“Ya Tuhan, nona muda akhirnya kembali. Cepat pergi jemput nona, untuk apa kau masih berdiri seperti patung disini. Aku akan masak semua hidangan kesukaan nona.” Desak Emma kepada kepala pelayan. Wanita itu kini heboh tidak menentu setelah sebelumnya terpaku mendengar kata-kata Zayn, kepala pelayan itu. ‘Zeesya kembali!” Pikirannya kosong, berita ini mengguncang hatinya. Nona muda kembali, lalu putrinya bagaimana. Tapi Emma bukan seorang yang mudah, wajahnya dengan cepat berubah. Kebahagiaan palsu tertera diwajahnya. Mengikuti semangat kepala pelayan, Emma mengusap air mata yang tak ada diwajahnya. Kepala pelayan meminta pengemudi dengan cepat mengantarkannya menuju Rumah Sakit pusat kota. Sungguh sebuah misteri, hampir satu tahun nona menghilang, semua upaya sudah dikerahkan untuk mencarinya, tapi seseorang yang dicari itu ternyata ada didekat mereka selama ini. Setelah kepala pelayan pergi, Emma kembali kamarnya. Dengan tangan yang bergetar, ia buat panggilan kepada putri sema
Zeesya berpegang dengan cepat kesudut meja. Dunia terasa seakan berkeliling memutarinya. Dihembuskan napasnya dengan tenang secara perlahan. Perlahan tapi pasti, rasa sakit itu mulai lenyap. Ia memandang kearah laci yang dibuka sebelumnya. “Apa foto atau gelang itu adalah bagian dari masa laluku?” Bisiknya. Ia menenangkan dirinya. “Paman tolong perintahkan koki untuk membuatkan Aku semangkuk bubur.” Ujarnya menelepon kepala pelayan. Setelah itu, Zeesya mengarahkan pandangannya ke komputer di atas meja kerja. Dan kemudian berjalan ke meja itu. Ia menghidupkan serangkaian perangkat, tampilan jernih muncul di layar komputer. Sejak insiden kejatuhan keluarga aslinya, Zeesya yang saat itu berusia sekitar enam tahun mengalami amnesia. Pasangan John Lawrence dan Kelly Lawrence mau berbaik hati mengadopsinya. Meski bukan jajaran kalangan atas Ibu kota, mereka hidup dengan aman dan cukup. Ayah angkatnya adalah seorang CEO di perusahaan real estat, yang telah didirikan ayahnya sejak m
“Dia sudah sadar!.” Ucap pria itu datar dan dingin.Zehan Stewart, nama yang sangat sakral di ibu kota negara M yakni kota A. Mata elang dengan tatapan tajam, batang hidung tinggi, garis tegas mengukir wajahnya, tubuh proporsional terlihat gagah dan maskulin. Aura kebangsawanan yang kuat datang darinya. Ia adalah sosok ular naga yang berenang menyelami dalamnya perairan ibu kota. Keberadaannya sangat misterius. Kota A dikuasai lima keluarga yang berkuasa tinggi. Zehan Stewart dengan Stewart Corporation ditangannya adalah sosok yang sangat berpengaruh.Roy membeku, setelah mendengar tiga kata yang keluar dari mulut pria itu.“Benarkah?”Tangan Roy tertahan, dengan cepat ia mengalihkan pandangan kepada Zehan. Untuk sepersekian detik ia tak bisa berkata-kata.Menghela napas panjang. Roy menampar kedua pipinya. Berusaha mengurangi pusing karena mabuknya. Roy dengan cepat meraih kunci mobil di atas meja dan bergegas menuju parkiran bawah tanah.Setelah kepergian Roy, suasana kemb
