Share

Bab 0068

Penulis: Jus Strawberi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-25 19:06:49
"Nggak masalah, Yudha, aku sudah lama ingin pulang dan melanjutkan penelitian di dalam negeri. Terima kasih banyak sudah mengabulkan keinginanku."

"Jangan begitu, Profesor Wijaya, negara ini juga butuh orang berbakat sepertimu."

"Tapi, Yudha, kamu yakin nggak perlu memberi tahu gadis itu? Kamu menghabiskan dua triliun untuk semua ini."

"Aku nggak melakukannya untuk dia saja. Sudah kubilang, negara ini membutuhkanmu."

"Oke, oke." Profesor tua itu menambahkan, "Ngomong-ngomong, rehabilitasinya akan dimulai besok."

"Oke." Yudha tidak berkata apa-apa lagi.

Yara mengajak Anita dan Jeremy untuk makan makanan Barat bersama. Setelah makan, Jeremy kembali ke rumah sakit.

Yara dan Anita berjalan-jalan bersama.

"Kak Anita, kamu dulu teman sekelas Dokter Jeremy?"

Yara merasa mereka sepertinya hampir sebaya. Saat makan tadi, mereka tampak akrab sekaligus asing, seperti teman sekelas lama yang sudah lama tidak bertemu.

"Bukan." Anita tertawa. "Kami baru kenal kemarin, belum sampai sebulan."

"Ah?" Ya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0069

    "Nona Yara," kata perawat di samping dengan lembut. "Beri tahu aku kalau kamu sudah nggak tahan.""Nggak ... aku masih tahan," jawab Yara susah payah.Wajahnya pucat seperti hantu dan dia memandang orang yang berdiri di luar.Yudha.Entah kenapa dia ada di sini. Mungkin itu memang halusinasinya.Yara menggertakkan gigi dan menatap wajah orang di luar jendela itu yang selalu tampak acuh tak acuh. Lalu dia merasa seperti sakitnya benar-benar berkurang.Sejak dulu, Yudha adalah obat, sekaligus racun baginya.Mengingat-ingat cintanya selama bertahun-tahun, rasanya bahkan lebih menyakitkan daripada sekarang.Yara tidak tahu kapan dia jatuh pingsan. Dia hanya ingat bahwa sebelum dia pingsan, hanya ada satu pikiran di benaknya: menceraikan Yudha secepatnya.Ketika dia bangun lagi, dia berada di bangsal."Nona Yara, kamu akhirnya bangun."Perawat itu sangat ketakutan."Sudah dijelaskan, jangan memaksakan diri. Pacarmu hampir memakanku hidup-hidup.""Pacar?" Yara tampak bingung."Orang yang men

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-25
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0070

    Dia terlalu malas untuk meladeninya.Akan tetapi, Melanie tidak mau menyerah. "Ini salah satu acara paling bergengsi di dunia fashion, tapi kamu nggak bisa melihat karyamu sendiri tampil. Rara, kamu nggak menyesal?""Melanie, kamu kurang kerjaan ya?" Tindakannya ini sungguh di luar nalar Yara.Wajah penuh kemenangan Melanie sungguh menjijikkan."Benar sekali." Melanie tertawa. "Rara, kamu tahu nggak? Aku rela menyempatkan waktu untuk melihat ekspresi menyesal di wajahmu."Namun, begitu dia selesai berbicara, keduanya tercengang saat melihat karya di atas panggung.Karya terakhir Safira dan Candra diganti.Diganti dengan milik Yara.Bagaimana bisa terjadi?Seruan kagum di sekitar mereka terdengar semakin kencang. Terlihat jelas bahwa orang-orang yang hadir terkesima dengan dua karya tersebut.Melanie segera tersadar kembali dan menyeringai."Menarik, menarik sekali, Yara," katanya sinis. "Bagaimana rasanya, melihat mantan rekan kerja dan teman baikmu mencuri hasil karyamu?""Nggak mungk

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-25
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0071

    Ibu jari Melanie menekan tepat di luka Yara. Yara dibanjiri keringat dingin karena kesakitan dan lupa melepaskan diri."Apa katamu?" tanya Yara dengan wajah pucat."Masih pura-pura di depanku?" Melanie mencibir, "Yara, kamu sungguh nggak tahu malu. Kamu bilang ingin menceraikan Yudha, tapi kamu mendekatinya lagi dan lagi."Dia mendorong Yara ke lantai. "Dia nggak mencintaimu. Apa pun yang terjadi padamu, walaupun kamu mati, itu bukan urusan dia. Kenapa kamu harus menyeretnya lagi?"Melanie sangat yakin, pasti Yudha bersedia membantu Yara karena Yara memohon dengan tidak tahu malu.Yara merasa seperti kehilangan jiwanya.Dia perlahan bangkit dan tertawa kecil."Kamu salah, bukan aku yang mengganggunya ..."Dia memandang Melanie dengan tatapan dingin, lalu menamparnya."Dia ingin membantumu menebus dosa-dosamu. Kalau kamu ingin marah, marahlah pada dirimu sendiri yang nggak punya hati nurani."Melanie menutupi wajahnya tidak percaya.Tiba-tiba, tepuk tangan meriah terdengar dari segala a

