Share

Bab 339

Penulis: Aku Suka Uang
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Shawn tidak senang, tetapi dia hanya mengangguk dan pergi meninggalkan kamar.

Setelah Shawn pergi, ekspresi Yvonne langsung berubah menjadi cemberut.

Yvonne berusaha menghipnotis diri sendiri. "Jangan sedih, jangan sedih!"

Jauh di dalam lubuk hati Yvonne, dia bertanya-tanya wanita seperti apa yang menempati ruang kecil di hati Shawn? Apakah wanita itu cantik? Pintar? Baik?

Apa yang membuat Shawn tidak bisa melupakannya?

Berbagai macam pertanyaan melintas di benak Yvonne. Yvonne menggelengkan kepala dan berusaha membuang semua pikiran itu.

Untuk mengalihkan perhatiannya, Yvonne beranjak untuk membaca buku. Akhirnya cara Yvonne berhasil, perhatian hanya tertuju kepada isi buku yang dibaca. Yvonne membaca hingga ketiduran.

....

Akhir-akhir ini masalah yang menimpa Keluarga Jamison tengah menjadi perbincangan hangat masyarakat.

Thiago menjalani pemeriksaan, sedang Grup Skyward berada di ambang kehancuran. Sebagian besar masyarakat menebak Grup Skyward akan bangkrut.

Selama beberapa hari in
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 340

    Yvonne tidak menanggapi panggilan Graham. Simon melirik Yvonne dan berkata, "Ada yang memanggil kamu.""Hmm?" Yvonne terpaksa menoleh ke arah Graham.Kondisi Graham berubah dalam waktu semalam. Dia kelihatan lesu dan tak bersemangat."Pergilah, aku kasih 10 menit," kata Simon.Yvonne tak berdaya, dia terpaksa mengangguk dan berkata, "Aku akan segera kembali."Yvonne menghampiri Graham."Bawa aku menemui Shawn," pinta Graham tanpa basa-basi.Yvonne mengerutkan alis, kenapa harus dia yang membawa Graham untuk menemui Shawn?"Seperti yang Anda lihat, aku sedang bekerja," jawab Yvonne dengan datar.Graham menggenggam tongkatnya sambil berusaha menahan amarah. "Kalau aku bisa menemui dia, apakah aku perlu meminta bantuanmu?"Akhirnya Yvonne mengerti, ternyata Shawn tidak mau menemui Graham. Berarti Shawn sengaja menghindari Graham?Yvonne bingung, apakah dia harus memberi tahu Graham mengenai keberadaan Shawn?"Aku juga nggak tahu Shawn di mana," jawab Yvonne.Graham menggenggam pergelangan

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 341

    Jackal langsung menutup mulut.Graham menjawab, "Apa gunanya menyesal? Memangnya waktu bisa diputar?""Aku terlalu menyepelekan Shawn." Graham menarik napas panjang. "Aku kira Shawn sama seperti orang tuanya, baik dan pengertian. Dulu Ruben berkali-kali berusaha menyakiti ayahnya Shawn, tapi ayahnya Shawn tidak pernah membuat perhitungan karena mereka adalah saudara ...."Jackal merasa karakter Shawn yang keras terbentuk akibat tuntutan kondisi. Dia kehilangan orang tua dan mengalami percobaan pembunuhan di usia yang masih kecil. Jika Shawn berbaik hati, dia tidak mungkin bisa hidup sampai sekarang.Tak terasa, mereka pun tiba di kantor polisi. Jackal mengajukan permohonan untuk bertemu Quinn.Di ruang penerimaan kunjungan.Xavier berbisik kepada Shawn, "Pak Graham datang."Shawn tidak kaget, dia tahu Graham sedang berusaha mencarinya. Oleh sebab itu Shawn tidak heran mengetahui Graham yang datang ke sini."Em." Shawn hanya mengangguk."Tapi sekarang Pak Graham tidak bisa masuk," kata

