Suara familier terdengar.Alex langsung bangkit dari duduknya di sofa. “Sialan!”Baru saja Alex memegang tongkat zen dan hendak melangkah, Wenny langsung berputar di tengah langit, lalu menebas dengan kapak di tangan hingga Alex jatuh ke lantai.Alex telah mati!Dia malah mati!Gerakan heboh Alex menarik perhatian Hendro. Hendro mengangkat kelopak mata untuk melihatnya sekilas.Alex merasa kesal. [Wenny, satu ronde lagi.]Wenny menyetujuinya.Ronde kedua dimulai.Dua detik kemudian, Hendro kembali mendengar suara ketus Alex, “Sial! Sial! Sialan!”Permainan berakhir.Alex kalah lagi.Alex masih tidak bisa menerimanya. [Wenny, sekali lagi!]Kali ini, Wenny membalas. [Pak Alex, coba kamu pertimbangkan baik-baik. Kalau kamu kalah di ronde ketiga, kamu akan turun level, dari level King menjadi Bronze.]Selama ini Alex lalu berada di peringkat King, tapi setelah bertemu dengan Wenny, dia selalu dikalahkan. Levelnya sudah hampir turun, yang tadinya King menjadi Bronze.Pada saat ini, terdenga
Hendro tahu betapa cepatnya Wenny, tetapi dia tidak menyangka akan secepat ini.Di dalam dunia game, Hendro masih belum pernah bertemu dengan tandingannya. Sekarang dia sudah bertemu dan orang itu adalah Wenny!Kemampuan Wenny hampir mengimbanginya.Semua ini di luar dugaan Hendro.Alex merasa ada yang aneh. “Kak Hendro, si Wenny malah bisa jadi tandinganmu. Bertahan, kamu mesti bertahan. Kalau sampai kalah, peringkatku akan turun, dari King ke Bronze.”Baru saja ucapan dilontarkan, tiba-tiba Sutinah memasuki ruangan. “Pak Hendro, tadi ada telepon dari rumah lama ….”Apa terjadi sesuatu dengan rumah lama?Hendro tidak fokus.Satu detik kemudian, permainan berakhir.Jari tangan Hendro terkaku. Dia telah kalah.Selagi Hendro tidak konsentrasi selama sedetik itu, Wenny mengayunkan kapak ke dirinya, langsung menebas Hendro hingga jatuh ke lantai.Dia malah … dikalahkan … Wenny!Tadinya Hendro ingin memberi sedikit pelajaran kecil kepada Wenny, supaya dia menangis.“Huhu!” Terdengar suara t
Hendro berkata, “Resep yang kamu tinggalkan untuk Nenek hilang.”Ternyata masalah itu.Wenny segera mengambil pena. “Pak Hendro, kamu tunggu sebentar. Aku tulis sekarang.”Wenny menunduk menulis resep obat di atas kertas.Begitu Wenny menunduk, pemandangan di balik kamisol putih itu langsung terlihat. Lengkungannya bulat dan padat.Tenggorokan Hendro menjadi tegang. Dia tahu bukan hanya bagian itu saja yang bagus dari tubuh wanita itu. Pinggangnya ramping seperti ranting pohon saja, tapi bagian atasnya justru bulat dan menonjol keluar.Itulah aset alami yang bisa memikat pria.Bawaan lahir.Hendro memanggilnya dengan suara serak, “Wenny!”Wenny mengangkat kepalanya, lalu menatap Hendro dengan bingung. “Ada apa, Pak Hendro?”Wenny benar-benar tidak tahu. Sepasang mata berkilauannya kelihatan jernih dan lugu.Hal itu jelas akan membangkitkan hasrat liar dalam hati seorang pria. Hendro menelan ludah, terlihat gerakan di jakunnya. “Kalau kamu sudah selesai tulis, kirim fotonya ke aku.”Wen
