Share

Bab 2 [Teman Baru]

Author: Viachi
last update Last Updated: 2022-06-03 19:40:20

❇🔸🔸❇

.

.

Tak terasa mereka telah sampai didepan kelas mereka. Segara saja Hana dan Wulan masuk kedalam kelas tersebut. Sontak saja masuknya ketiga gadis kedalam kelas menarik perhatian penghuni kelas yang sebelumnya sudah ada didalam kelas. Menyadari bahwa kedatangan mereka disambut tatapan banyak orang membuat Hana dan Wulan tersenyum sambil membungkuk, sedangkan Reta yang melihatnya reflek langsung mengikuti gerakan dari mereka itu.

Perlahan namun pasti semua orang yang tadi mengalihkan perhatian mereka kini kembali melanjutkan aktivitas mereka sebelumnya. Setelahnya Hana melangkah menuju kearah bangkunya. Begitupun dengan Wulan yang kini menggandeng tangan Reta untuk mengikutinya.

"Hei, Bam. Lihat Tyas gak?" sapa Hana pada pemuda berkacamata itu yang duduk dibelakangnya itu. Sedangkan sang pemuda yang merasa dipanggil itupun mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa yang bicara padanya. Dia hanya menggelengkan kepalanya pertanda ia tidak tahu keberadaan teman sekelasnya itu.

"Ooh terimakasih." Balas Hana pada Bam.

"Oke Nis, ini sekarang adalah kelasmu. Jadi sini duduk disampingku." ucap Hana pada Reta yang dituruti oleh sang pemilik nama.

"Terimakasih sudah mau menolong saya. Dan maaf jika saya sudah banyak merepotkan kalian," ucap Reta disertai bungkukan dan senyuman tulusnya.

Hana dan Wulan menggeleng. "Tidak perlu berterimakasih seperti itu, Ta. Mulai hari ini kita berteman. Jadi tidak perlu sungkan begitu. Dan jangan terlalu formal dengan kami, biasa saja."

Walaupun ragu, akhirnya Reta menganggukkan kepalanya pertanda menyetujui ucapan itu. Orang yang tadi dipanggil Bam itupun mengernyit begitu menyadari kehadiran yang asing menurutnya itu.

Bam menepuk pelan bahu Hana yang ada dibelakangnya itu. "Dia siapa? Mahasiswa baru?" tanyanya sambil menatap .

"Iya, dia mahasiswa baru disini." Kali ini Wulan yang menjawab sambil menatap balik Bam. Sedangkan Bram hanya ber'Oh' ria.

Setelah itu tidak ada yang buka suara. Sebab Hana sedang membalas pesan kekasihnya itu. Kalau Wulan dia juga sedang membalas pesan dari sahabatnya yang satu lagi. Sedangkan Reta yang sejak beberapa menit yang lalu baru tiba di kelasnya itupun bingung harus apa.

Dia baru kali ini berpergian jauh dari tempat tinggalnya yang ada di kota Wisata. Apalagi ia juga bukan termasuk orang yang mudah bergaul. Bahkan temannya yang ada di kota T pun bisa dihitung dengan jari. Sebenarnya sedari tadi ia ingin sekali bertanya tentang mata kuliah hari ini. Tapi dia bingung dan takut bila menganggu waktu orang yang ingin dia tanyai itu.

Bam yang tadi sempat kembali memainkan game di ponselnya itu, kembali melirik kearah mahasiswa baru itu. Bam menghembuskan nafasnya pelan begitu menyadari bahwa gadis tadi tengah dia tatap itu terihat gusar sejak tadi.

"Apa yang dipikirkan gadis itu." gumam Bam pada dirinya sendiri.

"Hei, mahasiswa baru." panggil Bam yang berhasil membuat Annisa tersentak dari lamunannya itu. Dengan ragu Reta menoleh kebelakangnya itu. Tatapannya seolah menyiratkan 'ada apa' pada Bam yang ditanggap baik oleh Bam sendiri.

"Siapa namamu, kita belum berkenalan." Ucapnya sambil fokus menatap Reta membuatnya gugup luar biasa.

