Pagi sekali Tiara telah berdandan rapi dengan baju kantor yang sangat elegan, baju dengan dalaman berwarna putih berkerah melebar, blazer berwarna ungu muda dengan bagian siku berwarna ungu tua selaras dengan celana panjang yang ia gunakan berwarna ungu tua. Tiara juga memakai sepasang anting berlian dan dua cincin berlian yang tengger di jari telunjuk bagian yang kanan dan jari manis untuk bagian yang kiri.
Biasanya Rambut Tiara selalu tergerai, tetapi pada hari ini dirinya menyanggul rambutnya dengan memberi hiasan satu helai bunga anggrek bulan berwarna ungu pekat.. Melihat penampilan Tiara hari ini membuat Donny terpesona dengan kecantikan dan kemewahan yang terpancar dari anting dan cincin berliannya.Di meja makan Tiara berkata pada Donny, kalau hari ini akan ada agenda perkenalan dari cabang pembantu kepada jajaran komisaris. Dan acara itu akan di adakan sore hari, oleh karena itu Tiara mengingatkan hal itu pada Donny. Dan untuk agenda rapat dengan seluruh kepala cabangTerima kasih pembaca setia CT💞 Tunggu terus kelanjutannya yaa👩💻👨💻 Ingat dengan bintang limanya💫💫💫💫💫 Serta selalu jaga kesehatan Terima kasih 🙏🙏🙏🙏🙏 Pembaca yang budiman ❤❤❤❤❤
Hari ini mereka berdua pergi ke tempat nongkrong anak muda. Terlihat mereka jalan ke tempat itu dengan bergandengan tangan, Tara yang kala itu menggunakan celana kulot dengan atasan kaos tanpa lengan dengan leher yang tertutup, membuat penampilannya terlihat modis di pandu dengan sepatu santai tanpa hak.Sedangkan pak Alex yang waktu di pertemuan tadi, menggunakan setelah jas dengan dalaman baju motif garis dengan lengan panjang, celana jins dan sepatu pantofel, telah melepas setelan jas yang dipakai, di dalam mobilnya. Dia telah menggulung lengan kemeja yang dia gunakan tadi, sampai batas sikunya.Mereka terlihat seperti dua sejoli yang sedang di mabuk cinta. Saat ini mereka duduk di sudut dengan meja yang bisa digunakan oleh dua orang saja. Setelah sampai disana mereka memesan cofee coklat dan tiga potong cake dan semuanya serba coklat. Dan memang mereka sangat menyukai coklat dan itu, membuat mereka kompak ketika memilih makanan.Tangan Alex menggenggam kedua tanga
Sesampai Dirumah Tiara langsung masuk ke kamarnya, dan dia memanggil asisten rumah tangganya.“Mbok...mbok..., ke kamar saya,” teriak Tiara di dalam kamarnya.Tergopoh-gopoh asisten rumah tangganya ke kamar Tiara.“Iyaa Non Tiara,” jawab asisten rumah tangganya.Ia adalah asisten rumah tangga yang paling senior. Ia telah lama bekerja pada keluarga Tiara, sejak Tiara remaja. Lalu pada saat Tiara menikah, ia diminta oleh kedua orang tua Tiara untuk mengurusi segala keperluan Tiara. Ia bernama Ijah, berusia lima puluh lima tahun.“Mbok, ambilkan dua koper besar yang biasa di pakai oleh pak Donny, dan panggil satu orang lainnya untuk ke kamar saya,” perintah Tiara kepada asisten rumah tangganya Ijah.Lalu asisten yang bernama Ijah ini pun berlalu dari hadapan Tiara, dan tak berapa lama kemudian satu orang asisten rumah tangga yang lebih muda dari mbok Ijah datang, ia berusia tiga puluh lima tahun. Seorang janda dengan anak satu bernama sari.“Sari, itu kamu keluarka