“Nona saya mohon hentikan, biar saya saja yang melakukannya.” Desak Zayn kepada Zeesya. “Tidak apa-apa Paman, sudah lama sekali Aku tidak merawat anggrek ini. Dulu Ibu sangat senang menanam bunga, anggrek hitam ini adalah yang paling Ibu suka.” Ujar Zeesya dengan senyum cerah diwajahnya. Kepala pelayan disampingnya menghela napas berat. Khawatir akan tubuh nona mudanya yang masih lemah. “Hari ini Aku sangat senang Paman, rasanya, aku bisa menghirup udara segar lagi dengan baik.” “Kenapa nona tidak menghubungi saya segera ketika sadar? Saya akan menjaga nona dengan baik.” Keluh Zayn. Zesya menggelengkan kepala. Dia selalu senang berbincang dengan Paman Zayn, kepala pelayan di rumahnya ini. Kepala pelayan ini sudah belasan tahun mengurus rumah ini. Ia tidak ingin Paman Zayn melihat kondisinya yang tidak baik. Baginya, Paman Zayn bukan hanya sekedar kepala pelayan tapi juga keluarganya. Rumah ini adalah rumah yang dibangun oleh mendiang Ayah dan Ibunya ketika mereka mengadopsi Zees
“Tuan, apakah kita harus putar balik?” Lelaki yang sedari tadi sibuk mendengarkan laporan dari asistennnya melalui earphone, mulai mengangkat kedua mata yang tertutup, Zehan melihat situasi di jalan dan menjawab dengan dingin.“Tunggu sebentar.”“Baik Tuan.”Kembali memasang earphonenya, Zehan mendengarkan laporan berita yang diberikan oleh asistennnya. “Menurut situasi terbaru, Shine Corporation sedang dalam situasi dimana rekor saham menurun tajam dalam beberapa bulan ini.” Ujar asistennya.“Shine Corporation?” “Benar Tuan, dikabarkan penurunan tajam ini karena Shine Corporation tidak dalam penanganan yang tepat sudah satu tahun ini.”Mata Zehan menjadi tajam, sedikit keantusiasan terlihat dimatanya. Shine Corporation baginya ini adalah sepotong kue yang lezat.“Akuisisi Shine Coorporation secepatnya!” titah pria itu dengan tegas.Merasa sedikit bosan Zehan melihat situasi melalui jendela mobilnya. Melihat kesamping, tubuh Zehan membeku, tangannya yang memegang berkas
Gotcha, tidak ada selain Zeesya yang bisa menjadi nomor satu dalam mendesain bangunan di negara ini. Merasa kepercayaan diri yang kuat, Zeesya melanjutkan untuk memeriksa laporan lainnya. ..... Rintik hujan mengguyur Kota Tel, memegang seikat bunga, Zehan datang ke pemakaman di kota itu. Sesampainya disebuah makam, meletakkan bunga itu. Makam ini adalah adalah milik ibu kandungnya. Terawat dengan rapi dan bersih. “Ibu apa kabar?” ujarnya dalam tenang. Semenjak dilahirkan, Zehan hanya memiliki satu orang tua, ia tinggal hanya dengan Ibu kandungnya. Hidup dalam kemiskinan dan kesulitan. Tepat diumur 12 tahun, Ibunya yang sudah lama sakit menghembuskan napas terakhirnya. Putus asa dengan hidup, Zehan dijemput oleh seorang pria yang mengaku sebagai ayah kandungya. Ia bisa merasakan kekuatan dan kekuasaan yang terpancar dari pria yang mengaku sebagai ayahnya itu. Tapi apa yang dilihat di permukaan bukanlah kenyataan sebenarnya. “Aku harap kau tenang disana, mereka yang sudah melak
