Share

bab 84

Author: Erni sari
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari, namun Mita masih belum bisa memejamkan matanya.

Ada rasa bersalah dalam dirinya kepada Andrew, apalagi Andrew terus saja menghubungi nya dan mengirim pesan kepada nya ia membaca ulang pesan tersebut. Dalam pesan tersebut, Andrew menjelaskan semua kepada hubungan nya dengan Cindy, tanpa sadar air matanya menetes karena merasa bersalah dan ponsel nya kembali berdering.

“Halo..., Mita!”

“Halo, halo!” panggil Andrew berulang kali namun tidak ada suara Mita menjawab.

“Baiklah, kalau kamu tidak mau bicara! Aku akan menutup teleponnya,” ucap Indra.

“Maaf,” lirih Mita.

“Huh, syukur lah kamu masih bersuara!” Andrew menarik nafas lega.

“Maafkan aku, seharusnya aku tidak berlebihan! Dan aku sadar bahwa aku bukan siapa- siapa kamu!” ucap Mita dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

“Mita, dengarkan aku baik-baik!”

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Devi
Jangan lama” dong Thor up nya ...............
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Cinta Yang Tertunda   bab 85

    Mita mengerutkan keningnya, mencerna ucapan Andrew. Mita mengulum senyumnya mendengar candaan Andrew.“Oh ya, aku ada meeting pagi ini! Kamu ikut aku ke kantor ku, setelah selesai meeting kita akan pergi.”“Hah? Tidak mau! Biarkan aku bekerja kak hari ini, please!!” ucap Mita memohon dengan menangkap kedua tangannya.Melihat Mita memohon, sehingga membuat Andrew tidak tega, ada sedikit gurat kekecewaan dari wajah Andrew dan menarik nafas lalu membuangnya kasar.“Sudah tiba, silahkan turun!! Kamu mau kerjakan?” Mita melongo mendengar perkataan Andrew yang berbicara tanpa melihat dirinya.“Kakak marah?”“Tidak!” singkat Andrew.“Aku sudah terlambat, kamu mau bekerja atau ikut aku?”“Aku janji, setelah pulang bekerja aku akan menemui kakak!” antusias Mita.Andrew hanya mengangguk tanpa melihat Mita, Mita keluar dan berlalu pergi. Begitu pu

  • Cinta Yang Tertunda   bab 86

    Ketika hendak menutup pintu mobil, Mita di kejutkan oleh wanita yang menahan pintu mobil tersebut.“Hai...,” sapa wanita tersebut. Mita menyeritkah keningnya.“Masih ingat dengan ku?”“Iya, kamu kan wanita yang sama saat di swalayan waktu itu kan?”“Bagus, ingatan mu boleh juga!” ucap Cindy menyeringai jahat.“Aku hanya ingin memberi tahu mu, pergi menjauh dari kehidupan Andrew dan juga hatinya!!” menatap Mita dengan tajam.“Kenapa aku yang harus pergi? Memang nya kamu siapa yang mengatur hidupku?” ketus Mita. Lalu keluar dari mobil berdiri di hadapan Cindy.“Heh, punya nyali besar juga rupanya kamu!” ejek Cindy.“Aku tidak pernah takut dengan siapa pun, kalau aku gak salah!” tegas Mita.“Oh ya? Hahaha wanita miskin seperti mu pasti hanya menginginkan uang Andrew saja!” ucap Cindy dengan sinis.“

  • Cinta Yang Tertunda   bab 87

    Nayla sangat mengenali suara itu, lalu mereka menoleh ke arah suara.Melihat Indra setengah berlari menghampiri mereka.“Loh, kok gak nelpon mas?” Tanya Nayla heran.“Iya, aku buru-buru jadi tak sempat menghubungi mu.”Indra langsung memeluk istrinya, lalu mengecup kedua pipi Nayla, tanpa mempedulikan orang-orang sekitar.“Sayang, sudah ih..!! Ini di tempat umum,” bisik Nayla.“Ehem..., kita jadi nyamuk yah!” seru Bu Anita kepada Mita.Mita hanya membalas dengan senyum, dirinya teringat apa yang di lakukan oleh Andrew waktu di bandara.Plak.., Bu Anita memukul bahu anaknya.“Mama kenapa mukul Indra mah?”“Pake tanya lagi ni bocah! Kamu gak lihat ada mama disini?” Celetuk Bu Anita. Indra tersenyum langsung memeluk mamanya.Plak.., untuk yang kedua kali nya Bu Anita memukul pelan bahu anaknya.“Kenapa lagi mah?”

