Share

Bab 0074

Penulis: Jus Strawberi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-29 18:00:01
Yunita menatap Yudha lagi. Melihat matanya masih tertutup, dia tidak punya pilihan selain berterima kasih dan menutup telepon.

"Tuan, coba saya buat lagi."

Yunita merasa panggilan telepon tadi benar-benar sulit dimengerti dan segera pergi ke dapur. Dia mengirimkan pesan lagi pada Yara untuk menjelaskan.

"Nyonya, maafkan saya. Tuan sendiri yang bilang bubur jamur kuping putih buatan saya itu rasanya salah. Saya mohon maaf. Selamat istirahat, Nyonya."

Yara dan Siska benar-benar terdiam saat melihat pesan itu.

"Bajingan itu salah minum obat? Tengah malam begini ingin makan bubur jamur kuping putih?"

"Lagi pula, apa bubur jamur kuping putih buatanku seenak itu? Kenapa aku belum pernah dengar dia memujiku sebelumnya?"

"Bajingan sialan, dia cuma cari gara-gara. Sengaja memanfaatkan Bibi Yunita untuk menyiksaku!"

Yara masih memaki-maki saat dia lihat Yunita menelepon lagi.

Dia menggertakkan gigi dan mengangkatnya.

"Nyonya, maafkan saya. Bisakah Nyonya datang ke sini besok? Ajari saya cara mem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0075

    Yara langsung memahami pertanyaan Yunita dan dapat menebak bahwa dia pasti diperintah Yudha.Dia hanya bisa geleng kepala, menatap ke arah ruang tamu dan meninggikan suaranya dengan sengaja. "Nggak usah diobati. Aku nggak ingin berurusan lagi dengan orang-orang tertentu."Dia kenal Yudha dan tahu bahwa Yudha pasti tidak akan ikut campur jika dia mengatakan hal ini.Benar saja, terdengar suara langkah kaki di ruang tamu dan Yudha naik ke atas dengan marah.Yunita tentu saja juga menyadarinya.Dia menggelengkan kepalanya dan menghela napas. "Nyonya, kenapa Nyonya melakukan semua ini? Walaupun Nyonya marah sama Tuan, jangan sampai mengorbankan tubuh sendiri."Yara tahu bahwa keputusannya agak naif, tetapi dia tidak tahan membayangkan Yudha membantunya demi Melanie.Masalah tangannya, dia akan memikirkan solusinya sendiri. Bahkan jika dia tidak bisa menggambar lagi, pasti ada jalan keluar lain.Dia tersenyum simpul tanpa kata."Nyonya." Yunita bisa menahan kata-katanya lagi. "Kalian benar-

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-30
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0076

    "Benarkah?" Melanie tidak bisa menahan tawanya.Dia takut Yudha akan menyesalinya. "Yudha, jangan khawatir. Aku pasti akan menyembuhkan tangan Rara."Setelah menutup telepon, Melanie menelepon Yara, tetapi gagal tersambung setelah beberapa kali mencoba.Kemarahannya meledak. "Wanita sialan ini memblokir nomorku.""Nggak bisa tersambung?" Silvia di sebelahnya juga mulai mengomel, "Anak sialan ini nggak punya kesadaran diri. Melly, tenang saja. Biar aku yang telepon."Dia sangat percaya diri. "Aku yakin dia nggak akan memblokir nomor ibunya sendiri."Tak disangka, Silvia juga tidak bisa meneleponnya setelah mencoba berkali-kali.Yara memblokir nomor mereka berdua.Silvia mengumpat tanpa henti penuh amarah."Sudah, jangan berisik!" teriak Melanie padanya.Silvia kaget. Ini pertama kalinya Melanie membentak dia sekeras itu."Bu!" Tidak ada orang lain di sekitar, jadi Melanie langsung memanggilnya ibu.Mata Silvia memerah saat itu juga. "Oke, anak baik."Kilatan rasa jijik melintas di mata

