Bila hati dilanda kegelisahan cukup dengan perbanyak istighfar bukan keluhan, rawatlah segala kekecewaan dengan doa dan gantikan keputusasaan kita dengan harapan. Harapan untuk selalu yakin kita pasti bisa melaluinya. Apabila kita ridha pada sesuatu yang mengecewakan hati kita. Maka percayalah Allah akan mengganti kekecewaan itu dengan sesuatu yang tidak dapat dijangkau. Sesuatu yang indah pada saatnya.***Setelah sholat Arni berniat akan membawa Piring kotor bekas makannya tadi ke dapur dan mencucinya.Azzam membuka pintu melihat Arni melepas mukenanya. "Sudah makan, Dek?" tanyanya."Su-sudah, Mas. Aku akan bawa ini ke dapur dulu," ucapnya dengan tangan sedikit gemetar membawa nampan berisi piring dan mangkok. Azzam memainkan ponselnya saat Arni masuk ke dalam kamar. Bukan sikap Arni saling mendiamkan, ia tak tahan bila tidak menanyakan langsung pada Azzam."Ma-maaf, sepertinya Mas ada masalah? Apa Mas ti-tidak bahagia de-dengan kehamilanku?" tanyanya ragu.Azzam melihat ke arah sa
Ya Allah, peluklah hamba hingga hati ini merasa tenang dan damai. Hapuskan lah air mataku hingga aku bisa bersabar dan ikhlas. Tidak ada beban berat jika Engkau menghendaki beban berat itu akan menjadi ringan. Tidak ada penderitaan jika Allah menjadikan kebahagiaan. Bersabar atas musibah dan bersyukur atas nikmat yang Engkau berikan karena hamba tau kenikmatan adalah bagian dari ujianMu juga. Bersabar karena hamba yakin Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat kebaikan juga mau bersabar (Arni~ Cinta dalam Balutan doa)Yulia bingung dengan apa yang diucapkan Azzam ditelpon. Ia khawatir akan terjadi sesuatu pada sang putra. Ia menceritakannya pada sang suami yang saat ini duduk di ruang tunggu depan ruang rawat inap Arni tentang semua yang diucapkan Azzam."Ibu gak habis pikir, Yah .Azzam bilang begitu. Ibu takut terjadi sesuatu pada Azzam, Yah," ucapnya sedih."Ayah gak percaya, bukankah Azzam sangat mencintai Arni. Sebentar Ma. Ayah akan menhubungi Achmad dan Haika
Setelah pemakaman Arya dan Diana selesai mereka membawa Azzam pulang. Namun terlebih dulu Achmad meminta tetua desa, pak rt juga pak rw untuk mentahlilkan Arya dan Diana selama 7 hari. Achmad juga membiayai semua keperluan dari mulai pemakaman hingga tahlil yang akan dilaksanakan. Setelah semua beres mereka pamit pulang. Kondisi Azzam masih lemas, karena terlalu banyak muntah. Mereka membawa Azzam ke pondoknya kiyai Adnan, mertuanya Achmad. Untuk kembali di rukyah, membersihkan sisa guna-guna yang masih ada di tubuh Azzam. Walaupun Achmad tau Azzam sudah hampir bersih namun ia tidak ingin hal buruk terjadi lagi pada sang adik. Ia ingin tubuh Azzam kembali dibersihkan oleh mertuanya.Butuh waktu hingga dua jam. Azzam sudah mulai membaik. "Aku ada di mana, Bang?" tanyanya heran pada kedua abangnya."Ada di pondoknya abah," ucap Achmad."Kok bisa aku ada di sini, bukankah aku kemarin jemput Arni kuliah lalu aku lupa semuanya."Kiyai Adnan dan Achmad mengajarkan beberapa dzikir untuk t
Terkadang, hal terbaik yang bisa kamu lakukan untuk seseorang yang kamu cintai adalah melepaskannya. Bebaskan ia. Doakan kebahagiaan untuknya dan bebaskan ia. (Afnan ~ Cinta dalam Balutan doa)Hari ini hari pertamaku mengajar di kampus, aku menjalankan tugasku dengan baik, sesi perkenalkan ku lakukan dengan baik, baik dengan para dosen, juga dekan fakultas Ushuluddin. Alhamdulillah diriku diterima dengan baik oleh mereka. Di kelas para mahasiswaku juga menerimaku dengan baik, mereka terlihat nyaman dengan cara mengajar pertamaku. Bagaimana dengan mahasiswi? Bukannya aku geer, mereka tidak hanya menyukai mata kuliah yang aku ajarkan namun mereka juga mengagumi layaknya wanita pada seorang pria. Banyak dari mereka ingin menarik perhatianku.Waktu keluar dari kampus, Fakultas tempatku mengajar, tidak sengaja diriku melihat Arni berjalan dengan teman-temannya. Sungguh, hati ini tidak bisa berbohong. Diriku begitu merindukannya, sungguh merindukannya. Aku tau ini salah, perasaan ini