Setiap pagi Tara selalu di jemput oleh pak Alex ketika akan ke kantor, dan ini telah berjalan hampir satu bulan lamanya. Dan selama itu juga pak Alex selalu sarapan gratis di rumah Tara. Melihat penerimaan dari mamanya Tara pada dirinya, membuat pak Alex merasa punya keluarga lagi.Seperti pagi ini, mamanya Tara membuat telur gulung dengan isian kornet daging sapi dan cah kangkung, dan pak Alex yang sudah menjadi langganan sarapan sampai minta izin untuk menambah sarapannya.“Maaf Bu, boleh saya tambah lagi?” tanya pak Alex ketika mereka menikmati sarapan pagi.“Iya silakan tambah lagi, ibu masak memang untuk di makan,” jawab mamanya Tara dengan tersenyum.“Hmmmm ini sarapan apa makan siang ya?” kelakar Tara sambil melirik ke arah pak Alex.Mendengar kelakar dari Tara dengan mimik wajahnya yang terlihat lucu, membuat mama dan pak Alex tertawa. Dalam hati pak Alex berkata, Sungguh kebahagiaan yang tidak bisa dibeli oleh sejumlah uang. Bisa tertawa lepas seperti saat in
Melihat seluruh kejadian sejak dirinya memasuki rumah sepupunya, membuat pak Alex berpikir. Pasti ada sesuatu yang sangat membuat Tiara takut mengutarakan pada dirinya di depan Donny. Kalau dilihat dari sifat dan karakter Tiara yang pemberontak, dapat dipastikan ada semacam ketakutan. Tetapi apa? Dan ini rumahnya. Apa yang di takuti dari lelaki itu. Terus saja pikiran itu menjejali otaknya. Sampai Alex terlihat termenung, sambil menikmati kue yang tidak dapat ia rasakan kelezatannya, karena pikirannya yang agak ruwet memikirkan teka-teki Tiara.“Kenapa melamun Bro, mari kita minum sedikit sambil menghirup udara di taman,” ajak Donny yang melihat Alex terlihat bingung.Sesampai di taman mereka duduk pada kursi dekat kolam ikan koi, dan gemercik air pada kolam ikan koi itu membuat sedikit ketenangan pada pikiran pak Alex.“Lex, apa kamu masih jalan dengan Tara?” tanya Donny seketika padanya.Mendengar pertanyaan yang spontan, membuat dirinya agak gelagapan menjawab pertany
Setelah kejadian yang menimpa dirinya beberapa minggu lalu, membuat Tiara mengalami depresi yang luar biasa. Semua itu disebabkan karena Donny mengancam akan menyebarkan video miliknya. Jika teringat, bagaimana kekasaran Donny padanya, dia merasa sudah tidak kuat lagi hidup bersamanya dan ingin bercerai darinya, karena setiap saat jika ia tidak mematuhi perintahnya, Donny langsung mengancam dirinya.“Ingat, sekali saja kamu berani melangkah untuk menggugat cerai, kamu akan lihat video itu tersebar,” Ancam Donny dengan memegang dagu Tiara dengan kasar.Sejak kejadian itu banyak sekali kejadian yang membuat mental Tiara jatuh karena tekanan dari Donny. Sama seperti waktu mereka berada di kamar dan waktu itu Donny minta dilayani hasratnya oleh Tiara. Tetapi Donny ingin mencoba bagian bokong dari Tiara. Mendengarkan saja sudah membuatnya muak, lalu Tiara pun menolak permintaannya waktu itu. Donny lalu memberikan pilihan pada Tiara, jika ia tidak mau berhubungan intim d
Tiara menangis dalam pelukan Alex, mimpi buruk yang telah ia jalani selama satu bulan ini telah berakhir. Walaupun trauma yang ia rasakan ini tidak akan mudah dilupakan dalam hidupnya. Tetapi dia tetap bersyukur dapat terlepas dari jerat kejahatan suaminya lebih cepat, dibandingkan wanita-wanita lain diluar sana yang pernah ia lihat di televisi atau yang ia baca di surat kabar. Alex terlihat mengelus punggung Tiara memberikan rasa nyaman pada dirinya.“Semua sudah berakhir, dia tidak akan kembali, lupakan,” pintanya pada Tiara yang masih terus menangis dalam pelukannya.Sedangkan dari pihak kepolisian masih menggeledah kamar Tiara, guna menemukan senjata api yang masih ada di kamar itu. Pihak kepolisian pun mencari ponsel milik Donny. Menurut Tiara kemungkinan Donny punya lebih dari satu ponsel, karena itu Tiara dan seluruh anggota keluarga termasuk asisten rumah tangga mereka menjadi saksi ketika terjadi penggeledahan di kamar Tiara.Akhirnya, tak berapa lama mereka menemu