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-30
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0077

    "Rara? Kamu sengaja nunggu Ibu ya?"Silvia memasang senyum hangat di wajahnya dan berjalan cepat ke arah Yara bersama barang-barangnya.Yara refleks mundur satu langkah, diliputi rasa waspada."Nak, kenapa kamu menghindar?"Silvia meletakkan barang-barangnya dan melangkah maju untuk meraih tangan Yara.Yara mengelak lagi. "Kamu mau apa lagi?""Aku ini ibumu, kenapa kamu curiga begitu dengan ibumu?"Silvia memeras matanya sekencang mungkin untuk menitikkan sedikit air mata."Kamu masih marah sama Ibu? Bagaimana tanganmu sekarang? Coba Ibu lihat."Yara menarik tangannya ke belakang punggung. Dia sudah terlalu sering disakiti dan tidak bisa percaya pada orang di depannya ini lagi."Kamu nggak perlu mengkhawatirkan urusanku. Kalau nggak ada urusan lain, langsung pulang saja."Silvia tertegun sejenak. Dia tidak menyangka, setelah sekian lama, gadis ini masih menyimpan rasa benci pada dirinya.Dia berusaha keras untuk menahan emosinya. "Rara, aku ibumu. Semua orang tua pasti menginginkan yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-30
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0078

    "Yara!" Silvia seperti menggila."Cepat pergi dari sini. Mulai sekarang, aku nggak ada hubungannya denganmu atau keluarga Lubis."Yara berbalik dan berjalan menuju kompleks, pura-pura tidak mendengar Silvia menggila di belakangnya.Silvia marah-marah beberapa saat, lalu masuk ke dalam mobil dan pergi pulang.Dia perjalanan, dia menelepon Melanie untuk memberitahukan hasilnya."Melly, dia anak menjengkelkan, biarkan saja dia."Melanie tiba-tiba berteriak, "Apa kamu nggak dengar apa kata Yudha?"Silvia terlonjak kaget."Dasar sampah, nggak berguna! Jangan telepon aku lagi!" Melanie segera menutup telepon.Silvia tertegun sambil memegangi ponselnya.Melly baru saja memanggilnya ... sampah? Katanya, jangan telepon lagi?Dengan tangan gemetar, dia segera menelepon lagi, tetapi ditolak.Telepon lagi, ditolak lagi.Setelah itu, dia diblokir.Ketika Silvia kembali tersadar, dia mendapati wajahnya dipenuhi air mata."Nggak mungkin, kenapa Melly mengabaikanku? Nggak mungkin, dia cuma marah, ngga

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-30
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0079

    Yara pergi ke rumah sakit keesokan harinya setelah sarapan.Seburuk apa pun Melanie, Zaina tidak pernah jahat padanya."Bibi, bagaimana keadaanmu?"Yara sudah pernah bertanya tentang penyakit Zaina, tetapi Zaina selalu menjawab tidak apa-apa. Padahal dia sudah lama tidak keluar dari rumah sakit."Biasa saja."Zaina menarik senyuman di bibirnya dan menatap pergelangan tangan kanan Yara yang masih terbungkus. Matanya langsung memerah."Sini, Bibi ingin lihat tanganmu."Dia menghela hidungnya dan mencoba mengendalikan emosi."Nggak sakit lagi."Yara duduk dengan patuh dan meletakkan tangan kanannya di tangan Zaina."Jahitannya bisa dilepas beberapa hari lagi."Dia mengatakannya sambil tersenyum. Tatapan prihatin di mata Zaina membuat hatinya terasa berat.Betapa indahnya jika Zaina adalah ibunya ..."Apa kata dokter? Apa ada pengaruhnya saat digunakan untuk aktivitas nantinya?""Nggak kok." Yara menggelengkan kepalanya."Kamu bohong padaku?" Zaina tidak bisa menahan tangisnya. "Kamu nggak

