Kaliya menelan ludah. Dia tidak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang. Usai mendapat undangan untuk bergabung, Orlando dan Alex yang sudah lapar sepertinya tidak bisa menyia-nyiakan kesempatan itu. Makanya, mereka langsung mengangguk dan berseru senang. Mereka juga duduk di satu sisi kursi panjang dengan raut wajah takjub karena melihat berbagai sajian.Sepasang mata iblis Kaliya melirik tajam ke arah tetua yang duduk di kursi tunggal. Posisinya berada tengah-tengah meja, sehingga jika diibaratkan, tetua itu bagaikan pusat dari segala atensi dan aktivitas.“Apa yang kamu tunggu? Silakan duduk, dan isi energimu dengan sajian yang sudah kami siapkan,” ujar tetua itu seolah bisa membaca apa yang terlintas di dalam pikiran Kaliya.Mau tak mau, Kaliya pun ikut duduk. Posisinya berseberangan dengan Orlando dan Alex.Tepat di depannya terdapat hidangan utama berupa kepala babi yang sudah dipanggang hingga kulitnya kecokelatan. Hidangan-hidangan lain juga tak kalah banyak dan semuanya meng
Pemuda di sisi Kaliya kembali mengisi mangkuk dengan kacang polong. Dan hal itu berhasil menarik perhatian Kaliya.“Ah, terima kasih. Kurasa ini sudah cukup,” ucap Kaliya cepat.Pemuda itu mengangguk dan menjawab dengan bahasanya. Mungkin Kaliya akan mengartikan itu sebagai ungkapan terima kasih.Perempuan iblis itu juga disuguhi segelas besar minuman berwarna keunguan. Sepertinya itu adalah racikan dari buah anggur. Entahlah. Kaliya juga belum banyak mengetahui perihal tumbuh-tumbuhan di bumi. Tapi ketika Kaliya meneguk minuman itu, rasa tenang berhasil merambat ke sekujur tubuhnya. Dia merasa jadi lebih rileks.Sesekali diliriknya Orlando dan Alex. Kedua pria itu makan dengan lahap. Mereka juga meminum bir yang diberikan oleh para penghuni. Salah satunya adalah wanita. Dan entah kenapa, Kaliya mendengus tanpa sadar ketika melihat wanita itu terus saja menempel di sebelah Orlando.“Hati-hati Kaliya, matamu bisa melompat keluar!”Kaliya terhenyak, dan mendapati sosok Alex sudah berada
Mata Kaliya sontak melebar ketika mendengar perkataan orang tua tersebut. Ia menyinggung soal sesuatu yang berkilauan seperti buah delima. Dan pikiran Kaliya secara otomatis mengarah ke sebuah benda.“Permata Katastrof!” pekik wanita iblis itu dalam hati.“Apa yang kamu tahu tentang benda itu?” seru Kaliya mencoba bertanya. Tapi orang tua itu berjalan ke arah lain tanpa memedulikan seruannya.Kaliua melirik ke arah Orlando dan Alex. Kedua pria itu masih bersenang-senang. Tadinya Kaliya berniat untuk mengajar mereka. Tapi entah kenapa dia merasa hal itu tidak diperlukan lagi. Karena bagaimana juga, hanya ia yang punya pengetahuan lebih soal permata Katastrof ini.Wanita iblis itu pun segera berlari untuk menyusul tetua tadi ke arah pondok. Jaraknya sekitar sepuluh meter dari area api unggun. Tidak seperti rumah-rumah kayu lainnya, pondok ini tampak lebih kokoh dengan jerami-jerami yang disusun rapi menutupi atapnya. Di kedua sisi pondok tersebut, ada obor yang menyala untuk penerangan
