“Jangan bercanda, Ayah. Sampai kapan pun aku tidak akan sudi menikah dengannya!”
“Jaga bicaramu, Kaliya! Ini demi kebaikan kerajaan kita. Ayah mohon, mengertilah!”
“Tidak!” sergah Kaliya geram. “Aku sudah hidup selama 666 tahun sebagai keturunan terbaik Azazel. Tugasku adalah untuk memperkuat kerajaan ini. Bukan untuk bersujud di kaki Lucifer!”
Bara api berembus di kedua sisi tubuh Elliot. Raja Iblis dari neraka bagian selatan itu marah karena putrinya tak kunjung mengerti.
Sebagai seorang ayah sekaligus pemimpin kerajaan iblis, Elliot tahu betul bahwa masa depan sang putri akan lebih baik jika menerima pinangan dari Lucifer.
Para penduduk iblis di neraka selatan akan hidup damai, mendapat tugas lebih jelas, dan memiliki akses ke neraka utama untuk mencuri informasi. Menurut Elliot, pernikahan ini akan sangat menguntungkan mereka.
“Tidak ada yang memintamu bersujud di bawah kakinya, Kaliya. Kamu hanya perlu menikahi Lucifer untuk menyejahterakan kerajaan ini.” Elliot kembali menjelaskan dengan tenang.
Kaliya tertawa meremehkan. “Aku tidak percaya bahwa Ayah sampai terbuai oleh bujukan Lucifer. Dia itu adalah iblis terburuk dari semua iblis! Apa yang dia janjikan padamu sehingga Ayah berani menyerahkan aku kepadanya?”
“Ini demi bangsa kita, demi kerajaan kita! Berapa kali ayah harus memohon padamu? Apakah kamu ingin ayah bertekuk lutut?”
Senyum miring muncul di bibir Kaliya. Sesaat kemudian dia melayangkan tatapan datar.
“Ya, lakukanlah. Bersujud kepadaku jika perlu. Tapi aku akan tetap pada pendirianku, Ayah. Aku tidak akan pernah menikah dengan Lucifer!”
“Kaliya!” bentak Elliot tak percaya.
Namun, perempuan berwujud iblis itu sama sekali tidak peduli. Kaliya segera pergi meninggalkan singgasana ayahnya dengan kobaran api yang melayang di sekitar tubuh. Dia membiarkan Elliot murka begitu saja.
“Kamu sangat keterlaluan, Kaliya.”
Kaliya menoleh untuk mendapati senyum jahil yang ditunjukkan kakaknya.
“Oh... diamlah, Katarina. Aku tidak mau mendengar omelanmu hari ini.”
“Jangan khawatir. Aku hanya ingin bilang bahwa kamu menakjubkan! Tidak mudah bagi saudara kita yang lain untuk menolak permintaan Ayah.”
Kaliya terkekeh pelan. Mereka berjalan beriringan menuju menara ketiga, tempat di mana dua bersaudara itu tinggal. Dalam hati, Kaliya bersyukur karena memiliki seorang kakak yang pengertian.
“Sebagai generasi terakhir dari keturunan ini, bukankah aku memang harus lebih realistis?” Kaliya menawarkan segenggam buah persik api yang dia petik dari pohon terkutuk.
Katarina menerima buah itu lalu menggigitnya. Seketika rasa pedas dan terbakar memenuhi rongga mulut.
“Kamu benar. Sebagian dari kami juga mendukungmu, Kaliya. Tapi ayah serta saudara laki-laki kita sudah tidak bisa diajak bicara. Mereka egois.”
“Yah, begitulah sifat utama para iblis.” Kaliya mengedikkan bahu.
Mereka sampai di depan pintu hitam dengan ukiran bunga api yang begitu indah. Itu adalah kamar Kaliya. Sementara Katarina harus mengambil beberapa langkah lagi agar sampai ke tempat peristirahatannya dengan sang suami.
“Ada satu hal yang ingin aku tanyakan dari kemarin.” Suara Katarina berubah cemas. “Jika pemberontakan ini tidak berhasil, apakah kamu akan tetap menikahi Lucifer?”
“Jangan bodoh, Katarina. Aku sudah bilang bukan, bahwa aku tidak akan pernah melakukannya!”