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-30
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0080

    Dia tertawa pelan. "Sebenarnya, aku nggak punya bukti kuat sama sekali. Kalau nggak, aku sudah akan bertindak tanpa kasihan. Ini hanya tebakanku saja."Kesedihan muncul di wajahnya. "Kamu boleh menyalahkanku, kamu boleh memarahiku atau memukulku, tapi aku nggak akan berubah pikiran. Aku sangat yakin Melanie yang melakukan ini. Bahkan ... ibuku cuma melakukan perintahnya.""Bagaimana ini bisa terjadi? Bagaimana mungkin?"Zaina meletakkan tangan di dadanya, wajahnya semakin pucat."Bibi." Yara merasakan ada yang tidak beres. "Bibi, ada yang terasa nggak enak?""Aku baik-baik saja." Zaina mencoba untuk mengendalikan emosinya sebisa mungkin.Dia menatap Yara lagi. "Rara, terlepas apakah Melly yang melakukan ini atau bukan, Bibi ingin membantumu menyembuhkan tanganmu. Kamu sangat suka menggambar, kamu nggak boleh menyerah begitu saja."Yara tidak menduga Zaina masih peduli tentang tangannya setelah semua yang terjadi.Yara sangat terharu. "Bibi, Rara janji, apa pun yang terjadi, aku nggak a

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-30
  • Cinta yang Tertukar   Bab 81

    Yara langsung tersipu dan tergagap, bisa dianggap dia membenarkannya.Bagaimanapun, dia tidak mungkin menyebarkan hal-hal buruk keluarganya sendiri."Kamu dan Bibi Zaina benar-benar berjodoh." Perawat itu melanjutkan.Bibi Zaina?Yara langsung menangkap orang yang Perawat itu katakan adalah Zaina.Yara pun tersenyum. "Kami sekeluarga, dia bibiku.""Aku bukan ngomong tentang itu." Perawat itu melirik Yara. "Sebenarnya, kalian terlihat mirip.""..." Yara tidak tahu merasa bagaimana, tetapi dia tidak menyangkal hal ini.Karena Siska pernah juga mengatakan dia tidak mirip dengan Silvia, tetapi terlihat seperti ibu dan anak dengan Zaina.Sayangnya dalam hidupnya, Yara tidak mungkin memiliki ibu sebaik Zaina."Beberapa hari yang lalu, waktu kamu butuh transfusi darah, dia yang mendonorkannya dan sekarang waktu dia membutuhkannya, kamu kebetulan ada di sini."Darah sudah selesai diambil, perawat itu mengemasi barang-barangnya. "Apa namanya ini kalau bukan jodoh?"Wajah Yara sedikit pucat dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-30
  • Cinta yang Tertukar   Bab 82

    Yara menunduk dan tidak mengatakan apa-apa.Siska tahu Yara merasa sedih, jadi dia memeluknya. "Tapi, nggak apa-apa, kalau kita nggak bisa memiliki orang tua sebaik itu, kita harus menjadikan diri kita ibu seperti itu di masa depan."Ketika Siska mengatakan ini, wajahnya penuh dengan pengertian, tetapi dia tidak menyadari wajah Yara menjadi lebih muram."Siska, tidurlah lebih awal." Yara tersenyum dan bersiap untuk mandi.Namun, saat dia berdiri, teleponnya berdering, ternyata Yudha yang menelepon."Aneh, apa dia takut aku akan melupakan janji besok?"Yara hanya mengangkat teleponnya."Turunlah, aku ada di bawah." Suara Yudha terdengar sedikit cemas."Ada apa?" Perasaan tidak enak muncul di hati Yara."Pihak rumah tua menelepon, mereka bilang, kakek sakit.""Aku akan segera turun."Yara buru-buru mengganti pakaiannya, memberi tahu Siska dan segera turun ke bawah.Yudha memang sedang menunggu di bawah.Mereka berdua masuk ke dalam mobil dalam diam dan langsung menuju ke arah rumah tua.