"Na...nama Sa...ya Re...tasha Helenasia." ujar Reta yang sempat terbata - bata. Mendengar jawaban itu membuat Bam yang tanpa pikir panjang langsung menyimpulkan bahwa.

"Kau gagap." Ucapan itu tentu saja membuat Reta terkejut. Walaupun ia berusaha menyangkal, tapi jika Reta mendengar ucapannya tadi yang sempat terbata bata mungkin dia juga akan menyimpulakan seperti apa yang Bam ucapkan tadi. Ucapan dari Bam membuat Wulan dan Hana yang sebelumnya sibuk dengan ponselnya, berubah menjadi menatap keduanya.

"Kau tadi bertanya apa Bam pada Reta?" Tanya Wulan yang memang kurang fokus mendengar pertanyaan Bam tadi. Bam menunjuk pelan kearah Reta. "Dia itu gagap, ya? Kok tadi aku tanya namanya. Jawabnya gagap begitu."

Baru saja Hana dan Wulan ingin menjelaskan. Keburu di dahului oleh Annisa. "Tidak," sahut Reta pelan, bahkan orang dihadapannya harus berusaha memasang baik baik pendengerannya untuk mendengar ucapan itu.

"Kalau tidak, kenapa kau bicara seperti orang yang terbata - bata begitu." tanyanya lagi.

"Saya hanya gugup." Ungkapnya polos membuat Bam tertawa. Bukan hanya Bam, tapi Wulan dan Hana juga menahan senyuman mereka. Reta yang menyadari lawan bicaranya itu tertawa membuatnya mengernyitkan dahi bingung.

Sepertinya Bam sadar bahwa Reta sedang menatapnya membuat Bam menghentikan tawanya itu.

"Namaku Bambang Saputra, tapi kau boleh memanggilku Bam." ucap Bam sambil menyodorkan tangannya yang disambut ragu oleh Reta. "Salam kenal." balas Reta sambil menundukan kepalanya sedikit kemudian balik memandang Bam. Setelahnya Reta mengobrol beberapa kata dengan ketiga teman barunya itu, hingga seruan dosen telah tiba membuat Reta mengalihkan pandangannya.

"Selamat pagi anak anak." Salam seorang dosen yang begitu masuk kedalam kelas dan berdiri dimeja dosen segera buka suara. Menyadari kalau kelasnya ada mahasiswa baru membuat pak Hasan segera meminta Reta untuk memperkenalkan diri. Setelah sesi perkenalan usai, pak Hasan menyuruh Reta kembali duduk, karena dia akan melanjutkan materi yang bahkan belum dimulai itu.

Tak berapa lama terdengar dorongan pintu membuat sebagian mahasiswa terlonjak kaget. Semua mengarahkan pandangannya kearah pintu dan kembali mengalihkan pandangannya kedepan begitu tahu bahwa Lendra lah yang baru saja mendorong pintu tersebut diikuti Shandy dan Gala dibelakangnya.

Tapi sepertinya ada seseorang yang tak bisa mengalihkan tatapannya dari seorang pemuda yang mendorong pintu kelasnya itu bahkan arah pandangannya tetap terfokus hingga sang pemuda itu duduk dibangkunya yang berada di barisan dibelakangnya itu.

Untung saja Hana menepuk bahunya untuk menyadarkan Reta dari arah pandangannya itu.

"Apa?" tanya Reta pelan kepada sang penepuk bahu.

"Kau melihat apa?" tanyanya pada Reta walaupun Hana tahu kemana arah pandangan itu tertuju. Menyadari bahwa ada orang yang tengah memergokinya saat menatap kearah pemuda yang tadi baru masuk itupun, membuat Annisa menggeleng pelan.

"Tidak ada, Hana." Balasnya sambil berusaha bersikap biasa itu.

Sepertinya pak Hasan tak berniat memarahi kelakuan ketiga anak didiknya itu, dimarahipun rasanya juga percuma. Lebih baik ia memulai pelajaran daripada berdebat dengan muridnya itu.