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-26
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0072

    "Kenapa?" Mata Anita melebar.Yara tersenyum simpul penuh meminta maaf, lalu melangkah maju dan memeluk Anita."Kak Anita, maaf aku membuatmu kecewa.""Gadis bodoh, jangan bilang begitu."Meski Anita tidak tahu apa yang terjadi, dia yakin Yara tidak akan menyerah kecuali dia sudah menemui jalan buntu.Dia menghibur dengan lembut, "Rara, nggak apa-apa. Kalau nanti kamu butuh Kak Anita, langsung hubungi saja, jangan sungkan-sungkan.""Terima kasih Kak Anita, terima kasih."Yara kembali memeluk erat Anita, berbalik, lalu cepat-cepat pergi.Dia takut, jika dia tidak pergi, emosinya akan lepas tak terkendali.Setelah meninggalkan hotel, Yara mengirimkan pesan kepada Profesor Wijaya, memberi tahu bahwa dia tidak akan pergi ke sana lagi.Hari ini, Siska ada jadwal siaran langsung. Yara tidak pulang dan pergi ke sungai.Semakin mendekati musim penghujan, angin malam semakin dingin.Tak jauh dari sana, ada kapal pesiar mewah yang berlabuh di tepian sungai. Lampu-lampunya indah, cerminan glamorn

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-27
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0073

    Revan dari tadi menunggu tak jauh dari sana dan baru berani mendekat setelah melihat Yara pergi.Dia menatap wajah bosnya dengan hati-hati."Pak Direktur, penyelenggara makan malam mengirimkan perahu kecil dan menyampaikan kita bisa naik perahu itu kapan saja.""Aku nggak akan pergi." Yudha melirik punggung Yara untuk terakhir kalinya. "Pulang saja.""Baik." Revan juga melirik ke arah Yara dan segera mengikuti Yudha pergi.Dia sebenarnya tidak begitu mengerti.Setelah membaca rekam medis Yara hari itu, sikap bosnya kepada Nyonya seolah berubah.Namun, dia tetap tidak mengubah keputusannya untuk menikahi Melanie.Di tengah perjalanan, Yudha bertanya, "Menurutmu, kenapa Yara ingin berhenti terapi menyembuhkan tangannya?"Dia benar-benar tidak dapat memahaminya.Menggambar adalah mimpi terbesar Yara, kenapa dia menyerah?Jika dia berhenti menggambar dan kehilangan pekerjaannya, bagaimana dia bisa menghidupi dirinya sendiri di masa depan?Wanita ini tidak punya otak sama sekali.Ini pertam

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-28
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0074

    Yunita menatap Yudha lagi. Melihat matanya masih tertutup, dia tidak punya pilihan selain berterima kasih dan menutup telepon."Tuan, coba saya buat lagi."Yunita merasa panggilan telepon tadi benar-benar sulit dimengerti dan segera pergi ke dapur. Dia mengirimkan pesan lagi pada Yara untuk menjelaskan."Nyonya, maafkan saya. Tuan sendiri yang bilang bubur jamur kuping putih buatan saya itu rasanya salah. Saya mohon maaf. Selamat istirahat, Nyonya."Yara dan Siska benar-benar terdiam saat melihat pesan itu."Bajingan itu salah minum obat? Tengah malam begini ingin makan bubur jamur kuping putih?""Lagi pula, apa bubur jamur kuping putih buatanku seenak itu? Kenapa aku belum pernah dengar dia memujiku sebelumnya?""Bajingan sialan, dia cuma cari gara-gara. Sengaja memanfaatkan Bibi Yunita untuk menyiksaku!"Yara masih memaki-maki saat dia lihat Yunita menelepon lagi.Dia menggertakkan gigi dan mengangkatnya."Nyonya, maafkan saya. Bisakah Nyonya datang ke sini besok? Ajari saya cara mem

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-29
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0075