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-30

Bab terbaru

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0627

    Pada hari yang telah disepakati, Yudha menerima telepon dari Revan di pagi hari."Pak Yudha, saya di Meria sekarang, sedang menunggu penerbangan pulang. Seluruh informasinya sudah hampir lengkap.""Bagus." Yudha agak terkejut. Dia tidak menyangka Revan perlu pergi ke Meria. dia menambahkan, "Hati-hati di perjalanan. Aku tunggu kepulanganmu.""Pak Yudha." Revan menatap dokumen di tangannya. "Saya akan pergi ke rumahmu setelah sampai di sana. Sebelum itu ... siapkan mentalmu.""Oke." Yudha menutup telepon. Dia sebenarnya merasakan sedikit firasat buruk dalam hatinya.Dia menatap kalender dan melihat hari persidangan perceraiannya akan tiba dua hari lagi. Masih ada waktu.Satu hari terasa sangat panjang bagi Yudha. Dia meninggalkan semua pekerjaan dan kembali ke rumah keluarga besar untuk bermain sebentar dengan Agnes dan Yovi, lalu kembali ke vilanya dan menunggu.Agnes bertanya, "Kerjaanmu hari ini sudah selesai 'kan? Kenapa buru-buru pergi? Temani anakmu lebih lama lagi."Sejak ada Yov

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0626

    Saat masuk ke ruang tamu, Santo jelas merasa agak malu, tapi Felix dan Gio bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa dan bicara dengannya seperti biasa.Yara membawa album foto yang baru diambilnya dan mereka semua berkumpul untuk melihat."Ayah, lihat, ini foto pernikahanmu. Kalian masih sangat muda waktu itu, sangat tampan dan cantik."Santo tersenyum dan mengulurkan tangan untuk menyentuh Zaina di foto itu."Senyum Ibu sangat cantik di foto ini. Yang ini, Ayah, kamu sangat tampan ...."Sambil berbicara, Yara memperhatikan ekspresi Santo. Di dalamnya banyak foto-foto Melanie. Dia berusaha untuk menyebutnya sesedikit mungkin.Lambat laun, raut wajah Santo menjadi semakin serius.Tiba-tiba, air mata menetes membasahi album foto."Ayah, kamu kenapa?" Yara sedikit panik dan berusaha menyingkirkan album foto itu. "Kita lihat besok lagi saja, nggak apa-apa."Santo menunduk. Tangannya membelai wanita yang ada di foto tersebut dengan penuh kasih sayang. "Kenapa aku nggak pulang lebih cepat

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0625

    Segera setelah pintu kamar mandi terbuka, bau menyengat menghantam. Ada noda air berwarna kuning di lantai. Tidak perlu ditanya lagi apa itu.Santo membelakangi semua orang, meringkuk di sudut ruangan. Seluruh tubuhnya gemetar."Kalian keluar dulu." Yara merasa dadanya sangat sesak dan meminta semuanya pergi."Rara, nggak apa-apa, biarkan aku membantumu." Siska bergegas berkata."Nggak usah." Yara menggeleng dan menatap mereka dengan memohon, "Keluar dulu, oke? Keluar!""Ayo, kita tunggu di ruang tamu." Gio akhirnya merespons, mengangguk kepada Yara, dan menarik pergi Felix dan Siska.Yara berdiri di ambang pintu, mengendus-endus, dan berseru lirih, "Ayah, mereka sudah pergi. Nggak apa-apa."Santo masih meringkuk di pojokan.Dia adalah kepala keluarga Lubis, yang berwibawa dan terhormat seumur hidup. Tapi sekarang ... pikirannya sudah tidak jernih lagi dan menghadapi hal semacam ini saja tidak bisa."Ayah!" Yara dengan hati-hati melangkah maju dan menarik lembut pakaian Santo. "Ayah, n