Sekitar hampir 2 jam mata kuliah pak Hasan akhirnya selesai juga dan baru beberapa menit yang lalu pak Hasan keluar dari kelas menuju ke ruangannya. Para mahasiswa juga sudah pada keluar menyisahkan 7 orang yaitu Bam, Hana, Wulan, Reta dan 3 orang yang terlambat tadi.

Menyadari ada orang selain mereka bertiga membuat Shandy menolehkan kepalanya. Dan didapatinya Bam dan seorang 3 orang yang sempat ditemuinya di koridor itu.

"Kau kenapa?" tanya Lendra yang sepertinya menyadari bahwa Shandy menatap kearah depan dengan intens.

Segera saja Shandy berbalik menghadap sampingnya lagi "Tidak ada."

Lendra yang tak percaya segera mengalihkan pandangannya kedepan dan menemukan keberadaan 4 orang itu.

"Kau kenal?" Tanyanya begitu menyadari ada satu gadis yang asing dimatanya itu.

"Teman baru Hana dan Wulan."

Bukan Shandy yang menjawabnya melainkan Gala yang memang duduk di samping kanan Lendra.

Sedangkan Lendra hanya ber'oh' ria. Reta sebenarnya mengetahui bahwa ketiga pemuda di belakangnya itu membicarakannya tapi ia mencoba mengabaikannya dan fokus dengan obrolannya bersama Wulan dan Hana itu.

❇Terimakasih💖❇

Related chapters

  • Cinta Si Gadis Sederhana   Bab 3 [Adu Mulut]

    ❇🔸🔸❇Hari ini Wulan dan Hana tidak ikut kelasnya Bu Rosa karena mereka harus mengikuti kelasnya pak Anwar. Sebab beberapa hari yang lalu mereka berdua ketahuan membolos di jam mata kuliahnya pak Anwar. Makanya sejak masuk ke kelas tadi. Annisa sama sekali tidak mengeluarkan suaranya. Bahkan dirinya hanya diam dan larut dalam buku di depannya itu.Akhirnya kelas bu Rosa selesai juga. Semua mahasiswa mulai membubarkan diri mereka, Reta masih berdiam diri didalam kelas. Dia hanya bingung, sebab dia belum hafal lokasi kampus ini. Lagipula dia ada jam mata kuliah lagi nanti sejam yang akan datang. Kalaupun pulang juga nanggung. Reta mulai mengemasi barang - barangnya. Dia berniat mencari perpustakaan saja, itu dirasa lebih baik daripada dirinya dia saja seperti ini.Setelah keluar dari kelas, kebingungan langsung melanda dirinya. Ia ingin bertanya pada seseorang tapi rasa ragu mulai melingkupinya.Ia mencoba mengunakan instingnya yaitu berjalan ke kiri dari pertigaan jalan yang ditapakin

    Last Updated : 2022-06-03
  • Cinta Si Gadis Sederhana   Bab 4 [Diantar Pulang]

    🌸💠💠🌸"Apa?" tanyanya begitu melihat tatapan anak - anak tertuju padanya. "Kau serius, Kak?" Tanya Naufal yang masih kurang percaya. Orang tadi pun mendengus pelan "Iya lah, kenapa kalian menatapku begitu? Memangnya ada yang aneh dari ucapanku?" Semuanya menggeleng pelan kecuali Reta dan orang tadi itu."Ya sudah. Kau antarkan saja Reta pulang. Tapi ingat harus sampai tempat tinggalnya, oke!" Perkataan dari Hana diberi tanda oke👌 dari Shandy. Ternyata orang itu adalah si Shandy."Ayo Ta ikut aku," ajak Shandy sambil berdiri dari posisi duduknya tadi. Reta masih terbengong mendengar ada yang ingin mengantarnya pulang. Menyadari kalau Reta tak ikut berdiri membuat Shandy langsung menatap kearahnya."Kenapa diam saja? Ayo pergi." Reta masih menatap Shandy dan tak menyahuti ucapannya tadi."Ayo," Shandy yang kurang sabar itupun segera menarik tangan Reta, membuat Reta spontan langsung berdiri mengikuti kemana sang penarik itu pergi. Bahkan dia sampai lupa tidak pamitan dengan yang lai

