

    Mencari seseorang, terlebih lagi orang yang tidak sengaja ingin menyembunyikan diri, adalah hal yang sangat mudah bagi Felix.Dia menatap orang yang perlahan mendekatinya itu.Tanto tidak menyangka Felix ada di sini. Setelah rasa terkejutnya mereda, dia segera menenangkan diri.Keponakannya yang satu ini bukan orang yang suka ikut campur."Siska di dalam?" tanya Felix langsung.Tanto mengangguk. Dia tahu akhir-akhir ini Felix sangat dekat dengan Yara dan Siska, bahkan sampai membantu mereka pindah.Namun, kenapa?Hanya karena ayahnya sayang kepada Yara?Saat melihat Felix berjalan menuju kamar, dia mengingatkannya dengan suara yang dalam, "Dia sedang tidur.""Aku tunggu di depan pintu!" ucap Felix tanpa menoleh ke belakang.Seperti dugaannya, Felix tidak bertanya apa-apa lagi.Tanto tidak jauh lebih tua dari Felix dan hanya memiliki sedikit kenangan tentang keponakannya ini.Yang tidak akan pernah dia lupakan adalah tekad Felix saat pergi ke luar negeri. Memikirkannya lagi setelah dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-10
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0212

    "Kenapa kamu di bawah?" Ekspresi Felix semakin lebih buruk ketika melihatnya.Siska turun dari mobil dan bergegas memeluk Yara. "Rara, maaf sudah membuatmu khawatir."Dia mengirim tatapan memohon kepada Felix. Pria ini dari tadi terlihat seperti ingin membunuh seseorang."Cepat naik," desak Felix."Iya." Siska mengangguk-angguk, menarik Yara menuju lift."Kak Felix, kamu juga cepat-cepat pulang dan istirahat." Yara melambaikan tangannya pada Felix sebelum masuk bersama Siska.Setelah sampai di dalam rumah, Siska memeluk Yara. "Rara, apa yang harus aku lakukan? Apa yang harus aku lakukan?""Ada apa? Apa yang terjadi?" Yara menepuk-nepuk punggungnya penuh rasa pilu. "Kamu ... pergi ke pesta pertunangan tadi?"Siska melepaskan Yara, menundukkan kepalanya dan berbisik, "Bukannya aku pergi ke sana, tapi Tanto ... menyeretku ke Hotel Royal.""Mau apa dia?" Yara tak kuasa menahan amarahnya. "Siska, tahu nggak? Pesta pertunangannya dibatalkan."Siska mungkin bisa menebaknya, tetapi saat itu, T

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-10
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0213

    Yara duduk di tempat tidur beberapa saat sebelum akhirnya pulih.Dia pergi keluar kamar dengan wajah lelah dan melihat Siska sudah menyiapkan sarapan."Kenapa kamu pucat sekali? Nggak bisa tidur nyenyak?" Siska berjalan ke arahnya dengan raut wajah khawatir."Nggak, aku cuma mimpi agak panjang." Yara tersenyum kecil, lalu dia menyadari Siska sudah berpakaian lengkap. "Kamu mau keluar? Nggak sarapan dulu?"Siska menyerahkan ponselnya.Yara melihat ada sebuah pesan teks. Di bawahnya tertulis nama Liana."Liana minta ketemu?"Siska mengangguk. "Dia mungkin tahu apa yang terjadi kemarin, jadi dia ingin menyelidikinya.""Kenapa? Dia ingin mempertanyakan kamu?" Instingnya sebagai seorang wanita tahu bahwa Liana pasti datang dengan niat buruk. Yara berbalik dan kembali ke kamarnya. "Aku ikut.""Nggak usah." Siska menariknya, tertawa kecil. "Dengan kekuatanmu sekarang, kalau ingin berkelahi juga, mungkin aku masih harus melindungimu.""Nggak peduli, pokoknya aku ikut." Meski bukan perseteruan

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-11

Bab terbaru

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0627

    Pada hari yang telah disepakati, Yudha menerima telepon dari Revan di pagi hari."Pak Yudha, saya di Meria sekarang, sedang menunggu penerbangan pulang. Seluruh informasinya sudah hampir lengkap.""Bagus." Yudha agak terkejut. Dia tidak menyangka Revan perlu pergi ke Meria. dia menambahkan, "Hati-hati di perjalanan. Aku tunggu kepulanganmu.""Pak Yudha." Revan menatap dokumen di tangannya. "Saya akan pergi ke rumahmu setelah sampai di sana. Sebelum itu ... siapkan mentalmu.""Oke." Yudha menutup telepon. Dia sebenarnya merasakan sedikit firasat buruk dalam hatinya.Dia menatap kalender dan melihat hari persidangan perceraiannya akan tiba dua hari lagi. Masih ada waktu.Satu hari terasa sangat panjang bagi Yudha. Dia meninggalkan semua pekerjaan dan kembali ke rumah keluarga besar untuk bermain sebentar dengan Agnes dan Yovi, lalu kembali ke vilanya dan menunggu.Agnes bertanya, "Kerjaanmu hari ini sudah selesai 'kan? Kenapa buru-buru pergi? Temani anakmu lebih lama lagi."Sejak ada Yov