“Tapi bagaimana jika keadaan semakin memburuk, Kaliya? Kerajaan kita sudah diserang beberapa kali oleh iblis lain. Selain itu, benteng kerajaan ini terus melemah dari hari ke hari.”
Kerutan tipis muncul di keningnya. Kaliya tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh kakaknya.
“Jujur saja padaku, Katarina. Apa ayah telah memberimu ancaman juga?” tanya Kaliya curiga. “Kemarin, kamu begitu semangat memberiku dukungan. Tapi sekarang perkataanmu jauh berbeda. Apa yang sudah ayah katakan padamu, Katarina?”
Katarina menelan ludah. Dia berhenti memakan buah persik itu dan menghanguskannya dengan telapak tangan.
“Ayah tidak mengatakan apa pun padaku.” Katarina menjawab lembut. “Setelah berpikir ratusan kali, aku menyadari bahwa tindakan pemberontakan ini tidak ada gunanya.”
“Tidak ada gunanya kamu bilang? Dengarkan aku, Katarina. Aku sudah berjanji untuk memperkuat kerajaan ini. Dan menikah dengan Lucifer bukanlah satu-satunya cara. Aku akan melatih semua prajurit iblis dan agar bisa mempertahankan benteng kita.”
Katarina menggeleng pelan. “Tidak bisa. Prajurit yang kita miliki tidak tersisa banyak, Kaliya. Peperangan kakek buyut di masa lalu menempatkan pihak kita di ambang kehancuran. Menurutku, kekuatan Lucifer bisa mengembalikan kejayaan kita seperti dulu.”
“Itu tidak benar, Katarina! Apakah kamu lupa Lucifer itu iblis seperti apa?” Nada bicara Kaliya meninggi. Geraman pelan juga terdengar saat ia berusaha menahan diri.
“Dia memang licik. Tapi dia sangat kuat.” Katarina menjawab yakin. “Pertimbangkan semua itu, Kaliya. Kamu sudah hidup selama 666 tahun. Aku tahu kamu bisa memutuskan sesuatu dengan bijak.”
“Jika aku tetap tidak mau, apa yang akan kamu lakukan?”
“Oh, ayolah. Berhenti menjadi pembangkang atau bangsa kita akan tamat.” Katarina melenggang pergi usai berkata demikian. Sesekali percikan api muncul saat ia berjalan.
Kini, Kaliya diserang rasa bimbang. Dia menatap punggung kakaknya dengan pikiran kalut. Dahulu, Katarina akan mendukung apa pun yang Kaliya lakukan. Gagasan tentang pendataan, penambahan kekuatan, serta jadwal tugas bagi prajurit iblis yang dikemukakannya selalu mendapat persetujuan dari sang kakak.
Namun sekarang, apa yang ia dapatkan?
“Otak Katarina sudah dicuci oleh Ayah,” batin Kaliya. “Hhh... kenapa Ayah tega sekali melakukan ini padaku?”
Kesal, perempuan iblis itu mengembuskan kobaran api ke daun pintu sehingga pintu itu terbuka. Sesaat usai Kaliya masuk, pintu kembali tertutup dengan ledakan.
****
“Apa yang dia katakan?” tanya Elliot saat mendapat laporan dari putrinya, Katarina.
“Dia tetap menolak pernikahan ini, Ayah. Kaliya sangat keras kepala.” Katarina cemberut. Dia juga sebal dengan sikap adiknya.
“Aku tidak pernah mengerti jalan pikiran Kaliya. Padahal, kerajaan ini sangat bergantung padanya.” Elliot menerawang lewat jendela. Dia menengadah dan mendapat lambaian dari ubur-ubur penghisap nyawa di luar sana.
“Karena Kaliya adalah keturunan terakhir?”
Elliot mengangguk. “Kamu tahu bahwa aku bisa mati kapan saja, Katarina. Dari semua iblis di kerajaan ini, Kaliya memiliki keunggulan lebih banyak.”
Katarina menghela napas. Dia bisa merasakan bagaimana kekhawatiran sang ayah. Barrier atau benteng penghalang kerajaan mereka semakin melemah. Hal itu disebabkan karena perang antar kerajaan iblis secara terus menerus, dan kurangnya prajurit yang turun ke bumi untuk menyebarkan kejahatan.
Ya, singgasana iblis akan bertambah kuat jika mereka berhasil menghasut manusia ke jalan yang salah. Dengan energi yang mereka ambil dari manusia, para iblis bisa menambah kekuatan tempat tinggal mereka.
Katarina berdiri di samping ayahnya. Dia ikut memerhatikan ubur-ubur penghisap nyawa. Tentakelnya begitu indah karena ditumbuhi duri-duri kecil. Sesekali, mata ubur-ubur itu muncul seolah ingin ikut berkomunikasi dengan mereka.
“Aku khawatir bahwa kerajaan ini akan binasa.” Elliot berkata dengan gusar. “Setidaknya, anak-anakku dan para prajurit akan tetap aman jika aku bergabung di bawah perintah Lucifer. Kamu tahu sendiri kan, Katarina? Lucifer adalah iblis keji dan paling kuat selama berabad-abad.”
Katarina mengangguk samar.
“Jika dia bersatu dengan putriku, kerajaan iblis yang mereka pimpin tidak akan tertandingi oleh kaum iblis mana pun. Kaliya dan dirimu akan tetap aman di bawah pimpinan Lucifer.”
Bersambung.
“Aku akan membujuknya lagi, Ayah.” Katarina bertekad. “Akan aku pastikan Kaliya menerima pernikahan ini.” “Terima kasih, Katarina.” Elliot menatap putrinya dengan hangat. “Hanya kamu yang selalu mengerti keadaanku.” Katarina tersenyum. Dia sangat bahagia jika Elliot memujinya seperti ini. Selama beratus-ratus tahun, Katarina selalu dirundung gelisah karena kekuatannya tidak sehebat sang adik. Makanya, Katarina memutuskan untuk menikah dengan salah satu iblis terkuat di kerajaan mereka. Sayangnya, kenyataan selalu tak sesuai dengan harapan. Kekuatan Katarina tidak bertambah. Energi api yang dia miliki tidak bisa digunakan untuk menembus dunia manusia. Makanya ia berakhir menjadi putri pengangguran yang hanya bisa berjalan-jalan di sekitar istana. Rasa iri sempat menguasainya dahulu. Ketika dia tahu bahwa Kaliya punya kekuatan seribu kali lebih hebat, Katarina murka dan hampir membakar separuh istana. Dia kira, kemarahannya adalah sebuah perwujudan dari
Lucifer langsung tertawa lepas. Dia senang bukan main. Dalam sejarah hidupnya sebagai iblis, perang saudara adalah hal yang tak pernah membosankan. “Hahaha. Fantastis! Dirimu fantastis, Katarina!” Katarina membungkuk anggun. “Terima kasih, Tuan Lucifer. Aku senang bisa sedikit membantu.” “Apa-apaan ini, Katarina? Lepaskan aku sekarang!” bentak Kaliya tak terima. Namun, Katarina tidak menggubrisnya sama sekali. Dia hanya menatap Elliot yang sepertinya masih terkejut dengan apa yang baru saja terjadi. “Kalau begitu, aku akan mengumumkan ke seluruh penghuni istana untuk mempersiapkan pernikahan,” ujarnya tenang. Elliot mengangguk usai kepergian putrinya. “Aku juga akan memanggil bangsaku, Elliot. Aku tidak menyangka jika pernikahan paksa ini akan sangat menarik!” Lucifer menepuk bahu Elliot beberapa kali. “Ah, sial. Aku harus mengganti jas ini dengan yang baru.” Tak selang beberapa detik, Lucifer langsung menghilang dari h
“Kamu bercanda?” cibir Kaliya. “Kita baru menikah beberapa menit yang lalu dan kamu ingin membawaku ke istana jelekmu? Hahaha. Bermimpi saja, Lucifer! Aku tidak akan pernah meninggalkan kerajaan ini!” “Utututu. Mengapa kamu begitu rumit, Kaliya?” Lucifer berjalan mengelilingi tubuh istrinya perlahan. “Biar kuberi saran. Berpikirlah sederhana, maka kamu akan mengerti apa tujuanku meminang dirimu.” Kaliya berdecak. “Sudah sangat jelas, bukan? Kamu hanya ingin menguasai semua keturunan Azazel? Aku tahu rencana busukmu, Lucifer!” “Tidak, tidak. Apa pun yang ada di dalam kepalamu tentang diriku, semuanya salah. Aku hanya ingin menyatukan dua kerajaan untuk menambah kekuatan.” “Selain itu...,” Lucifer kembali mendekat. Dia meletakkan telapak tangannya di bahu Kaliya dan berbisik, “aku sangat tertarik padamu, Kaliya. Aku tidak sabar untuk membuat keturunan-keturunan iblis bersamamu. Aku yakin, anak-anak kita akan sangat hebat.” Meski dia seorang ibli