    Last Updated : 2022-06-03
  • Cinta Si Gadis Sederhana   Bab 5 [Kandidat]

    ☀ Cinta Si Gadis Sederhana ☀..Keesokan harinya.Keadaan langit yang belum terlalu bersinar sudah menyadarkan seorang gadis dari tidur panjangnya. Ia menatap kearah jam yang kini tengah menunjukkan pukul 04'40.Dia segera bangun dari posisinya dan mulai beranjak kearah kamar mandi. Mungkin karena masih mengantuk membuat gadis tadi menabrak sisi tembok.Duakk"Aduh," ringis gadis itu sambil mengelus jidatnya yang baru saja terantuk itu. Tapi tak dipedulikan rasa sakit itu, ia kembali melangkah kearah kamar mandi tak lupa menutup pintunya.Ia menatap pantulan dirinya di kaca dan menapati benjolan kecil dibagian jidatnya."Ternyata sakit juga," gadis tadi mengelus jidatnya."Ceroboh sekali, kau Ta." makinya pada dirinya sendiri.Setelah menyelesaikan mandinya ia keluar sambil memakai bathrobe nya dan melangkah keluar dari kamar mandi. Ia menuju kearah lemari pakaiannya dan mengambil beberapa potong baju dan celana berserta pakaian dalamnya dan segera memakainya dikamar mandi.5 menit b

    Last Updated : 2022-06-03
  • Cinta Si Gadis Sederhana   Bab 6 [Nganti Bareng]

    Akhirnya setelah memakan waktu 10 menit, Reta tiba juga di depan kelasnya. Begitu sampai didepan pintu. Reta membuka pintu tersebut dengan pelan. Ia melongokkan kepalanya dan tidak didapatinya seorang pun di kelas tersebut. Jadi dia memutuskan untuk duduk di tempatnya yang kemarin ia duduki.Pandangannya mengarah pada ruang kelasnya yang nampak sama seperti ruang kelas pada umumnya. Ada Whiteboard, meja dosen, kursi mahasiswa, kalender, AC, tempat spidol berserta penghapusnya. Dan beberapa dekorasi yang ada di dinding ruangan. Sembari menunggu, Reta mengeluarkan ponselnya yang ada didalam tasnya. Kemudian ia buka aplikasi Instagram miliknya. Sebuah notif masuk begitu Lisa selesai memasukan akun miliknya.Dibukanya pesan atau biasa disebut Dm itu, senyum di bibirnya mengembang begitu membaca deretan kalimat di ponselnya itu.Go_minam~🐣Reta~yo. Teganya kau meninggalkan aku😑, bisa bisanya kau pergi tanpa berpamitan padaku😣. Aku sangat marah padamu😡. Aku tidak akan mengampunimu, kau

    Last Updated : 2022-06-03
  • Cinta Si Gadis Sederhana   Bab 7 [Gebrakan Meja]

    ☀ ☀..Keduanya telah sampai di meja Hana dan Wulan. Dan mulai memakan makanannya. Tak jarang keempatnya saling mengobrol dan melempar tawa membuat aura di meja itu tampak sangat hangat."Ooh ya, Ta. Kau disini tinggal dengan siapa?" tanya Hana pada Reta yang sedang mengunyah itupun segera menelan makanannya. Ia menatap lurus kearah Hana."Aku sendirian disini." jawabnya yang malah membuat ketiganya agak terkejut."Benarkah? Lalu kau tinggal dimana?" Wulan menatap Reta penasaran."Aku sekarang tinggal di hotel. Dan mungkin nanti aku akan mencari kos atau apartemen disekitaran sini." Jawaban yang diberikan oleh Reta membuat ketiganya menganggukan kepala mereka. Seakan mendapatkan ide, Wulan mengusulkan sesuatu. "Apa sebaiknya Nisa tinggal saja bersama kita, Kak. Dia bisa tidur dikamarku." Perkataan itu membuat Hana dan Tyas saling pandang."Ide yang bagus, daripada kau tinggal sendiri disini. Lebih baik kamu tinggal saja di apartemen kami."Reta cukup terkejut mendengarnya, ia benar -