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 342

    Ada sebuah botol kecil, pisau lipat, dan korek api.Meskipun bukanlah senjata besar, semua benda tersebut dapat digunakan untuk menyiksa orang.Quinn tetap berusaha tenang. "Ini kantor polisi."Xavier tertawa kecil. "Kami tahu ini kantor polisi, kami juga tidak berani sembarangan bertindak. Kamu cuma meminta sedikit ruang privasi untuk memberikanmu pelajaran."Jika Shawn dan Xavier berani melakukan sesuatu di sini, mereka pasti telah menyogok petugas keamanan. Seketika raut wajah Quinn pun memucat.Kemudian Xavier melepaskan dasi yang dikenakan dan menggunakannya untuk menyumpal mulut Quinn.Shawn bangkit berdiri, lalu mengambil pisau lipat yang ada di atas meja dan berjalan mendekati Quinn."Pak, biar aku saja," kata Xavier.Shawn tidak bergeming. Meskipun bentuknya kecil, mata pisau ini sangatlah tajam.Shawn mengusap wajah Quinn dengan menggunakan ujung pisau. Dengan hanya sedikit tenaga, pisau tersebut telah menancap ke dalam kulitnya."Uhm, uhm ...." Quinn mengerang kesakitan.Pup

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 343

    "Uhm, huhu ...." Quinn merintih kesakitan.Setelah beberapa menit, Quinn pingsan karena tak sanggup menahan rasa sakit. Namun Xavier menyiram dan membangunkannya, lalu lanjut menyiksanya.Pingsan, disiram, dan lanjut disiksa. Siklus ini berulang hingga berkali-kali. Setelah Quinn disiksa hingga tak berdaya, Xavier baru berhenti dan mengemas barangnya."Penjaga tidak akan mengurusnya," kata Xavier kepada Shawn.Ekspresi Shawn terlihat datar. Walaupun Quinn tak kalah menderita, penyiksaan yang dirasakan Quinn tak sebanding dengan rasa sakit yang ditahan Shawn selama ini.Shawn tidak akan pernah melupakan bagaimana kedua orang tuanya meninggal. Kepergian kedua orang tuanya meninggalkan luka yang paling menyakitkan, lebih sakit daripada saat dirinya ditenggelamkan.Setelah Shawn meninggalkan ruang kunjungan tahanan, dia bertemu dengan Graham di luar. Tatapan Shawn sangat dingin, sama sekali tidak ada keramahan."Bisa bicara sebentar?" tanya Graham.Shawn hanya diam, berarti dia bersedia be

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 344

    "Ada apa?" Leah keluar dari kamar dan menghampiri Xavier.Dio sedang tidur, takutnya dia terbangun.Xavier mengacungkan jari telunjuk ke mulut. "Sst!"Leah langsung menutup mulut."Jangan ganggu Pak Shawn," Xavier berbisik.Xavier tahu kenapa Shawn marah, sekarang dia sedang melampiaskan semua emosinya.Memang Graham yang membesarkan Shawn, tetapi Graham juga memanfaatkan "jasanya" tersebut untuk mengontrol Shawn. Selama ini Shawn tidak membalaskan dendamnya kepada Quinn karena Graham melarangnya.Shawn telah menurun egonya, tapi bagaimana sikap Graham terhadapnya?Shawn kecewa, kenapa orang-orang yang menyakitinya adalah keluarganya sendiri?Leah bergumam, "Apakah perlu minta Nona Yvonne pulang?"Xavier berpikir sejenak, itu ide yang bagus. Sekarang Shawn membutuhkan dukungan dan perhatian."Boleh, coba hubungi Yvonne," jawab Xavier.Leah menelepon, tetapi Yvonne tidak menjawab panggilannya.Xavier menghela napas ....Di dalam ruang kerja.Shawn berdiri dengan tegap di depan jendela.