Orlando tersentak saat mendengar suara debuman benda jatuh. Pria itu mundur beberapa langkah menjauhi tepi gedung sembari berteriak. Air mata yang tadi mengalir pun langsung berhenti. Kala dia menemukan seorang wanita terkapar tak berdaya, Orlando langsung berlari menghampiri.“A...apa-apaan ini?” gumamnya tergagap. “Apa yang terjadi? Kenapa kamu jatuh dari atas sana? Apa yang terjadi?!”“Hei, Nona! Bangunlah! Kamu tidak mati, kan?”Siapa yang tidak panik jika menemukan seseorang jatuh dari langit? Apalagi, atap gedung ini adalah tempat yang ingin Orlando jadikan sebagai kenangan terakhirnya sebelum bunuh diri.Namun, dia malah dikejutkan dengan pemandangan benda jatuh dari langit. Dan ternyata itu adalah seorang wanita!“Nona, apa kamu baik-baik saja? Kamu masih bisa bernapas?” Orlando memberanikan diri mengulurkan tangan saat melihat dada perempuan itu kembali naik turun.Beberapa luka
Manusia di hadapannya semakin tergagap. Melihat itu, Kaliya tersenyum kecil. Dia kembali menarik-narik tangannya dengan kuat agar bisa melepaskan diri.“Tidak! Berhenti bergerak atau aku akan membunuhmu!” seru Orlando dengan suara gemetar.“Manusia sepertimu berani membunuhku? Hahaha. Dari luar saja kamu sudah terlihat lemah!”“Aku tidak lemah! Aku menggendongmu dari gedung itu sampai ke sini. Lalu ... lalu aku juga memiliki stik golf pribadi! Aku tidak lemah!”“Menjijikkan. Berhentilah mengoceh seperti pecundang!” cibir Kaliya muak. “Cepat lepaskan aku atau nyawamu akan melayang malam ini!”Keras kepala, Orlando menggeleng cepat. Dia berlari ke ruangan lain, lalu kembali dengan sebuah stik golf di tangan.“Aku tidak bercanda saat aku bilang memilikinya,” ujarnya sembari bersiaga dengan posisi seperti orang yang akan memukul.“Cih. Baiklah, baiklah. Aku perc
Orlando dan petugas polisi di sana langsung berteriak. Mereka mendekati jendela dan melihat ke bawah. “Apa wanita itu sudah gila? Kenapa dia malah melompat?!” “Sudah aku bilang kan, kalau wanita itu aneh!” seru Orlando ketakutan. Mata mereka terus mencari ke jalanan di bawah sana. Namun, mereka tidak menemukan satu tubuh pun yang terkapar. “Apa-apaan ini? Kamu menyuruhnya bunuh diri di hadapan kami?” bentak petuga kepolisian sambil menatap Orlando dengan marah. “Ti-tidak! Tentu saja tidak, Sir! Harus saya katakan berapa kali lagi kalau perempuan itu aneh! Dia seorang monster!” “Sir, saya akan mencari ke bawah,” ujar petugas yang satunya. Setelah mendapat anggukan, dia segera berlari dari sana. Orlando kembali menatap ke bawah melalui jendela. Meski ini larut malam, lampu jalanan dan penerangan dari beberapa kedai masih terlihat bersinar. Hal itu membuat Orlando bisa mendapati pemandangan apa pun dengan jelas. Namun, tubuh wanit
