Alarm yang berbunyi di pagi ini telah membangunkan diri Tara dari rasa kantuknya. Udara terasa dingin, hingga ia menarik selimutnya kembali sambil memikirkan rencananya di pagi ini. Ia masih di atas tempat tidurnya, memikirkan rencana yang akan dilakukannya. karena ia benar-benar lupa mengapa sampai dirinya memasang alarm pada jam lima pagi ini. Selain rencananya pada siang hari ini untuk melakukan akad kredit atas pengajuan dari pembelian rumah melalui KPR lewat Bank. Setelah ia merasa tidak ada rencana lain selain melakukan akad kredit itu, ia lalu mengambil ponselnya. Seperti biasa, setiap pagi hari ia selalu mengecek email yang masuk pada ponselnya dan untuk menghapus seluruh panggilan masuk dan keluar, begitu pun dengan pesan masuk dan keluar.
Setelah ia membuka panggilan masuk dan keluar, serta merta meloncatlah Tara dari tempat tidur. Ia baru teringat dengan janji yang telah dibuatnya pada pak Alex. Secepatnya ia menuju kamar mandi, walaupun air di pagi ini terTerima kasih saya ucapkan pada seluruh pembaca yang budiman❤❤❤❤❤ atas kesetiaanya menunggu cerita kelanjutan dari CT💞 . Mohon dibantu dengan bintangnya yaah💫💫💫💫💫. Sekali lagi saya ucapkan Terima Kasih 🙏🙏🙏🙏🙏
Setelah seluruh urusan pengikatan dan akad kredit serta penyerahan kunci atas rumah yang mereka inginkan telah selesai. Tara kembali ke kantornya setelah sebelumnya meminta izin pada pak Yoga, meninggalkan kantor untuk pengikatan kredit. Sesampai di kantor ia langsung mengerjakan pekerjaan yang di pendingnya. Dalam pikirannya ia hanya mempunyai waktu pada hari libur kantor untuk rencana kepindahan mereka, dan itu bisa ia lakukan esok hari.Pada hari ini, Tara sangat berbahagia dengan pencapaian nya selama ini. Walaupun uang yang ia gunakan untuk mencicil rumah tidak murni dari hasil bekerja dikantor saja. tetapi ia tetap sangat mensyukurinya. Apalagi tadi pagi usaha dirinya untuk membuat pak Alex tidak marah padanya dan terpuaskan dengan pelayanannya, membuat dirinya bertambah bahagia. Lalu didengar telepon kantor pada mejanya berdering, Tara lalu mengangkat telepon tersebut.“Tara bisa kamu ke ruangan saya?” ucap pak Yoga pada saluran telepon direct kantor.“Baik Pak
Hari ini pak Donny pulang ke rumah di antar oleh seseorang lelaki, dalam keadaan mabuk berat. Ia terus mengoceh dengan kata-kata yang tidak beraturan dan terkadang lebih memaki dengan kata-kata kotor yang sebelumnya tidak pernah sekalipun di dengar oleh Tiara. Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi, setelah pernikahan mereka selama dua puluh tahun. Sampai saat ini di dalam mabuknya ia memaki-maki Tiara dengan kata-kata yang tidak sepantasnya ia katakan.“Dasar wanita jalang, tidak punya perasaan!” teriak Donny dengan telunjuk mengarah ke Tiara.Terkadang terlihat pak Donny tertawa dan menangis di dalam kata-kata hinaan yang lebih mengarah ke dirinya dan lebih banyak yang ditujukan pada Tiara.“Puas kamu, melihat aku hancur wanita mandul!” serang pak Donny dengan kata-kata kasarnya.“Hahahahaha, aku adalah budakmu...Hahahaha,” pak Donny kembali mengoceh dibarengi tawanya yang keras di dalam rumah besar itu.Melihat seluruh caci maki dan hinaan serta rasa kebencian yang
Donny sangat terkejut, saat terjaga dari tidurnya, ia melihat ruangan di kamar tidurnya berantakan. Ada pecahan vas bunga serta cermin pada meja rias Tiara pecah. Kembali ia mengingat kejadian semalam. Ya, ia teringat pergi ke night club bersama temannya dan mereka minum-minum hingga mabuk ketika seorang LC (lady club) terus menuangkan minuman untuk mereka pada sebuah room yang mereka sewa. Kini Donny kembali dengan kenakalannya dengan mengunjungi beberapa night club, sejak Tara sudah tidak ingin lagi bertemu dengannya bahkan menghinanya.Bagi Donny, sekarang ini menikmati kebahagiaan di night club dengan berhura-hura serta minum hingga mabuk membuat dirinya bahagia dan bisa menghilangkan kepenatan. Keputusasaan dirinya atas pernikahan dengan Tiara yang selama ini semakin terasa semu. Apa yang ia pikirkan ketika menerima permintaan dari papanya Tiara, saat ini dirasakan adalah sebuah kesalahan dalam hidupnya. Ia kini sudah merasa seperti robot yang tanpa rasa. Mengejar kepu
Selesai Tiara membersihkan diri dan merias wajahnya, ia menemui saudara sepupu Alex yang sedang duduk bersama kedua orang tuanya. Karena sudah siang hari, maka mereka makan siang bersama. Ketika mereka sedang menikmati makan bersama tanpa hadirnya Donny disana, papanya Tiara mengatakan sesuatu.“Tiara, jika kamu mau ambil alih kepemimpinan di perusahaan itu papa setuju.” “Tetapi papa ingin kamu mulai mempelajari semua dari awal, karena itu tidak mudah.” “Saran papa, biarkan Donny menjalani perusahaan ini, tetapi kamu tetap berada disana, agar kamu bisa mempelajari semuanya,” ucap papanya Tiara panjang lebar memberikan jalan dan saran atas keinginan putrinya.“Benar apa yang dikatakan Om, buang emosi mu sesaat saja, kamu ambil semua ilmu dan relasi, kolega dari Donny, setelah itu terserah dirimu,” Alex kembali menambahkan saran yang telah di berikan oleh papanya Tiara.Mereka semua berada disini, untuk menjatuhkan Donny dengan cara mengambil seluruh hasil kerja kerasnya. Wal
Sesampai di rumah, Tara segera membersihkan diri. Sedangkan mamanya sedang menyiapkan hidangan makan malam yang tadi mereka beli. Waktu jam makan malam kurang satu jam lagi, tetapi seperti yang dikatakan oleh Tara, kalau temannya sangat membutuhkan dirinya saat ini. Oleh karena itu ia meminta izin pada mamanya untuk keluar rumah. Hati Tara sangat bergetar ketika membaca balasan dari pak Alex. Jika di lihat dari pesannya terlihat pak Alex sedang sangat marah dan terpikir oleh Tara, jika ia tidak ke sana akan membuat pak Alex semakin marah dan itu akan membuat masalah bagi dirinya.Karena itu, Tara harus ke rumahnya pak Alex, walaupun hari ini sebenarnya ia lebih senang berada di rumah barunya. Ketetapan hatinya menerima pak Alex sebagai lelaki yang bisa memanggil dirinya kapan ia ingin, sudah menjadi pilihan hidupnya. Selesai membersihkan diri Tara pun berpamitan pada mamanya.“Ma, Tara izin ke rumah teman ya, teman Tara ini sedang putus cinta, jadi Tara harus kasih semangat di
Di pagi ini, Donny dan Tiara memasuki ruang rapat bersamaan, dan terlihat pada absensi yang terlihat di meja pimpinan, seluruh peserta hadir. Dan sebelum rapat itu di mulai, Donny memperkenalkan Tiara di ruang rapat tersebut, walaupun selama ini mereka sudah mengenal Tiara sebagai putri dari pemilik saham dari perusahaan tersebut, tetapi dengan kehadirannya di kantor selama dua hari ini, jelas akan menghembuskan isu yang akan berkembang pada intern kantor. Oleh karena itu, Donny selaku pimpinan langsung memperkenalkan Tiara dengan statusnya di dalam struktur perusahaan.“Selamat pagi ibu dan bapak, terima kasih atas kehadirannya.” “selain beberapa agenda yang akan kita bahas bersama, disini saya ingin memperkenalkan ibu Tiara selaku wakil pimpinan dari perusahaan.” “Dan untuk segala keputusan dapat terlebih dahulu melalui ibu Tiara.” Jadi setelah ibu Tiara menyatakan oke, maka saya tinggal menyetujuinya,” ucap Donny sebelum memulai rapat koordinasi pada seluruh divisi.Lalu, T