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 345

    Yvonne menatapnya secara gamblang. Wanita yang mirip dengan Jolene pun menyadari tatapan Yvonne dan menoleh ke arhanya.Wanita itu kelihatan kaget saat melihat Yvonne. Dalam hitungan detik, tatapan wanita sontak dipenuhi kebencian.Yvonne mengerutkan alis, dia merasa ada yang tidak beres sejak pertama kali bertemu wanita itu. Mereka tidak saling kenal, kenapa wanita itu menatapnya seolah menyimpan dendam yang mendalam?Begitu melihat Yvonne, Roger langsung membawa istrinya pergi sambil berbisik, "Sekarang kamu lagi hamil. Masalah balas dendam kita pikirkan nanti."Namun istrinya tidak terlihat keberatan. "Dipikirkan nanti?"Wanita ini masih bergantung kepada Roger, makanya dia terpaksa mengikuti semua keinginan Roger. Sebenarnya wanita ini tidak menginginkan anak. Selama ini dia mengonsumsi pil KB, tetapi pada akhirnya tetap hamil.Roger menyukai anak-anak, wanita ini terpaksa mempertahankan kandungannya. Namun jika anak ini akan menjadi penghalangnya untuk balas dendam, dia tidak akan

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 346

    Niko pingsan di hadapan Yvonne dan Anas.Yvonne panik, dia buru-buru memeriksa kondisi Niko."Kita membuatnya ketakutan?" tanya Anas.Yvonne memeriksa Niko sambil menjawab, "Nggak mungkin, anak cowok masa penakut kayak begini?"Jika orang-orang tahu Niko pingsan karena ketakutan, dia malah akan menjadi bahan tertawaan.Ternyata benar, Niko hanya bersandiwara.Yvonne dan Anas adalah dokter, tidak ada gunanya Niko berpura-pura pingsan.Setelah memastikan keadaan Niko, Yvonne berkata, "Begini saja pingsan, wanita mana yang mau menikah denganmu? Pengecut banget! Para wanita menyukai pria pemberani yang bisa memberikan rasa aman. Kurasa kamu nggak bakal dapat pacar."Niko langsung membuka mata dan bangkit berdiri. "Nggak seru!""Kamu berpura-pura pingsan di hadapan 2 orang dokter?" Anas tertawa.Niko mengerutkan bibir sambil menggerutu, "Nggak bakal ada pria yang menyukai wanita kayak kalian."Yvonne mengangkat kedua bahunya. "Maaf, aku punya 2 pria di hidupku."Niko tak bisa berkata-kata.

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 347

    Yvonne bergegas menyantap makanannya, lalu mandi dan beranjak ke kamar.Suasana kamar sangat gelap, Shawn tidak menyalakan lampu.Shawn berbaring menghadap ke samping, apakah dia sudah tidur? Dia tidak bergeming saat Yvonne membuka pintu."Kamu sudah tidur?" Yvonne duduk di samping tempat tidur.Shawn tidak menjawab.Yvonne membuka selimut, lalu berbaring sambil memeluk Shawn. "Aku tahu, kamu belum tidur."Meskipun napas Shawn terdengar beraturan, Yvonne tahu bahwa dia belum tidur."Akhir-akhir ini aku sibuk ...."Tiba-tiba Shawn membalikkan badan sebelum Yvonne menyelesaikan kalimatnya."Kamu belum tidur, 'kan? Kenapa nggak menjawab aku?" tanya Yvonne.Shawn tidak menjawab, dia malah langsung menindih tubuh Yvonne.Yvonne sangat lelah, tubuh terasa lemas."Tidak mau?" tanya Shawn.Yvonne menggelengkan kepala sambil menjawab, "Bukan, aku hanya ....""Hanya apa?" Shawn langsung mengecup bibir Yvonne.Mereka berdua jelas masih memikirkan percakapan tempi hari. Walaupun bersikap seolah cu