    Last Updated : 2022-06-03
  • Cinta Si Gadis Sederhana   Bab 8 [Tatapan Tajam]

    Nisa yang mendengar nada bentakan itu pun segera saja menoleh dan keputusannya untuk menoleh sepertinya adalah sebuah salah besar. Sebab ia bisa melihat tatapan kemarahan yang dilayangkan Gallen untuknya.Perlu ditekankan? Hanya untuknya! Membuat Nisa meneguk ludahnya susah payah."Apa?" tanya Nisa ragu - ragu serta dengan perasaan takut. Mendengar suara Nisa yang terdengar lirih serta sarat akan ketakutan, tentu saja membuat Gallen mendengus cukup keras.Ingin sekali ia membentak orang didepannya itu, tapi kalau ia lakukan sekarang, terang saja Tyas akan semakin menjauh darinya dan dia tidak ingin hal itu terjadi."Kalau tidak ada Tyas disini, sudah habis gadis ini." Geram Gallen yang masih tetap memandang Nisa. Dia mengatakannya didalam hati. Gallen menghela nafas karena menyadari tatapan seluruh orang didalam kelas tertuju padanya, segera Gallen berbicara pada Nisa."Kau pilih siapa untuk jadi ketua, Aku atau si Putra?" tanya Gallen sa

    Last Updated : 2022-07-10
  • Cinta Si Gadis Sederhana   Bab 9 [Menolong Orang]

    Setelah berjalan selama hampir 6 menitan, akhirnya NIsa dan Tyas tiba juga di lantai satu. Tyas menghentikan langkahnya membuat Nisa juga ikutan berhenti."Ada apa?" tanya Nisa agak bingung kenapa Jennie tiba - tiba berhenti atau mungkin barang kali Tyas melupakan sesuatu di kelas."Beneran kau tidak ingin ku antar?" Tyas kembali bertanya pasal tawarannya tadi membuat Lisa mengangguk kepalanya."Iya, tidak perlu. Lebih baik sekarang Kak Tyas pulang dulu dan hati - hati dijalan." Walaupun begitu Tyas tetap mengiyakan ucapan Nisa sambil membuang nafasnya berat."Ya, sudah. Kita pisah disini, ya. Kau hati - hati pulangnya, kalau ada apa - apa langsung hubungi aku. Kau mengerti kan?" Nisa tersenyum menanggapinya."Iya, Kak." sahut Nisa sambil tersenyum."Oke, aku pulang dulu. Kau hati - hati dijalan."Tyas mulai berjalan meninggalkan Nisa sambil melambaikan tangannya kearah Nisa yang di balas hal serupa oleh Nisa. Begit

    Last Updated : 2022-07-10
  • Cinta Si Gadis Sederhana   Bab 10 [Sang Penolong]

    ☀ ☀.."Nak?" panggilnya sambil menepuk pelan bahu gadis disampingnya itu, membuat sang empunya tadi tersentak kaget."Maafkan paman, apa paman mengagetkanmu?" tanyanya begitu melihat respon gadis tersebut."Ehh, tidak paman." jawab gadis tadi sambil tersenyum tipis."Apa benar kau baik-baik saja?" tanyanya sambil menatap lekat mata gadis didepannya ini, untuk mencari kebohongan yang sempat terpikirkan olehnya tadi."Iya, paman. Saya baik - baik saja. Jadi jangan bawa saya kerumah sakit, ya." Pinta gadis tadi sambil memelas. Melihat bahwa gadis tersebut tampak memelas membuat pria tadi menghela nafasnya pelan."Baiklah, tapi paman antar kau pulang, ya. Kali ini tidak ada penolakan, ya." ucap pria tadi begitu melihat tatapan gadis itu yang ingin menolak ajaknnya itu."Baiklah." jawab Nisa pelan."Ehh iya, paman belum tahu siapa namamu?""Nama saya Annisa Dewi Anjani, paman." Mendengar jawaban dari Nisa membuat pria tadi mengangguk paham."Kau bukan asli orang sini, ya?" tebaknya begit