Setelah percintaan yang telah diraihnya bersama pak Alex dari malam hingga dini hari, hampir membuat Tara terlambat bangun pagi. Untung saja mamanya menghubungi dirinya jadi ia bisa segera ke kamar mandi. Ia hanya mandi secepatnya, yang terpenting bagi Tara, tubuhnya sudah merasa bersih dan segar. Setelah itu ia memakai pakaian kerja tanpa menghias wajahnya, ia meninggalkan pak Alex yang masih tertidur pulas dan tanpa busana dengan menyelimutinya. Tara merapikan semua pakaian kotornya, membawanya dan langsung pergi ke kantor dengan menghubungi layanan taxi Online.Tak lama kemudian taxi itu membawanya melesat ke kantor. Di dalam taxi Tara merias wajahnya, selintas sopir taxi melirik aksi Tara yang sedang melukis alisnya dan menghias wajahnya dari kaca tengah mobil itu. Karena merasa tidak nyaman dengan rambutnya yang belum di cuci, untuk pertama kalinya ia mengepang rambutnya. Terlihat wajah Tara lebih cantik dengan berdandan seperti anak sekolah lanjutan atas. Ia ter
Sejak kemarin, selepas Tiara pulang kantor sampai pagi ini ketika ia terbangun, tidak sekali pun ia keluar dari kamarnya. Melihat tubuhnya yang tanpa busana, teringat ia bagaimana perjuangan Donny memuaskan batinnya. Terlihat Donny yang masih terlelap disisinya. Seorang lelaki tampan dengan kulit yang bersih. Tiara memang mengagumi ketampanan, kepintaran dari Donny, tetapi ada sisi lain yang ia tidak suka pada dirinya. Tiara melihat jam di dinding kamarnya, terlihat baru pukul lima pagi, lalu ia beranjak dari tempat tidurnya ke kamar mandi untuk buang air kecil, setelah itu Tiara mengambil baju tidurnya.Tubuhnya terasa dingin ketika ia baru keluar dari kamar mandi. Tiara lalu kembali ke tempat tidurnya, dan menarik selimut tebalnya karena rasa dingin yang dirasanya. Walaupun rasa kantuk belum dirasa olehnya, ia tetap mencoba untuk memejamkan matanya, dengan membelakangi tubuh Donny yang terlihat masih tanpa busana. Sesaat kemudian, Donny memeluk tubuhnya dari belakang, kemudian
Setelah melewati masa kritis pasca operasi, Tara terbangun dari tidurnya di pagi hari, anestesi yang dilakukan semalam dengan memberikan suntikan pada bagian tulang belakangnya membuat setengah bagian tubuhnya tidak merasakan apa-apa, ketika Dokter kandungan memberikan torehan pada bagian perutnya, yang dirasakan oleh Tara hanya rasa dingin, dan Alex yang terus mengajaknya berbicara banyak hal agar kesadarannya tetap terjaga. Dan ketika Dokter mengambil satu persatu bayinya, Tara melihat bagaimana kedua bayi itu satu persatu menangis.Dirinya melihat kedua bayinya yang terlihat mungil kemerahan. Setelah selesai melihat kedua bayinya itu, Tara terlelap dalam tidurnya, hingga di pagi ini terbangun. Tara bersyukur operasi cecar yang dijalankan berjalan dengan lancar. Awalnya Tara sempat berputus asa ketika Dokter Kandungannya mengatakan jenis darah yang dipunyai, termasuk golongan darah yang langka. Sempat terpikir oleh Tara untuk mencari Tiara, ketika seminggu sebelum dirinya melak
