Share

Bab 0173

Author: Jus Strawberi
last update Last Updated: 2024-05-27 18:00:00
Keesokan paginya, ketika Yara pergi ke ruang tamu dan melihat ponselnya, dia pun melihat Zaina telah meneleponnya beberapa kali dan mengirim banyak pesan.

Mau bagaimana lagi. Sejak Siska mengetahui kehamilannya, dia tidak mengizinkannya bermain ponsel sebelum tidur. Jadi dia hanya meletakkan ponselnya di ruang tamu dan mematikannya.

Sejak dia mengetahui hubungannya dengan Zaina waktu itu tetapi tidak bisa memberitahukannya, dia tidak pernah berani menghubungi Zaina.

Jadi, dia cepat-cepat membuka pesan itu.

"Rara, katanya kamu sakit gastroenteritis akut? Sudah baikan belum?"

"Rara, kamu harus selalu jaga kesehatan. Makannya bubur dulu biar perutmu cepat pulih."

"Rara, Bibi dan Paman mohon maaf. Tapi Melly anak kami, kami nggak punya pilihan."

Setelah melihat pesan terakhir, hidung Yara terasa sakit dan air matanya langsung jatuh.

Betapa dia ingin memberitahu Zaina bahwa dia adalah putrinya, betapa dia ingin berbagi kabar baik tentang kehamilannya dengan Zaina.

Dalam situasi saat ini, ji
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0174

    Mereka duduk dan memesan, lalu mulai makan tak lama kemudian.Namun, yang tidak disangka Yara, mereka bertemu Liana dan Melanie di restoran tersebut.Ketika mata Liana dan Siska saling berhadapan, mereka menunjukkan rasa terkejut yang sangat jelas."Rara, Siska, kebetulan sekali!" Melanie menyapa mereka terlebih dahulu. "Tante baru pulang dari luar negeri, jadi aku ingin mengajaknya makan di tempat yang enak. Kebetulan sekali kalian juga di sini."Yara melirik Siska. Gadis itu menundukkan kepalanya, entah sedang memikirkan apa.Dia berdiri sambil berpegangan pada meja dan berkata dengan suara datar, "Tante, kebetulan sekali."Liana mengangguk, seolah tidak ingin berkata apa-apa, dan terus menatap Siska."Tante, ayo masuk." Melanie mencoba meraih lengan Liana. Tak disangka, Liana menghindarinya.Dia menggerakkan bibirnya canggung. "Pergi saja.""Aku nggak terlalu nafsu makan hari ini. Kita pergi lain kali saja," kata Liana dingin, lalu dia menatap Siska. "Aku sudah janji mau lihat-lihat

    Last Updated : 2024-05-27
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0175

    Yara yang duduk diam sejak tadi, mengambil kopi di depannya dan menyiramkan isinya ke depan."Yara! Ahh ..." Melanie langsung menggila. Dia berdiri dan hendak menerkam. "Aku belum selesai denganmu!"Namun, sebelum tangannya sempat menyentuh Yara, Siska menjambak rambutnya."Kamu haus perhatian ya?" Siska menggertakkan giginya. "Segitu hausnya sampai ngemis-ngemis di depanku? Dasar anjing bodoh yang melompat ke jurang. Cari mati sendiri.""Aahh ... lepaskan aku! Memang kamu kekasih gelap Tanto, masih berani sok suci?" teriak Melanie untuk melawan.Siska menjambak semakin kuat. Saat mendengar Melanie menjerit kesakitan, dia merasa lebih lega."Melanie, aku kadang takjub betapa nggak tahu malunya kamu. Jelas-jelas aku masih kalah. Merebut orang tua Rara seenaknya? Orang tuamu sendiri sudah mati?"Melanie terbungkam karena teguran itu. Ketika dia sadar diri bahwa dirinya bukan tandingan Siska, Melanie segera menoleh ke arah Yara."Yara, suruh Siska melepaskanku, atau Zaina yang akan merasa

