"Maaf!" Lirihnya sambil meranjak dari pangkuan Izzuddin, dengan cepat ia mengambil dan memakai kemeja biru langit yang tadi dilempar Izzuddin kearah ranjang.
Setelah itu lari keluar kamar sambil menahan malu karena menuduh lelakinya yang nggak-nggak. Melihat hal itu Izzuddin hanya bisa menghela nafas jengah, akan tingkah Syilla yang suka memakai baju bekasnya yang habis ia pakai.
"Wanita itu benar-benar!!" Gumannya lelah dan langsung berjalan kearah wall in closet.
Samar-samar Izzuddin mendengar suara lagu Korea yang biasa Syilla dengar dari arah lantai bawah, lelaki itu hanya mengangkat bahunya acuh karena itu sudah biasa sedari dulu dengan santai ia turun tangga untuk mengambil air minum didapur.
Alangkah terkejutnya ia ketika berada didekat ruang tamu, Syilla menaikan volume laptopnya dengan salon speaker, sehingga suara lagu Kpop yang dilayar laptop mengema keseluruh ruangan. Tak hanya itu sa
"Enak 'kan?" "Rasanya aneh tapi-- lezat." "Alhamdulillah, mulai sekarang nggak usah makan mie instan lagi, jadi Kakak harus banyak-banyak makan sayuran, biar Syilla yang ngontrol nanti, Okay!" Ujar wanita itu sambil menyajikan mie rainbown sayur kepiring Izzuddin lengkap dengan sate seafood dan vegetable juice. Lelaki itu tertegun akan porsi makannya malam ini karena di piringnya terdapat 4 macam seafood dan begitu banyak sekali. "Syilla, kamu nggak salah ngambilin Kakak dengan porsi segede ini?" "Siapa yang ngambilin Kakak makanan sebanyak itu, orang Syilla pengen makan berdua dengan 1 piring sama Kakak kok!" "Makan berdua? Berarti kamu bakalan makan jatah mie Kakak juga dong?" "He.um, lagian Syilla masak banyak kok, tenang aja!" "Okay! Tapi kamu suapin Kakak, ya? Takut ntar rasa mie nya berubah." "Hadeuh, dasar kang kardus. Untung gantengnya setara dengan Lucas N
"Eoh!!" "Jawab 'iya' atau 'tidak'?" "Maksudnya?" "Will you marry me, Baby?" "No, kamu tidak romantis, Kak." "Lalu?" "Apa Kak Izzu ku sudah berubah, yang dulu adalah perayu ulung sekarang jadi kaku, hm?" Tanya perempuan itu spontan. Izzuddin langsung melepaskan pelukannya dan beralih fokus kedepan, membuat Syilla bingung dengan sendirinya akan perubahan sikap lelakinya itu. Apa lelaki itu tersinggung karena ucapannya barusan? "Kak, hm... maaf, jika Kakak tersinggung dengan ucapan Syilla barusan?" "Hm.." "Ihh.. kok cuek sih, iya-iya Syilla terima lamaran Kakak." "Oh.." "Kok 'Oh' sih, nyebelin banget deh.." Tanpa peduli gerutuan Syilla, lelaki itu tetap fokus menyetir tanpa merasa terganggu akan gerutuan tak bermutu wanitanya. Mobil Honda HRV hitam-putih itu pun kini memasuki gang cukup sempit, sadar jika ini jalan kerumah Kakek
"Ma yi shang shu, Bu!!" jawab Syilla spontan. "Oh ya, ma yi shang shu. Setahu Ibu bukannya itu masakan kesukaan--" "Ibu--" potong Syilla sambil mengeleng-ngeleng lemah sambil melirik Izzuddin yang tampak curiga, tapi lelaki itu tetap terlihat tenang berlagak bodoh. Izzuddin menggenggam erat tangan mungil Syilla, seraya meminta penjelasan, tidakkah cukup penderitaan dan kebohongan yang perempuan mungil itu berikan kepadanya? Kenapa masakan kesukaan lelaki masa lalunya yang tadi ia sajikan kepadanya? Apa Syilla tidak memikirkan perasaannya lagi? Melihat ketegangan antara putrinya dan menantunya, akhirnya Ibu Nia mencairkan situasi hanya dengan basa-basi. "Hm.. daripada diam-diam seperti ini, bagaimana jika kita makan bareng saja?" "Ah, terima kasih, Bu! Kami sudah makan kok, lagi pula habis ini kami ada janji dengan Queen, katanya Syilla kangen sama Queen. Benar 'kan, sayang?" Tolak lelaki
Sebelum hari pernikahannya nanti, ia harus segera menyelesaikan pekerjaannya diawal hari, jika tidak! Ayahnya akan memundurkan tanggal pernikahannya. Oh, No! Izzuddin tak bisa membayangkan jika Syilla dinyatakan positif sebelum pernikahan, Ayah Jem akan marah besar padanya, lebih baik ambil jalur aman saja. Karena jam becker diatas nakas menunjukan pukul 2 lebih 30 menit, Izzuddin beranjak untuk melaksanakan sholat sunnah sambil menunggu adzan subuh berkumandang. Kini lelaki itu sedang berada dimushola khusus keluarga Elbarak yang dibangun disamping mansion. Wajah tampannya yang sudah terbasuh air wudhu', kini tampak berseri-seri karena kehikmatan yang tuhan berikan padanya. Izzuddin menyambut adzan subuh dengan bacaan beberapa ayat Al-qur'an untuk menenangkan dirinya, mengobati hatinya yang sedang terluka, hingga adzan subuhpun tiba. Terik matahari pagi kini memunculkan sosoknya, cahayanya yang terasa h