“Apa Nona membutuhkan sesuatu?Bibi akan mengambilkannya untukmu!”“Tidak, Aku bisa sendiri.”Saat ini Zeesya lebih memilih untuk diam, sebentar lagi, saat ia mendapatkan semua bukti kejahatan mereka, Zeesya tidak akan ada ampun untuk orang-orang yang mengganggu ketenangan hidupnya.Tangga besar melingkar didua sisi mansion ini. Terlihat sangat indah. Walaupun dibalik kegelapan malam, cahaya rembulan yang menembus jendela membawa keindahan tersendiri.Berjalan menuruti tangga, Zeesya seakan-akan terlihat seperti peri malam yang turun ke bumi. Sesampainya di dapur mansion, ia pertama kali memeriksa bahan-bahan di lemari pendingin.Bisa saja ia memerintahkan koki untuk menyiapkan hidangan ringan untuknya.Tapi Zeesya bukan orang yang bisa bersikap seperti itu, untuk orang-orang yang baik kepadanya, Zeesya tak akan kalah baiknya.Membuka kulkas, Zeesya memilih untuk membuat sup hangat ringan yang tidak akan mempengaru
Kehilangan Zeesya membuat beberapa kekacauan di perusahaan. Beberapa orang berpikir CEO Shine Corporation sudah meninggal dunia. Tidak diketahui apa penyebabnya. Tapi banyak kabar yang beredar bahwa itu disebabkan oleh persaingan internal perusahaan. Awalnya banyak pihak yang menentang saat Jim maju melangkah, mencoba mengatur perusahaan sesuka hatinya. Tapi sebagian besar dari mereka akhirnya tunduk pada Jim, beberapa dari mereka menjadi antek antek Jim di perusahaan. Sedikit demi sedikit mengacaukan perusahaan, sebelum bergerak besar untuk mengambil alih tampuk kekuasaan. Da da da da...Tumit sepatu hitam yang membungkus kaki gadis itu berdenting di sepanjang koridor.Berjalan dengan cepat sosoknya tinggi dan ramping. Dibalut dengan setelan kerja, diikuti dengan asistennya, Zeesya berjalan menuju rungan rapat eksekutif perusahaan. Pagi ini, tibalah hari rapat para pemegang saham. Yang mana beberapa hari yang lalu telah diumumkan kepada para pemegang saham. Sang president yang m
“Cepat !! Segera siapkan mobil,” perintah Zeesya kepada sang asisten. “Nona ...” panggil Jason, salah satu kepala eksekutif perusahaan yang mendukung Zeesya. Melihat sang CEO sedang bermasalah, membuatnya terhenti menyampaikan informasi. “Jason, tolong bantu saya!” Jason segera mengalihkan tubuh Aiden kearahnya. “Saya akan mengurus disini Nona, pagi ini anda memiliki rapat dengan Stewart Corp, Anda tidak perlu khawatir, silahkan temui Tuan Zehan, Nona” ucapnya dengan cepat. Sungguh sial, Aiden mengutuk didalam hati. Hawa dingin seketika menyerang Jason. “Zeesya ... kumohon ...” lirih Aiden dengan segera mencengkram tangan gadis itu. “Aku akan meminta maaf atas ketidaksopanan ini, tolong segera atur pertemuan ini!” Di depan ruang tunggu, Jason menarik napas panjang lalu masuk dan menyapa, “Maaf atas ketidaknyamanannya Tuan Zehan, Nona sedang tidak bisa menghadiri pertemuan. Disini saya akan mewakili Nona Zeesya.” Dengan penuh keberanian Jason, berusaha berbicara dengan hor
Melihat Aiden telah meninggalkan mansion, Zeesya melangkah menuju kamarnya.Suara kaca pecah bendentang ditengah malam, membuat langkah kakinya terhenti. Bayangan seorang wanita mengenakan piyama tidur tengah berdiri di lantai dua.“Kakak ...”Anna menyapa dengan suara ceria, seakan akan ia tak melihat kekacauan yang terjadi dibawah sebelumnya. Anna berjalan mendekati Zeesya, ia bisa melihat jelas rasa frustasi diwajah Zeesya. “Apa kakak lelah, aku bisa membuatkan sesuatu untukmu!”Ia dengan sigap berjalan menuruni tangga. “Berhenti!”Zeesya tertawa rendah, jangan berpikir bahwa ia tidak tahu bahwa kekasih Anna sedang menunggunya dibawah sana. Menunggu Anna untuk datang menjemputnya dan membawanya untuk bermalam di mansion ini.Zeesya tidka bisa membiarkan mereka berbuat kotor di rumahnya.Anna menghentikan langkahnya, memegang ponselnya dengan erat lalu berbalik melihat kebelakang. “Kenapa kak? Apa ada sesuatu yang kakak i