Wenny sama sekali tidak tahu apa yang lagi dia katakan.Hendro melihat es krim di tangannya, lalu melihat wajah indah, putih, dan lugu Wenny. Dia tidak menjawab, melainkan bertanya dengan suara seraknya, “Makan apa?”Pikiran Wenny terasa kacau. Dia juga tidak tahu apa yang sedang Hendro tanyakan.Jantung Wenny berdetak tidak karuan.Terdapat suasana kasmaran di antara mereka berdua.Wenny memutuskan untuk mengakhiri segalanya. “Pak Hendro, aku mau tidur. Aku tutup dulu.”Wenny mengulurkan tangannya mengakhiri panggilan video.Saat Yuvi hendak mandi, dia melihat wajah merona Wenny. “Wenny, kenapa wajahmu merah banget?”Wenny mengusap wajah kecilnya. “Mungkin karena panas. Yuvi, kamu cepat mandi sana.”“Oke.”Yuvi memasuki kamar mandi untuk membasuh tubuh.Wenny sedang duduk sendirian sembari menunduk menyantap es krim di tangannya. Dia mulai menenangkan dirinya. Kenapa dirinya merasa gugup tadi?Tadi pagi Wenny bertanya pada Hendro sewaktu di telepon. Apa Hendro menginginkan balas budin
Selama bertahun-tahun, ada banyak godaan wanita di sisi Hendro. Dia juga bukannya tidak pernah bertemu dengan wanita yang berkualitas tinggi. Dia tahu Wenny sedang menggodanya. Wenny penasaran apakah dia bisa goda Hendro atau tidak.Dia penasaran apa Hendro akan tergoda.Hendro pun tersenyum sinis. Dasar siluman penggoda!Pada saat ini, terdengar suara merdu dering ponsel. Ada panggilan masuk.Muncul nama [Hana] di atas layar ponselnya.Nama [Hana] langsung membuat hawa panas Hendro mereda. Hawa panas di tubuh akibat digoda Wenny pun mulai memudar. Dia menekan tombol terima.Terdengar suara lembut Hana dari ujung telepon. “Hendro, apa kamu masih marah? Maaf, nggak seharusnya aku bertengkar sama kamu. Nggak seharusnya aku lempar barang. Sebenarnya aku cuma lagi cemburu. Aku iri kamu perlakukan Wenny dengan baik. Hendro, kamu jangan marah ya. Aku cinta sama kamu. Aku benar-benar sangat cinta sama kamu ….”Selama beberapa tahun ini, Hana dimanja mati-matian oleh Hendro. Hanya saja sekara
Susan tersenyum dengan penuh percaya diri. “Nenek, semua ini baru permulaan. Kelak aku akan berjalan semakin jauh lagi.”Bu Jena tersenyum lebar. Dia merasa cucunya sangat hebat. Dia pasti akan membawa kehormatan bagi Keluarga Cladia.Martin dan Nia merasa sangat gembira. Putri mereka semakin unggul saja. Kelak dia pasti bisa menikah dengan keluarga lebih kaya lagi.Pada saat ini, Bu Jena melihat sosok Wenny di belakang, raut wajahnya pun langsung berubah. “Wenny, siapa suruh kamu ke sini?”Wenny juga telah datang. Hanya saja, sekeluarga itu hanya peduli dengan kegembiraan mereka, tidak ada yang melihatnya.Susan melirik Wenny sekilas. “Nenek, aku suruh Wenny kemari. Dia juga mau buka wawasannya. Sudahlah, biarkan dia di sini.”Bu Jena sama sekali tidak ingin melihat Wenny. Susan dan Hana telah mengharumkan reputasi Keluarga Cladia, hanya Wenny saja yang telah mempermalukan nama Keluarga Cladia.Di hati Bu Jena, dia tidak pernah menganggap Wenny sebagai cucunya sendiri.Berhubung Susan
Entah ada berapa banyak orang yang akan menggosip Susan di belakang.Susan adalah orang yang punya harga diri tinggi. Dia paling tidak sanggup terima hal seperti ini.“Nenek, Ayah, Ibu, aku juga nggak tahu kenapa bisa jadi gini!”Martin dan Nia berkata dengan terkejut, “Susan, apa kamu sudah menyinggung Dewa C?”Bu Jena menepuk pahanya. “Celaka, celaka. Teknik pengobatan Dewa C sangat hebat. Dia itu tokoh besar yang nggak boleh kita singgung. Gimana sekarang?”Wenny berdiri di samping sembari menatap dengan dingin, gimana mereka sekeluarga merasa panik dan tidak berdaya karena Dewa C.Mata Susan memerah. Jelas sekali, dia juga merasa panik.Pada saat ini, tiba-tiba Nia berkata, “Susan, menurutmu, Dewa C itu cowok atau cewek?”Martin bertanya, “Apa maksudmu?”“Kalau Dewa C itu cowok, Susan begitu cantik dan unggul, Dewa C pasti akan jatuh cinta pada pandangan pertama sama Susan.”Bu Jena yang tadinya sedih langsung berubah gembira. “Betul, kalau Susan berhasil jadi istrinya Dewa C, Kelu