    Last Updated : 2024-05-27
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0176

    "Gelas ketiga ini, untukku sendiri. Tanto bajingan itu benar-benar mau tunangan. Sebagai perayaan, akhirnya aku keluar dari laut kesengsaraan dan nggak harus jadi pelampiasan lagi."Suaranya tercekat saat mengucapkan beberapa kata terakhir.Satu gelas minuman turun melewati kerongkongan Siska lagi."Siska." Yara meraih tangan Siska yang hendak menuang minuman lagi. "Sudah minumnya, kamu makan dulu.""Nggak apa-apa, kamu tahu 'kan aku biasanya kuat minum berapa banyak?" Siska melepaskan diri dari tangan Yara. "Segini saja bukan apa-apa.""Siska!" Yara menyatukan kedua tangannya, "Menangis saja kalau ingin menangis. Perasaanmu pasti lebih lega setelah menangis.""Kenapa aku harus menangis?" Siska tersenyum dengan mata merah dan bergumam pada dirinya sendiri, "Aku sangat bahagia. Aku belum pernah sebahagia ini seumur hidupku.""Siska ..." Yara tidak bisa berkata-kata lagi. Air matanya jatuh satu per satu."Yara bodoh." Siska mendengus dan mengulurkan tangan untuk menyeka air mata Yara. "K

    Last Updated : 2024-05-28
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0177

    "Oke, oke." Yara tahu sifat Siska.Kalau tidak bertemu Tanto dan mencurahkan kemarahannya, Siska pasti akan memendamnya seumur hidup."Biar aku yang minta ketemu, terus nanti aku juga ikut." Yara mencari ponselnya dan hendak mengirim pesan kepada Tanto."Aku bisa pergi sendiri." Setelah menangis, suasana hati Siska menjadi lebih stabil, tetapi yang jelas dia masih sangat rapuh dan berbeda dari biasanya.Yang luluh terlebih dahulu, dialah yang kalah. Seperti Siska sekarang."Aku harus ikut," kata Yara tegas, lalu dia mengirimkan pesan."Tanto, bisa bertemu besok? Jam 9, di restoran yang waktu itu."Mereka berdua menunggu beberapa saat, tetapi tidak kunjung mendapat balasan dari Tanto.Yara dengan ragu-ragu bertanya, "Kirim satu pesan lagi?""Nggak usah." Siska menggeleng. "Kalau dia nggak mau ketemu, seratus pesan pun nggak ada gunanya. Biarkan saja."Dia melirik jam di dinding dan berkata, "Sekarang sudah malam, kamu harus istirahat.""Beres-beres ini dulu." Yara bangkit berdiri."Aku

    Last Updated : 2024-05-28
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0178

    Dulu dia iri dengan ketenangan dan kepala dingin Siska. Karena itu, melihatnya seperti ini sekarang membuat hatinya seperti disayat-sayat."Aku baik-baik saja." Siska berkata sambil tersenyum. "Di dunia yang besar ini, yang paling kupedulikan adalah diriku sendiri. Aku nggak akan membiarkan diriku disusahkan."Sambil berbincang, keduanya sampai di depan pintu ruang pribadi.Yara mengangkat tangannya dan hendak mengetuk pintu ketika dia mendengar suara seorang wanita samar-samar datang dari dalam.Hanya saja, suara itu terlalu pelan dan dia tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang dibicarakan. Dia hanya yakin itu suara perempuan, bukan suara Tanto.Yara segera menatap Siska dan mengumpat dengan gigi terkatup, "Tanto berengsek. Apa maksudnya?""Kenapa?" Belum sempat Siska bicara, suara Tanto terdengar dari belakang mereka berdua."Memangnya kenapa kalau aku bawa orang lain?" Tanto melirik Siska dengan tatapan dingin, lalu bertanya pada Yara, "Kamu boleh bawa orang lain, tapi aku nggak?