Bab terbaru

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 674

    Shawn menunduk dan menatap Yvonne lekat-lekat.“Kenapa? Kok pandangin aku kayak begitu?” tanya Yvonne sambil tersenyum. Kemudian, dia berjinjit dan merangkul leher Shawn sebelum menciumnya.Begitu bibir mereka bersentuhan, tubuh Shawn langsung menjadi tegang. Yvonne pun melepaskannya, lalu bertanya, “Kamu masih marah?”Sebelum Shawn sempat menjawab, Yvonne berkata lagi, “Mengenai diari yang kutulis ....”Shawn mengerutkan keningnya dengan terkejut. Dia tidak menyangka Yvonne akan mengungkit hal ini terlebih dahulu.Yvonne berjinjit, lalu membenamkan kepalanya di pundak Shawn. Dia mengelus leher seksi Shawn sambil berkata, “Waktu menulis diari itu, aku baru berumur sekitar 14-15 tahun dan nggak mengerti apa itu rasa suka maupun cinta. Biarpun pernah tertarik pada lawan jenis, aku langsung melupakannya setelah melewati masa-masa itu.”“Benarkah?” tanya Shawn dengan kurang percaya.“Tentu saja! Berhubung sikapmu tiba-tiba jadi aneh, aku menebak kamu seharusnya marah karena sudah membaca d

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 673

    Selesai menangani masalahnya, Shawn pun kembali dengan buru-buru. Tak disangka, dia malah menyaksikan kejadian ini dalam perjalanan pulang. Setelah itu, dia menutup kembali jendela mobil dan berkata sambil menahan amarahnya, “Jalan.”Sopirnya Shawn pun segera mengendarai mobilnya meninggalkan tempat ini. Begitu Shawn tiba di rumah, Dio langsung melemparkan diri ke dalam pelukannya sambil berseru, “Papa!”Shawn menggendong Dio, lalu bertanya, “Apa kamu merindukan aku?”“Rindu!” jawab Dio sambil mengangguk.“Rindu di mana?” tanya Shawn.“Di sini,” jawab Dio sambil menepuk-nepuk dadanya. Kemudian, dia juga mengecup pipi Shawn.Pipi Shawn pun berlumuran air liur yang memiliki aroma unik. Dia mengerutkan keningnya dan bertanya, “Apa yang kamu makan malam ini?”Dio memiringkan kepalanya untuk berpikir, lalu menjawab, “Makan nasi dan sup.”Jawaban Dio pun membuat Shawn tertawa. Siapa yang tidak tahu Dio makan nasi? Dia pun bertanya lagi, “Selain itu?”Setelah berpikir sejenak, Dio menjawab, “

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 672

    Saat melihat kemunculan Anas, Nico segera menghampirinya dan langsung memeluknya. Dia bertanya, “Kamu ingat padaku, ‘kan? Kalau nggak, kamu nggak mungkin menatapku seperti itu hari ini. Aku kira itu hanya bayanganku, tapi ternyata bukan! Untung kamu keluar!”“Aku nggak ingat kamu!” jawab Anas.Jawaban Anas itu membuat Niko bagaikan disiram air dingin. Dia tidak percaya dan berkata, “Kamu boleh melupakan orang lain, tapi nggak boleh melupakanku!”Niko menahan bahu Anas dan menatapnya lekat-lekat. Sementara itu, Anas tidak menghindar. Dia menatap mata Niko dan menjawab, “Biarpun nggak mengingatmu, aku tahu kamu memikirkan kebaikanku dan berkata jujur padaku. Aku menyadari kegembiraanmu saat melihatku dan juga bisa merasakan amarahmu terhadap Neil. Jadi, aku tahu kamu itu orang baik.”“Aku bukan hanya adalah orang yang baik, tapi juga orang yang sangat mencintaimu dan ingin melindungimu. Ikutlah aku pergi,” ujar Niko dengan gembira. Kemudian, dia segera menarik tangan Anas.Anas menggelen