  • Cinta Yang Tertunda   bab 88

    Setelah selesai makan siang bersama, Indra membayar semuanya dan kembali berjalan menuju parkiran di mana mobil nya terparkir.“Sayang, aku kebelet! Kalian tunggu lah aku di mobil ya,” pamit Indra kepada sang istri. Nayla menganggukkan kepalanya, Indra langsung berlari kecil menuju toilet.“Ada-ada saja tuh bocah!”“Tante, Nayla, terima kasih banyak, sepertinya saya harus pulang tante.”“Loh kenapa, nanti sopir akan mengantar mu pulang, kamu ikut bersama kami saja.”“Tapi Tante...,” ucapan mita terpotong.“Gak ada tapi tapian, kamu harus diantar sopir ya!”Mita mengangguk pasrah, Nayla tersenyum melihat mertua nya begitu baik dan merasa sangat bersyukur memiliki mertua sebaik Bu Anita dirinya seperti memiliki ibu kembali.Terlihat Indra berlari kecil menuju mobil nya.“Ayo kita berangkat.”Mereka masuk ke dalam mobil, Nayla d

  • Cinta Yang Tertunda   bab 89

    Sementara Mita, dirinya baru saja tiba di kediamannya. Ia berpikir sambil berjalan menuju rumahnya, dan bagaimana menjelaskan kepada orang tuanya tentang hubungannya dengan Andrew, ia tak mau menutupi kepada orang tuanya.Setelah tiba di rumah, Mita melihat pintu rumah terkunci.“Mama dan papa belum pulang ternyata, aku lupa hari mereka bekerja hingga sore,” batin Mita.Ia mencari kunci tempat di mana biasa ibunya menyimpannya, dan membukanya. Baru beberapa langkah terdengar ponsel Mita berdering.“Kak Andrew,” gumam Mita.“Ha—halo..,” jawab Mita gugup.“Hai.., kenapa suara mu terdengar gugup?”“hah..! a—aku tidak gugup.”“Iya, iya deh! Kamu apa kabar? Apa Kamu sudah tiba di rumah?”“Hah? Pertanyaan mu begitu banyak, aku bingung harus jawab yang mana dulu,” ujar Mita.“Oh baiklah, Apa kamu sudah tiba di rumah?

  • Cinta Yang Tertunda   bab 90

    Terdengar suara klakson mobil memasuki rumah besar mereka, Nayla berjalan ke arah pintu untuk membukakan pintu rumah. “Assalamualaikum.” “Waalaikumsalam,” sahut Nayla. Ia mencium punggung tangan suaminya dan papa mertuanya. “Mandi dulu mas, baru kita makan bersama.” “Iya, aku duluan ke kamar, mau mandi dulu gerah banget.” “Iya papa juga, gerah banget. Mama kamu dimana?” “Mama ada di kamar pah, baru saja masuk kamar.” “Oh oke, papa tinggal ya.”Nayla mengangguk, dan mengikuti langkah suaminya dari belakang. Nayla membuka pintu terdengar suara percikkan air dari arah kamar mandi, Nayla mengambil baju suaminya dan meletakkannya di tempat tidur. Ceklek... Indra membuka pintu kamar mandi, ia keluar dengan handuk yang masih melilit di pinggangnya. “Sayang ini bajunya.” Nayla berbicara tanpa melihat suaminya, sudah beberapa hari menikah dirinya masih malu melihat suaminya tanpa memakai baju.