    Yara langsung memahami pertanyaan Yunita dan dapat menebak bahwa dia pasti diperintah Yudha.Dia hanya bisa geleng kepala, menatap ke arah ruang tamu dan meninggikan suaranya dengan sengaja. "Nggak usah diobati. Aku nggak ingin berurusan lagi dengan orang-orang tertentu."Dia kenal Yudha dan tahu bahwa Yudha pasti tidak akan ikut campur jika dia mengatakan hal ini.Benar saja, terdengar suara langkah kaki di ruang tamu dan Yudha naik ke atas dengan marah.Yunita tentu saja juga menyadarinya.Dia menggelengkan kepalanya dan menghela napas. "Nyonya, kenapa Nyonya melakukan semua ini? Walaupun Nyonya marah sama Tuan, jangan sampai mengorbankan tubuh sendiri."Yara tahu bahwa keputusannya agak naif, tetapi dia tidak tahan membayangkan Yudha membantunya demi Melanie.Masalah tangannya, dia akan memikirkan solusinya sendiri. Bahkan jika dia tidak bisa menggambar lagi, pasti ada jalan keluar lain.Dia tersenyum simpul tanpa kata."Nyonya." Yunita bisa menahan kata-katanya lagi. "Kalian benar-

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-30
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0076

    "Benarkah?" Melanie tidak bisa menahan tawanya.Dia takut Yudha akan menyesalinya. "Yudha, jangan khawatir. Aku pasti akan menyembuhkan tangan Rara."Setelah menutup telepon, Melanie menelepon Yara, tetapi gagal tersambung setelah beberapa kali mencoba.Kemarahannya meledak. "Wanita sialan ini memblokir nomorku.""Nggak bisa tersambung?" Silvia di sebelahnya juga mulai mengomel, "Anak sialan ini nggak punya kesadaran diri. Melly, tenang saja. Biar aku yang telepon."Dia sangat percaya diri. "Aku yakin dia nggak akan memblokir nomor ibunya sendiri."Tak disangka, Silvia juga tidak bisa meneleponnya setelah mencoba berkali-kali.Yara memblokir nomor mereka berdua.Silvia mengumpat tanpa henti penuh amarah."Sudah, jangan berisik!" teriak Melanie padanya.Silvia kaget. Ini pertama kalinya Melanie membentak dia sekeras itu."Bu!" Tidak ada orang lain di sekitar, jadi Melanie langsung memanggilnya ibu.Mata Silvia memerah saat itu juga. "Oke, anak baik."Kilatan rasa jijik melintas di mata

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-30

Bab terbaru

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0627

    Pada hari yang telah disepakati, Yudha menerima telepon dari Revan di pagi hari."Pak Yudha, saya di Meria sekarang, sedang menunggu penerbangan pulang. Seluruh informasinya sudah hampir lengkap.""Bagus." Yudha agak terkejut. Dia tidak menyangka Revan perlu pergi ke Meria. dia menambahkan, "Hati-hati di perjalanan. Aku tunggu kepulanganmu.""Pak Yudha." Revan menatap dokumen di tangannya. "Saya akan pergi ke rumahmu setelah sampai di sana. Sebelum itu ... siapkan mentalmu.""Oke." Yudha menutup telepon. Dia sebenarnya merasakan sedikit firasat buruk dalam hatinya.Dia menatap kalender dan melihat hari persidangan perceraiannya akan tiba dua hari lagi. Masih ada waktu.Satu hari terasa sangat panjang bagi Yudha. Dia meninggalkan semua pekerjaan dan kembali ke rumah keluarga besar untuk bermain sebentar dengan Agnes dan Yovi, lalu kembali ke vilanya dan menunggu.Agnes bertanya, "Kerjaanmu hari ini sudah selesai 'kan? Kenapa buru-buru pergi? Temani anakmu lebih lama lagi."Sejak ada Yov

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0626

    Saat masuk ke ruang tamu, Santo jelas merasa agak malu, tapi Felix dan Gio bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa dan bicara dengannya seperti biasa.Yara membawa album foto yang baru diambilnya dan mereka semua berkumpul untuk melihat."Ayah, lihat, ini foto pernikahanmu. Kalian masih sangat muda waktu itu, sangat tampan dan cantik."Santo tersenyum dan mengulurkan tangan untuk menyentuh Zaina di foto itu."Senyum Ibu sangat cantik di foto ini. Yang ini, Ayah, kamu sangat tampan ...."Sambil berbicara, Yara memperhatikan ekspresi Santo. Di dalamnya banyak foto-foto Melanie. Dia berusaha untuk menyebutnya sesedikit mungkin.Lambat laun, raut wajah Santo menjadi semakin serius.Tiba-tiba, air mata menetes membasahi album foto."Ayah, kamu kenapa?" Yara sedikit panik dan berusaha menyingkirkan album foto itu. "Kita lihat besok lagi saja, nggak apa-apa."Santo menunduk. Tangannya membelai wanita yang ada di foto tersebut dengan penuh kasih sayang. "Kenapa aku nggak pulang lebih cepat

