Share

Bab 128

Author: Sierra
Tadi Wenny ingin menjelaskan pada Hendro saat di asrama. Namun, Hendro sama sekali tidak mau dengar. Dia malah memarahinya. Kala itu, Wenny terlihat kecewa.

Hendro menyalahkan dirinya sendiri.

Hanya saja, dia tiba-tiba mendengus. Hendro merasa sebenarnya Wenny yang membuat masalah sendiri.

Wenny baru masuk ke Universitas Cestana dua hari, tetapi dia sudah diincar oleh Carlos yang genit itu.

Tadi Hendro melihat tatapan Carlos ketika mengamati Wenny. Sebagai sesama pria, Hendro tahu Carlos memang menyukai Wenny.

Jika tadi Wenny mengakui kesalahannya dan bermanja-manja, mungkin Carlos akan memaafkannya. Hendro juga tidak perlu datang.

Ekspresi Hendro menjadi dingin begitu memikirkan hal ini. Wenny yang genit ini suka banget menggoda pria.

Hendro kirim Wenny ke sini untuk kuliah, bukan berpacaran.

Awas kalau Wenny berani pacaran!

Hendro menoleh. Dia melirik Sutinah dengan dingin dan berkomentar, "Sutinah, sepertinya kamu sangat menyukai Wenny."

Sutinah sering membela Wenny.

Dia yang k
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 129

    Kemudian, Stella masuk ke akunnya yang lain lagi [Maestro Tari]. Dia berpura-pura menandai [Cantik Jelita] dan menulis komentar. [Benar! Kamu benar! Kalau Dewa Tidur seperti Wenny pun bisa jadi primadona Universitas Cestana, universitas kita bakal diejek! Stella lebih cantik!]Sesudah itu, Stella kembali ke akun aslinya dan berpura-pura murah hati. [Kalian jangan debat lagi. Wenny juga cantik. Aku rela serahkan posisiku sebagai primadona Universitas Cestana padanya.]Stella bergonta-ganti tiga akun dan bersandiwara jadi tiga peran untuk stabilkan situasinya. Dia tidak ingin kehilangan gelarnya sebagai primadona Universitas Cestana. Sesuai dugaan, para penggemar pria Stella langsung muncul setelah Stella bertindak.[Bidadari Wenny memang cantik, tapi cuma Stella yang berbakat yang pantas jadi primadona.][Stella itu wanita idamanku. Siapa pun nggak bisa menggoyahkan posisinya di hatiku!][Aku mendukung Stella!]Stella mempunyai citra wanita cantik dan manis di mata orang lain. Terutama

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 130

    Seseorang menambahkan, [Tentu saja! Kamu nggak lihat, bahkan Pak Angga pun keluar untuk sambut Kak Susan?]Semua orang yang kagum dan juga iri memandangi Susan. Dia datang bersama Angga. Susan mengangkat dagunya. Keangkuhan dan kepercayaan diri Susan membuatnya tampak menonjol.Susan dan Angga berhenti. Tatapan Susan tertuju pada Wenny. Dia mengamati Wenny dengan sinis, lalu melihat Hendro dan berucap, "Pak Hendro, Wenny nggak sekolah lagi sejak berusia 16 tahun. Kudengar, dia juga tidur waktu Pak Angga mengajar. Atas dasar apa dia masuk ke Universitas Cestana?"Stella seperti menemukan teman yang sehati dengannya. Dia mengangguk seraya membalas, "Benar!"Ekspresi Hendro tetap terlihat datar. Dia melihat Wenny sekilas, lalu berkata, "Dia akan serius kuliah di sini."Stella masih ingin bicara. Dia dapat kabar, Wenny bisa masuk ke Universitas Cestana karena Hendro minta bantuan Angga. Hendro tidak pernah melakukan hal seperti ini demi siapa pun, kecuali Wenny. Atas dasar apa Wenny menda

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 131

    Angga kehabisan kata-kata. Angga? Siapa orang yang dipanggil Wenny? Siapa yang bernama Angga? Memang benar namanya adalah Angga, tetapi mana boleh Wenny memanggil namanya secara langsung?Angga sebenarnya ingin bicara, tetapi Wenny langsung berbalik dan pergi begitu saja setelah melirik sekilas ke arah kerumunan orang."Pfft." Yuvi tidak tahan dan langsung tertawa. Kemudian, dia melirik Angga sejenak sebelum buru-buru mengejar Wenny. Dia berseru, "Wenny, tunggu aku!"Susan dan Stella sama-sama tercengang. "Pak Angga, barusan Wenny memanggilmu apa? Dia bisa-bisanya memanggil namamu secara langsung? Dia pasti sudah gila!" Kedua wanita itu benar-benar terkejut.Angga hanya diam. Sebenarnya, ini sudah yang kedua kalinya. Dia juga bingung kenapa Wenny berani menyebut namanya secara langsung. Sungguh tidak tahu sopan santun. Apa Wenny tidak paham etika menghormati guru dan orang yang lebih tua?Satu-satunya orang yang boleh memanggil namanya langsung seperti itu hanyalah gurunya sendir