    Last Updated : 2024-05-28
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0179

    "Oke." Tanpa diduga, Liana langsung setuju.Dia berdiri dan membungkuk hormat kepada Siska. "Sebenarnya, aku datang ke sini hari ini untuk meminta maaf langsung kepada Siska. Karena aku juga ikut bertanggung jawab atas masalah ini.""Nggak ada hubungannya denganmu, kenapa kamu minta maaf?" Tanto membantu Liana berdiri dengan wajah sedih, lalu menatap Yara dan Siska. "Jujur saja, kalau Liana nggak memintaku datang, aku nggak akan datang sama sekali hari ini."Matanya akhirnya terpaku pada Siska. "Urusan antara kita berdua sejak awal hanya transaksi uang dan seks. Entah itu pelampiasan atau untuk memenuhi kebutuhan, aku nggak berkewajiban menjelaskan apa pun kepadamu."Penghinaan terang-terangan.Siska sedikit terengah-engah. Saat dia kesulitan tidur tadi malam, dia bertanya pada dirinya sendiri berulang kali.Apakah dirinya seseorang yang begitu mencintai uang? Kenapa dia jatuh cinta pada Tanto? Apakah karena uangnya?Sejujurnya, dia tidak dapat menjawabnya dengan pasti.Bukankah setiap

    Last Updated : 2024-05-28
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0180

    Mereka berdua duduk sekitar setengah jam sampai Siska tiba-tiba tersenyum dan berkata, "Makanannya sudah dingin semua. Mau dibungkus saja?""Kamu lapar?" Yara dengan cermat mengamati ekspresi Siska, tetapi tidak melihat sesuatu pun yang aneh."Lumayan sih." Siska menyentuh perutnya dengan ekspresi berlebihan."Kalau begitu, ayo pesan di meja baru saja, aku yang traktir." Yara berdiri dan pergi mencari pelayan."Mubazir." Siska tiba-tiba mengambil sendok dan mulai makan. "Yang punya utang 1 miliar itu aku. Satu rupiah pun nggak boleh terbuang sia-sia. Kamu juga nggak boleh."Uang pemberian Tanto hampir tak pernah dia sentuh, kecuali 1 miliar yang dia gunakan untuk pengobatan penyakit ibunya.Yara duduk kembali. Dia benar-benar tidak nafsu makan, jadi dia hanya menyaksikan Siska makan.Siska awalnya makan dengan suapan kecil, tapi kemudian dia mulai menyendok lebih banyak dengan mata berkaca-kaca. Dia tidak membiarkan dirinya menangis.Yara menepuknya dengan lembut dan berkata dengan sua

    Last Updated : 2024-05-29
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0181

    Dalam perjalanan, Felix mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Ternyata Yudha sedang mabuk."Yudha? Mabuk?" Yara benar-benar terkejut. Selama bertahun-tahun dia mengenal Yudha, dia belum pernah mendengar pria itu mabuk.Bukan karena dia tipe yang tidak gampang mabuk, tetapi karena pengendalian dirinya yang mengalahkan segalanya."Iya, tapi nggak terlalu." Felix melirik ke arahnya. "Jadi aku panggil kamu untuk mengurusnya."Mata Yara membelalak."Nggak apa-apa 'kan?" Felix bertanya lagi. "Aku juga ingin memanfaatkan kesempatan ini biar kalian bisa lebih dekat. Kalau kamu nggak mau, aku antar kamu pulang lagi sekarang.""Nggak, nggak apa-apa." Yara tertawa datar dua kali.Dia menyentuh perutnya dan berkata bahwa dia akan melakukan apa saja untuk mencegah anak-anaknya terpisah dari ayah mereka setelah lahir.Dia tersenyum dan meledek Felix, "Kak Felix kelihatannya serius, tapi aku nggak nyangka kamu begitu perhatian. Sampai berbuat sejauh ini demi aku dan anak-anakku.""Bukan apa-apa." F