“Apa yang kalian tunggu? Cepat lawan perempuan itu!” jerit salah satu dari mereka.Tanpa menunggu lama, mereka mulai menyerang Kaliya secara bersamaan. Meski seluruh tubuh Kaliya sakit, kekuatan iblis tentu saja lebih besar dari pada kekuatan manusia.Maka dari itu, Kaliya dengan mudah membanting mereka, menendang tubuh mereka hingga terpental, bahkan ia mampu membuat senjata besi yang mereka bawa menjadi hancur.“Aku tidak main-main soal mencabik jantung kalian, lho! Jangan berani macam-macam denganku!” seru Kaliya marah. Kilat kemerahan menyorot dari matanya.Seorang gadis yang tadi bergabung dengan mereka, kini malah memojokkan diri di antara jajaran tong sampah. Bau pendosa yang sudah busuk, kini semakin menyiksa usai berpadu dengan tumpukan limbah rumah tangga.“Kenapa kamu bersembunyi seperti itu?” gumam Kaliya lembut. Dia berjalan mendekat dengan langkah ringan. “Bukankah tadi kamu sangat ini menyera
“Lepaskan aku, Lucifer!” ucap Katarina terengah-engah.Penampilan perempuan itu sangat lusuh dan kacau. Lucifer bahkan hampir tidak mengenali Katarina jika bukan anak buahnya yang berkata.“Dari mana kalian menemukan wanita ini?” tanya Lucifer kepada bawahannya.“Dia sedang dalam perjalanan melarikan diri ke kerajaan iblis timur, Tuanku.”“Kerja bagus. Buatkan dia sangkar yang luas!”“Baik, Tuan!” Anak buah Lucifer menunduk hormat. Kemudian mereka mengalihkan perhatian kepada Katarina.Katarina didorong ke lantai hingga tersungkur. Beberapa pasukan iblis itu kemudian mengeluarkan tombak mereka masing-masing. Dari ujung tombak mereka mengalir cahaya merah legam yang berbentuk seperti sulur-sulur tipis, kemudian bergabung dan membentuk jeruji secara perlahan. Beberapa saat kemudian, sangkar luas telah menaungi tubuh Katarina dengan sempurna.“Apa yang kamu lakukan, Lucife
Kaliya hanya bisa mengernyitkan dahi ketika melihat kepergian manusia itu. Entah kenapa, nada bicara Orlando sangat tak enak didengar oleh gendang telinganya.“Apa-apaan itu tadi? Kenapa ekspresi Orlando juga berubah seperti itu?”Meski sempat bingung dengan reaksi dari manusia tersebut, Kaliya memilih untuk tidak mengkhawatirkannya.Kondisi perut dan suasana hatinya sudah berubah-ubah. Dan perempuan iblis itu tidak mau menambah pikirannya karena Orlando.Di sisi lain, Orlando berjalan masuk ke dalam hutan. Pria itu kemudian membuang napas kasar beberapa kali. Rasa kecewa tampak jelas di matanya.“Kalau kamu membenci Lucifer, lantas kenapa kamu membiarkan iblis itu menjamah dirimu, Kaliya?” gumam Orlando.Orlando menatap rimbun pepohonan di depannya. Saat menemukan sebuah pohon dengan batang yang besar, entah kenapa ia ingin sekali menghampiri pohon tersebut dan melayangkan tinjunya di sana.Namun, Orlando bukanlah lelaki seperti itu. Dia hanyalah manusia lemah yang bahkan orang-orang
“Huweeek!” Kaliya mendadak muntah. Dia mencoba menutup hidungnya, tapi aroma busuk itu semakin membuatnya tak bisa mengontrol diri.“Astaga, Kaliya! Apa yang terjadi padamu?” seru Orlando panik.Mendengar keributan yang mereka timbulkan, Alex dan Hannah pun segera menghampiri mereka.Saat melihat keadaan Kaliya yang tiba-tiba saja muntah seperti itu, tentu saja keduanya merasa khawatir. Hannah langsung memegangi kedua bahu Kaliya, takut-takut wanita iblis itu mendadak pingsan. Sementara itu, Orlando membantu memijat bagian belakang leher Kaliya.“Ada sesuatu di sana!” seru Orlando kepada Alex. “Mungkin sesuatu itu yang membuat Kaliya muntah-muntah seperti ini!”“Kalau begitu bawa Kaliya kembali ke tempat peristirahatan,” ujar Alex. “Masalah di sini biar aku yang selesaikan.”“Tapi Alex—”“Tidak apa-apa, Hannah.” Alex tersenyum ke arah wanita ular itu. Dia berusaha untuk membuat Hannah tenang.“Aku akan baik-baik saja. Aku dan Foxie akan mengurus ini semua. Kamu dan Orlando harus memba