  • Cinta Yang Tertunda   bab 91

    “Astaga.., mama!” “Kenapa kamu terkejut seperti itu? seperti lihat hantu saja!” “Ya memang Indra lihat hantu mah.” “Hah..? dimana?” tanya Bu Anita, ia mendekatkan dirinya kepada anaknya. “Mama hantu nya!” Plaakk.., suara pukulan keras di bahu Indra. “Aw.., mah kenapa Indra di pukul? Sakit mah!” ucap Indra meringis sambil mengelus bahunya. “Kamu mau jadi anak durhaka? Mama sendiri di bilang hantu!” “Ya lagian, mama keluar dengan rambut terurai gitu dan juga pakai baju tidur warna putih lagi untung gak pakai masker putih di wajah, semua orang ngira juga mama hantu mah.” “Ya suka-suka mama dong.” “Mama mau kemana sih?” “Mama mau ambil air putih, mama lupa bawa ke kamar.” Mereka berjalan beriringan turun tangga, setelah perdebatan tadi. “Kamu juga ngapain? Malam-malam gak pake baju lagi, mau jadi tuyul kamu!” celetuk Bu Anita. “Ih mama, masa anak sendiri di bilang tuyul! Indra mau men

  • Cinta Yang Tertunda   bab 92

    Novita mematung di dalam lift, mendengar ucapan Mita lalu menekan tombol kembali.“Hufft, emosi gue pagi-pagi gini,” gumam Mita.“Kenapa sih lu? pagi-pagi gerutu aja,” tanya rekan kerja Mita.“Gak apa-apa! Biasa lah, temen lu cari masalah melulu sama gue,” kesal mita.“Ckckck..., Kalian tiada hari tanpa ribut.”“Gue duluan ya Mit,” pamit nya kepada Mita.Mita bekerja membersihkan ruangan demi ruangan hingga siang hari.“Mita,” panggil pak Doni.“Ya pak, ada apa?”“Novita hari ini tidak masuk, tolong kamu bersihkan bagian nya ya.”“Hah? Novita gak masuk?” gumam Mita namun masih terdengar oleh Doni.“Iya, gak masuk! Ponsel nya tidak aktif, tidak ada keterangan kenapa dia gak masuk, aku minta tolong kamu yang bersihin bagian dia.”“Iya pak, setelah selesai makan siang saya ak

Latest chapter

  • Cinta Yang Tertunda   bab 101

    Lain hal di tempat lain, Nayla berkutik di dapur membuatkan sang suami kue brownies. Sejak pagi sang suami minta di bikin kan oleh tangan sang istri dan tidak mau dari toko.“Kenapa badanku sangat lelah? Padahal aku sejak tadi tidur saja!” gumam nya duduk sambil menunggu kue nya matang.Ia bersandar di bahu sofa, memejamkan matanya sejenak. Sekitar 15 menit dirinya tertidur di kursi, langsung terbangun mengingat kue nya masih dalam oven.“Astaga kue ku!” panik Nayla. Lalu bergegas ke dapur.“Huft.., untung saja tidak gosong!” gumamnya.Nayla mengeluarkan dari oven, dan memindahkan nya ke piring besar.Dan ketika hendak berbalik menuju meja makan, kepala nya Terasa sangat pusing dan praang....! suara piring terjatuh.Pelayan berlari menuju arah suara, dan kebetulan Indra pulang cepat mendengar keributan di dapur.“Ada apa ini?” teriak Indra.“Tuan, nona pingsan!” Indra