Para anak orang kaya itu segera menjadi ricuh. “Teman apaan? Teman cowok atau cewek?”“Pak Steve, apa kamu diam-diam sudah pacaran?”“Maksudnya, kamu ingin publikasikan kekasihmu di hari ulang tahunmu. Sebenarnya putri keluarga kaya mana yang berhasil dapatkan Pak Steve?”Steve memarahi mereka dengan tersenyum, “Nanti kecilkan suara kalian. Jangan sampai kagetin dia!”Apa? Kali ini, semua orang tidak bisa tenang lagi.Hendro duduk di sofa, Hana yang duduk di sampingnya berkata dengan tersenyum, “Hendro, apa orang yang ditunggu Steve itu Wenny?”Alex membalas, “Pasti dia orangnya. Kak Steve terpikat sama dia.”Stella menunjukkan ekspresi iri. Orang biasa sangat sulit untuk bisa memasuki lingkaran pergaulan mereka. Seperti Hendro yang bawa Hana kemari, hari ini, Steve malah mengundang Wenny ke acara ulang tahunnya. Ini membuktikan betapa penting dan sangat sukanya Steve terhadap Wenny.Malam ini, Hendro mengenakan kemeja dan celana formal berwarna hitam. Tidak terlihat ekspresi apa pun d
Wenny melangkahkan kakinya hendak berjalan ke depan.Hanya saja, pada saat ini, terdengar suara dering ponsel. Pengacara Jimmy sedang meneleponnya.“Halo, Nona Wenny, ada sedikit masalah di kantor polisi. Kamu segera kemari!”Hati Wenny langsung berdetak kencang. Apa yang terjadi dengan Fany?Wenny langsung membalikkan tubuhnya dan berlari pergi.…Saat Wenny bergegas ke kantor polisi, Jimmy segera menghampirinya. “Nona Wenny.”“Ada apa dengan Fany?”Suara Wenny berhenti karena dia melihat sesosok bayangan tubuh yang familier baginya. Mona telah datang.Hari ini Mona juga mengenakan pakaian bermerek. Selebritas terkenal keluar dengan membawa sekelompok orang. Hari ini bertambah lagi dua orang pengacara di belakangnya.Mona berjalan ke hadapan Wenny, lalu berkata dengan tersenyum, “Wenny, dengar-dengar kamu datang buat jamin Fany. Jangan harap kamu bisa jamin dia. Sahabat baikmu akan tinggal di dalam sana selamanya. Dia nggak akan keluar lagi untuk selamanya.”Jimmy berkata dengan suara
“Cukup! Jangan bicara lagi!” sela Wenny. Dia tidak ingin mendengarnya.Sedikit pun Wenny tidak ingin mendengarnya.Hendro tersenyum dingin. Dia malah ingin Wenny mendengarnya. Dia ingin Wenny ingat semua itu karena Wenny yang menolaknya.Wenny menolaknya, jadi Hendro pun memberikannya pada teman kampusnya!Hendro melepaskan Wenny, lalu berkata dengan suara dingin, “Oke, kalau mau cerai, kita cerai saja. Kita cerai saja besok. Kalau bukan karena Nenek, sudah lama aku ingin campakkan kamu dari status istriku. Ada begitu banyak wanita antre di luar sana!”Hati Wenny terasa sangat sakit. Dia mengepal jari tangan putihnya, lalu berkata dengan mata merah, “Kalau gitu, kita ketemu di kantor catatan sipil jam sembilan pagi besok.”Usai berbicara, Wenny langsung meninggalkan tempat tanpa menoleh sama sekali.Hendro melirik bayangan tubuh langsing Wenny dengan raut dingin. Kalau gitu, cerai saja.Hendro memang ingin putus hubungan dengannya.Pernikahannya dengan Wenny memang sudah seharusnya ber