    Last Updated : 2024-05-29

Latest chapter

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0627

    Pada hari yang telah disepakati, Yudha menerima telepon dari Revan di pagi hari."Pak Yudha, saya di Meria sekarang, sedang menunggu penerbangan pulang. Seluruh informasinya sudah hampir lengkap.""Bagus." Yudha agak terkejut. Dia tidak menyangka Revan perlu pergi ke Meria. dia menambahkan, "Hati-hati di perjalanan. Aku tunggu kepulanganmu.""Pak Yudha." Revan menatap dokumen di tangannya. "Saya akan pergi ke rumahmu setelah sampai di sana. Sebelum itu ... siapkan mentalmu.""Oke." Yudha menutup telepon. Dia sebenarnya merasakan sedikit firasat buruk dalam hatinya.Dia menatap kalender dan melihat hari persidangan perceraiannya akan tiba dua hari lagi. Masih ada waktu.Satu hari terasa sangat panjang bagi Yudha. Dia meninggalkan semua pekerjaan dan kembali ke rumah keluarga besar untuk bermain sebentar dengan Agnes dan Yovi, lalu kembali ke vilanya dan menunggu.Agnes bertanya, "Kerjaanmu hari ini sudah selesai 'kan? Kenapa buru-buru pergi? Temani anakmu lebih lama lagi."Sejak ada Yov

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0626

    Saat masuk ke ruang tamu, Santo jelas merasa agak malu, tapi Felix dan Gio bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa dan bicara dengannya seperti biasa.Yara membawa album foto yang baru diambilnya dan mereka semua berkumpul untuk melihat."Ayah, lihat, ini foto pernikahanmu. Kalian masih sangat muda waktu itu, sangat tampan dan cantik."Santo tersenyum dan mengulurkan tangan untuk menyentuh Zaina di foto itu."Senyum Ibu sangat cantik di foto ini. Yang ini, Ayah, kamu sangat tampan ...."Sambil berbicara, Yara memperhatikan ekspresi Santo. Di dalamnya banyak foto-foto Melanie. Dia berusaha untuk menyebutnya sesedikit mungkin.Lambat laun, raut wajah Santo menjadi semakin serius.Tiba-tiba, air mata menetes membasahi album foto."Ayah, kamu kenapa?" Yara sedikit panik dan berusaha menyingkirkan album foto itu. "Kita lihat besok lagi saja, nggak apa-apa."Santo menunduk. Tangannya membelai wanita yang ada di foto tersebut dengan penuh kasih sayang. "Kenapa aku nggak pulang lebih cepat

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0625

    Segera setelah pintu kamar mandi terbuka, bau menyengat menghantam. Ada noda air berwarna kuning di lantai. Tidak perlu ditanya lagi apa itu.Santo membelakangi semua orang, meringkuk di sudut ruangan. Seluruh tubuhnya gemetar."Kalian keluar dulu." Yara merasa dadanya sangat sesak dan meminta semuanya pergi."Rara, nggak apa-apa, biarkan aku membantumu." Siska bergegas berkata."Nggak usah." Yara menggeleng dan menatap mereka dengan memohon, "Keluar dulu, oke? Keluar!""Ayo, kita tunggu di ruang tamu." Gio akhirnya merespons, mengangguk kepada Yara, dan menarik pergi Felix dan Siska.Yara berdiri di ambang pintu, mengendus-endus, dan berseru lirih, "Ayah, mereka sudah pergi. Nggak apa-apa."Santo masih meringkuk di pojokan.Dia adalah kepala keluarga Lubis, yang berwibawa dan terhormat seumur hidup. Tapi sekarang ... pikirannya sudah tidak jernih lagi dan menghadapi hal semacam ini saja tidak bisa."Ayah!" Yara dengan hati-hati melangkah maju dan menarik lembut pakaian Santo. "Ayah, n