  • Cinta Yang Tertunda   bab 100

    Mereka keluar kamar, terlihat wanita paruh baya yang duduk di kursi. Walaupun sudah terlihat berumur, wanita tersebut masih terlihat cantik.“Iya nyonya, anda mencari siapa?” tanya Mita ramah.Wanita tersebut, melihat Mita dari atas sampai bawah.“Kenapa perasaan ku tidak enak!” batin Mita.“Apa kamu yang bernama Mita?”“Iya dengan saya sendiri! Maaf nyonya siapa? Apa kita pernah bertemu sebelum nya?” tanya Mita dengan lembut.“Saya tinggal ke dapur sebentar!” pamit ibunya.“Iya mah,” sahut Mita. Begitupun dengan wanita itu, mengangguk sambil tersenyum.“Apa kita bisa bicara di teras saja?”Mita mengangguk, lalu wanita tersebut mendorong kursi roda Mita menuju ke teras.“Maaf nyonya merepotkan,” tolak halus Mita.“Kita langsung ke inti nya saja, tak perlu basa basi,” tegas. Hingga membua

  • Cinta Yang Tertunda   bab 99

    Tiga Minggu sudah berlalu, hari ini paman nya akan kembali ke luar negeri. Selama itu juga Nayla memasak untuk paman dan bibi nya, karena mereka sangat menyukai masakan Nayla. Walaupun sudah menetap lama di luar negara, tetap makanan Indonesia yang paling mereka gemari.Begitupun dengan Mita, selama 3 hari dirinya tertidur pasca kecelakaan. Kini dirinya sudah mulai membaik, dan di perbolehkan pulang, walaupun masih duduk di kursi roda. Hampir setiap hari dirinya ke rumah Mita, untuk membantu nya belajar jalan. Orang tua Mita sudah mengetahui hubungan mereka dan melihat ketulusan Andrew mereka akhirnya menyetujui nya. Walaupun, sebelumnya ayahnya Mita sempat menolak.Akibat Kegigihan Andrew untuk mengambil hati calon mertuanya, akhirnya dirinya mendapatkan kepercayaan penuh dari sang calon mertua.Seperti nya saat ini, setelah pulang mengantar Mita kontrol. Sang calon ayah mertua mengajak nya bermain catur, terlihat Mita mengukir senyum dari ruang tamu melihat kedeka

  • Cinta Yang Tertunda   bab 98

    Tanpa sadar mereka saling memandang satu sama lain. “Masya Allah, inikah yang nama nya bidadari?” batin Ikbal. Ia masih terpukau dengan kecantikan wajah wanita yang masih memakai seragam perawat tersebut. “Mas…,” panggilnya. “Hah? Oh maaf aku tidak sengaja menabrakmu,” ucap Ikbal tersadar. Namun, masih memegang tangan gadis itu. “I

  • Cinta Yang Tertunda   bab 97

    Indra menatap sinis Bella yang berjalan melewatinya dengan tangan yang sudah terborgol. Begitupun Ikbal, menatap pria yang bertopeng tersebut, begitupun sebaliknya.“Pak, saya ingin melihat wajah pria ini? Apa boleh saya membuka penutup wajahnya?”“Biar kami yang membuka nya, ini terlalu bahaya untuk mu. Pria ini sudah lama jadi buronan.”Ikbal mengangguk kepalanya, polisi membuka penutup wajahnya. Alangkah terkejutnya Ikbal, bahwa pria tersebut memang benar pamannya.Sejak kedatangannya, pamannya sudah menatapnya, hingga polisi berkesempatan langsung melepaskan peluru tempat mengenai kakinya.“Paman,” lirih Ikbal. Namun saat ini pak Burhan tidak berani menatapnya.“Beliau adalah paman saya pak, adik dari almarhum ayah saya.” Pak Burhan sedikit terkejut mendengar Ikbal menyebut ayah nya yang sudah almarhum, namun dirinya berpura-pura tidak mempedulikan nya.“Terima kasih ba

