“Waw, lihat siapa di sini.” Seorang wanita menatap Ravenna dengan senyuman mengejek. “Bukankah ini adalah Ravenna, si upik abu yang berharap berubah menjadi Cinderella?”Ravenna menatap wanita yang mengejeknya dengan tatapan acuh tak acuh. Waktu sudah berlalu, tapi watak wanita di depannya tidak berubah sama sekali.“Nona Clarence apakah Anda mengenal Nona Ravenna?” tanya seorang wanita yang sedang bicara dengan Ravenna.“Tentu saja aku mengenalnya. Dia adalah teman sekolahku dulu. Wanita ini tergila-gila pada cucu pemilik yayasan tempatku sekolah. Dia adalah seorang yatim piatu yang menyedihkan yang berasal dari desa kecil. