Kaliya bergeming. Dia memikirkan perkataan tetua itu dengan seksama.“Maksudmu apa? Bukankah batu permata itu memang punya dia sedari awal?”Pria tua di hadapannya itu menyeringai kecil.“Iblis angkuh itu telah menyimpan banyak rahasia. Bukankah begitu?” terkanya. “Besar kemungkinan pula, bahwa permata ini juga bukan miliknya.”“Lalu, kenapa kamu menunjukkannya padaku? Aku juga sempat mencuri batu permata ini dari Lucifer, dan malah berakhir terdampar di bumi.”“Karena aku percaya padamu,” ujar tetua itu. “Di sisi lain, sebuah permata bisa merasakan aura kehidupan dari pemiliknya. Karena kemungkinan pecahan pertama ditemukan olehmu, atau karena permata ini telah membaca apa yang ada dalam dirimu ketika pertama kali kamu menyentuhnya, maka akhirnya permata ini memutuskan untuk memilih.”Kaliya mengernyitkan dahi. Dia tidak mengerti.“Seperti namanya, Katastrof sendiri memiliki arti sebagai bencana atau malapetaka besar. Benda itu memiliki kekuatan yang sangat besar. Sayangnya, dia dis
Jantung Kaliya berpacu cepat kala ia mendengar hal itu. Dia langsung berdiri karena geram.“Mana mungkin!” serunya. “Aku adalah iblis yang sudah hidup lebih dari enam ratus tahun! Aku juga sudah banyak mengabdi kepada kerajaan ayahku! Di sini, Lucifer lah yang pantas untuk bernasib buruk! Dia sudah banyak mengambil jiwa para iblis. Pasukannya juga selalu ikut campur dengan urusan manusia. Lalu kenapa hanya aku yang bernasib buruk?!” teriaknya murka.Tetua itu juga ikut berdiri. Dia meraih tangan Kaliya yang masih menggenggam pecahan permata Katastrof yang telah disucikan tadi.“Satukanlah benda ini dengan milikmu,” ucapnya.Kaliya sempat memberontak. Namun anehnya, tangan wanita iblis itu tidak bisa mengalahkan kekuatan dari pria tua tersebut. Bahkan, mata Kaliya melebar dengan sempurna kala tetua itu menuntun tangannya untuk menyatukan pecahan permata Katastrof.Ketika benda itu bersentuhan, sebuah cahaya kemerahan yang begitu terang menyebar dengan cepat disertai bunyi yang memekakk
Pria tua di hadapannya mengangguk tanpa ragu. Kemudian tetua itu kembali berkata, “Selamat atas kehamilanmu.”“Omong kosong! Mana mungkin aku bisa mengandung anak ini!”Bentakan keras yang keluar dari bibir Kaliya, terdengar lebih nyaring dari sebelumnya. Bahkan, geraman dari serigala dan anjing saja bisa kalah.Hal itu membuat tetua tersebut sedikit terusik. Dia menatap tak suka ke arah perempuan iblis itu.“Jangan buang-buang energimu hanya untuk meluapkan amarah yang tak berarti,” ucap pria tua itu. “Lalu... mulai saat ini sepertinya kamu akan semakin haus akan sesuatu.”“Apa maksudmu?!”“Kamu akan terus merasa haus bila melihat manusia, Kaliya. Itu adalah tanda dari janinmu yang akan tumbuh semakin besar. Bila kamu mengikuti kemauan janin itu, maka kamu telah setuju untuk membesarkan anak tersebut dan membuatnya kuat dari waktu ke waktu hingga ia siap untuk dilahirkan ke dunia.”“Dan sebaliknya, jika kamu bisa mengendalikan dan menahan rasa haus itu, maka janin yang berada di dala
Kali berikutnya ketika Kaliya membuka mata, dia sudah berbaring di atas sebuah dipan beralaskan anyaman jerami yang terasa hangat dan nyaman. Dia menatap ke atas sana, dan atap-atap itu juga tampak dibuat dari susunan jerami.Kaliya baru ingat bahwa semalam dia sempat berdebat dengan ketua dari suku pedalaman ini.“Astaga! Apa yang sudah pria tua itu lakukan padaku?!” seru Kaliya.Dia langsung bangkit, dan duduk di atas dipan itu. Dirabanya dada kanan bagian atas, bahkan Kaliya mengintip ke dalam sana untuk memastikan adanya luka dari anak panak kecil. Tapi ternyata, luka itu tidak ada.Tiba-tiba, seorang wanita masuk ke dalam sana dan hal itu membuat Kaliya langsung terlonjak. Mereka berdua sama-sama terkejut.“Mau apa kamu ke sini?” bentak Kaliya marah. “Di mana Orlando dan Alex?”Perempuan itu menjawab dengan bahasa yang tidak Kaliya mengerti. Tentu saja, karena perempuan itu adalah penghuni dari suku pedalaman ini. Di tangannya terdapat sebuah mangkuk yang terbuat dari tanah liat.
“Apa yang sudah terjadi di antara kalian? Kenapa kamu tiba-tiba mengajak pergi seperti ini, Kaliya?” tanya Orlando di tengah perjalanan.Langkah kaki Kaliya berayun cepat. Itu menyebabkan Orlando harus melakukan hal yang sama.“Aku tidak ingin mengatakan apa pun!” seru Kaliya.“Kaliya, tolonglah! Jangan buat aku khawatir seperti ini. Bila kamu tiba-tiba pergi tanpa memberitahu alasannya kepadaku, aku akan merasa semakin cemas!”Orlando mempercepat langkah kakinya sehingga dia bisa berjalan berdampingan di sisi Kaliya. Dia terus saja menuntut kepada wanita iblis itu agar menceritakan apa yang sudah terjadi di desa suku pedalaman itu.“Jujur saja, Kaliya. Aku sempat memperhatikan ketika kamu pergi bersama tetua itu. Dan, aku sangat ingin menyusulmu. Tapi para wanita dan penghuni lain seolah menahan aku dan Alex untuk terus mengikuti pesta bersama mereka.”“Aku juga sempat mendengar teriakan dari arah kepergianmu. Bilang saja padaku, Kaliya. Apakah pria tua itu telah menyakitimu?!” seru
Lantas hal itu membuat Kaliya dan Orlando sama-sama terhenyak. Mereka langsung memisahkan diri dan menghindar dari terjangan serigala besar itu.Tapi yang terjadi kemudian adalah, serigala tersebut menerjang ke atas tubuh Orlando dan mulai menjilati wajahnya. Kelakuannya persis seperti anjing peliharaan yang ingin bermain-main dengan pemiliknya.“Hei-hei! Hentikan! Huwek... liurmu mengalir ke mana-mana, tahu!” pekik Orlando histeris.Kaliya sendiri hendak menyerang serigala itu, sebelum akhirnya dia mendengar suara Alex menyeru di belakang mereka.“Jangan, Kaliya!”Buru-buru Alex menepis tangan Kaliya. Dan itu menyebabkan Kaliya menggeram pelan.“Apa yang sedang kamu lakukan? Apa kamu tidak melihat kalau Orlando sedang dalam bahaya?!”“Hei, tenang dulu!” Alex melirik ke arah Orlando yang masih berusaha menghentikan kelakuan serigala itu. Dan ya, Alex malah menahan senyum. Kemudian, lelaki itu bersiul kecil dan serigala tersebut langsung menghampirinya.Kaliya menatap tajam ke arah ser
Perkataan Kaliya lantas membuat mata Alex melebar. Serigala yang sedang bermain-main di kakinya juga mendengus pelan seolah keberatan dengan permintaan Kaliya barusan.“Bagaimana? Itu tidak berat, bukan?”“Tapi Kaliya, bukankah itu terlalu berlebihan?” Orlando menimpali. Dia langsung gelagapan saat disuguhi lirikan tajam dari Kaliya.“Apa maksudmu? Aku tidak berlebihan!”“Eh? Tetap saja... apa kamu tidak berpikir kalau serigala itu nanti akan kesusahan makan bila taringnya kamu ambil?” tanya Orlando kemudian. Ekspresi di wajah pria itu tampak sangat polos hingga membuat Kaliya ingin meninjunya.“Berisik! Itu salah satu syarat yang harus dia penuhi bila dia ingin bergabung denganku,” ujar Kaliya masih keras kepala.“Jika dia tidak mau, maka lebih baik serigala itu pergi dari sini.”Setelah berkata demikian, Kaliya memutuskan untuk berjalan lebih dulu. Orlando yang melihat hal itu pun segera menyusulnya. Sambil menyamakan langkah dengan Kaliya, Orlando terus berusaha untuk membujuk wani
Kaliya pun memalingkan wajahnya ke arah Alex dan Foxie. Kedua ras serigala itu sepertinya punya sifat keras kepala juga. Karena semenjak Kaliya berjalan menjauhi mereka, Alex dan Foxie sama-sama diam di tempat sebelumnya.Sesekali, Kaliya bisa mendengar raungan Foxie. Sepertinya serigala itu sedang protes kepada Alex karena tidak diizinkan untuk mengekori Kaliya.“Oy!” seru Kaliya tiba-tiba. Dua serigala itu menoleh. “Apa kalian tidak ingin melanjutkan perjalanan?”“Eh? Apa kamu mengizinkan Foxie untuk ikut?” Alex malah bertanya.“Cepatlah sebelum aku berubah pikiran!”Kaliya bisa mendengar tawa dari suara Alex. Manusia serigala itu membungkuk dan menggosok-gosok sisi wajah Foxie. Di depannya, Foxie menjulurkan lidah dan bernapas cepat. Mungkin itu adalah ekspresi ketika serigala tersebut merasa senang.Mereka berdua langsung menyusul Kaliya dan Orlando. Ekspresi Alex tampak cerah. Begitu juga dengan Foxie yang berlari dengan semangat.“Aku akan pastikan jika petualangan ini semakin s