~ Tujuh Bulan Kemudian ~Setelah melewati waktu selama hampir enam bulan menjalani pengobatan, melawan kesedihan dan keputusasaannya, kini Tiara menjadi orang yang lebih menerima dan lebih ikhlas dalam menjalani hidup. Bagi dirinya, kini...membagi kebahagiaan untuk anak-anak yang kurang beruntung dalam kehidupan mereka lebih penting, dibandingkan dirinya harus berkutat dengan masa lalu, serta memaksakan keegoan nya untuk mendapatkan kembali putrinya.Saat ini Tiara sedang berada di sebuah panti asuhan. Dirinya saat ini banyak menghabiskan waktu bersama anak-anak yang kurang beruntung. Disana dirinya membacakan dongeng, jadi teman bercerita bagi anak-anak remaja putri, dan terkadang dirinya bermain dan bersenda gurau bersama mereka.“Mama Tiara, besok datang lagi yaa,” ujar seorang anak perempuan sambil bergelayut pada tangan Tiara.“Dua hari lagi, mama Tiara baru akan kesini yaa Ita manis,” Tiara menjawab permintaan dari anak perempuan berusia lima tahun.Lalu T
Kesibukan dalam perhelatan pernikahan yang diadakan dengan sederhana kemarin, membuat mereka semua tidak ada yang bangun pagi, bahkan beberapa pekerja pun baru saja terbangun pada pukul tujuh pagi ini. Mereka tergopoh- gopoh membersihkan ruangan yang kemarin di pakai untuk acara pernikahan. Di pagi ini pula, bagian pemilik tenda telah datang untuk membuka tenda-tenda dan kursi yang kemarin di sewa.Dan pemilik katering pun telah datang untuk merapikan perabot yang belum mereka rapikan. Sedangkan pekerja di rumah itu, sedang merapikan beberapa ruangan dengan mengerjakannya secara bersama-sama. Memang pekerjaan yang sangat melelahkan. Sementara itu, di dalam kamar tidur, Tara dan pak Alex mereka masih berpelukan dalam selimut yang menghangatkan mereka.“Selamat pagi istriku sayang,” kecup Alex pada istrinya Tara.Tara yang mendengarkan sambutan pagi pertama setelah pengesahan dirinya menjadi nyonya Alex hanya tersenyum manis. Dirinya malah semakin memeluk erat suaminya,
Seminggu setelah pertemuan dengan Tara, membuat Tiara dan keluarga kembali ke rumah keluarga Tara, alangkah terkejutnya, ketika mereka kesana, dilihat mereka sekeluarga telah tidak ada disana. Melihat kenyataan itu, membuat Tiara terpukul hati dan perasaannya hingga membuat dirinya teriak-teriak memanggil nama Tara, seperti orang yang kehilangan akal.“Tara... ini mama sayang, bukankan pintunya sayang....maafkan mama sayang.....”“Tara...... maafkan mama sayang, tolong bukakan pintu nya... Bukaaaa.”“Tiara, sudah nak... mereka sudah pergi ikhlaskan mereka,” ajak papanya Tiara untuk meninggalkan rumah itu.Tetapi Tiara semakin menangisi kepergian Tara dari rumah itu. Mendengar lirih suara Tiara membuat hati orang yang mendengarkannya seperti tersayat sembilu. Sampai-sampai tetangga di sebelah rumah Tara datang ke rumah itu, bahkan dikarenakan Tiara yang terus menjerit memanggil-manggil nama Tara sambil duduk dilantai depan pagar itu. Beberapa tetangga menghampiri me
Segala persiapan untuk pernikahan telah di lakukan. Dari bunga-bunga segar yang telah di kirim oleh beberapa toko-toko bunga yang terbaik. Bagian dekorasi tempat bersanding kedua mempelai telah di hias. Tempat bersanding kedua mempelai di lakukan di ruang keluarga yang cukup luas. Besok adalah hari pernikahan mereka, dan pak Alex hanya mengundang beberapa teman dekatnya. Hanya ada dua puluh lima orang yang di undang. Untuk katering juga telah disiapkan. Untuk keluarga Tara, papa dan mamanya Tara hanya mengundang dua orang saja, adik papanya Tara dan kakak mamanya Tara.“Sayang, nanti kita akan fiting bajunya yaa.”“Kita berdua saja, apa mama dan papa juga ikut?”“Punya papa dan mama sudah pas ukurannya, beda dengan baju pengantin,” Alex memberikan penjelasan pada Tara sambil memeluk dirinya.“Seperti mimpi,” ucap Tara sambil bergelayut mesra pada tangan pak Alex.“Ini hal nyata sayang.”Pak Alex mengelus-ngelus rambut dari Tara, sebagai rasa sayangnya juga.