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0624

    Yara juga berdiri dan menatap mata Melanie. "Bahkan meski mereka tahu kebenarannya dan menukar kita kembali, mereka tetap akan sangat mencintaimu dengan kasih sayang yang sama.""Melanie, kamu kehilangan dua orang yang paling menyayangimu. Kamu benar-benar nggak menyesalinya?" Yara sedikit emosional."Nggak!" kata Melanie dengan sangat tegas. "Yara, asal kamu tahu, nggak ada kata "menyesal" dalam kamus hidupku. Ambil barang-barangmu dan cepat pergi. Nggak usah ngoceh nggak jelas di sini."Yara menggelengkan kepalanya, mengambil album foto itu dan mengatakan satu hal lagi, "Jaga dirimu baik-baik."Dia keluar dari vila, mengucapkan selamat tinggal kepada Amel, dan segera pergi.Amel kembali ke vila dan melihat Melanie melamun sambil memandangi foto Zaina. Dia bertanya dengan suara kecil, "Bu, kamu juga kangen ibumu?""Dia bukan ibuku." Melanie mengambil foto itu dari dinding dan melemparkannya ke lantai. "Aku nggak kangen dia. Nggak sedikit pun!"Orang yang paling disayangi Zaina semasa

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0623

    Setelah kehilangan Santo sekali, Yara dan yang lainnya tidak berani ceroboh lagi, terutama Siska."Rara, aku janji nggak akan membiarkan Paman Santo lepas dari pandanganku."Yara tertawa sambil menggelengkan kepalanya. "Oke, tutup pintunya, dia nggak akan bisa keluar. Aku keluar sebentar."Karena Santo selalu bicara soal menemui Zaina, Yara ingin pergi ke rumah keluarga Lubis untuk mengambil foto-foto Zaina. Dia sudah menelepon Melanie.Sampai di sana, dia melihat Amel sudah menunggunya dari kejauhan."Bibi Rara!" Amel melihat kedatangannya dan langsung berlari menghampiri. "Bibi Rara, kamu di sini."Yara memeluk Amel. "Wah, Amel sudah tambah tinggi dan cantik.""Bibi Rara juga tambah cantik," balas si kecil bermulut manis.Yara membawanya masuk ke dalam vila. Melanie sudah menunggu di ruang tamu."Barangnya di lantai atas, mungkin di kamar mereka." Melanie bangkit dan berjalan ke arah tangga. "Ayo kuantar ke atas.""Terima kasih." Yara meminta Amel bermain sendirian dan mengikuti ke a

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0622

    Ini pertama kalinya Amel melihat Yudha berbicara sangat serius dengannya. Wajahnya langsung terlihat takut dan dia berbisik, "Amel kasihan sama Ibu.""Ibumu kenapa?" Yudha berjongkok dan sedikit melunakkan nada bicaranya.Amel menggeleng dan mengulangi, "Ibu kasihan sekali."Yudha tidak bertanya lagi dan mengelus kepala si kecil. "Amel, mungkin suasana hati ibumu sedang buruk. Paman akan menghiburnya, tenang saja.""Terima kasih, Paman." Amel menghela napas dan melanjutkan bermain.Yudha duduk di sofa dan menunggu. Pikirannya terus terbayang penampilan Melanie barusan. Gelagatnya seperti orang mabuk, tapi tidak ada bau alkohol sama sekali di dalam kamar. Bau itu ...Yudha belum pernah merasakan bau seperti itu sebelumnya. Menyengat dan sangat tidak enak.Dia menunggu beberapa saat dan kemudian melihat Melanie turun. Melanie sudah berganti pakaian dan menata rambutnya, nyaris seperti orang yang berbeda, membuat Yudha bertanya-tanya apakah yang dilihatnya tadi itu hanya ilusi."Yudha, ke