Kaliya bergeming. Dia memikirkan perkataan tetua itu dengan seksama.“Maksudmu apa? Bukankah batu permata itu memang punya dia sedari awal?”Pria tua di hadapannya itu menyeringai kecil.“Iblis angkuh itu telah menyimpan banyak rahasia. Bukankah begitu?” terkanya. “Besar kemungkinan pula, bahwa permata ini juga bukan miliknya.”“Lalu, kenapa kamu menunjukkannya padaku? Aku juga sempat mencuri batu permata ini dari Lucifer, dan malah berakhir terdampar di bumi.”“Karena aku percaya padamu,” ujar tetua itu. “Di sisi lain, sebuah permata bisa merasakan aura kehidupan dari pemiliknya. Karena kemungkinan pecahan pertama ditemukan olehmu, atau karena permata ini telah membaca apa yang ada dalam dirimu ketika pertama kali kamu menyentuhnya, maka akhirnya permata ini memutuskan untuk memilih.”Kaliya mengernyitkan dahi. Dia tidak mengerti.“Seperti namanya, Katastrof sendiri memiliki arti sebagai bencana atau malapetaka besar. Benda itu memiliki kekuatan yang sangat besar. Sayangnya, dia dis
Jantung Kaliya berpacu cepat kala ia mendengar hal itu. Dia langsung berdiri karena geram.“Mana mungkin!” serunya. “Aku adalah iblis yang sudah hidup lebih dari enam ratus tahun! Aku juga sudah banyak mengabdi kepada kerajaan ayahku! Di sini, Lucifer lah yang pantas untuk bernasib buruk! Dia sudah banyak mengambil jiwa para iblis. Pasukannya juga selalu ikut campur dengan urusan manusia. Lalu kenapa hanya aku yang bernasib buruk?!” teriaknya murka.Tetua itu juga ikut berdiri. Dia meraih tangan Kaliya yang masih menggenggam pecahan permata Katastrof yang telah disucikan tadi.“Satukanlah benda ini dengan milikmu,” ucapnya.Kaliya sempat memberontak. Namun anehnya, tangan wanita iblis itu tidak bisa mengalahkan kekuatan dari pria tua tersebut. Bahkan, mata Kaliya melebar dengan sempurna kala tetua itu menuntun tangannya untuk menyatukan pecahan permata Katastrof.Ketika benda itu bersentuhan, sebuah cahaya kemerahan yang begitu terang menyebar dengan cepat disertai bunyi yang memekakk
Pria tua di hadapannya mengangguk tanpa ragu. Kemudian tetua itu kembali berkata, “Selamat atas kehamilanmu.”“Omong kosong! Mana mungkin aku bisa mengandung anak ini!”Bentakan keras yang keluar dari bibir Kaliya, terdengar lebih nyaring dari sebelumnya. Bahkan, geraman dari serigala dan anjing saja bisa kalah.Hal itu membuat tetua tersebut sedikit terusik. Dia menatap tak suka ke arah perempuan iblis itu.“Jangan buang-buang energimu hanya untuk meluapkan amarah yang tak berarti,” ucap pria tua itu. “Lalu... mulai saat ini sepertinya kamu akan semakin haus akan sesuatu.”“Apa maksudmu?!”“Kamu akan terus merasa haus bila melihat manusia, Kaliya. Itu adalah tanda dari janinmu yang akan tumbuh semakin besar. Bila kamu mengikuti kemauan janin itu, maka kamu telah setuju untuk membesarkan anak tersebut dan membuatnya kuat dari waktu ke waktu hingga ia siap untuk dilahirkan ke dunia.”“Dan sebaliknya, jika kamu bisa mengendalikan dan menahan rasa haus itu, maka janin yang berada di dala
Kali berikutnya ketika Kaliya membuka mata, dia sudah berbaring di atas sebuah dipan beralaskan anyaman jerami yang terasa hangat dan nyaman. Dia menatap ke atas sana, dan atap-atap itu juga tampak dibuat dari susunan jerami.Kaliya baru ingat bahwa semalam dia sempat berdebat dengan ketua dari suku pedalaman ini.“Astaga! Apa yang sudah pria tua itu lakukan padaku?!” seru Kaliya.Dia langsung bangkit, dan duduk di atas dipan itu. Dirabanya dada kanan bagian atas, bahkan Kaliya mengintip ke dalam sana untuk memastikan adanya luka dari anak panak kecil. Tapi ternyata, luka itu tidak ada.Tiba-tiba, seorang wanita masuk ke dalam sana dan hal itu membuat Kaliya langsung terlonjak. Mereka berdua sama-sama terkejut.“Mau apa kamu ke sini?” bentak Kaliya marah. “Di mana Orlando dan Alex?”Perempuan itu menjawab dengan bahasa yang tidak Kaliya mengerti. Tentu saja, karena perempuan itu adalah penghuni dari suku pedalaman ini. Di tangannya terdapat sebuah mangkuk yang terbuat dari tanah liat.