    Last Updated : 2022-07-11

Latest chapter

  • Cinta Si Gadis Sederhana   Bab 13 [Khawatir]

    ☀ ☀****************"Kalian semua kesini?" tanya Sam begitu menyadari kehadiran putra - putranya itu. Hyuna yang tadi menelpon Abi, segera menyuruh semua anaknya itu untuk duduk."Kenapa kalian malah berdiri disitu. Sini duduk." Suruh Hyuna pada keenam pemuda yang masih diam ditempat."Ayo, duduk." Setelah mendengar itu, keenam pemuda tadi duduk didepan sepasang suami istri itu. Kelimanya masih menampilkan raut bingung sedangkan satunya hanya menatap tanpa ekspresi.Sam menatap aneh putra - putranya itu. "Kalian kenapa menatap daddy seperti itu?""Daddy tidak apa - apa?" Abi bertanya begitu membuat Sam mengernyitkan dahinya bingung."Lah, daddy kenapa?" Mendengar membuat Abi menatap kearah Hyuna. Hyuna yang melihatnya lantas segera menjelaskan."Tadi saat mommy telpon dengan daddy, panggilannya terputus. Karena panik, mommy terus menelpon daddy tapi tidak diangkat - angkat. Karena Mommy khawatir dengan daddy, makanya Mommy nyuruh kamu dan adik - adikmu untuk segera kemari." Penjelas

  • Cinta Si Gadis Sederhana   Bab 12 [Lah? Kok?!]

    💙 💙Sedangkan disebuah kediaman mewah, Wanita yang baru saja selesai menelpon salah satu putranya itu. Kini raut wajahnya benar benar panik disertai ketakutan tersendiri karena sang suami belum juga pulang kerumah."Kemana kau, suamiku?" gumamnya sambil berjalan mondar mandir diruang keluarga. Bahkan sangking khawatirnya, ia sampai tidak menyadari kedatangan sebuah mobil yang kini berhenti di depan teras rumah.Bahkan ketika sang pemilik mobil sudah membuka pintu rumah pun, si wanita tadi belum juga menyadari bahwa ada seseorang yang masuk kedalam rumahnya dan sang suami.Sang pemilik mobil menghampiri seorang wanita yang tidak menghadap ke arahnya itu. Ia agak mengernyit begitu sadar bahwa sang istri tak langsung menyambutnya seperti biasa.Ia kemudian meletakan tas kerjanya disalah satu sofa dan kemudian langsung memeluk wanitanya itu. Mendapati kalau ada yang memeluknya, reflek si wanita langsung menyikut perut dari si pelaku pemelukkan."Argh" Si pemilik mobil tadi agak meringis

  • Cinta Si Gadis Sederhana   Bab 11 [Panik]

    ☀ ☀Disebuah apartemen mewah yang terletak tak jauh dari pusat kota, kini tengah diramaikan dengan beberapa jenis suara yang membuat keadaan makin gaduh.Semua pemilik suara itu tengah melakukan kegiatan mereka masing - masing. Ada yang bermain game, makan, memasak bahkan ada yang tidur. Pokoknya tak ada yang memperdulikan satu sama lain kalau sudah pada asyik sendiri.Tapi sebuah dering telpon salah satu dari mereka, membuat Naufal yang sedang bermain game bersama Cakra menolehkan kepalanya kearah ponsel tersebut."Kak Abi, ada telepon dari ponselmu." Naufal berteriak tapi tetap melanjutkan kegiatannya, membuat Cakra yang ada disebelah segera menutup telinganya karena bising."Yak, pelankan suaramu! Kau mau membuatku tuli, ya," Cakra menatap kearah Naufal sebal. Sedangkan Naufal tak merespon sama sekali, malah semakin asyik bermain game."Hei, kau mendengarkan ku atau ti---""Yeeees, aku menang. Cakra kalah!" Seru Naufal senang kala mendapati karakter yang dipilih oleh Cakra tadi sud