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0625

    Segera setelah pintu kamar mandi terbuka, bau menyengat menghantam. Ada noda air berwarna kuning di lantai. Tidak perlu ditanya lagi apa itu.Santo membelakangi semua orang, meringkuk di sudut ruangan. Seluruh tubuhnya gemetar."Kalian keluar dulu." Yara merasa dadanya sangat sesak dan meminta semuanya pergi."Rara, nggak apa-apa, biarkan aku membantumu." Siska bergegas berkata."Nggak usah." Yara menggeleng dan menatap mereka dengan memohon, "Keluar dulu, oke? Keluar!""Ayo, kita tunggu di ruang tamu." Gio akhirnya merespons, mengangguk kepada Yara, dan menarik pergi Felix dan Siska.Yara berdiri di ambang pintu, mengendus-endus, dan berseru lirih, "Ayah, mereka sudah pergi. Nggak apa-apa."Santo masih meringkuk di pojokan.Dia adalah kepala keluarga Lubis, yang berwibawa dan terhormat seumur hidup. Tapi sekarang ... pikirannya sudah tidak jernih lagi dan menghadapi hal semacam ini saja tidak bisa."Ayah!" Yara dengan hati-hati melangkah maju dan menarik lembut pakaian Santo. "Ayah, n

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0624

    Yara juga berdiri dan menatap mata Melanie. "Bahkan meski mereka tahu kebenarannya dan menukar kita kembali, mereka tetap akan sangat mencintaimu dengan kasih sayang yang sama.""Melanie, kamu kehilangan dua orang yang paling menyayangimu. Kamu benar-benar nggak menyesalinya?" Yara sedikit emosional."Nggak!" kata Melanie dengan sangat tegas. "Yara, asal kamu tahu, nggak ada kata "menyesal" dalam kamus hidupku. Ambil barang-barangmu dan cepat pergi. Nggak usah ngoceh nggak jelas di sini."Yara menggelengkan kepalanya, mengambil album foto itu dan mengatakan satu hal lagi, "Jaga dirimu baik-baik."Dia keluar dari vila, mengucapkan selamat tinggal kepada Amel, dan segera pergi.Amel kembali ke vila dan melihat Melanie melamun sambil memandangi foto Zaina. Dia bertanya dengan suara kecil, "Bu, kamu juga kangen ibumu?""Dia bukan ibuku." Melanie mengambil foto itu dari dinding dan melemparkannya ke lantai. "Aku nggak kangen dia. Nggak sedikit pun!"Orang yang paling disayangi Zaina semasa

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0623

    Setelah kehilangan Santo sekali, Yara dan yang lainnya tidak berani ceroboh lagi, terutama Siska."Rara, aku janji nggak akan membiarkan Paman Santo lepas dari pandanganku."Yara tertawa sambil menggelengkan kepalanya. "Oke, tutup pintunya, dia nggak akan bisa keluar. Aku keluar sebentar."Karena Santo selalu bicara soal menemui Zaina, Yara ingin pergi ke rumah keluarga Lubis untuk mengambil foto-foto Zaina. Dia sudah menelepon Melanie.Sampai di sana, dia melihat Amel sudah menunggunya dari kejauhan."Bibi Rara!" Amel melihat kedatangannya dan langsung berlari menghampiri. "Bibi Rara, kamu di sini."Yara memeluk Amel. "Wah, Amel sudah tambah tinggi dan cantik.""Bibi Rara juga tambah cantik," balas si kecil bermulut manis.Yara membawanya masuk ke dalam vila. Melanie sudah menunggu di ruang tamu."Barangnya di lantai atas, mungkin di kamar mereka." Melanie bangkit dan berjalan ke arah tangga. "Ayo kuantar ke atas.""Terima kasih." Yara meminta Amel bermain sendirian dan mengikuti ke a