  • Cinta Yang Tertunda   bab 96

    Nayla bangun dari tidur nya, melihat dirinya hanya memakai pakaian dalam dan di tutupi oleh selimut tebal.“Mas,” panggil Nayla dengan suara has baru bangun tidur.“Jam berapa ini?” gumamnya lalu duduk bersandar.“Astaga, sudah jam segini! Mama pasti sibuk di dap....” seketika Nayla langsung terdiam.“Mama,” lirih Nayla. Ingin rasanya dirinya berteriak dan menangis, namun teringat akan ucapan suaminya waktu di mobil untuk tidak lagi menangis.Setelah merasa dirinya sudah baikkan, Nayla bergegas untuk mandi. Sekitar setengah jam di kamar mandi, Nayla keluar dengan handuk masih melilit di kepalanya.Saat hendak memakai pakaian, dirinya sekilas melihat wajah nya di cermin matanya sedikit membengkak akibat kebanyakan menangis.Selesai memakai pakaian, Nayla memoles sedikit wajahnya agar tidak terlalu pucat dan sedikit menutupi matanya yang membengkak.“Bi, kemana mas Indra

  • Cinta Yang Tertunda   bab 95

    Indra langsung mengangkat telponnya.“Halo, Paman.”“Iya nak Indra, kami dalam perjalanan menuju bandara.”“Iya paman, hati-hati di jalan.”“Iya nak, maaf paman tidak bisa ikut serta dalam pemakaman kedua orang tuamu. Tapi, percayalah paman selalu mendoakan yang terbaik untuk mereka.”“Iya paman, makasih banyak. Kami semua disini menunggu kedatangan paman,” sahut Indra. Saat dalam perjalanan membawa jenazah kedua orang tuanya, Indra menghubungi pamannya kakak kandung dari ayahnya satu-satunya. Sedang kan ibu nya tidak memiliki keluarga karena ibunya merupakan anak tunggal, dan tidak memilik keluarga lagi.“Iya nak, kamu bersabar ya.”“Iya paman.”“Baik, paman tutup telponnya, karena kami sudah tiba di bandara dan akan siap terbang.”“Iya paman, berhati-hati lah! Salam untuk bibi.”“Iya nak.” Mere

  • Cinta Yang Tertunda   bab 94

    “Pak, korban telah ditemukan!” teriak salah satu relawan.Mendengar teriakan itu, Indra hendak berlari ke arah suara. Namun di tahan oleh polisi karena sangat berbahaya jika mendekati jurang itu. “Sabar dulu pak, serahkan kepada semua kami.” Terlihat para relawan memangkat korban kecelakaan dari dalam jurang, Indra meneteskan air mata nya melihat mobil rinsek hampir tak berbentuk. Indra memikirkan Bagai mana nasib kedua orang tua nya saat ini, setelah melihat keadaan mobil tersebut. “Mama, papa,” lirih Indra. Tampak Nayla datang dan menegang bahunya. “Mas.” Indra menoleh ke arah Nayla dan segera menghapuskan air matanya. “Mas yang sabar ya, hiks.. hiks..” Nayla mulai menangis kembali, dirinya ingin menguatkan sang suami tapi malah dirinya tak kuasa menahan tangis nya.Terlihat ambulance sedang menunggu, korban langsung di masukan ke dalam mobil. Indra dan Nayla ikut dalam mobil tersebut menuju rumah sakit, ia berharap orang tuanya selamat walaup

  • Cinta Yang Tertunda   bab 93

    Kini Indra dan Nayla sudah duduk di pesawat, namun ketika hendak mengambil ponselnya ia lebih dulu membaca pesan yang banyak masuk.“Banyak sekali pesan masuk,” gumam Indra.Seketika ponsel langsung terjatuh tanpa sadar, ia langsung berdiri dan menarik tangan istrinya keluar.Petugas pesawat berusaha memanggil mereka namun tak di hiraukan.“Mas, mas, ada apa? Kenapa kamu menarik ku seperti ini?” tanya Nayla sambil mengimbangi langkah cepat suaminya.“Mama dan papa mengalami kecelakaan,” jawab singkat Indra. Seketika Nayla menghentikan langkahnya, namun dengan segera Indra menarik kembali tangan istrinya.“Tidak ada waktu, kita harus cepat, mama dan papa semuanya akan baik-baik saja,” ujar indra. Mereka berlari menuju parkiran terlihat mobil sudah menunggu mereka.

DMCA.com Protection Status