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 132

    Bu Lisa langsung paham. Dia membalas, "Baguslah. Kalau gitu, Nenek jadi tenang."Wenny senang bukan main. Dia menggandeng lengan Bu Lisa dengan manja, lalu mengajak, "Nek, mumpung sudah keluar rumah, aku ajak Nenek jalan-jalan ya."Bu Lisa tertawa bahagia sambil membalas, "Wah, bagus sekali! Nenek memang paling suka jalan-jalan."....Wenny dan Yuvi membawa Bu Lisa ke jalan raya. Saat itu, mereka melewati sebuah toko boba.Yuvi berkata, "Wenny, kita beli boba yuk. Toko ini baru mengeluarkan varian moci talas buatan tangan. Rasanya enak banget!""Boleh," balas Wenny sambil mengangguk.Tiba-tiba Bu Lisa bertanya, "Wenny, Yuvi, kalian mau minum boba?"Wenny tahu bahwa di keluarga kaya raya seperti Keluarga Jamil, biasanya para orang tua melarang anak-anaknya minum minuman seperti itu. Dia pun buru-buru menjelaskan, "Nek, sebenarnya sesekali minum boba itu nggak membahayakan kesehatan kok ...."Bu Lisa tiba-tiba bertanya, "Bisa belikan Nenek satu? Nenek juga pengen minum."Wenny langsung t

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 133

    Bu Lisa menatap tulisan besar "Spa Kaki Lucea" di depan toko itu, lalu menyesap bobanya sambil bertanya penasaran, "Wenny, ini tempat apa ya?"Wenny menaikkan alisnya yang rapi, lalu menjawab sambil tersenyum usil, "Orang dewasa nyamannya bukan di cinta, tapi di pijat refleksi. Nenek, Yuvi, aku traktir kalian pijat kaki!"Ketiganya pun masuk ke dalam dengan gaya santai dan penuh percaya diri. Begitu mereka masuk, bos di sana langsung menyambut mereka dengan hangat.Wenny memberi tahu, "Bos, kami pesan tiga terapis pria ya. Tolong pilihkan yang paling tinggi, ganteng, dan yang jadi favorit di sini!"Bos itu membalas sambil tersenyum, "Oke, siap. Mari, silakan ke sini."Sementara itu di restoran ala Franca, Hendro dan Hana sedang menikmati makan malam romantis diiringi cahaya lilin dan musik piano lembut. Tiba-tiba ponsel Hendro bergetar karena ada panggilan masuk. Ternyata itu panggilan dari rumah lama Keluarga Jamil.Hendro langsung mengangkatnya. Suara cemas Pak Yudi terdengar di seb

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 134

    Bu Lisa memeluk gelas bobanya dan menyesap lagi satu tegukan, lalu berkata dengan puas, "Enak banget."Sambil berkata begitu, Bu Lisa melirik ke arah terapis pria tampan yang sedang memijat kakinya. Dia bertanya, "Kamu umur berapa sekarang?"Terapis itu menjawab, "Aku 18 tahun."Bu Lisa tertawa sebelum merespons, "Pantas saja pria umur 80 tahun masih suka sama yang 18 tahun. Ternyata aku yang sudah umur 80 tahun pun masih suka sama yang umur 18.""Hahaha!" Wenny dan Yuvi langsung tertawa terbahak-bahak. Suasana ruangan dipenuhi tawa ceria tiga wanita yang begitu santai dan bahagia.Sebenarnya, Sutinah sempat ingin masuk untuk mengingatkan Wenny. Namun setelah mendengar obrolan mereka, dia langsung membalikkan badan dan keluar. Sudahlah, setiap orang punya keberuntungannya sendiri. Semoga Wenny bisa menjaga dirinya baik-baik.Hendro berdiri di depan pintu. Urat di pelipisnya sudah terlihat menegang. Dulu, mana pernah dia membayangkan neneknya akan keluar rumah sambil minum boba, bahkan