Wajah tampan Hendro langsung berubah dingin. Dia masih ingat masalah Wenny mengonsumsi pil kontrasepsi demi Steve. Selama ini, dia tidak menghubungi Wenny karena ingin menjauh dari Wenny dan memutuskan hubungan. Namun, hari ini Wenny berinisiatif untuk makan di rumah lama. Hendro mengira dia ingin melembutkan sikapnya, alhasil apa yang dia katakan? Dia berkata, Hendro, aku mau cerai sama kamu.Dia bahkan berkata, sehari pun dia tidak bisa menunggu lagi.Apa Wenny merasa Hendro terlalu baik padanya?Hendro menatap Wenny dengan tatapan dingin. Dia mengulurkan tangannya untuk meraih lengan Wenny. “Wenny, apa malam ini kamu pulang buat pancing emosiku ya?”Wenny spontan mencampakkan tangan Hendro. “Jangan sentuh aku dengan tangan kotormu!”‘Apa katanya?’Wenny menengadah wajah kecilnya untuk bertatapan dengan tatapan dingin Hendro, lalu berkata dengan tegas, “Hendro, kamu benar-benar kotor!”Saking kotornya, Wenny tidak sanggup untuk menerimanya.Urat hijau di kening Hendro mulai menonjo
Hendro melirik Mona yang berada di sisinya sekilas. “Turun.”Hendro menyuruh Mona untuk menuruni mobil.Dia hendak meninggalkan Mona di tengah jalan.Begitu Mona menuruni mobil, mobil mewah langsung melaju pergi, meninggalkan asap knalpot mobil di wajahnya.Mona merasa marah hingga mengentakkan kakinya.…Wenny sudah tiba di rumah lama Keluarga Jamil. Dia sedang duduk di ruang tamu sembari menemani Bu Lisa mengobrol.Tidak lama kemudian, pintu rumah lama terbuka. Angin dingin di luar sana membaluti tubuh anggun dan tegak yang berjalan ke dalam rumah. Hendro telah pulang. Pelayan wanita menyapa dengan hormat, “Tuan.”Hendro mengganti sepatunya di depan rak, lalu melangkah ke dalam ruang tamu. Dia pun melihat Wenny.Setelah di UKS waktu itu, mereka berdua tidak bertemu lagi. Wenny semakin kurus dan lemah saja. Wajah mungilnya yang secantik dewi, kini terlihat semakin dingin dan anggun.Wenny baru saja keluar dari kampus. Dia masih mengenakan seragam kuliahnya dengan kemeja putih, rok ko
Wenny mengalihkan pandangannya dan menggeleng. “Yuvi, aku baik-baik saja.”Wenny mengeluarkan ponselnya, lalu menghubungi telepon rumah lama Keluarga Jamil.Bu Lisa merasa sangat gembira. “Wenny, akhirnya kamu bersedia telepon Nenek. Nenek kangen sekali sama kamu ….”Wenny mengangkat kelopak matanya, lalu melihat bayangan mobil mewah itu. “Nenek, malam ini aku nggak ada kelas. Aku bisa temani kamu makan malam di rumah.”“Bagus sekali. Kebetulan malam ini Hendro juga pulang. Nenek tunggu kepulanganmu.”“Oke.”Setelah panggilan ditutup, Wenny melihat ke sisi Yuvi. “Yuvi, aku mesti pulang ke rumah lama.”“Oke, kamu temani Bu Lisa makan malam sana.”Wenny menatap Yuvi. “Bukan, aku pergi untuk cari tahu siapa sebenarnya sugar daddy di belakang Mona.”‘Apa?’Yuvi terbengong.…Mobil mewah edisi panjang Rolls-Royce melaju kencang di jalan raya. Sutinah mengendarai mobil di depan, sedangkan Mona duduk di baris belakang. Dia sedang menatap pria di sampingnya.Hendro mengenakan setelan jas hitam
Tadi, Wenny sudah mencoba suhu airnya. Air itu hanya hangat dan sama sekali tidak panas.Tatapan mata Wenny yang jernih perlahan menatap wajah Mona. "Kamu sengaja tuduh Fany, sebenarnya targetmu dari awal adalah aku, 'kan?"Mona malah mengangkat bahu sambil tersenyum santai. "Ya."Yuvi yang berdiri di samping benar-benar dibuat kesal. "Mona, kamu gila ya? Selama ini, Wenny selalu menganggapmu sebagai teman. Apa kamu lupa waktu di Hotel Gosan, siapa yang nekat datang menyelamatkanmu setelah kamu dibawa paksa sama Pak Melvin? Nggak masalah kalau kamu menjauhi kami setelah sukses, tapi kamu malah balas kebaikan Wenny dengan kejahatan? Apa kamu masih punya hati nurani?"Mona sama sekali tidak merasa bersalah. Dia malah membalas sambil tersenyum sinis, "Akhirnya kalian jujur juga. Selama ini, sebenarnya kalian cuma iri sama aku. Kalian iri karena aku punya pacar yang kaya raya. Kalian iri karena aku bisa jadi artis terkenal."Iri?Yuvi sampai kehabisan kata. "Kalau berani, coba sebut nama p