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0624

    Yara juga berdiri dan menatap mata Melanie. "Bahkan meski mereka tahu kebenarannya dan menukar kita kembali, mereka tetap akan sangat mencintaimu dengan kasih sayang yang sama.""Melanie, kamu kehilangan dua orang yang paling menyayangimu. Kamu benar-benar nggak menyesalinya?" Yara sedikit emosional."Nggak!" kata Melanie dengan sangat tegas. "Yara, asal kamu tahu, nggak ada kata "menyesal" dalam kamus hidupku. Ambil barang-barangmu dan cepat pergi. Nggak usah ngoceh nggak jelas di sini."Yara menggelengkan kepalanya, mengambil album foto itu dan mengatakan satu hal lagi, "Jaga dirimu baik-baik."Dia keluar dari vila, mengucapkan selamat tinggal kepada Amel, dan segera pergi.Amel kembali ke vila dan melihat Melanie melamun sambil memandangi foto Zaina. Dia bertanya dengan suara kecil, "Bu, kamu juga kangen ibumu?""Dia bukan ibuku." Melanie mengambil foto itu dari dinding dan melemparkannya ke lantai. "Aku nggak kangen dia. Nggak sedikit pun!"Orang yang paling disayangi Zaina semasa

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0623

    Setelah kehilangan Santo sekali, Yara dan yang lainnya tidak berani ceroboh lagi, terutama Siska."Rara, aku janji nggak akan membiarkan Paman Santo lepas dari pandanganku."Yara tertawa sambil menggelengkan kepalanya. "Oke, tutup pintunya, dia nggak akan bisa keluar. Aku keluar sebentar."Karena Santo selalu bicara soal menemui Zaina, Yara ingin pergi ke rumah keluarga Lubis untuk mengambil foto-foto Zaina. Dia sudah menelepon Melanie.Sampai di sana, dia melihat Amel sudah menunggunya dari kejauhan."Bibi Rara!" Amel melihat kedatangannya dan langsung berlari menghampiri. "Bibi Rara, kamu di sini."Yara memeluk Amel. "Wah, Amel sudah tambah tinggi dan cantik.""Bibi Rara juga tambah cantik," balas si kecil bermulut manis.Yara membawanya masuk ke dalam vila. Melanie sudah menunggu di ruang tamu."Barangnya di lantai atas, mungkin di kamar mereka." Melanie bangkit dan berjalan ke arah tangga. "Ayo kuantar ke atas.""Terima kasih." Yara meminta Amel bermain sendirian dan mengikuti ke a

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0622

    Ini pertama kalinya Amel melihat Yudha berbicara sangat serius dengannya. Wajahnya langsung terlihat takut dan dia berbisik, "Amel kasihan sama Ibu.""Ibumu kenapa?" Yudha berjongkok dan sedikit melunakkan nada bicaranya.Amel menggeleng dan mengulangi, "Ibu kasihan sekali."Yudha tidak bertanya lagi dan mengelus kepala si kecil. "Amel, mungkin suasana hati ibumu sedang buruk. Paman akan menghiburnya, tenang saja.""Terima kasih, Paman." Amel menghela napas dan melanjutkan bermain.Yudha duduk di sofa dan menunggu. Pikirannya terus terbayang penampilan Melanie barusan. Gelagatnya seperti orang mabuk, tapi tidak ada bau alkohol sama sekali di dalam kamar. Bau itu ...Yudha belum pernah merasakan bau seperti itu sebelumnya. Menyengat dan sangat tidak enak.Dia menunggu beberapa saat dan kemudian melihat Melanie turun. Melanie sudah berganti pakaian dan menata rambutnya, nyaris seperti orang yang berbeda, membuat Yudha bertanya-tanya apakah yang dilihatnya tadi itu hanya ilusi."Yudha, ke