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0622

    Ini pertama kalinya Amel melihat Yudha berbicara sangat serius dengannya. Wajahnya langsung terlihat takut dan dia berbisik, "Amel kasihan sama Ibu.""Ibumu kenapa?" Yudha berjongkok dan sedikit melunakkan nada bicaranya.Amel menggeleng dan mengulangi, "Ibu kasihan sekali."Yudha tidak bertanya lagi dan mengelus kepala si kecil. "Amel, mungkin suasana hati ibumu sedang buruk. Paman akan menghiburnya, tenang saja.""Terima kasih, Paman." Amel menghela napas dan melanjutkan bermain.Yudha duduk di sofa dan menunggu. Pikirannya terus terbayang penampilan Melanie barusan. Gelagatnya seperti orang mabuk, tapi tidak ada bau alkohol sama sekali di dalam kamar. Bau itu ...Yudha belum pernah merasakan bau seperti itu sebelumnya. Menyengat dan sangat tidak enak.Dia menunggu beberapa saat dan kemudian melihat Melanie turun. Melanie sudah berganti pakaian dan menata rambutnya, nyaris seperti orang yang berbeda, membuat Yudha bertanya-tanya apakah yang dilihatnya tadi itu hanya ilusi."Yudha, ke

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0621

    Selama beberapa hari berikutnya, Yara menghabiskan waktu bersama Yola dan Santo di siang hari. Lalu malamnya mengerjakan desain perhiasan bertemakan "Pulau" itu.Tapi, inspirasinya seakan sedang surut dan ide-ide yang dia pikirkan masih kurang memuaskan.Sidang perceraiannya semakin dekat.Di suatu sore, Yudha menerima telepon dari Amel sebelum pulang dari kantor."Paman sedang sibuk?" ucap gadis kecil itu dengan suara manis. "Amel sudah lama nggak ketemu Paman. Paman sedang sibuk bersama adikku ya?"Yudha terdiam. Beberapa waktu telah berlalu sejak Yovian datang ke rumah. Dia memang sudah lama belum bertemu Amel.Sejenak, dia merasa malu. "Paman minta maaf. Malam ini Paman ke rumahmu, oke?""Sekarang saja. Ayo makan di luar bersama Ibu." Amel tertawa usil. "Tapi jangan bilang Ibu. Beri dia kejutan.""Oke." Yudha menjawab ringan.Dia membereskan pekerjaannya sebentar dan segera pergi ke rumah keluarga Lubis. Tak disangka, Amel sudah menunggu di depan pintu."Amel ...""Ssst!" Amel mene

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0620

    "Nggak mungkin." Yara berpikir, satu-satunya pria yang dekat dengannya baru-baru ini adalah Felix.Menurutnya, dengan sifat Felix, dia tidak mungkin punya ini seperti ini. Saran dari Gio juga rasanya tidak mungkin sampai ke sini.Dia tidak tahu siapa lagi yang mungkin."Rara, gawat!"Yara tiba-tiba mendengar suara Siska dari belakangnya. Dia buru-buru menutup telepon. "Safira, aku ada urusan mendadak. Sampai di sini dulu ya, terima kasih!""Ada apa?" Dia menatap Siska dengan cemas."Ayahmu ... ayahmu hilang." Siska terengah-engah karena kelelahan. Dia jelas sudah mencari di sekitar untuk mencoba mencarinya sebelum memberi tahu Yara.Suaranya seperti menahan tangisan. "Kami terlalu fokus dengan Yola. Aku nggak tahu sejak kapan ayahmu pergi.""Nggak apa-apa. Tolong jaga Yola dulu, aku akan mencarinya." Yara menenangkan Siska dan segera menelepon polisi.Setelah menelepon polisi, dia menelepon Felix dan Gio."Oke, jangan khawatir, kami akan membantu mencari." Felix menenangkan Yara dan me

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0619

    Keesokan harinya setelah sarapan, cuaca di luar sangat cerah. Yara ingin mengajak Yola dan Santo berjalan-jalan."Aku ikut juga." Siska melambaikan kedua tangannya. Reaksi kehamilannya sudah jauh membaik akhir-akhir ini. Usia kandungannya sudah lima minggu.Yara meminta pengasuh memakaikan baju kepada Yola sementara dia pergi membantu Santo."Ayah, ganti baju dulu, lalu pergi jalan-jalan, oke?""Jalan-jalan?" Santo berpikir sejenak, "Ketemu Zaina?"Hati Yara terasa pilu. Dia hanya bisa berbohong, "Ya, jalan-jalan, menemui ibuku. Ayo Ayah, aku bantu pakai baju.""Oke, ketemu Zaina, ketemu Zaina ..." Santo terus bergumam dan segera berganti pakaian.Mereka turun ke bawah dan pergi ke lapangan kompleks. Yola di dalam kereta dorong bayi. Mata lebarnya berkedip-kedip, melihat ke mana-mana penuh rasa ingin tahu.Yara awalnya khawatir anaknya terlalu kecil untuk dibawa keluar. Tapi pengasuhnya mengatakan bahwa Yola tumbuh dengan sangat baik. Cuacanya sedang bagus, tidak terlalu dingin dan tid

DMCA.com Protection Status