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0626

    Saat masuk ke ruang tamu, Santo jelas merasa agak malu, tapi Felix dan Gio bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa dan bicara dengannya seperti biasa.Yara membawa album foto yang baru diambilnya dan mereka semua berkumpul untuk melihat."Ayah, lihat, ini foto pernikahanmu. Kalian masih sangat muda waktu itu, sangat tampan dan cantik."Santo tersenyum dan mengulurkan tangan untuk menyentuh Zaina di foto itu."Senyum Ibu sangat cantik di foto ini. Yang ini, Ayah, kamu sangat tampan ...."Sambil berbicara, Yara memperhatikan ekspresi Santo. Di dalamnya banyak foto-foto Melanie. Dia berusaha untuk menyebutnya sesedikit mungkin.Lambat laun, raut wajah Santo menjadi semakin serius.Tiba-tiba, air mata menetes membasahi album foto."Ayah, kamu kenapa?" Yara sedikit panik dan berusaha menyingkirkan album foto itu. "Kita lihat besok lagi saja, nggak apa-apa."Santo menunduk. Tangannya membelai wanita yang ada di foto tersebut dengan penuh kasih sayang. "Kenapa aku nggak pulang lebih cepat

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0625

    Segera setelah pintu kamar mandi terbuka, bau menyengat menghantam. Ada noda air berwarna kuning di lantai. Tidak perlu ditanya lagi apa itu.Santo membelakangi semua orang, meringkuk di sudut ruangan. Seluruh tubuhnya gemetar."Kalian keluar dulu." Yara merasa dadanya sangat sesak dan meminta semuanya pergi."Rara, nggak apa-apa, biarkan aku membantumu." Siska bergegas berkata."Nggak usah." Yara menggeleng dan menatap mereka dengan memohon, "Keluar dulu, oke? Keluar!""Ayo, kita tunggu di ruang tamu." Gio akhirnya merespons, mengangguk kepada Yara, dan menarik pergi Felix dan Siska.Yara berdiri di ambang pintu, mengendus-endus, dan berseru lirih, "Ayah, mereka sudah pergi. Nggak apa-apa."Santo masih meringkuk di pojokan.Dia adalah kepala keluarga Lubis, yang berwibawa dan terhormat seumur hidup. Tapi sekarang ... pikirannya sudah tidak jernih lagi dan menghadapi hal semacam ini saja tidak bisa."Ayah!" Yara dengan hati-hati melangkah maju dan menarik lembut pakaian Santo. "Ayah, n

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0624

    Yara juga berdiri dan menatap mata Melanie. "Bahkan meski mereka tahu kebenarannya dan menukar kita kembali, mereka tetap akan sangat mencintaimu dengan kasih sayang yang sama.""Melanie, kamu kehilangan dua orang yang paling menyayangimu. Kamu benar-benar nggak menyesalinya?" Yara sedikit emosional."Nggak!" kata Melanie dengan sangat tegas. "Yara, asal kamu tahu, nggak ada kata "menyesal" dalam kamus hidupku. Ambil barang-barangmu dan cepat pergi. Nggak usah ngoceh nggak jelas di sini."Yara menggelengkan kepalanya, mengambil album foto itu dan mengatakan satu hal lagi, "Jaga dirimu baik-baik."Dia keluar dari vila, mengucapkan selamat tinggal kepada Amel, dan segera pergi.Amel kembali ke vila dan melihat Melanie melamun sambil memandangi foto Zaina. Dia bertanya dengan suara kecil, "Bu, kamu juga kangen ibumu?""Dia bukan ibuku." Melanie mengambil foto itu dari dinding dan melemparkannya ke lantai. "Aku nggak kangen dia. Nggak sedikit pun!"Orang yang paling disayangi Zaina semasa

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0623

    Setelah kehilangan Santo sekali, Yara dan yang lainnya tidak berani ceroboh lagi, terutama Siska."Rara, aku janji nggak akan membiarkan Paman Santo lepas dari pandanganku."Yara tertawa sambil menggelengkan kepalanya. "Oke, tutup pintunya, dia nggak akan bisa keluar. Aku keluar sebentar."Karena Santo selalu bicara soal menemui Zaina, Yara ingin pergi ke rumah keluarga Lubis untuk mengambil foto-foto Zaina. Dia sudah menelepon Melanie.Sampai di sana, dia melihat Amel sudah menunggunya dari kejauhan."Bibi Rara!" Amel melihat kedatangannya dan langsung berlari menghampiri. "Bibi Rara, kamu di sini."Yara memeluk Amel. "Wah, Amel sudah tambah tinggi dan cantik.""Bibi Rara juga tambah cantik," balas si kecil bermulut manis.Yara membawanya masuk ke dalam vila. Melanie sudah menunggu di ruang tamu."Barangnya di lantai atas, mungkin di kamar mereka." Melanie bangkit dan berjalan ke arah tangga. "Ayo kuantar ke atas.""Terima kasih." Yara meminta Amel bermain sendirian dan mengikuti ke a