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 671

    Anas menggigit bibirnya dan berkata, “Jangan begitu ....”Namun, sebelum Anas menyelesaikan kata-katanya, Neil langsung mencium bibirnya dan mencengkeramnya dengan sangat kuat. Meskipun merasa jijik, Anas juga tidak bisa menolak secara terang-terangan. Dia pun bersikap pura-pura malu dan berkata, “Jangan ....”Neil mengusap wajah Anas, lalu menjawab, “Aku ini kekasihmu dan cuma mau menciummu kok.”“Aku sudah nggak ingat kamu itu kekasihku,” jawab Anas.“Kamu akan segera mengingatnya begitu sering dicium sama aku,” kata Neil.“Dasar mesum!” seru Anas sambil berpura-pura marah. Kemudian, dia pun melepaskan diri dari pelukan Neil.Neil tidak bisa terlalu mendesak Anas. Jadi, dia pun berkata dengan sabar, “Ini adalah tindakan yang  wajar dilakukan pasangan kekasih kok! Lagian, aku pasti akan bertanggung jawab. Aku bahkan bisa langsung menikahimu kalau kamu mau!”Anas tidak ingin membicarakan tentang hal ini lagi. Jadi, dia sengaja mengalihkan pembicaraan dengan bertanya, “Kapan kerjaanmu

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 670

    Neil sangat waspada terhadap Niko. Terlebih lagi, sebelum kehilangan ingatannya, Anas memiliki hubungan yang cukup dekat dengan Niko. Meskipun dia tidak yakin apakah Anas memiliki perasaan terhadap Niko, perasaan pria itu terhadap Anas telah diketahui oleh semua orang.Neil pun menarik Anas, lalu menatap Niko dengan penuh waspada. Dia bertanya dengan tidak ramah, "Kenapa kamu datang ke sini?"Niko langsung mengabaikannya dengan berkata, "Aku bukan datang untuk mencarimu."Neil tampak memicingkan mata dengan pandangan yang sangat tidak ramah. Dia menegaskan, "Biar kuperingatkan, jangan ganggu Anas."Namun, Niko malah tertawa dingin sebelum berkata, "Selagi dia kehilangan ingatan, kamu mau menipunya lagi? Biar kuberi tahu, aku bakal kasih tahu dia tentang segala sesuatu yang kamu lakukan padanya dulu ....""Dasar orang gila!" Usai berkata demikian, Neil langsung membawa Anas ke mobilnya sambil berkata, "Jangan percaya dengan omong kosongnya."Namun, Anas tidak berkata apa-apa, melainkan

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 669

    Nyonya Sanchez masih belum menyelesaikan perkataannya, tetapi Neil telah menyela, "Ibu, apa yang kamu katakan?"Neil yang agak kesal menambahkan, "Dulunya, gimana Ibu mencelakai Anas? Aku bahkan nggak perhitungan dengan Ibu. Kalau bukan Anas yang kehilangan ingatan, mungkin kami nggak akan punya kesempatan bersama lagi. Dia sudah seperti ini, kenapa Ibu masih curiga padanya?" Nyonya Sanchez menatap putranya sambil berkata, "Ibu nggak bermaksud untuk curiga padanya, hanya saja kejadian ini terlalu kebetulan ....""Penyebab kebakarannya sudah jelas, itu masalah korsleting. Kebakaran itu hanya sebuah kecelakaan. Mana boleh Ibu curiga padanya dalam hal ini?" ucap Neil yang tidak menerima hal tersebut.Berhubung Neil merasa bersalah kepada Anas, dia selalu ingin menebus kesalahannya. Apabila mencurigai Anas pada momen seperti ini, apakah Neil masih dapat dianggap mempunyai hati nurani?Di luar pintu kamar, Anas segera pergi setelah mendengar kata-kata itu. Wajahnya tetap berekspresi datar.