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0621

    Selama beberapa hari berikutnya, Yara menghabiskan waktu bersama Yola dan Santo di siang hari. Lalu malamnya mengerjakan desain perhiasan bertemakan "Pulau" itu.Tapi, inspirasinya seakan sedang surut dan ide-ide yang dia pikirkan masih kurang memuaskan.Sidang perceraiannya semakin dekat.Di suatu sore, Yudha menerima telepon dari Amel sebelum pulang dari kantor."Paman sedang sibuk?" ucap gadis kecil itu dengan suara manis. "Amel sudah lama nggak ketemu Paman. Paman sedang sibuk bersama adikku ya?"Yudha terdiam. Beberapa waktu telah berlalu sejak Yovian datang ke rumah. Dia memang sudah lama belum bertemu Amel.Sejenak, dia merasa malu. "Paman minta maaf. Malam ini Paman ke rumahmu, oke?""Sekarang saja. Ayo makan di luar bersama Ibu." Amel tertawa usil. "Tapi jangan bilang Ibu. Beri dia kejutan.""Oke." Yudha menjawab ringan.Dia membereskan pekerjaannya sebentar dan segera pergi ke rumah keluarga Lubis. Tak disangka, Amel sudah menunggu di depan pintu."Amel ...""Ssst!" Amel mene

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0620

    "Nggak mungkin." Yara berpikir, satu-satunya pria yang dekat dengannya baru-baru ini adalah Felix.Menurutnya, dengan sifat Felix, dia tidak mungkin punya ini seperti ini. Saran dari Gio juga rasanya tidak mungkin sampai ke sini.Dia tidak tahu siapa lagi yang mungkin."Rara, gawat!"Yara tiba-tiba mendengar suara Siska dari belakangnya. Dia buru-buru menutup telepon. "Safira, aku ada urusan mendadak. Sampai di sini dulu ya, terima kasih!""Ada apa?" Dia menatap Siska dengan cemas."Ayahmu ... ayahmu hilang." Siska terengah-engah karena kelelahan. Dia jelas sudah mencari di sekitar untuk mencoba mencarinya sebelum memberi tahu Yara.Suaranya seperti menahan tangisan. "Kami terlalu fokus dengan Yola. Aku nggak tahu sejak kapan ayahmu pergi.""Nggak apa-apa. Tolong jaga Yola dulu, aku akan mencarinya." Yara menenangkan Siska dan segera menelepon polisi.Setelah menelepon polisi, dia menelepon Felix dan Gio."Oke, jangan khawatir, kami akan membantu mencari." Felix menenangkan Yara dan me

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0619

    Keesokan harinya setelah sarapan, cuaca di luar sangat cerah. Yara ingin mengajak Yola dan Santo berjalan-jalan."Aku ikut juga." Siska melambaikan kedua tangannya. Reaksi kehamilannya sudah jauh membaik akhir-akhir ini. Usia kandungannya sudah lima minggu.Yara meminta pengasuh memakaikan baju kepada Yola sementara dia pergi membantu Santo."Ayah, ganti baju dulu, lalu pergi jalan-jalan, oke?""Jalan-jalan?" Santo berpikir sejenak, "Ketemu Zaina?"Hati Yara terasa pilu. Dia hanya bisa berbohong, "Ya, jalan-jalan, menemui ibuku. Ayo Ayah, aku bantu pakai baju.""Oke, ketemu Zaina, ketemu Zaina ..." Santo terus bergumam dan segera berganti pakaian.Mereka turun ke bawah dan pergi ke lapangan kompleks. Yola di dalam kereta dorong bayi. Mata lebarnya berkedip-kedip, melihat ke mana-mana penuh rasa ingin tahu.Yara awalnya khawatir anaknya terlalu kecil untuk dibawa keluar. Tapi pengasuhnya mengatakan bahwa Yola tumbuh dengan sangat baik. Cuacanya sedang bagus, tidak terlalu dingin dan tid

DMCA.com Protection Status