“Kau dari mana saja?” suara pria itu tertahan dan menggeram. Zeesya terhenti saat akan melepaskan tas dari bahunya. Ia tak mengerti apa yang membuat Aiden terlihat marah seperti ini. “Kantor.” Aiden tersenyum miring, “kantor kau bilang?” Zeesya tenang seperti biasa, “Ya Aiden, ada apa?” Menuangkan segelas air di atas meja. Lalu duduk di sofa di hadapan pria itu. Aiden menjadi lebih aneh, pria itu merubah raut wajahnya dalam seketika dan berkata dengan mendesis “Katakan Zesya, apa kau mau aku membunuh pria itu?” tanyanya dengan sebelah alis terangkat. Membunuh? Siapa yang harus dibunuh? Zeesya meletakkan tas di bahunya ke atas meja duduk di sofa dengan menatap bingung pada Aiden di seberangnya, yang terlihat haus darah. Untuk pertama kalinya Zeesya tak mengenal sahabatnya ini. Melihat pertanyaan dari tatapan gadis itu, Aiden pun memperjelas, “Roy!” ucapnya dengan napas membunuh. Napas Zeesya tertahan, walau sering mendengar bahwa
Roy menatap tajam pada ayahnya yang hanya santai menikmati minumannya. Apa dirinya tidak berarti dimata ayahnya, hingga bahkan sang Ayah menutup mata dengan masalahnya. “Ayah ...” panggil Roy. Adolf memandang putranya, mendengar panggilannya, ia baru bereaksi. Melihat reaksi sang suami, Jenise berteriak marah “Kau selalu seperti ini! Apa dia bukan putramu, hah? Hanya putraku Roy yang berhak mewarisi keluarga Abraham tidak ada yang lain, Adolf!” Kening pria paruh baya itu berkerut, apa maksud wanita ini tidak ada yang lain? Putranya wanita tercintanya, Alger, bahkan lebih mampu dibandingkan Roy! Jauh lebih pantas dari siapapun. Ia bukan tak menyayangi putra sahnya sendiri. Akan tetapi Jessica, wanita yang telah ia cintai sejak dulu, ia tidak bisa mengecewakannya lagi. “Aku tidak akan memihak di antara kalian! Siapapun yang hebat dia yang akan berkuasa,” ucap Adolf tenang. Jenise terpana, wajahnya merah karena marah. Inilah yang selalu ia d
Dengan marah, Zeesya menepis tangan pria itu dari kedua bahunya. Berjalan kembali ke pintu dan akan memanggil security.Roy menjadi agresif, dipeluknya gadis itu dari belakang. Ia marah melihat reaksi gadis itu yang tidak seperti harapannya. “Zeesya, jawab pertanyaanku. Kenapa hah? Kenapa kau menyembunyikannya dariku?” bisiknya marah ditelinga gadis itu.Zeesya jijik dengan sentuhan pria itu, ia berteriak keras, tapi sayangnya ruang kantornya ini kedap suara.“Kau tidak pernah mencintaiku!” desis pria itu. Ia menarik Zeesya dengan kuat menghempaskan gadis itu ke atas sofa. Zeesya meringis kesakitan, kepalanya terasa sangat pusing. Ia berusaha menahan pria itu yang semakin bertindak tidak senonoh.Tiba-tiba sebuah pukulan melayang ke wajah Roy, diikuti oleh serangkaian pukulan lain yang bertubi-tubi. ....Zehan berjalan menyusuri lantai paling dasar dari Shine Corporation. Ini adalah pertama kalinya pria itu datang ke perusahaan itu.