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 135

    Memang benar belum diizinkan.Tapi Wenny sangat ingin pergi. Dia coba menarik kembali pergelangan tangannya yang ramping dan putihTapi jari-jari panjang dan kuat milik Hendro mencengkeramnya erat dan menyeretnya pergi begitu saja.Wenny bertanya, "Hendro, apa yang kamu lakukan ... Lepaskan aku! Kamu mau bawa aku ke mana ..."Langkah Hendro besar-besar sehingga Wenny hanya bisa terhuyung saat mengejar dari belakang. Pria itu menariknya keluar dari tempat pijat Spa Kaki Lucea, lalu memaksanya masuk ke dalam mobil mewah Rolls-Royce Phantom miliknya. Setengah jam kemudian, mobil itu berhenti di depan Grup Jamil. Tanpa memberi kesempatan bicara, dia langsung menarik Wenny masuk ke dalam kantor.Malam ini, beberapa staf dari Departemen Teknologi sedang lembur. Saat hendak menyeduh kopi, tiba-tiba mereka melihat Pak Hendro yang terkenal galak itu masuk sambil menarik tangan Wenny yang cantiknya bak bidadari.Rasa kantuk para staf seketika lenyap tanpa jejak. Mereka segera menyapa, "Malam, P

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 136

    Hendro sendiri bahkan sudah lupa kapan terakhir kali dia berciuman dengannya. Dia hanya tahu bahwa sekarang saat dicium olehnya, seluruh tubuhnya kesemutan seperti dialiri listrik.Pada saat ini, Wenny dengan berani mulai memperdalam ciuman. Dia seperti anak kucing yang iseng menggaruk-garuk ke sana kemari, lalu tiba-tiba mengait dan mengisapnya dengan kuat.Hendro merasa sensasi itu menjalar dari tulang belakang langsung ke otaknya, seolah-olah jiwanya akan tersedot keluar olehnya.Pria itu mulai terengah-engah, sementara tubuhnya yang berat pun sepenuhnya menekan tubuh Wenny. Sungguh menyebalkan, tubuhnya sepertinya mengingat sensasi yang diberikan wanita ini.Hendro tidak pernah menyentuh Hana. Di usianya sekarang, secara fisik sebenarnya dia juga membutuhkan keintiman. Hanya saja karena sifatnya memang cenderung dingin dan cuek, selama ini dia tidak pernah merasa perlu.Akan tetapi sejak bertemu dengan Wenny, terutama pada malam hujan deras disertai petir itu, wanita itu pernah "m

Latest chapter

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 230

    Kemeja dan celana formal Hendro telah diduduki oleh Wenny, alhasil pakaiannya menjadi agak kusut. Namun lantaran berada di bar, justru memberikan kesan liar dan tidak terkendali.Hendro tidak memberi jawaban, dia tidak mengatakan dirinya lebih menyukai yang mana, dia hanya mengambil sebotol alkohol dan mulai meneguknya.Mona merasa marah hingga hampir kehilangan kewarasannya. Entah dari mana asal cewek cantik itu, begitu dia menampakkan diri, Mona pun langsung dilupakan orang-orang, dianggap sebagai udara saja.Selama beberapa saat ini, Mona telah terbiasa jadi selebritas yang dikerumuni banyak orang. Sekarang wanita cantik itu seolah-olah telah mengembalikan Mona ke posisi semula. Dia sangat tidak suka perasaan seperti ini.Mona segera duduk kembali ke sisi Hendro. “Pak Hendro, aku ….”Sebelum menunggu Mona menyelesaikan omongannya, Hendro meletakkan botol alkohol kosong di atas meja, langsung berdiri dan meninggalkan tempat.Hendro telah pergi.Dia meninggalkan Mona sendirian di sini

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 229

    Kedua mata indah Wenny duluan melihat ke sisi Mona. “Nona yang satu ini, bisa nggak kamu minggir sebentar? Kamu sudah ganggu aku untuk tari sensual dengan Pak Hendro.”Wenny melakukan provokasi dengan terang-terangan, langsung menyuruh Mona untuk minggir.Mona merasa marah hingga mengepalkan tangannya. Dia tidak ingin minggir.Hanya saja, pada saat ini, anak orang kaya di samping mulai bersorak, “Nona Mona, ayo minggir.”Mona memelototi Wenny sekilas, lalu meminggirkan tubuhnya dengan tidak bersedia.Wenny diam-diam tersenyum sinis. Dia sudah tahu sifat asli Mona. Inilah pembalasannya!Pembalasan Wenny baru saja dimulai!Wenny melihat ke sisi Hendro. Meski Hendro terus menatapnya, dia juga tidak merasa takut. Bibir delima Wenny melengkung ke atas, langsung melebarkan kedua kakinya di bawah tatapan Hendro, kemudian dengan berani langsung memanjat ke atas tubuh Hendro, duduk di atas pinggang kokohnya.Wah.Semua orang di dalam bar langsung bersorak.“Cewek cantik, kamu itu orang pertama