Dengan cinta, yang pahit menjadi manis. Dengan cinta, tembaga menjadi emas. Dengan cinta, sampah menjadi jernih. Dengan cinta, yang mati menjadi hidup. Dengan cinta, raja menjadi budak. Dari ilmu, cinta dapat tumbuh. Pernahkah kebodohan menempatkan seseorang di atas tahta seperti ini? (Kahlil Gibran)Perut Arni sudah semakin membesar. Saat ini sudah memasuki bulan ketujuh. Yulia sudah menyiapkan acara tujuh bulanan untuk sang menantu.Di daerah mereka acara syukuran untuk tujuh bulanan disebut tingkepan atau ngerujai, di sana para tetangga akan saling membantu membuat rujak yang berbahan dasar buah-buahan yang di parut menggunakan parutan buah. Beraneka macam buah tersaji di sana, diantaranya 7 buah yang harus ada adalah mentimun, nanas, bengkoang, kedondong, jambu, belimbing, delima, jeruk keprok. Ada juga manggar, buah kelapa muda yang belum memiliki tempurung keras. Rusaknya umumnya pedas dan dihidangkan sebaik mungkin. Hal ini bermakna supaya anak yang akan lahir bisa menyenangk
Kebetulan pagi ini Arni ada pertemuan rutin Bhayangkari. Setelah menyiapkan keperluan sang suami, ia segera mengganti bajunya dengan seragam bhayangkari kebanggaan seorang istri polisi. Karena usia kandungannya sudah semakin membesar alhasil seragam itu tak muat lagi di tubuhnya.Arni pun sedih karena sudah satu bulan ini dirinya tidak bisa ikut pertemuan rutin. Dirinya juga gak enak hati kalau selalu izin pada istri komandannya Azzam."Sayang, kamu kenapa kok mukanya ditekuk gitu?" tanya Azzam yang baru keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit di pinggangnya."Seragam aku udah gak muat, Mas," ucapnya sambil terisak.Azzam mendekat mencium kening Arni."Coba kamu pakai, Aku mau lihat!""Satu bulan izin gak ikut pertemuan, tau-tau seragamku gak muat, perut aku udah membesar terus aku juga gemukan, pasti Mas malu," ucapnya masih terisak. Sejak usia kehamilannya menginjak bulan kelima dulu, Arni menjadi manja dan cengeng. Beruntung Azzam sabar dan telaten. Ia selalu memberinya per
Musuh terbesar manusia adalah kebenaran yang disembunyikan. Hal itu pasti sangat menyakitkan bila terungkap.***Tiga hari lagi Azzam akan berangkat bertugas ke Papua. Belum pasti pulangnya kapan? Namun ia berjanji pada Arni untik pulang sebelum Arni melahirkan.Hari ini Arni ingin mengunjungi orang tuanya, dan berniat tinggal di sana untuk beberapa hari bersama Azzam sebelum Azzam berangkat bertugas."Ini kamu berikan ke ibu kamu ya, Nak," ucap Yulia sambil menyerahkan kantong kresek berisi brownis dan bandeng presto."Iya, Bu. Terima kasih.""Rencananya kalian menginap ke sana berapa hari?""Insya Allah dua hari, Bu. Malam sebelum keberangkatan Mas Azzam kami akan pulang ke sini," jawabnya."Ya sudah, salam ke orang tua kamu ya, Nak!""Iya, Bu. Insya Allah saya sampaikan.""Sayang, sudah siap belum?" tanya Azzam membawa tas besar berisi pakaiannya dan Arni. Disana hanya dua baju Azzam karena memang Azzam belum pernah menginap lama, paling lama hanya satu hari dan sekarang mereka a
Kepercayaan itu layaknya berlian yang tidak boleh tergores apalagi terjatuh karena kepercayaan itu mahal harganya jangan pernah sekali-kali berniat untuk mengkhianati. Ketika kamu membuat komitmen di saat itu pula kamu telah membangun harapan dan di saat kamu membuat janji itu artinya kamu telah membangun kepercayaan. Jangan sampai kepercayaan itu hilang hanya karena sebuah kesalahan apalagi kesalah pahaman.***Deg ....Dengan tangan bergetar Arni menerima surat itu."A-aku bisa menjelaskannya, Mas. A-aku gak mau Mas salah paham," ucapnya dengan tubuh yang masih bergetar."Gak usah dijelaskan, Dek," ucap Azzam sambil beranjak dari tempat itu dan masuk ke dalam rumah.Arni meneteskan air matanya. Azzam memanggilnya dengan panggilan Dek, tidak ada panggilan sayang seperti biasanya. Itu berarti Azzam sedang marah padanya. Arni tidak mau hal ini membuat hubungannya dengan Azzam renggang. Arni masih duduk di samping rumahnya."Nak, ayo kita sarapan dulu!" ajak Syafaah yang berada di meja