Sehabis mencuci piring dan beres-beres meja makan, Syilla segera menyusul lelakinya dikamar tapi tak ada ternyata lelaki itu berada gazebo taman belakang mansion. Terlihat Izzuddin sedang asyik main game disana, calon daddy muda kok lama-kelamaan terlihat seperti bocah ya, kelihatannya. Lihatlah yang biasanya tidak suka main hape kini malah duduk manis di gazebo, mata elangnya lurus menatap layar dengan posisi ponselnya di miringkan, untung yang punya nggak ikut miring. "Kak.." panggil Syilla sambil duduk didekat lelaki itu. "Hm." Dehem lelaki itu acuh, karena atensinya sudah direbut game-nya yang saat ini lebih menarik daripada wanitanya. "Kak Izzu.." rengek Syilla manja. "Hm." Dehemnya lagi, Syilla melotot kesal ketika mendengar jawaban itu, membuatnya panas luar-dalam aja. Perempuan itu mengerutu kesal sambil merencanakan sesuatu, seketika gadis itu tersenyum misterius. &
"No, don't call baby, Okay. I'm not baby." protes Syilla kesal, tapi tetap memeluk boneka-nya gemas. Terlihat boneka itu bergerak memeluk lengan kecil Syilla dengan lembut. Setahun lamanya bersahabat dengan benda mati tapi bisa berbicara juga selalu mengerti posisinya, membuat Syilla tak mau lagi meninggalkan sahabat bonekanya itu. Sehingga keduanya berlarut akan ikatan persahabatan absurd. DRR...DRR... Tiba-tiba ponsel Syilla berdering, perempuan itu segera mengambil ponselnya yang ia letakkan diatas nakas bersebelahan dengan ponsel milik Izzuddin. Gadis itu melihat layar dan tertera nama 'My Mom' disana, membuat gadis itu mengenyit bingung, tak biasanya Ibunya itu telepon dia. Biasanya langsung telepon Izzuddin, karena Syilla sering memegang ponsel Izzuddin buat permainan atau sekedar selfie kalau moodnya lagi bagus, terbukti galery Izzuddin full akan fotonya. "Ibu?" "Angkat saja, Syilla. Siapa tah
Dua pasang anak manusia itu kini berjalan menuju garasi, seketika Syilla mengenyit bingung karena ada mobil sports merk buggati vernon hitam berhenti didepannya, gadis menatap bingung mobil itu karena-- 'Mobil ini, kok sama dengan punya-' gumannya bingung. "Pulang atau--" "Eh, iya-iya." Dengan cepat Syilla naik mobil itu, dengan fikiran berkecamuk, untuk memastikan keganjalan di otaknya. Gadis itu menutup mata sejenak sambil menghirup aroma yang ada di mobil itu, tapi naas hanya ada maskulin milik Izzuddin dan miliknya saja. Jadi-- Izzuddin yang tetap fokus menyetir samar-samar tersenyum misterius. Kini mobil mewah itu keluar dari gerbang Mansion Elbarak dan meluncur kearah selatan membelah jalan dengan kecepatan diatas rata-rata, dengan lihai Izzuddin mengendari mobilnya. Syilla yang sudah terbiasa hanya bisa melirik Izzuddin penuh penyesalan karena sudah mencurigai lelaki itu. "
"Maksud Kakak, bayi ini seperti bayi kita sendiri. Lihatlah wajahnya saja ada kemiripan dengan Kakak. Padahal bayi kita belum lahir, tapi serasa lahir duluan. Kakak masih belum manjain kamu saat ngidam nanti bagaimana? Belum nemenin kamu lahiran juga? Tetapi ketika melihat bayi ini, Kakak ngerasa ada sesuatu yang belum Kakak rasain." "Bayi kita yang mana, Kak? Syilla saja belum tentu hamil, tapi Kakak sudah memikirkan hal sejauh itu." Syilla tersipu malu dengan ucapan Kekasihnya itu. "Disini, pasti sudah ada dedeknya." ucap Izzuddin mantap sambil mengelus lembut perut rata wanitanya, cepat-cepat Syilla menepisnya. "Ih, apaan sih! Belum ada kali." "Pasti ada, cuma masih proses peleburan--" "Ihh.. ngomong apaan sih, jangan sembarangan." "Okay-okay, kamu tadi minta izin Kakak mengadopsi bayi ini, kan? Lalu, apa dia punya orang tua, hm?" "Hm, sebenarnya Darrell Baby punya Oran