“Aku tidak yakin akan hal itu, Orlando.” Kaliya menjawab sembari menatap ke arah api unggun di depannya.Sesekali, wanita iblis itu menjulurkan tangan sehingga ia bisa memainkan api tersebut.“Bagaimana kalau kita berjalan-jalan ke negara lain?” cetus Hannah tiba-tiba.Semua perhatian langsung tertuju pada wanita ular tersebut.“Apa maksudmu, Hannah?” tanya Kaliya sambil mengerutkan dahi.“Ya, kau tahu. Aku berpengalaman dalam berburu pria, ingat? Dalam prosesnya, aku selalu berkelana dari satu hutan ke hutan lain, dan itu aku lakukan bukan hanya di satu negara. Jadi bila kau ingin menemukan permata itu lebih cepat, kau tidak boleh diam di tempat terlalu lama, Kaliya.”“Jadi kamu ingin kami pergi berkelana?”“Ya, benar. Apa itu terdengar sulit bagimu? Aku yakin hal itu bukanlah ide yang buruk.”Kaliya melirik ke arah Orlando dan Alex. Kedua rekannya itu tampak memikirkan saran dari Hannah. Mau tak mau, Kaliya juga ikut memikirkannya. Mulai dari bagaimana cara pergi mengelilingi dunia
Hannah tak bisa menyembunyikan senyuman bahagia di bibirnya. Ketika Kaliya membebaskannya dari kandang gaib, wanita ular itu langsung meneriakkan nama Alex.Akibat kelakuan wanita ular itu, Alex yang sedang berburu pun langsung berlari secepat angin.“Hannah!” seru manusia serigala itu begitu melihat Hannah.“Alex!”Keduanya berlari untuk saling menghampiri kemudian mereka berpelukan. Bukan hanya pelukan biasa, melainkan pelukan yang amat erat. Kaliya yang melihatnya pun bahkan sampai takut jika Alex dan Hannah bisa saling meremukkan tulang masing-masing.“Bisakah kalian tidak bertingkah seperti ini di depanku?” cetus Kaliya sebal.Hannah dan Alex pun terpaksa melepaskan pelukan mereka. Senyum lebar menghiasi bibir masing-masing, dan itu menambah rasa sebal di benak Kaliya.“Maaf, Kaliya. Kami hanya terlalu senang,” ujar Alex membela diri, atau lebih tepatnya membela kelakuan mereka.Kaliya hanya mendengus pelan, kemudian wanita iblis itu memutuskan untuk memberi waktu kepada Alex dan
“Aku bisa menjadikan semua keturunan Hannah sebagai pengikutku!” serunya lagi.“Ya, benar! Kamu bisa melakukan itu, Kaliya!”Wanita iblis itu kemudian tertawa bahagia. Sebuah tawa yang sangat khas. Anehnya, Orlando malah senang bila Kaliya tertawa seperti itu. Meskipun Orlando tahu bahwa Kaliya memiliki rencana liciknya sendiri.Setelah diskusi singkat itu, Kaliya dan Orlando kembali menghampiri Hannah. Tanpa basa-basi, Kaliya segera mengatakan maksud dari rencananya.“Hannah,” panggil wanita iblis itu.Hannah yang tengah duduk sambil merenung pun mendongak. Sepasang matanya tampak berbinar karena lapisan air mata. Ekspresi kelabu yang menghiasi wajahnya membuat Kaliya jadi merasa bersalah.Tapi, Kaliya tidak akan tunduk dengan mudah tentu saja. Selama hidupnya sebagai iblis, dia selalu mengupayakan berbagai cara agar hubungan yang ia miliki dengan makhluk lain bisa memberikan benefit tersendiri untuknya.“Kaliya,” balas Hannah pelan.“Aku sudah memikirkannya matang-matang.”“Sungguh?