Selama satu jam Tara menunggu Alex terbangun dari tidurnya. Dan Alex terbangun karena rasa lapar yang dirasakan. Dilihat jam pada dinding kamarnya telah menunjukkan pukul delapan malam, berarti hampir tiga jam, dia tidur sore ini. Sesaat didengarnya lagi suara perutnya yang menyanyikan lagu lapar. Lalu ia pun bermalas-malasan berjalan ke meja makan.Alex terkejut, ketika dilihatnya Tara ada disana. Sambil tersenyum dia menghampiri Tara yang masih menunggu di meja makan.“Sayang, kapan datang, Sudah lama?”“Lumayan, gimana enak tidurnya?”Melihat nada suara Tara yang agak menyindirnya, Alex langsung mencium pipi Tara.“Jangan marah, tumben hari ini aku lelah, lapar lagi,” ujar pak Alex pada Tara.Terlihat Tara langsung mengambilkan nasi ke piring dan mengambilkan beberapa lauk dan sayur setelah mendengar kalau pak Alex lapar.“Yaa sudah makan dulu saja pak, nanti kita ngobrolnya,”“Terima kasih, kamu makan juga yaa,” tersenyum Alex meli
Di hari minggu yang cerah ini, Tiara mendapatkan berita kalau kepala panti asuhan akan ke rumahnya. Ia berharap kepala panti asuhan itu ingat, ketika dia dulu menitipkan putrinya. Papanya meminta orang suruhannya membawa wanita itu. Semua itu demi sebuah titik terang atas sebuah tabir masa lalu Tiara. Di ruang keluarga yang besar itu, Tiara berjalan hilir mudik tidak tenang.“Tiara, kendalikan diri mu sayang.”“Pa, bagaimana caranya menemukan bayi itu, kalau surat adopsinya tidak ketemu.”Terliat kesal di wajah Tiara, karena untuk menemukan seseorang di kota besar bukan suatu hal yang mudah. Tidak berapa lama orang suruhan dari papanya Tiara yang bernama Dendy sampai di rumah mereka dengan seorang wanita berusia sekitar enam puluh tahun. Mereka berdua memasuki ruang keluarga. Setelah papanya Tiara menyalami pak Dendy dan wanita itu dan mempersilakan wanita itu duduk.“Siang pak, saya Mia.”“Silakan duduk, terima kasih ibu sudah datang ke rumah kami.”Pak Dendy adal
Setelah melewati masa kritis pasca operasi, Tara terbangun dari tidurnya di pagi hari, anestesi yang dilakukan semalam dengan memberikan suntikan pada bagian tulang belakangnya membuat setengah bagian tubuhnya tidak merasakan apa-apa, ketika Dokter kandungan memberikan torehan pada bagian perutnya, yang dirasakan oleh Tara hanya rasa dingin, dan Alex yang terus mengajaknya berbicara banyak hal agar kesadarannya tetap terjaga. Dan ketika Dokter mengambil satu persatu bayinya, Tara melihat bagaimana kedua bayi itu satu persatu menangis.Dirinya melihat kedua bayinya yang terlihat mungil kemerahan. Setelah selesai melihat kedua bayinya itu, Tara terlelap dalam tidurnya, hingga di pagi ini terbangun. Tara bersyukur operasi cecar yang dijalankan berjalan dengan lancar. Awalnya Tara sempat berputus asa ketika Dokter Kandungannya mengatakan jenis darah yang dipunyai, termasuk golongan darah yang langka. Sempat terpikir oleh Tara untuk mencari Tiara, ketika seminggu sebelum dirinya melak