“Apa yang sudah terjadi di antara kalian? Kenapa kamu tiba-tiba mengajak pergi seperti ini, Kaliya?” tanya Orlando di tengah perjalanan.Langkah kaki Kaliya berayun cepat. Itu menyebabkan Orlando harus melakukan hal yang sama.“Aku tidak ingin mengatakan apa pun!” seru Kaliya.“Kaliya, tolonglah! Jangan buat aku khawatir seperti ini. Bila kamu tiba-tiba pergi tanpa memberitahu alasannya kepadaku, aku akan merasa semakin cemas!”Orlando mempercepat langkah kakinya sehingga dia bisa berjalan berdampingan di sisi Kaliya. Dia terus saja menuntut kepada wanita iblis itu agar menceritakan apa yang sudah terjadi di desa suku pedalaman itu.“Jujur saja, Kaliya. Aku sempat memperhatikan ketika kamu pergi bersama tetua itu. Dan, aku sangat ingin menyusulmu. Tapi para wanita dan penghuni lain seolah menahan aku dan Alex untuk terus mengikuti pesta bersama mereka.”“Aku juga sempat mendengar teriakan dari arah kepergianmu. Bilang saja padaku, Kaliya. Apakah pria tua itu telah menyakitimu?!” seru
Kaliya hanya bisa mengernyitkan dahi ketika melihat kepergian manusia itu. Entah kenapa, nada bicara Orlando sangat tak enak didengar oleh gendang telinganya.“Apa-apaan itu tadi? Kenapa ekspresi Orlando juga berubah seperti itu?”Meski sempat bingung dengan reaksi dari manusia tersebut, Kaliya memilih untuk tidak mengkhawatirkannya.Kondisi perut dan suasana hatinya sudah berubah-ubah. Dan perempuan iblis itu tidak mau menambah pikirannya karena Orlando.Di sisi lain, Orlando berjalan masuk ke dalam hutan. Pria itu kemudian membuang napas kasar beberapa kali. Rasa kecewa tampak jelas di matanya.“Kalau kamu membenci Lucifer, lantas kenapa kamu membiarkan iblis itu menjamah dirimu, Kaliya?” gumam Orlando.Orlando menatap rimbun pepohonan di depannya. Saat menemukan sebuah pohon dengan batang yang besar, entah kenapa ia ingin sekali menghampiri pohon tersebut dan melayangkan tinjunya di sana.Namun, Orlando bukanlah lelaki seperti itu. Dia hanyalah manusia lemah yang bahkan orang-orang
“Huweeek!” Kaliya mendadak muntah. Dia mencoba menutup hidungnya, tapi aroma busuk itu semakin membuatnya tak bisa mengontrol diri.“Astaga, Kaliya! Apa yang terjadi padamu?” seru Orlando panik.Mendengar keributan yang mereka timbulkan, Alex dan Hannah pun segera menghampiri mereka.Saat melihat keadaan Kaliya yang tiba-tiba saja muntah seperti itu, tentu saja keduanya merasa khawatir. Hannah langsung memegangi kedua bahu Kaliya, takut-takut wanita iblis itu mendadak pingsan. Sementara itu, Orlando membantu memijat bagian belakang leher Kaliya.“Ada sesuatu di sana!” seru Orlando kepada Alex. “Mungkin sesuatu itu yang membuat Kaliya muntah-muntah seperti ini!”“Kalau begitu bawa Kaliya kembali ke tempat peristirahatan,” ujar Alex. “Masalah di sini biar aku yang selesaikan.”“Tapi Alex—”“Tidak apa-apa, Hannah.” Alex tersenyum ke arah wanita ular itu. Dia berusaha untuk membuat Hannah tenang.“Aku akan baik-baik saja. Aku dan Foxie akan mengurus ini semua. Kamu dan Orlando harus memba
“Aku tidak yakin akan hal itu, Orlando.” Kaliya menjawab sembari menatap ke arah api unggun di depannya.Sesekali, wanita iblis itu menjulurkan tangan sehingga ia bisa memainkan api tersebut.“Bagaimana kalau kita berjalan-jalan ke negara lain?” cetus Hannah tiba-tiba.Semua perhatian langsung tertuju pada wanita ular tersebut.“Apa maksudmu, Hannah?” tanya Kaliya sambil mengerutkan dahi.“Ya, kau tahu. Aku berpengalaman dalam berburu pria, ingat? Dalam prosesnya, aku selalu berkelana dari satu hutan ke hutan lain, dan itu aku lakukan bukan hanya di satu negara. Jadi bila kau ingin menemukan permata itu lebih cepat, kau tidak boleh diam di tempat terlalu lama, Kaliya.”“Jadi kamu ingin kami pergi berkelana?”“Ya, benar. Apa itu terdengar sulit bagimu? Aku yakin hal itu bukanlah ide yang buruk.”Kaliya melirik ke arah Orlando dan Alex. Kedua rekannya itu tampak memikirkan saran dari Hannah. Mau tak mau, Kaliya juga ikut memikirkannya. Mulai dari bagaimana cara pergi mengelilingi dunia
Hannah tak bisa menyembunyikan senyuman bahagia di bibirnya. Ketika Kaliya membebaskannya dari kandang gaib, wanita ular itu langsung meneriakkan nama Alex.Akibat kelakuan wanita ular itu, Alex yang sedang berburu pun langsung berlari secepat angin.“Hannah!” seru manusia serigala itu begitu melihat Hannah.“Alex!”Keduanya berlari untuk saling menghampiri kemudian mereka berpelukan. Bukan hanya pelukan biasa, melainkan pelukan yang amat erat. Kaliya yang melihatnya pun bahkan sampai takut jika Alex dan Hannah bisa saling meremukkan tulang masing-masing.“Bisakah kalian tidak bertingkah seperti ini di depanku?” cetus Kaliya sebal.Hannah dan Alex pun terpaksa melepaskan pelukan mereka. Senyum lebar menghiasi bibir masing-masing, dan itu menambah rasa sebal di benak Kaliya.“Maaf, Kaliya. Kami hanya terlalu senang,” ujar Alex membela diri, atau lebih tepatnya membela kelakuan mereka.Kaliya hanya mendengus pelan, kemudian wanita iblis itu memutuskan untuk memberi waktu kepada Alex dan
“Aku bisa menjadikan semua keturunan Hannah sebagai pengikutku!” serunya lagi.“Ya, benar! Kamu bisa melakukan itu, Kaliya!”Wanita iblis itu kemudian tertawa bahagia. Sebuah tawa yang sangat khas. Anehnya, Orlando malah senang bila Kaliya tertawa seperti itu. Meskipun Orlando tahu bahwa Kaliya memiliki rencana liciknya sendiri.Setelah diskusi singkat itu, Kaliya dan Orlando kembali menghampiri Hannah. Tanpa basa-basi, Kaliya segera mengatakan maksud dari rencananya.“Hannah,” panggil wanita iblis itu.Hannah yang tengah duduk sambil merenung pun mendongak. Sepasang matanya tampak berbinar karena lapisan air mata. Ekspresi kelabu yang menghiasi wajahnya membuat Kaliya jadi merasa bersalah.Tapi, Kaliya tidak akan tunduk dengan mudah tentu saja. Selama hidupnya sebagai iblis, dia selalu mengupayakan berbagai cara agar hubungan yang ia miliki dengan makhluk lain bisa memberikan benefit tersendiri untuknya.“Kaliya,” balas Hannah pelan.“Aku sudah memikirkannya matang-matang.”“Sungguh?