  • Cinta Si Gadis Sederhana   Bab 10 [Sang Penolong]

    ☀ ☀.."Nak?" panggilnya sambil menepuk pelan bahu gadis disampingnya itu, membuat sang empunya tadi tersentak kaget."Maafkan paman, apa paman mengagetkanmu?" tanyanya begitu melihat respon gadis tersebut."Ehh, tidak paman." jawab gadis tadi sambil tersenyum tipis."Apa benar kau baik-baik saja?" tanyanya sambil menatap lekat mata gadis didepannya ini, untuk mencari kebohongan yang sempat terpikirkan olehnya tadi."Iya, paman. Saya baik - baik saja. Jadi jangan bawa saya kerumah sakit, ya." Pinta gadis tadi sambil memelas. Melihat bahwa gadis tersebut tampak memelas membuat pria tadi menghela nafasnya pelan."Baiklah, tapi paman antar kau pulang, ya. Kali ini tidak ada penolakan, ya." ucap pria tadi begitu melihat tatapan gadis itu yang ingin menolak ajaknnya itu."Baiklah." jawab Nisa pelan."Ehh iya, paman belum tahu siapa namamu?""Nama saya Annisa Dewi Anjani, paman." Mendengar jawaban dari Nisa membuat pria tadi mengangguk paham."Kau bukan asli orang sini, ya?" tebaknya begit

  • Cinta Si Gadis Sederhana   Bab 9 [Menolong Orang]

    Setelah berjalan selama hampir 6 menitan, akhirnya NIsa dan Tyas tiba juga di lantai satu. Tyas menghentikan langkahnya membuat Nisa juga ikutan berhenti."Ada apa?" tanya Nisa agak bingung kenapa Jennie tiba - tiba berhenti atau mungkin barang kali Tyas melupakan sesuatu di kelas."Beneran kau tidak ingin ku antar?" Tyas kembali bertanya pasal tawarannya tadi membuat Lisa mengangguk kepalanya."Iya, tidak perlu. Lebih baik sekarang Kak Tyas pulang dulu dan hati - hati dijalan." Walaupun begitu Tyas tetap mengiyakan ucapan Nisa sambil membuang nafasnya berat."Ya, sudah. Kita pisah disini, ya. Kau hati - hati pulangnya, kalau ada apa - apa langsung hubungi aku. Kau mengerti kan?" Nisa tersenyum menanggapinya."Iya, Kak." sahut Nisa sambil tersenyum."Oke, aku pulang dulu. Kau hati - hati dijalan."Tyas mulai berjalan meninggalkan Nisa sambil melambaikan tangannya kearah Nisa yang di balas hal serupa oleh Nisa. Begit

  • Cinta Si Gadis Sederhana   Bab 8 [Tatapan Tajam]

    Nisa yang mendengar nada bentakan itu pun segera saja menoleh dan keputusannya untuk menoleh sepertinya adalah sebuah salah besar. Sebab ia bisa melihat tatapan kemarahan yang dilayangkan Gallen untuknya.Perlu ditekankan? Hanya untuknya! Membuat Nisa meneguk ludahnya susah payah."Apa?" tanya Nisa ragu - ragu serta dengan perasaan takut. Mendengar suara Nisa yang terdengar lirih serta sarat akan ketakutan, tentu saja membuat Gallen mendengus cukup keras.Ingin sekali ia membentak orang didepannya itu, tapi kalau ia lakukan sekarang, terang saja Tyas akan semakin menjauh darinya dan dia tidak ingin hal itu terjadi."Kalau tidak ada Tyas disini, sudah habis gadis ini." Geram Gallen yang masih tetap memandang Nisa. Dia mengatakannya didalam hati. Gallen menghela nafas karena menyadari tatapan seluruh orang didalam kelas tertuju padanya, segera Gallen berbicara pada Nisa."Kau pilih siapa untuk jadi ketua, Aku atau si Putra?" tanya Gallen sa