Fany dibawa ke kantor polisi?Ekspresi Wenny langsung berubah setelah mendengar kabar itu. Dia segera menutup telepon, lalu berkata pada Yuvi, "Yuvi, aku harus pergi ke kantor polisi.""Wenny, aku ikut kamu."....Di kantor polisi, Wenny dan Yuvi akhirnya bertemu dengan Fany yang kini sedang ditahan di ruang tahanan. Wenny menggenggam sepasang tangan Fany yang terasa dingin. "Fany, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kamu bisa sampai ditahan di sini?"Wajah Fany terlihat pucat dan linglung. "Wenny, ini semua ada hubungannya sama Mona si artis terkenal itu."Kemudian, Fany menceritakan semuanya dari awal, "Tadi, Nona Mona datang ke Ella untuk sesi pemotretan majalah. Dalam prosesnya dia perlu pakai sling pengaman, tapi ternyata talinya sudah dipotong duluan. Saat sesi pemotretan berlangsung, talinya putus dan dia langsung jatuh. Waktu itu, Nona Mona tiba-tiba menunjukku di hadapan semua orang. Dia bilang, dia lihat aku potong tali itu dengan mata kepalanya sendiri. Akhirnya, polisi data
Mona langsung menghentikan langkahnya. "Wenny, Yuvi, kebetulan banget. Kalian juga di sini."Wenny dan Yuvi berniat melangkah mendekati Mona.Namun, para pengawal berbaju hitam langsung berdiri di depan mereka. "Berhenti!"Mona pun melambaikan tangan, lalu berucap sambil tersenyum, "Nggak apa-apa, mereka ini teman kuliahku."Begitu mendengar ucapan Mona, para pengawal pun segera mundur. Wenny dan Yuvi baru bisa melangkah maju dan berdiri di depan Mona."Mona, kamu sudah jadi artis terkenal?" Yuvi menatap ke arah Mona.Mona mengangkat alis, lalu menjawab santai, "Ya, aku sudah punya pacar. Pacarku yang membantuku jadi artis terkenal.""Pacar? Mona, kamu sudah pacaran? Kenapa sebelumnya kami nggak pernah dengar kamu punya pacar?"Mona tersenyum sangat manis. "Pacarku ganteng dan kaya raja. Dia juga sayang banget padaku."Sambil berkata begitu, Mona melangkah lebih dekat. Dia meraih tangan kecil Wenny sambil berujar, "Wenny, sekarang hidupku sangat bahagia. Kamu pasti ikut senang, 'kan? K
Wenny berbaring membelakangi Hendro, sementara pria itu duduk di tepi ranjang. Keduanya seperti sepasang suami istri yang baru saja bertengkar.Hendro mengepalkan tangannya. Setelah terdiam cukup lama, dia akhirnya mengucapkan satu kata, "Oke."Setelah itu, Hendro bangkit dan pergi.Dia benar-benar pergi.Air mata yang sejak tadi coba Wenny tahan kembali jatuh tanpa bisa dikendalikan. Dia menarik selimut, lalu menutup rapat wajah mungilnya yang sudah penuh air mata di baliknya. Tidak ada yang perlu dianggap serius. Lagi pula, mereka hanya melakukannya sekali. Berhubung Hendro tidak menyukainya, anggap saja semalam dirinya telah digigit anjing.Akan tetapi, hati Wenny tetap terasa sangat sakit.Wenny tahu betul, dia masih mencintai Hendro.Dia masih sangat mencintai pria itu.....Setelah hari itu, Wenny dan Hendro tidak pernah lagi saling menghubungi. Selama beberapa waktu terakhir, orang yang paling sering menjadi perbincangan adalah Mona.Mona tiba-tiba mengikuti sebuah program varie