Kaliya berdecak kesal. Dia tidak suka dengan perdebatan kecil di depannya. Menurut Kaliya, apa yang dilakukan oleh Alex dan Hannah itu terlalu dramatis. Dan Kaliya benci melihatnya!“Kaliya?”Tiba-tiba Kaliya merasakan sentuhan di lengan atasnya. Dia langsung melirik, dan mendapati wajah tampan Orlando.“Mari bicara sebentar,” ucap lelaki itu. “Kamu tidak perlu memberikan keputusan secara buru-buru. Aku yakin Alex dan Hannah akan mengerti, kalau kamu juga butuh mempertimbangkan permintaan mereka.”“Ya, benar.” Kaliya menyahut. “Beri aku waktu untuk memikirkan itu semua. Sebelum aku memberi keputusan, kalian dilarang bertemu!” serunya kemudian dia memanggil Foxie.“Foxie! Bawa Alex untuk kembali berburu, dan jangan kembali ke sini sebelum aku memanggil!”Foxie mengaum singkat, lalu serigala itu menarik-nari celana Alex dengan giginya.Alex sendiri tidak menjawab. P
“Arghhh!” Alex mengerang pelan sembari memegangi dadanya.Di sisi lain, Hannah yang terkejut pun langsung melotot ke arah wanita iblis tersebut.“Kenapa kamu menyakiti dia, Kaliya?” serunya geram.Kaliya hanya menatap Alex dengan datar, kemudian dia berjalan ke arah Hannah hingga jarak mereka hanya terpisahkan oleh sekat gaib yang diciptakan Kaliya sendiri.“Aku tidak menyakitinya. Aku hanya membantu Alex untuk kembali sadar dari tipu dayamu, Hannah.”“Aku tidak melakukan tipu daya apa pun! Manusia serigala itulah yang telah jatuh cinta kepadaku!” desisnya penuh dengan keangkuhan.Ingin sekali Kaliya menarik lidah wanita ular itu dan menariknya hingga putus. Dia tidak suka bila ada makhluk lain yang bersikap arogan. Hal itu selalu mengingatkannya akan betapa menyebalkannya sifat Lucifer dahulu.Kaliya berdecak pelan. Kemudian perempuan iblis itu berkata, “Sekedar informasi, aku benci kepada pembohong, mau makhluk apa pun itu.”“Dan sekedar informasi juga, Kaliya, daya tarik dari dirik
Kaliya menoleh dan hanya memperhatikan mereka dengan tenang. Alex meletakkan dua ekor musang ke tanah, berikut dengan kayu bakar yang ia kumpulkan. Disusul dengan Foxie yang juga meletakkan satu ekor musang mati ke tanah.“Kenapa kalian pergi begitu saja? Bagaimana jika terjadi sesuatu tanpa sepengetahuanku?”“Tenang saja, kamu tidak perlu khawatir, Kaliya. Lagi pula kami berburu masih di sekitar sini, kok!” dalih Alex. Meski dimarahi, wajah Alex tampak sumringah. Dan sepertinya Kaliya tahu apa penyebabnya.Tanpa aba-aba, wanita iblis itu berjalan menghampiri Alex lalu menekan tengkuknya dengan cepat. Kaliya mengalirkan rasa panas dari telapak tangannya ke leher pria tersebut, berharap bahwa Alex akan tersadar dari sihir wanita ular itu.Ajaibnya, sedetik kemudian raut wajah Alex langsung berubah. Senyum lebar yang tadi menghiasi wajahnya telah digantikan dengan ekspresinya seperti biasa.“Astaga, apa yang sudah terjadi kepadaku?” ucap manusia serigala itu.“Kamu telah terbuai, Alex!”
“Tidak bisa!” sergah Hannah. “Di hutan lain, kebanyakan manusia tidak takut kepadaku. Jika aku menampakkan diri, mereka pasti berniat untuk memburuku. Aku pernah tertangkap satu kali, ngomong-ngomong.”“Bernahkah? Oleh siapa?” tanya Kaliya penasaran.“Kamu ingin tahu kelanjutannya?”Kaliya mengernyitkan dahi. Mendadak perasaannya berubah tidak enak.“Aku akan memberitahu apa pun yang ingin kamu dengar, Kaliya. Tapi sebelumnya, lepaskan aku dari kurungan gaib ini!”Kaliya berdecak pelan. “Fiuh... hampir saja aku terkecoh. Maafkan aku, Hannah, sepertinya aku tidak bisa mengeluarkanmu sekarang. Sihir yang kamu tunjukkan padaku, tidak cukup untuk membuatku terhipnotis!”Kaliya kemudian melangkah lebih dekat sampai jaraknya dengan wanita ular itu hanya terpisah satu langkah.“Dan jika kamu lupa, Hannah, aku adalah wanita iblis terkuat yang sudah hidup selama enam ratus tahun. Jadi aku harap kamu tidak macam-macam kepadaku, dan kepada rekan-rekanku. Mengerti?”Wanita ular di depannya hanya