Selama bertahun-tahun, ada banyak godaan wanita di sisi Hendro. Dia juga bukannya tidak pernah bertemu dengan wanita yang berkualitas tinggi. Dia tahu Wenny sedang menggodanya. Wenny penasaran apakah dia bisa goda Hendro atau tidak.Dia penasaran apa Hendro akan tergoda.Hendro pun tersenyum sinis. Dasar siluman penggoda!Pada saat ini, terdengar suara merdu dering ponsel. Ada panggilan masuk.Muncul nama [Hana] di atas layar ponselnya.Nama [Hana] langsung membuat hawa panas Hendro mereda. Hawa panas di tubuh akibat digoda Wenny pun mulai memudar. Dia menekan tombol terima.Terdengar suara lembut Hana dari ujung telepon. “Hendro, apa kamu masih marah? Maaf, nggak seharusnya aku bertengkar sama kamu. Nggak seharusnya aku lempar barang. Sebenarnya aku cuma lagi cemburu. Aku iri kamu perlakukan Wenny dengan baik. Hendro, kamu jangan marah ya. Aku cinta sama kamu. Aku benar-benar sangat cinta sama kamu ….”Selama beberapa tahun ini, Hana dimanja mati-matian oleh Hendro. Hanya saja sekara
Susan tersenyum dengan penuh percaya diri. “Nenek, semua ini baru permulaan. Kelak aku akan berjalan semakin jauh lagi.”Bu Jena tersenyum lebar. Dia merasa cucunya sangat hebat. Dia pasti akan membawa kehormatan bagi Keluarga Cladia.Martin dan Nia merasa sangat gembira. Putri mereka semakin unggul saja. Kelak dia pasti bisa menikah dengan keluarga lebih kaya lagi.Pada saat ini, Bu Jena melihat sosok Wenny di belakang, raut wajahnya pun langsung berubah. “Wenny, siapa suruh kamu ke sini?”Wenny juga telah datang. Hanya saja, sekeluarga itu hanya peduli dengan kegembiraan mereka, tidak ada yang melihatnya.Susan melirik Wenny sekilas. “Nenek, aku suruh Wenny kemari. Dia juga mau buka wawasannya. Sudahlah, biarkan dia di sini.”Bu Jena sama sekali tidak ingin melihat Wenny. Susan dan Hana telah mengharumkan reputasi Keluarga Cladia, hanya Wenny saja yang telah mempermalukan nama Keluarga Cladia.Di hati Bu Jena, dia tidak pernah menganggap Wenny sebagai cucunya sendiri.Berhubung Susan
Entah ada berapa banyak orang yang akan menggosip Susan di belakang.Susan adalah orang yang punya harga diri tinggi. Dia paling tidak sanggup terima hal seperti ini.“Nenek, Ayah, Ibu, aku juga nggak tahu kenapa bisa jadi gini!”Martin dan Nia berkata dengan terkejut, “Susan, apa kamu sudah menyinggung Dewa C?”Bu Jena menepuk pahanya. “Celaka, celaka. Teknik pengobatan Dewa C sangat hebat. Dia itu tokoh besar yang nggak boleh kita singgung. Gimana sekarang?”Wenny berdiri di samping sembari menatap dengan dingin, gimana mereka sekeluarga merasa panik dan tidak berdaya karena Dewa C.Mata Susan memerah. Jelas sekali, dia juga merasa panik.Pada saat ini, tiba-tiba Nia berkata, “Susan, menurutmu, Dewa C itu cowok atau cewek?”Martin bertanya, “Apa maksudmu?”“Kalau Dewa C itu cowok, Susan begitu cantik dan unggul, Dewa C pasti akan jatuh cinta pada pandangan pertama sama Susan.”Bu Jena yang tadinya sedih langsung berubah gembira. “Betul, kalau Susan berhasil jadi istrinya Dewa C, Kelu
Para anak orang kaya itu segera menjadi ricuh. “Teman apaan? Teman cowok atau cewek?”“Pak Steve, apa kamu diam-diam sudah pacaran?”“Maksudnya, kamu ingin publikasikan kekasihmu di hari ulang tahunmu. Sebenarnya putri keluarga kaya mana yang berhasil dapatkan Pak Steve?”Steve memarahi mereka dengan tersenyum, “Nanti kecilkan suara kalian. Jangan sampai kagetin dia!”Apa? Kali ini, semua orang tidak bisa tenang lagi.Hendro duduk di sofa, Hana yang duduk di sampingnya berkata dengan tersenyum, “Hendro, apa orang yang ditunggu Steve itu Wenny?”Alex membalas, “Pasti dia orangnya. Kak Steve terpikat sama dia.”Stella menunjukkan ekspresi iri. Orang biasa sangat sulit untuk bisa memasuki lingkaran pergaulan mereka. Seperti Hendro yang bawa Hana kemari, hari ini, Steve malah mengundang Wenny ke acara ulang tahunnya. Ini membuktikan betapa penting dan sangat sukanya Steve terhadap Wenny.Malam ini, Hendro mengenakan kemeja dan celana formal berwarna hitam. Tidak terlihat ekspresi apa pun d
Mengenai hadiah yang lain, Steve bahkan tidak melihat sama sekali. Hanya saja, dia sangat tertarik dengan hadiah pemberian Wenny. “Aku juga penasaran.”Alex meletakkan kantongan ke atas meja. Steve mengeluarkan hadiah dari dalamnya.Wenny merasa kemungkinan Steve akan kecewa dengan hadiah pemberiannya. Dia pun berkata, “Pak Steve, aku datangnya buru-buru, jadi cuma beli ….”Kata “dompet” tidak dilontarkan karena Steve telah mengeluarkan hadiahnya.Isinya bukan dompet, melainkan selembar surat.Wenny merasa syok.“Pak Steve, kamu dikasih selembar surat sama dewi? Cepat baca di hadapan kita semua.”Steve memegang surat di tangan. “Pak Steve, hari ini hari ulang tahunmu. Aku ingin kasih kamu sebuah hadiah istimewa. Sebenarnya, saat pertama kali aku bertemu kamu, aku sudah suka sama kamu. Aku setuju jadi kekasihmu. Kita resmi pacaran ya?”Wenny terdiam membisu.Itu bukan surat darinya.Tadi hadiah itu melalui tangan Alex.Wenny mengangkat kepalanya menatap Alex. Tampak Alex sedang melihatn
"Hendro ...." Saat itu, Hana angkat bicara, "Lagian kamu juga nggak suka sama Wenny. Kalian cepat atau lambat juga akan cerai. Sekarang, Wenny sudah temukan kebahagiaannya sendiri dan itu bahkan sama Pak Steve. Wenny dapatkan hati pria yang nggak bisa didapatkan oleh banyak wanita kaya dan sosialita. Hendro, kita harusnya ucapkan selamat untuknya, 'kan?"Tatapan dingin Hendro tiba-tiba tertegun.Pada saat itu, teman-teman dari kalangan elit membawakan kue ulang tahun ke hadapan mereka, lalu menyalakan lilinnya. Salah satu dari mereka berujar, "Sekarang, waktunya si yang berulang tahun tiup lilin!"Steve meniup lilin itu, lalu mulai memotong kue ulang tahun. Biasanya, orang yang berulang tahun akan mencicipi potongan pertama.Namun setelah memotongnya, Steve justru menyodorkan potongan kue itu ke arah mulut Wenny.Wenny melihat ke arahnya, lalu membuka mulut dan bersiap menerima.Hanya saja, Steve tiba-tiba menarik tangannya kembali. Dia sengaja menggodanya.Melihat senyum iseng di waja
Hendro mengangkat tangannya, lalu menarik keluar dari genggaman Hana. Suaranya terdengar datar dan dingin ketika berujar, "Aku habis minum tadi, jadi nggak bisa nyetir. Aku balik ke kantor dulu. Kamu pulang sendiri ya."Sutinah pun datang membawa mobil Rolls-Royce model bisnis. Hendro masuk ke dalam dan mobil itu langsung melaju pergi.Hana tetap berdiri sendirian di tempatnya. Bukannya marah, dia justru terlihat sangat senang.Pada saat ini, Stella datang menghampiri sambil mengentakkan kakinya dengan kesal. Dia berucap, "Kak Hana, si Wenny itu bisa-bisanya tulis surat cinta buat goda Kak Steve. Dia benar-benar nggak tahu malu!"Padahal sebenarnya surat cinta itu bukan ditulis oleh Wenny, melainkan Hana yang minta Alex menyiapkannya. Hanya saja, dia tidak memberi tahu Stella soal ini.Ini memang rencana Hana untuk mencapai dua tujuan sekaligus. Bukan hanya bisa mendorong Wenny ke pelukan Steve, dia juga sekaligus bisa buat Stella makin benci Wenny.Hana menimpali, "Stella, Wenny sama
Hendro membuka aplikasi Whatsapp dan melihat unggahan terbaru di Status yang baru saja dibagikan oleh Steve.Itu adalah sebuah foto yang diambil di lapangan olahraga Universitas Cestana. Orang dalam foto tidak terlihat wajahnya. Hanya ada dua bayangan di tanah.Satu bayangan terlihat ramping dan anggun, sementara satu lagi terlihat tegap dan tampan. Sekilas saja sudah bisa ditebak bahwa itu adalah Wenny dan Steve.Steve menambahkan keterangan di fotonya. [Hadiah ulang tahun terbaik.]Unggahan Status itu langsung menarik perhatian banyak orang. Para anak orang kaya mulai berkomentar satu per satu. [Pak Steve ulang tahun hari ini. Kenapa malam ini dia nggak bertingkah nakal? Sudah tobat ya?][Cuma jalan-jalan di kampus. Pak Steve, padahal kamar suite sudah disiapkan lho!][Kalian nggak ngerti, Pak Steve pasti nginep di asrama putri malam ini.][Pacaran sama mahasiswi itu memang beda, lebih menantang.]Hendro membaca komentar-komentar itu sambil merasakan tenggorokannya mengencang. Dia la
Wenny melangkahkan kakinya hendak berjalan ke depan.Hanya saja, pada saat ini, terdengar suara dering ponsel. Pengacara Jimmy sedang meneleponnya.“Halo, Nona Wenny, ada sedikit masalah di kantor polisi. Kamu segera kemari!”Hati Wenny langsung berdetak kencang. Apa yang terjadi dengan Fany?Wenny langsung membalikkan tubuhnya dan berlari pergi.…Saat Wenny bergegas ke kantor polisi, Jimmy segera menghampirinya. “Nona Wenny.”“Ada apa dengan Fany?”Suara Wenny berhenti karena dia melihat sesosok bayangan tubuh yang familier baginya. Mona telah datang.Hari ini Mona juga mengenakan pakaian bermerek. Selebritas terkenal keluar dengan membawa sekelompok orang. Hari ini bertambah lagi dua orang pengacara di belakangnya.Mona berjalan ke hadapan Wenny, lalu berkata dengan tersenyum, “Wenny, dengar-dengar kamu datang buat jamin Fany. Jangan harap kamu bisa jamin dia. Sahabat baikmu akan tinggal di dalam sana selamanya. Dia nggak akan keluar lagi untuk selamanya.”Jimmy berkata dengan suara
“Cukup! Jangan bicara lagi!” sela Wenny. Dia tidak ingin mendengarnya.Sedikit pun Wenny tidak ingin mendengarnya.Hendro tersenyum dingin. Dia malah ingin Wenny mendengarnya. Dia ingin Wenny ingat semua itu karena Wenny yang menolaknya.Wenny menolaknya, jadi Hendro pun memberikannya pada teman kampusnya!Hendro melepaskan Wenny, lalu berkata dengan suara dingin, “Oke, kalau mau cerai, kita cerai saja. Kita cerai saja besok. Kalau bukan karena Nenek, sudah lama aku ingin campakkan kamu dari status istriku. Ada begitu banyak wanita antre di luar sana!”Hati Wenny terasa sangat sakit. Dia mengepal jari tangan putihnya, lalu berkata dengan mata merah, “Kalau gitu, kita ketemu di kantor catatan sipil jam sembilan pagi besok.”Usai berbicara, Wenny langsung meninggalkan tempat tanpa menoleh sama sekali.Hendro melirik bayangan tubuh langsing Wenny dengan raut dingin. Kalau gitu, cerai saja.Hendro memang ingin putus hubungan dengannya.Pernikahannya dengan Wenny memang sudah seharusnya ber