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 228

    Begitu wanita itu keluar, orang-orang di bawah pentas langsung menjadi ricuh.Pada saat ini, musik berbunyi. Orang di atas pentas langsung menari mengikuti irama musik.Dengan satu lompatan, tubuhnya yang lentur bagai ular itu melilit tiang, dia berputar dan melompat.Tubuhnya yang lentur seperti ranting willow dengan mudah membentuk berbagai pose, menciptakan efek visual yang memukau dan memicu teriakan histeris dari para penonton di bawah pentas.Seorang anak orang kaya yang duduk di tempat duduk VIP menarik lengan Alex dengan penuh semangat. “Tuan Alex, sejak kapan barmu kedatangan cewek cantik seperti ini? Kamu nggak asik banget, kenapa nggak beri tahu kami?”Alex menatap sosok di atas pentas dengan bingung. Dia sendiri juga terkejut. Dengan penampilan seperti itu, wanita secantik ini jelas bisa jadi bintang utama di tempat hiburan seperti bar ini. Kenapa dia belum pernah melihatnya sebelumnya?Siapa cewek cantik ini?Pada saat ini, tangan Hendro yang memegang botol alkohol tertegu

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 227

    Hendro memiringkan tatapannya melihat ke sisi Mona.Sekarang Mona menekan tangan Hendro, dia sudah bisa merasakan tulang-tulangnya yang tegas dan indah. Selain itu, Mona juga menyentuh jam tangan mewah di pergelangan tangan Hendro yang kokoh, dingin, dan mewah, seperti dirinya, membuat orang enggan menyentuh, tapi juga ingin menyentuhnya.Wajah mungil Mona yang polos itu merona. “Pak Hendro, malam itu … aku melakukannya dengan keinginanku sendiri. Malam itu juga adalah … pertama kaliku. Apa kamu masih ingat dengan malam kita?”Alex merasa ada yang aneh dengan situasi ini. Dia berkata, “Kak Hendro ….”Hanya saja, anak orang kaya di sampingnya menekannya, lalu merendahkan nada bicaranya untuk mengingatkan, “Tuan Alex, aku rasa ada sesuatu antara Pak Hendro dengan wanita cantik ini. Siapa yang disayang Pak Hendro, dialah yang bakal jadi kakak iparmu.”Alex tidak beranggapan seperti itu. Dia hanya mengakui Hana sebagai kakak iparnya.Hendro menatap sosok Mona yang malu dan imut itu. Sebena

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 226

    “Pak Hendro, ada yang ingin aku bicarakan sama kamu ….”“Nggak ada waktu,” tolak Hendro dengan mentah-mentah, “Kalau ada apa-apa, kamu bisa cari sekretarisku. Antre untuk bikin janji.”Usai berbicara, Hendro langsung memutuskan panggilan.Tut, tut. Terdengar suara sibuk dari ujung telepon.Demi Fany, Wenny terpaksa pergi cari Hendro. “Pak Jimmy, kamu tunggu kabar dariku.”…Wenny pun pergi ke Taman Baloi. Pelayan wanita membuka pintu. “Nyonya.”“Apa Hendro di rumah? Kamu lapor sama dia, aku mau ketemu dia.”“Baik, Nyonya. Kamu tunggu sebentar.”Wenny berdiri menunggu di luar. Tidak lama kemudian, pelayan wanita kembali. “Nyonya, Pak Hendro ada di ruang kerja, tapi kata Pak Hendro, dia nggak mau ketemu Nyonya.”Hendro tidak ingin bertemu dengannya.Wenny berkata, “Kalau gitu, aku akan berdiri tunggu di sini. Aku akan tunggu sampai dia bersedia ketemu sama aku.”Pada saat ini, sebuah mobil van mewah berhenti. Mona menuruni mobil dengan sepatu kristal hak tingginya.Mona melihat Wenny dan