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0621

    Selama beberapa hari berikutnya, Yara menghabiskan waktu bersama Yola dan Santo di siang hari. Lalu malamnya mengerjakan desain perhiasan bertemakan "Pulau" itu.Tapi, inspirasinya seakan sedang surut dan ide-ide yang dia pikirkan masih kurang memuaskan.Sidang perceraiannya semakin dekat.Di suatu sore, Yudha menerima telepon dari Amel sebelum pulang dari kantor."Paman sedang sibuk?" ucap gadis kecil itu dengan suara manis. "Amel sudah lama nggak ketemu Paman. Paman sedang sibuk bersama adikku ya?"Yudha terdiam. Beberapa waktu telah berlalu sejak Yovian datang ke rumah. Dia memang sudah lama belum bertemu Amel.Sejenak, dia merasa malu. "Paman minta maaf. Malam ini Paman ke rumahmu, oke?""Sekarang saja. Ayo makan di luar bersama Ibu." Amel tertawa usil. "Tapi jangan bilang Ibu. Beri dia kejutan.""Oke." Yudha menjawab ringan.Dia membereskan pekerjaannya sebentar dan segera pergi ke rumah keluarga Lubis. Tak disangka, Amel sudah menunggu di depan pintu."Amel ...""Ssst!" Amel mene

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0620

    "Nggak mungkin." Yara berpikir, satu-satunya pria yang dekat dengannya baru-baru ini adalah Felix.Menurutnya, dengan sifat Felix, dia tidak mungkin punya ini seperti ini. Saran dari Gio juga rasanya tidak mungkin sampai ke sini.Dia tidak tahu siapa lagi yang mungkin."Rara, gawat!"Yara tiba-tiba mendengar suara Siska dari belakangnya. Dia buru-buru menutup telepon. "Safira, aku ada urusan mendadak. Sampai di sini dulu ya, terima kasih!""Ada apa?" Dia menatap Siska dengan cemas."Ayahmu ... ayahmu hilang." Siska terengah-engah karena kelelahan. Dia jelas sudah mencari di sekitar untuk mencoba mencarinya sebelum memberi tahu Yara.Suaranya seperti menahan tangisan. "Kami terlalu fokus dengan Yola. Aku nggak tahu sejak kapan ayahmu pergi.""Nggak apa-apa. Tolong jaga Yola dulu, aku akan mencarinya." Yara menenangkan Siska dan segera menelepon polisi.Setelah menelepon polisi, dia menelepon Felix dan Gio."Oke, jangan khawatir, kami akan membantu mencari." Felix menenangkan Yara dan me

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0619

    Keesokan harinya setelah sarapan, cuaca di luar sangat cerah. Yara ingin mengajak Yola dan Santo berjalan-jalan."Aku ikut juga." Siska melambaikan kedua tangannya. Reaksi kehamilannya sudah jauh membaik akhir-akhir ini. Usia kandungannya sudah lima minggu.Yara meminta pengasuh memakaikan baju kepada Yola sementara dia pergi membantu Santo."Ayah, ganti baju dulu, lalu pergi jalan-jalan, oke?""Jalan-jalan?" Santo berpikir sejenak, "Ketemu Zaina?"Hati Yara terasa pilu. Dia hanya bisa berbohong, "Ya, jalan-jalan, menemui ibuku. Ayo Ayah, aku bantu pakai baju.""Oke, ketemu Zaina, ketemu Zaina ..." Santo terus bergumam dan segera berganti pakaian.Mereka turun ke bawah dan pergi ke lapangan kompleks. Yola di dalam kereta dorong bayi. Mata lebarnya berkedip-kedip, melihat ke mana-mana penuh rasa ingin tahu.Yara awalnya khawatir anaknya terlalu kecil untuk dibawa keluar. Tapi pengasuhnya mengatakan bahwa Yola tumbuh dengan sangat baik. Cuacanya sedang bagus, tidak terlalu dingin dan tid

DMCA.com Protection Status