Wajah tampan Hendro langsung berubah dingin. Dia masih ingat masalah Wenny mengonsumsi pil kontrasepsi demi Steve. Selama ini, dia tidak menghubungi Wenny karena ingin menjauh dari Wenny dan memutuskan hubungan. Namun, hari ini Wenny berinisiatif untuk makan di rumah lama. Hendro mengira dia ingin melembutkan sikapnya, alhasil apa yang dia katakan? Dia berkata, Hendro, aku mau cerai sama kamu.Dia bahkan berkata, sehari pun dia tidak bisa menunggu lagi.Apa Wenny merasa Hendro terlalu baik padanya?Hendro menatap Wenny dengan tatapan dingin. Dia mengulurkan tangannya untuk meraih lengan Wenny. “Wenny, apa malam ini kamu pulang buat pancing emosiku ya?”Wenny spontan mencampakkan tangan Hendro. “Jangan sentuh aku dengan tangan kotormu!”‘Apa katanya?’Wenny menengadah wajah kecilnya untuk bertatapan dengan tatapan dingin Hendro, lalu berkata dengan tegas, “Hendro, kamu benar-benar kotor!”Saking kotornya, Wenny tidak sanggup untuk menerimanya.Urat hijau di kening Hendro mulai menonjo
Hendro melirik Mona yang berada di sisinya sekilas. “Turun.”Hendro menyuruh Mona untuk menuruni mobil.Dia hendak meninggalkan Mona di tengah jalan.Begitu Mona menuruni mobil, mobil mewah langsung melaju pergi, meninggalkan asap knalpot mobil di wajahnya.Mona merasa marah hingga mengentakkan kakinya.…Wenny sudah tiba di rumah lama Keluarga Jamil. Dia sedang duduk di ruang tamu sembari menemani Bu Lisa mengobrol.Tidak lama kemudian, pintu rumah lama terbuka. Angin dingin di luar sana membaluti tubuh anggun dan tegak yang berjalan ke dalam rumah. Hendro telah pulang. Pelayan wanita menyapa dengan hormat, “Tuan.”Hendro mengganti sepatunya di depan rak, lalu melangkah ke dalam ruang tamu. Dia pun melihat Wenny.Setelah di UKS waktu itu, mereka berdua tidak bertemu lagi. Wenny semakin kurus dan lemah saja. Wajah mungilnya yang secantik dewi, kini terlihat semakin dingin dan anggun.Wenny baru saja keluar dari kampus. Dia masih mengenakan seragam kuliahnya dengan kemeja putih, rok ko
Wenny mengalihkan pandangannya dan menggeleng. “Yuvi, aku baik-baik saja.”Wenny mengeluarkan ponselnya, lalu menghubungi telepon rumah lama Keluarga Jamil.Bu Lisa merasa sangat gembira. “Wenny, akhirnya kamu bersedia telepon Nenek. Nenek kangen sekali sama kamu ….”Wenny mengangkat kelopak matanya, lalu melihat bayangan mobil mewah itu. “Nenek, malam ini aku nggak ada kelas. Aku bisa temani kamu makan malam di rumah.”“Bagus sekali. Kebetulan malam ini Hendro juga pulang. Nenek tunggu kepulanganmu.”“Oke.”Setelah panggilan ditutup, Wenny melihat ke sisi Yuvi. “Yuvi, aku mesti pulang ke rumah lama.”“Oke, kamu temani Bu Lisa makan malam sana.”Wenny menatap Yuvi. “Bukan, aku pergi untuk cari tahu siapa sebenarnya sugar daddy di belakang Mona.”‘Apa?’Yuvi terbengong.…Mobil mewah edisi panjang Rolls-Royce melaju kencang di jalan raya. Sutinah mengendarai mobil di depan, sedangkan Mona duduk di baris belakang. Dia sedang menatap pria di sampingnya.Hendro mengenakan setelan jas hitam
Tadi, Wenny sudah mencoba suhu airnya. Air itu hanya hangat dan sama sekali tidak panas.Tatapan mata Wenny yang jernih perlahan menatap wajah Mona. "Kamu sengaja tuduh Fany, sebenarnya targetmu dari awal adalah aku, 'kan?"Mona malah mengangkat bahu sambil tersenyum santai. "Ya."Yuvi yang berdiri di samping benar-benar dibuat kesal. "Mona, kamu gila ya? Selama ini, Wenny selalu menganggapmu sebagai teman. Apa kamu lupa waktu di Hotel Gosan, siapa yang nekat datang menyelamatkanmu setelah kamu dibawa paksa sama Pak Melvin? Nggak masalah kalau kamu menjauhi kami setelah sukses, tapi kamu malah balas kebaikan Wenny dengan kejahatan? Apa kamu masih punya hati nurani?"Mona sama sekali tidak merasa bersalah. Dia malah membalas sambil tersenyum sinis, "Akhirnya kalian jujur juga. Selama ini, sebenarnya kalian cuma iri sama aku. Kalian iri karena aku punya pacar yang kaya raya. Kalian iri karena aku bisa jadi artis terkenal."Iri?Yuvi sampai kehabisan kata. "Kalau berani, coba sebut nama p
