Share

Part 23

POV Ibu

***

Kaki ini diayun bergantian menuju ke kamar Faniza. Tanganku membawa minyak angin untuk membaluri badan calon menantuku itu.

“Kasihan Faniza, pasti dia kecapekan dan masuk angin sampai muntah-muntah begitu. Alhamdulillah dia belum sempat meminum es tehnya. Nanti kalau minum es, masuk anginnya jadi makin parah.”

Aku bergumam. Bibirku mendadak tersenyum mengingat kembali tentang Zidan, mungkin tidak lama lagi ia akan menikahi wanita yang sedang beristirahat di kamar tamu. Tidak menyangka, akan secepat ini waktu berlalu. Dalam pikiranku masih teringat tentang masa kecilnya yang begitu bahagia. Sebentar lagi ia akan membahagiakan anak gadis orang untuk selamanya. Bahagia d

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status