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 225

    Wenny melangkahkan kakinya hendak berjalan ke depan.Hanya saja, pada saat ini, terdengar suara dering ponsel. Pengacara Jimmy sedang meneleponnya.“Halo, Nona Wenny, ada sedikit masalah di kantor polisi. Kamu segera kemari!”Hati Wenny langsung berdetak kencang. Apa yang terjadi dengan Fany?Wenny langsung membalikkan tubuhnya dan berlari pergi.…Saat Wenny bergegas ke kantor polisi, Jimmy segera menghampirinya. “Nona Wenny.”“Ada apa dengan Fany?”Suara Wenny berhenti karena dia melihat sesosok bayangan tubuh yang familier baginya. Mona telah datang.Hari ini Mona juga mengenakan pakaian bermerek. Selebritas terkenal keluar dengan membawa sekelompok orang. Hari ini bertambah lagi dua orang pengacara di belakangnya.Mona berjalan ke hadapan Wenny, lalu berkata dengan tersenyum, “Wenny, dengar-dengar kamu datang buat jamin Fany. Jangan harap kamu bisa jamin dia. Sahabat baikmu akan tinggal di dalam sana selamanya. Dia nggak akan keluar lagi untuk selamanya.”Jimmy berkata dengan suara

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 224

    “Cukup! Jangan bicara lagi!” sela Wenny. Dia tidak ingin mendengarnya.Sedikit pun Wenny tidak ingin mendengarnya.Hendro tersenyum dingin. Dia malah ingin Wenny mendengarnya. Dia ingin Wenny ingat semua itu karena Wenny yang menolaknya.Wenny menolaknya, jadi Hendro pun memberikannya pada teman kampusnya!Hendro melepaskan Wenny, lalu berkata dengan suara dingin, “Oke, kalau mau cerai, kita cerai saja. Kita cerai saja besok. Kalau bukan karena Nenek, sudah lama aku ingin campakkan kamu dari status istriku. Ada begitu banyak wanita antre di luar sana!”Hati Wenny terasa sangat sakit. Dia mengepal jari tangan putihnya, lalu berkata dengan mata merah, “Kalau gitu, kita ketemu di kantor catatan sipil jam sembilan pagi besok.”Usai berbicara, Wenny langsung meninggalkan tempat tanpa menoleh sama sekali.Hendro melirik bayangan tubuh langsing Wenny dengan raut dingin. Kalau gitu, cerai saja.Hendro memang ingin putus hubungan dengannya.Pernikahannya dengan Wenny memang sudah seharusnya ber

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 223

    Wajah tampan Hendro langsung berubah dingin. Dia masih ingat masalah Wenny mengonsumsi pil kontrasepsi demi Steve. Selama ini, dia tidak menghubungi Wenny karena ingin menjauh dari Wenny dan memutuskan hubungan. Namun, hari ini Wenny berinisiatif untuk makan di rumah lama. Hendro mengira dia ingin melembutkan sikapnya, alhasil apa yang dia katakan? Dia berkata, Hendro, aku mau cerai sama kamu.Dia bahkan berkata, sehari pun dia tidak bisa menunggu lagi.Apa Wenny merasa Hendro terlalu baik padanya?Hendro menatap Wenny dengan tatapan dingin. Dia mengulurkan tangannya untuk meraih lengan Wenny. “Wenny, apa malam ini kamu pulang buat pancing emosiku ya?”Wenny spontan mencampakkan tangan Hendro. “Jangan sentuh aku dengan tangan kotormu!”‘Apa katanya?’Wenny menengadah wajah kecilnya untuk bertatapan dengan tatapan dingin Hendro, lalu berkata dengan tegas, “Hendro, kamu benar-benar kotor!”Saking kotornya, Wenny tidak sanggup untuk menerimanya.Urat hijau di kening Hendro mulai menonjo

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 222

    Hendro melirik Mona yang berada di sisinya sekilas. “Turun.”Hendro menyuruh Mona untuk menuruni mobil.Dia hendak meninggalkan Mona di tengah jalan.Begitu Mona menuruni mobil, mobil mewah langsung melaju pergi, meninggalkan asap knalpot mobil di wajahnya.Mona merasa marah hingga mengentakkan kakinya.…Wenny sudah tiba di rumah lama Keluarga Jamil. Dia sedang duduk di ruang tamu sembari menemani Bu Lisa mengobrol.Tidak lama kemudian, pintu rumah lama terbuka. Angin dingin di luar sana membaluti tubuh anggun dan tegak yang berjalan ke dalam rumah. Hendro telah pulang. Pelayan wanita menyapa dengan hormat, “Tuan.”Hendro mengganti sepatunya di depan rak, lalu melangkah ke dalam ruang tamu. Dia pun melihat Wenny.Setelah di UKS waktu itu, mereka berdua tidak bertemu lagi. Wenny semakin kurus dan lemah saja. Wajah mungilnya yang secantik dewi, kini terlihat semakin dingin dan anggun.Wenny baru saja keluar dari kampus. Dia masih mengenakan seragam kuliahnya dengan kemeja putih, rok ko

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status