  • Cinta Si Gadis Sederhana   Bab 7 [Gebrakan Meja]

    ☀ ☀..Keduanya telah sampai di meja Hana dan Wulan. Dan mulai memakan makanannya. Tak jarang keempatnya saling mengobrol dan melempar tawa membuat aura di meja itu tampak sangat hangat."Ooh ya, Ta. Kau disini tinggal dengan siapa?" tanya Hana pada Reta yang sedang mengunyah itupun segera menelan makanannya. Ia menatap lurus kearah Hana."Aku sendirian disini." jawabnya yang malah membuat ketiganya agak terkejut."Benarkah? Lalu kau tinggal dimana?" Wulan menatap Reta penasaran."Aku sekarang tinggal di hotel. Dan mungkin nanti aku akan mencari kos atau apartemen disekitaran sini." Jawaban yang diberikan oleh Reta membuat ketiganya menganggukan kepala mereka. Seakan mendapatkan ide, Wulan mengusulkan sesuatu. "Apa sebaiknya Nisa tinggal saja bersama kita, Kak. Dia bisa tidur dikamarku." Perkataan itu membuat Hana dan Tyas saling pandang."Ide yang bagus, daripada kau tinggal sendiri disini. Lebih baik kamu tinggal saja di apartemen kami."Reta cukup terkejut mendengarnya, ia benar -

  • Cinta Si Gadis Sederhana   Bab 6 [Nganti Bareng]

    Akhirnya setelah memakan waktu 10 menit, Reta tiba juga di depan kelasnya. Begitu sampai didepan pintu. Reta membuka pintu tersebut dengan pelan. Ia melongokkan kepalanya dan tidak didapatinya seorang pun di kelas tersebut. Jadi dia memutuskan untuk duduk di tempatnya yang kemarin ia duduki.Pandangannya mengarah pada ruang kelasnya yang nampak sama seperti ruang kelas pada umumnya. Ada Whiteboard, meja dosen, kursi mahasiswa, kalender, AC, tempat spidol berserta penghapusnya. Dan beberapa dekorasi yang ada di dinding ruangan. Sembari menunggu, Reta mengeluarkan ponselnya yang ada didalam tasnya. Kemudian ia buka aplikasi Instagram miliknya. Sebuah notif masuk begitu Lisa selesai memasukan akun miliknya.Dibukanya pesan atau biasa disebut Dm itu, senyum di bibirnya mengembang begitu membaca deretan kalimat di ponselnya itu.Go_minam~🐣Reta~yo. Teganya kau meninggalkan aku😑, bisa bisanya kau pergi tanpa berpamitan padaku😣. Aku sangat marah padamu😡. Aku tidak akan mengampunimu, kau

  • Cinta Si Gadis Sederhana   Bab 5 [Kandidat]

    ☀ Cinta Si Gadis Sederhana ☀..Keesokan harinya.Keadaan langit yang belum terlalu bersinar sudah menyadarkan seorang gadis dari tidur panjangnya. Ia menatap kearah jam yang kini tengah menunjukkan pukul 04'40.Dia segera bangun dari posisinya dan mulai beranjak kearah kamar mandi. Mungkin karena masih mengantuk membuat gadis tadi menabrak sisi tembok.Duakk"Aduh," ringis gadis itu sambil mengelus jidatnya yang baru saja terantuk itu. Tapi tak dipedulikan rasa sakit itu, ia kembali melangkah kearah kamar mandi tak lupa menutup pintunya.Ia menatap pantulan dirinya di kaca dan menapati benjolan kecil dibagian jidatnya."Ternyata sakit juga," gadis tadi mengelus jidatnya."Ceroboh sekali, kau Ta." makinya pada dirinya sendiri.Setelah menyelesaikan mandinya ia keluar sambil memakai bathrobe nya dan melangkah keluar dari kamar mandi. Ia menuju kearah lemari pakaiannya dan mengambil beberapa potong baju dan celana berserta pakaian dalamnya dan segera memakainya dikamar mandi.5 menit b

DMCA.com Protection Status