“Selamat pagi Tuan,” ujar Albert, yang merupakan direktur dari Rumah Sakit Afiliasi.Zehan mengangguk singkat, masih sibuk dengan dokumen ditangannya.Albert hanya bisa duduk terdiam, keringat dingin mengalir ditubuhnya. Setelah sekian lama hening, Zehan menutup dokumen ditangannya. Lalu menyesap kopi di meja.“Apa kau ingat pasien ini?” ujarnya sambil melempar dokumen yang dibukanya tadi kedepan direktur itu.Albert dengan cepat membuka dokumen itu, lalu menganggukan kepalanya. “Aku ingin kau melakukan tes dna darahnya dengan darah nyonya Alea.” “Tuan ... pasien baru saja melakukan pemindahan pagi ini,” Ucap Albert gugup.Zehan mengangkat kepalanya, tatapan tajamnya terarah kearah direktur itu. Albert lantas gemetar, ia mengerti hal ini tidak sulit untuk dilakukan. Tapi masalahnya pasien ini berbeda.“Maaf Tuan, semua peralatan yang digunakan oleh pasien telah disterilkan oleh mereka.”Mendengar hal itu, tangan Aiden mengep
“Zeeze ....” teriak suara pria dengan keras.Zehan berlari dengan cepat, memegang gadis itu dan membawanya kedalam pelukan. Raut wajah pria itu terlihat sangat khawatir. Jari-jari panjangnya mengusapnya pipi Zeesya. Tangannya gemetar, merasa dejavu dengan apa yang dilihatnya. “Ku mohon bertahan ....” bisiknya panik.Dengan cepat Zehan mengangkat Zeesya, menggendongnya ke sebuah ruang pribadi dekat dengan ball room pesta berlangsung.“Hubungi dokter segera!” Titahnya penuh dengan penekanan. Suaranya keras, mengejutkan bawahan disekitarnya. Rahang pria itu ketat, melihat Zeesya semakin ditelan oleh kesadarannya, dipagutnya wajah gadis itu. Mencoba memberikan CPR.Ditengah rasa sakitnya, Zeesya merasakan udara masuk kedalam paru-parunya.Aiden berlari masuk kedalam. “Zeesya-” panggilnya.Bibirnya kelu melihat apa yang ada dihadapannya saat ini.“Kau...,” ucapnya terputus kepada Zehan.Ia tak bisa melanjutkan perkataannya,
“Perhatian” Ujar Aiden menginterupsi suasana pesta, suasana menjadi hening dalam sekejap. Tersenyum dengan menawan, Aiden menyampaikan pidato pembukaannya terlebih dahulu. Tidak lupa menyampaikan terimakasih kepada para tamu yang hadir.....Setelah setengah jam pesta dibuka oleh Aiden, Zeesya datang ke pesta.Karena terpaksa, Zeesya menuruti permintaan pria itu untuk mengganti gaun yang serasi dengan miliknya.Apa daya, dirinya telah berjanji menjadi pasangan pesta pria itu malam ini, demi menghalau para wanita yang mendekatinya.Zeesya turun melalui tangga disudut ballroom, melihat kekiri dan kekanan, ia melihat Aiden yang sedang menyambut seseorang.Aiden menoleh ke arah Zeesya, terpana dengan kecantikannya. Bahagia membuncah dihatinya, senang dan bangga melihat gadis itu akhirnya bisa mengenakan dress yang dengan khusus ia rancang secara pribadi. Meski gadis itu sendiri tidak tau akan hal itu.“Tunggu sebentar Tuan Stewart.” Ujarnya
Puas memandangi gadis itu, Aiden menyalakan mobilnya dan pergi dari sana. Suasana hatinya terasa mendung saat ini, melihat raut wajah gadis yang dicintainya tidak baik, ia bahkan lebih tidak baik lagi.....Dentingan gelas kaca yang sesekali terdengar menjadi latar suasana ball room kapal pesiar itu. Beberapa orang yang hadir dan bertemu dengan koleganya tidak bisa tidak medentingkan gelas kaca mereka.Diiringi oleh musik yang tepat, suasana mewah pesta terlihat lebih baik lagi. Aiden, sang tuan rumah dengan sengaja memilih kapal pesiar ini, yang merupakan kapal pesiar yang sengaja ia datangkan dari negaranya secara pribadi.Malam ini, tibalah saatnya pesta peresmian UBX Technology. Dibawah kepemimpinan Aiden Raymon di Negara L, perusahaan ini adalah salah satu daftar perusahaan sukses di benua itu. Menyaingi Stewart Corporation yang sukses di bidang real estat, UBX Technology adalah perusahaan sukses dibidang Teknologi. “Kau sangat cantik malam