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0622

    Ini pertama kalinya Amel melihat Yudha berbicara sangat serius dengannya. Wajahnya langsung terlihat takut dan dia berbisik, "Amel kasihan sama Ibu.""Ibumu kenapa?" Yudha berjongkok dan sedikit melunakkan nada bicaranya.Amel menggeleng dan mengulangi, "Ibu kasihan sekali."Yudha tidak bertanya lagi dan mengelus kepala si kecil. "Amel, mungkin suasana hati ibumu sedang buruk. Paman akan menghiburnya, tenang saja.""Terima kasih, Paman." Amel menghela napas dan melanjutkan bermain.Yudha duduk di sofa dan menunggu. Pikirannya terus terbayang penampilan Melanie barusan. Gelagatnya seperti orang mabuk, tapi tidak ada bau alkohol sama sekali di dalam kamar. Bau itu ...Yudha belum pernah merasakan bau seperti itu sebelumnya. Menyengat dan sangat tidak enak.Dia menunggu beberapa saat dan kemudian melihat Melanie turun. Melanie sudah berganti pakaian dan menata rambutnya, nyaris seperti orang yang berbeda, membuat Yudha bertanya-tanya apakah yang dilihatnya tadi itu hanya ilusi."Yudha, ke

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0621

    Selama beberapa hari berikutnya, Yara menghabiskan waktu bersama Yola dan Santo di siang hari. Lalu malamnya mengerjakan desain perhiasan bertemakan "Pulau" itu.Tapi, inspirasinya seakan sedang surut dan ide-ide yang dia pikirkan masih kurang memuaskan.Sidang perceraiannya semakin dekat.Di suatu sore, Yudha menerima telepon dari Amel sebelum pulang dari kantor."Paman sedang sibuk?" ucap gadis kecil itu dengan suara manis. "Amel sudah lama nggak ketemu Paman. Paman sedang sibuk bersama adikku ya?"Yudha terdiam. Beberapa waktu telah berlalu sejak Yovian datang ke rumah. Dia memang sudah lama belum bertemu Amel.Sejenak, dia merasa malu. "Paman minta maaf. Malam ini Paman ke rumahmu, oke?""Sekarang saja. Ayo makan di luar bersama Ibu." Amel tertawa usil. "Tapi jangan bilang Ibu. Beri dia kejutan.""Oke." Yudha menjawab ringan.Dia membereskan pekerjaannya sebentar dan segera pergi ke rumah keluarga Lubis. Tak disangka, Amel sudah menunggu di depan pintu."Amel ...""Ssst!" Amel mene

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0620

    "Nggak mungkin." Yara berpikir, satu-satunya pria yang dekat dengannya baru-baru ini adalah Felix.Menurutnya, dengan sifat Felix, dia tidak mungkin punya ini seperti ini. Saran dari Gio juga rasanya tidak mungkin sampai ke sini.Dia tidak tahu siapa lagi yang mungkin."Rara, gawat!"Yara tiba-tiba mendengar suara Siska dari belakangnya. Dia buru-buru menutup telepon. "Safira, aku ada urusan mendadak. Sampai di sini dulu ya, terima kasih!""Ada apa?" Dia menatap Siska dengan cemas."Ayahmu ... ayahmu hilang." Siska terengah-engah karena kelelahan. Dia jelas sudah mencari di sekitar untuk mencoba mencarinya sebelum memberi tahu Yara.Suaranya seperti menahan tangisan. "Kami terlalu fokus dengan Yola. Aku nggak tahu sejak kapan ayahmu pergi.""Nggak apa-apa. Tolong jaga Yola dulu, aku akan mencarinya." Yara menenangkan Siska dan segera menelepon polisi.Setelah menelepon polisi, dia menelepon Felix dan Gio."Oke, jangan khawatir, kami akan membantu mencari." Felix menenangkan Yara dan me

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0619

    Keesokan harinya setelah sarapan, cuaca di luar sangat cerah. Yara ingin mengajak Yola dan Santo berjalan-jalan."Aku ikut juga." Siska melambaikan kedua tangannya. Reaksi kehamilannya sudah jauh membaik akhir-akhir ini. Usia kandungannya sudah lima minggu.Yara meminta pengasuh memakaikan baju kepada Yola sementara dia pergi membantu Santo."Ayah, ganti baju dulu, lalu pergi jalan-jalan, oke?""Jalan-jalan?" Santo berpikir sejenak, "Ketemu Zaina?"Hati Yara terasa pilu. Dia hanya bisa berbohong, "Ya, jalan-jalan, menemui ibuku. Ayo Ayah, aku bantu pakai baju.""Oke, ketemu Zaina, ketemu Zaina ..." Santo terus bergumam dan segera berganti pakaian.Mereka turun ke bawah dan pergi ke lapangan kompleks. Yola di dalam kereta dorong bayi. Mata lebarnya berkedip-kedip, melihat ke mana-mana penuh rasa ingin tahu.Yara awalnya khawatir anaknya terlalu kecil untuk dibawa keluar. Tapi pengasuhnya mengatakan bahwa Yola tumbuh dengan sangat baik. Cuacanya sedang bagus, tidak terlalu dingin dan tid

DMCA.com Protection Status