Fany dibawa ke kantor polisi?Ekspresi Wenny langsung berubah setelah mendengar kabar itu. Dia segera menutup telepon, lalu berkata pada Yuvi, "Yuvi, aku harus pergi ke kantor polisi.""Wenny, aku ikut kamu."....Di kantor polisi, Wenny dan Yuvi akhirnya bertemu dengan Fany yang kini sedang ditahan di ruang tahanan. Wenny menggenggam sepasang tangan Fany yang terasa dingin. "Fany, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kamu bisa sampai ditahan di sini?"Wajah Fany terlihat pucat dan linglung. "Wenny, ini semua ada hubungannya sama Mona si artis terkenal itu."Kemudian, Fany menceritakan semuanya dari awal, "Tadi, Nona Mona datang ke Ella untuk sesi pemotretan majalah. Dalam prosesnya dia perlu pakai sling pengaman, tapi ternyata talinya sudah dipotong duluan. Saat sesi pemotretan berlangsung, talinya putus dan dia langsung jatuh. Waktu itu, Nona Mona tiba-tiba menunjukku di hadapan semua orang. Dia bilang, dia lihat aku potong tali itu dengan mata kepalanya sendiri. Akhirnya, polisi data
Mona langsung menghentikan langkahnya. "Wenny, Yuvi, kebetulan banget. Kalian juga di sini."Wenny dan Yuvi berniat melangkah mendekati Mona.Namun, para pengawal berbaju hitam langsung berdiri di depan mereka. "Berhenti!"Mona pun melambaikan tangan, lalu berucap sambil tersenyum, "Nggak apa-apa, mereka ini teman kuliahku."Begitu mendengar ucapan Mona, para pengawal pun segera mundur. Wenny dan Yuvi baru bisa melangkah maju dan berdiri di depan Mona."Mona, kamu sudah jadi artis terkenal?" Yuvi menatap ke arah Mona.Mona mengangkat alis, lalu menjawab santai, "Ya, aku sudah punya pacar. Pacarku yang membantuku jadi artis terkenal.""Pacar? Mona, kamu sudah pacaran? Kenapa sebelumnya kami nggak pernah dengar kamu punya pacar?"Mona tersenyum sangat manis. "Pacarku ganteng dan kaya raja. Dia juga sayang banget padaku."Sambil berkata begitu, Mona melangkah lebih dekat. Dia meraih tangan kecil Wenny sambil berujar, "Wenny, sekarang hidupku sangat bahagia. Kamu pasti ikut senang, 'kan? K
Wenny berbaring membelakangi Hendro, sementara pria itu duduk di tepi ranjang. Keduanya seperti sepasang suami istri yang baru saja bertengkar.Hendro mengepalkan tangannya. Setelah terdiam cukup lama, dia akhirnya mengucapkan satu kata, "Oke."Setelah itu, Hendro bangkit dan pergi.Dia benar-benar pergi.Air mata yang sejak tadi coba Wenny tahan kembali jatuh tanpa bisa dikendalikan. Dia menarik selimut, lalu menutup rapat wajah mungilnya yang sudah penuh air mata di baliknya. Tidak ada yang perlu dianggap serius. Lagi pula, mereka hanya melakukannya sekali. Berhubung Hendro tidak menyukainya, anggap saja semalam dirinya telah digigit anjing.Akan tetapi, hati Wenny tetap terasa sangat sakit.Wenny tahu betul, dia masih mencintai Hendro.Dia masih sangat mencintai pria itu.....Setelah hari itu, Wenny dan Hendro tidak pernah lagi saling menghubungi. Selama beberapa waktu terakhir, orang yang paling sering menjadi perbincangan adalah Mona.Mona tiba-tiba mengikuti sebuah program varie