Setelah pak Dendy mendapatkan foto dari istri pak Wisnu yang tak lain adalah mama angkat dari Tara, dirinya langsung melaporkan hal itu pada papanya Tiara. Ibu Mia selaku kepala pantiasuhan yang pertama kali di perlihatkan oleh papanya Tiara, mengenai foto dari mamanya Tara. Setelah beberapa lama mengamati wajah dari mamanya Tara. Ibu Mia pun berkata.“Yaa! Saya sangat yakin, wanita ini yang menerima bayi itu dari saya, tidak ada yang berubah dari wajah wanita itu,” sedikit berteriak Ibu Mia menyatakan memang benar wanita itu yang menggendong bayi mungil Tiara, pada saat diserahkannya.Mendengar kesaksian dari ibu Mia, membuat jantung Tiara hampir berhenti berdetak. Ia sama sekali tidak menyadari kalau selama ini, putrinya yang hilang sangat dekat padanya. Dan Dia juga yang membuat dirinya menahan malu karena hinaan dirinya. Dia telah mengusir putrinya sendiri di kantornya bagaikan seekor binatang. Kalau saja hari itu tidak ada Alex mungkin dirinya telah memukul wajah gadis mu
Setelah dari Dokter, mereka berdua hanya terdiam di dalam mobil. Bahkan mereka hampir saja lupa membelikan makanan siang untuk mama dan papanya Tara. Mereka teringat ketika mamanya Tara menghubungi dirinya.“Iya Ma, sebentar lagi kami sampai.”“Papa minta kopi ya Tara, bisa di belikan di warung pinggir jalan .“Baik Ma, Tara belikan kopi.”Mendengar hubungan ponsel antara Tara dan mamanya, membuat pak Alex, kembali memutar mobil nya untuk membelikan makanan siang mereka. Tetapi Tara tetap terdiam, tidak mengatakan apapun. Sepanjang perjalanan dia hanya terdiam, bingung akan keputusan yang akan di ambilnya.“Sayang, pengen makan apa?”Tara hanya menggelengkan kepalanya. Yang di rasakannya hanya rasa mual dan dia kesal dengan kondisi seperti itu.Pak Alex lalu membelikan makan siang untuk mereka, dan kopi serta minuman mineral. Sedangkan Tara tidak ingin membeli makanan apapun.“Gugurkan saja pak, saya tidak siap untuk menjadi seorang ibu.”Mendengar a
Di hari minggu yang cerah ini, Tiara mendapatkan berita kalau kepala panti asuhan akan ke rumahnya. Ia berharap kepala panti asuhan itu ingat, ketika dia dulu menitipkan putrinya. Papanya meminta orang suruhannya membawa wanita itu. Semua itu demi sebuah titik terang atas sebuah tabir masa lalu Tiara. Di ruang keluarga yang besar itu, Tiara berjalan hilir mudik tidak tenang.“Tiara, kendalikan diri mu sayang.”“Pa, bagaimana caranya menemukan bayi itu, kalau surat adopsinya tidak ketemu.”Terliat kesal di wajah Tiara, karena untuk menemukan seseorang di kota besar bukan suatu hal yang mudah. Tidak berapa lama orang suruhan dari papanya Tiara yang bernama Dendy sampai di rumah mereka dengan seorang wanita berusia sekitar enam puluh tahun. Mereka berdua memasuki ruang keluarga. Setelah papanya Tiara menyalami pak Dendy dan wanita itu dan mempersilakan wanita itu duduk.“Siang pak, saya Mia.”“Silakan duduk, terima kasih ibu sudah datang ke rumah kami.”Pak Dendy adal
Selama satu jam Tara menunggu Alex terbangun dari tidurnya. Dan Alex terbangun karena rasa lapar yang dirasakan. Dilihat jam pada dinding kamarnya telah menunjukkan pukul delapan malam, berarti hampir tiga jam, dia tidur sore ini. Sesaat didengarnya lagi suara perutnya yang menyanyikan lagu lapar. Lalu ia pun bermalas-malasan berjalan ke meja makan.Alex terkejut, ketika dilihatnya Tara ada disana. Sambil tersenyum dia menghampiri Tara yang masih menunggu di meja makan.“Sayang, kapan datang, Sudah lama?”“Lumayan, gimana enak tidurnya?”Melihat nada suara Tara yang agak menyindirnya, Alex langsung mencium pipi Tara.“Jangan marah, tumben hari ini aku lelah, lapar lagi,” ujar pak Alex pada Tara.Terlihat Tara langsung mengambilkan nasi ke piring dan mengambilkan beberapa lauk dan sayur setelah mendengar kalau pak Alex lapar.“Yaa sudah makan dulu saja pak, nanti kita ngobrolnya,”“Terima kasih, kamu makan juga yaa,” tersenyum Alex meli