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 668

    Samantha menjawab sambil tersenyum, "Bukalah semuanya, kamu akan tahu nanti."Yvonne sepertinya sudah memahami maksud ibunya. "Ibu suruh aku pulang, hanya untuk ini?" tanya Yvonne sambil menunjuk berbagai kotak hadiah mewah yang memenuhi seluruh ruang tamu.Samantha tampak mengangguk. Yvonne berjalan masuk dengan mengenakan sandal, lalu membuka kotak-kotak tersebut. Sementara itu, Samantha yang berdiri di samping terlihat sangat gembira. Dia berkata, "Pagi ini, banyak orang yang datang secara bergiliran untuk mengantarkan semua ini. Ibu mau memanggilmu, tapi kamu ternyata nggak ada di rumah.""Kamu sudah mau nikah, harus berpikir dua kali dulu sebelum bertindak. Lihatlah dirimu, baru selesai dioperasi berapa hari? Mukamu bahkan masih terbungkus perban, tapi malah keluar tengah malam begini, apa itu tindakan yang benar?" tanya Samantha.Yvonne mengakui kesalahannya sambil tersenyum. Dia juga berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Ketika membuka kotak yang dipegangnya, ternyata itu adal

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 667

    Mungkinkah itu telepon dari Shawn? Yvonne sontak bersemangat. Dia mengangkat telepon dan segera berkata, "Halo?"Namun, orang yang berbicara di ujung telepon adalah Samantha. "Yvonne, kamu pergi malam-malam begini?"Yvonne hanya mengiakan dengan suara rendah. Dia berusaha menutupi kekecewaannya. Sementara itu, Samantha menegur, "Kamu ada keperluan apa sampai keluar malam-malam? Kenapa kamu begitu bandel? Apa kamu nggak tahu gimana keadaanmu sekarang?"Yvonne berkata sambil tersenyum, "Baiklah, nggak akan kuulangi lagi.""Kamu selalu bilang seperti itu, tapi Ibu nggak pernah melihatmu menepati janjimu," ucap Samantha. Dia bukannya ingin memarahi Yvonne, melainkan karena terlalu khawatir. Yvonne sengaja mengalihkan pembicaraan dengan berkata, "Ibu, kamu meneleponku, pasti ada sesuatu, 'kan?""Iya, kamu sudah mau pulang, 'kan?" tanya Samantha.Yvonne menjawab, "Iya.""Kamu akan tahu begitu pulang," ucap Samantha.Yvonne berkata, "Aku sudah mau sampai rumah." Usai itu, dia langsung mengak

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 666

    Ketika Yvonne melihat Anas, ekspresinya memang terlihat sangat ketakutan dan wajahnya pucat. Melihat Anas yang seperti itu, Yvonne sontak merasa bersalah dan menyalahkan dirinya sendiri. Bisa-bisanya dia mencurigai Anas, bahkan merasa dia seharusnya tidak mungkin akan pingsan karena situasi ini?Yvonne pun bertanya dengan nada lembut, "Apa kamu sudah merasa baikan? Nyaman nggak di rumah sakit? Gimana kalau pulang bersamaku dan tinggal beberapa hari di rumahku? Neil mungkin perlu dirawat inap selama beberapa hari ...."Namun, Anas malah menyela, "Nggak usah, aku baik-baik saja."Yvonne jelas merasakan sikap Anas yang menjauhinya. Dia memegang tangan Anas sambil berkata, "Anas, kita teman yang sangat akrab. Jangan sungkan denganku, ya. Dulu, kita bahkan tidur di satu ranjang."Anas bertanya, "Benarkah? Aku sudah lupa."Yvonne tidak kehilangan semangat. Dia tidak mempermasalahkan sikap dingin Anas, sebaliknya malah berkata sambil tersenyum, "Iya, benar!""Pulanglah, aku mau mencari Neil,"

DMCA.com Protection Status