~ Tujuh Bulan Kemudian ~Setelah melewati waktu selama hampir enam bulan menjalani pengobatan, melawan kesedihan dan keputusasaannya, kini Tiara menjadi orang yang lebih menerima dan lebih ikhlas dalam menjalani hidup. Bagi dirinya, kini...membagi kebahagiaan untuk anak-anak yang kurang beruntung dalam kehidupan mereka lebih penting, dibandingkan dirinya harus berkutat dengan masa lalu, serta memaksakan keegoan nya untuk mendapatkan kembali putrinya.Saat ini Tiara sedang berada di sebuah panti asuhan. Dirinya saat ini banyak menghabiskan waktu bersama anak-anak yang kurang beruntung. Disana dirinya membacakan dongeng, jadi teman bercerita bagi anak-anak remaja putri, dan terkadang dirinya bermain dan bersenda gurau bersama mereka.“Mama Tiara, besok datang lagi yaa,” ujar seorang anak perempuan sambil bergelayut pada tangan Tiara.“Dua hari lagi, mama Tiara baru akan kesini yaa Ita manis,” Tiara menjawab permintaan dari anak perempuan berusia lima tahun.Lalu T
Kesibukan dalam perhelatan pernikahan yang diadakan dengan sederhana kemarin, membuat mereka semua tidak ada yang bangun pagi, bahkan beberapa pekerja pun baru saja terbangun pada pukul tujuh pagi ini. Mereka tergopoh- gopoh membersihkan ruangan yang kemarin di pakai untuk acara pernikahan. Di pagi ini pula, bagian pemilik tenda telah datang untuk membuka tenda-tenda dan kursi yang kemarin di sewa.Dan pemilik katering pun telah datang untuk merapikan perabot yang belum mereka rapikan. Sedangkan pekerja di rumah itu, sedang merapikan beberapa ruangan dengan mengerjakannya secara bersama-sama. Memang pekerjaan yang sangat melelahkan. Sementara itu, di dalam kamar tidur, Tara dan pak Alex mereka masih berpelukan dalam selimut yang menghangatkan mereka.“Selamat pagi istriku sayang,” kecup Alex pada istrinya Tara.Tara yang mendengarkan sambutan pagi pertama setelah pengesahan dirinya menjadi nyonya Alex hanya tersenyum manis. Dirinya malah semakin memeluk erat suaminya,
Seminggu setelah pertemuan dengan Tara, membuat Tiara dan keluarga kembali ke rumah keluarga Tara, alangkah terkejutnya, ketika mereka kesana, dilihat mereka sekeluarga telah tidak ada disana. Melihat kenyataan itu, membuat Tiara terpukul hati dan perasaannya hingga membuat dirinya teriak-teriak memanggil nama Tara, seperti orang yang kehilangan akal.“Tara... ini mama sayang, bukankan pintunya sayang....maafkan mama sayang.....”“Tara...... maafkan mama sayang, tolong bukakan pintu nya... Bukaaaa.”“Tiara, sudah nak... mereka sudah pergi ikhlaskan mereka,” ajak papanya Tiara untuk meninggalkan rumah itu.Tetapi Tiara semakin menangisi kepergian Tara dari rumah itu. Mendengar lirih suara Tiara membuat hati orang yang mendengarkannya seperti tersayat sembilu. Sampai-sampai tetangga di sebelah rumah Tara datang ke rumah itu, bahkan dikarenakan Tiara yang terus menjerit memanggil-manggil nama Tara sambil duduk dilantai depan pagar itu. Beberapa tetangga menghampiri me
Segala persiapan untuk pernikahan telah di lakukan. Dari bunga-bunga segar yang telah di kirim oleh beberapa toko-toko bunga yang terbaik. Bagian dekorasi tempat bersanding kedua mempelai telah di hias. Tempat bersanding kedua mempelai di lakukan di ruang keluarga yang cukup luas. Besok adalah hari pernikahan mereka, dan pak Alex hanya mengundang beberapa teman dekatnya. Hanya ada dua puluh lima orang yang di undang. Untuk katering juga telah disiapkan. Untuk keluarga Tara, papa dan mamanya Tara hanya mengundang dua orang saja, adik papanya Tara dan kakak mamanya Tara.“Sayang, nanti kita akan fiting bajunya yaa.”“Kita berdua saja, apa mama dan papa juga ikut?”“Punya papa dan mama sudah pas ukurannya, beda dengan baju pengantin,” Alex memberikan penjelasan pada Tara sambil memeluk dirinya.“Seperti mimpi,” ucap Tara sambil bergelayut mesra pada tangan pak Alex.“Ini hal nyata sayang.”Pak Alex mengelus-ngelus rambut dari Tara, sebagai rasa sayangnya juga.