Kaliya berdecak kesal. Dia tidak suka dengan perdebatan kecil di depannya. Menurut Kaliya, apa yang dilakukan oleh Alex dan Hannah itu terlalu dramatis. Dan Kaliya benci melihatnya!“Kaliya?”Tiba-tiba Kaliya merasakan sentuhan di lengan atasnya. Dia langsung melirik, dan mendapati wajah tampan Orlando.“Mari bicara sebentar,” ucap lelaki itu. “Kamu tidak perlu memberikan keputusan secara buru-buru. Aku yakin Alex dan Hannah akan mengerti, kalau kamu juga butuh mempertimbangkan permintaan mereka.”“Ya, benar.” Kaliya menyahut. “Beri aku waktu untuk memikirkan itu semua. Sebelum aku memberi keputusan, kalian dilarang bertemu!” serunya kemudian dia memanggil Foxie.“Foxie! Bawa Alex untuk kembali berburu, dan jangan kembali ke sini sebelum aku memanggil!”Foxie mengaum singkat, lalu serigala itu menarik-nari celana Alex dengan giginya.Alex sendiri tidak menjawab. P
“Arghhh!” Alex mengerang pelan sembari memegangi dadanya.Di sisi lain, Hannah yang terkejut pun langsung melotot ke arah wanita iblis tersebut.“Kenapa kamu menyakiti dia, Kaliya?” serunya geram.Kaliya hanya menatap Alex dengan datar, kemudian dia berjalan ke arah Hannah hingga jarak mereka hanya terpisahkan oleh sekat gaib yang diciptakan Kaliya sendiri.“Aku tidak menyakitinya. Aku hanya membantu Alex untuk kembali sadar dari tipu dayamu, Hannah.”“Aku tidak melakukan tipu daya apa pun! Manusia serigala itulah yang telah jatuh cinta kepadaku!” desisnya penuh dengan keangkuhan.Ingin sekali Kaliya menarik lidah wanita ular itu dan menariknya hingga putus. Dia tidak suka bila ada makhluk lain yang bersikap arogan. Hal itu selalu mengingatkannya akan betapa menyebalkannya sifat Lucifer dahulu.Kaliya berdecak pelan. Kemudian perempuan iblis itu berkata, “Sekedar informasi, aku benci kepada pembohong, mau makhluk apa pun itu.”“Dan sekedar informasi juga, Kaliya, daya tarik dari dirik
Kaliya menoleh dan hanya memperhatikan mereka dengan tenang. Alex meletakkan dua ekor musang ke tanah, berikut dengan kayu bakar yang ia kumpulkan. Disusul dengan Foxie yang juga meletakkan satu ekor musang mati ke tanah.“Kenapa kalian pergi begitu saja? Bagaimana jika terjadi sesuatu tanpa sepengetahuanku?”“Tenang saja, kamu tidak perlu khawatir, Kaliya. Lagi pula kami berburu masih di sekitar sini, kok!” dalih Alex. Meski dimarahi, wajah Alex tampak sumringah. Dan sepertinya Kaliya tahu apa penyebabnya.Tanpa aba-aba, wanita iblis itu berjalan menghampiri Alex lalu menekan tengkuknya dengan cepat. Kaliya mengalirkan rasa panas dari telapak tangannya ke leher pria tersebut, berharap bahwa Alex akan tersadar dari sihir wanita ular itu.Ajaibnya, sedetik kemudian raut wajah Alex langsung berubah. Senyum lebar yang tadi menghiasi wajahnya telah digantikan dengan ekspresinya seperti biasa.“Astaga, apa yang sudah terjadi kepadaku?” ucap manusia serigala itu.“Kamu telah terbuai, Alex!”
“Tidak bisa!” sergah Hannah. “Di hutan lain, kebanyakan manusia tidak takut kepadaku. Jika aku menampakkan diri, mereka pasti berniat untuk memburuku. Aku pernah tertangkap satu kali, ngomong-ngomong.”“Bernahkah? Oleh siapa?” tanya Kaliya penasaran.“Kamu ingin tahu kelanjutannya?”Kaliya mengernyitkan dahi. Mendadak perasaannya berubah tidak enak.“Aku akan memberitahu apa pun yang ingin kamu dengar, Kaliya. Tapi sebelumnya, lepaskan aku dari kurungan gaib ini!”Kaliya berdecak pelan. “Fiuh... hampir saja aku terkecoh. Maafkan aku, Hannah, sepertinya aku tidak bisa mengeluarkanmu sekarang. Sihir yang kamu tunjukkan padaku, tidak cukup untuk membuatku terhipnotis!”Kaliya kemudian melangkah lebih dekat sampai jaraknya dengan wanita ular itu hanya terpisah satu langkah.“Dan jika kamu lupa, Hannah, aku adalah wanita iblis terkuat yang sudah hidup selama enam ratus tahun. Jadi aku harap kamu tidak macam-macam kepadaku, dan kepada rekan-rekanku. Mengerti?”Wanita ular di depannya hanya