Setelah pak Dendy mendapatkan foto dari istri pak Wisnu yang tak lain adalah mama angkat dari Tara, dirinya langsung melaporkan hal itu pada papanya Tiara. Ibu Mia selaku kepala pantiasuhan yang pertama kali di perlihatkan oleh papanya Tiara, mengenai foto dari mamanya Tara. Setelah beberapa lama mengamati wajah dari mamanya Tara. Ibu Mia pun berkata.“Yaa! Saya sangat yakin, wanita ini yang menerima bayi itu dari saya, tidak ada yang berubah dari wajah wanita itu,” sedikit berteriak Ibu Mia menyatakan memang benar wanita itu yang menggendong bayi mungil Tiara, pada saat diserahkannya.Mendengar kesaksian dari ibu Mia, membuat jantung Tiara hampir berhenti berdetak. Ia sama sekali tidak menyadari kalau selama ini, putrinya yang hilang sangat dekat padanya. Dan Dia juga yang membuat dirinya menahan malu karena hinaan dirinya. Dia telah mengusir putrinya sendiri di kantornya bagaikan seekor binatang. Kalau saja hari itu tidak ada Alex mungkin dirinya telah memukul wajah gadis mu
Setelah dari Dokter, mereka berdua hanya terdiam di dalam mobil. Bahkan mereka hampir saja lupa membelikan makanan siang untuk mama dan papanya Tara. Mereka teringat ketika mamanya Tara menghubungi dirinya.“Iya Ma, sebentar lagi kami sampai.”“Papa minta kopi ya Tara, bisa di belikan di warung pinggir jalan .“Baik Ma, Tara belikan kopi.”Mendengar hubungan ponsel antara Tara dan mamanya, membuat pak Alex, kembali memutar mobil nya untuk membelikan makanan siang mereka. Tetapi Tara tetap terdiam, tidak mengatakan apapun. Sepanjang perjalanan dia hanya terdiam, bingung akan keputusan yang akan di ambilnya.“Sayang, pengen makan apa?”Tara hanya menggelengkan kepalanya. Yang di rasakannya hanya rasa mual dan dia kesal dengan kondisi seperti itu.Pak Alex lalu membelikan makan siang untuk mereka, dan kopi serta minuman mineral. Sedangkan Tara tidak ingin membeli makanan apapun.“Gugurkan saja pak, saya tidak siap untuk menjadi seorang ibu.”Mendengar a
Di hari minggu yang cerah ini, Tiara mendapatkan berita kalau kepala panti asuhan akan ke rumahnya. Ia berharap kepala panti asuhan itu ingat, ketika dia dulu menitipkan putrinya. Papanya meminta orang suruhannya membawa wanita itu. Semua itu demi sebuah titik terang atas sebuah tabir masa lalu Tiara. Di ruang keluarga yang besar itu, Tiara berjalan hilir mudik tidak tenang.“Tiara, kendalikan diri mu sayang.”“Pa, bagaimana caranya menemukan bayi itu, kalau surat adopsinya tidak ketemu.”Terliat kesal di wajah Tiara, karena untuk menemukan seseorang di kota besar bukan suatu hal yang mudah. Tidak berapa lama orang suruhan dari papanya Tiara yang bernama Dendy sampai di rumah mereka dengan seorang wanita berusia sekitar enam puluh tahun. Mereka berdua memasuki ruang keluarga. Setelah papanya Tiara menyalami pak Dendy dan wanita itu dan mempersilakan wanita itu duduk.“Siang pak, saya Mia.”“Silakan duduk, terima kasih ibu sudah datang ke rumah kami.”Pak Dendy adal
Selama satu jam Tara menunggu Alex terbangun dari tidurnya. Dan Alex terbangun karena rasa lapar yang dirasakan. Dilihat jam pada dinding kamarnya telah menunjukkan pukul delapan malam, berarti hampir tiga jam, dia tidur sore ini. Sesaat didengarnya lagi suara perutnya yang menyanyikan lagu lapar. Lalu ia pun bermalas-malasan berjalan ke meja makan.Alex terkejut, ketika dilihatnya Tara ada disana. Sambil tersenyum dia menghampiri Tara yang masih menunggu di meja makan.“Sayang, kapan datang, Sudah lama?”“Lumayan, gimana enak tidurnya?”Melihat nada suara Tara yang agak menyindirnya, Alex langsung mencium pipi Tara.“Jangan marah, tumben hari ini aku lelah, lapar lagi,” ujar pak Alex pada Tara.Terlihat Tara langsung mengambilkan nasi ke piring dan mengambilkan beberapa lauk dan sayur setelah mendengar kalau pak Alex lapar.“Yaa sudah makan dulu saja pak, nanti kita ngobrolnya,”“Terima kasih, kamu makan juga yaa,” tersenyum Alex meli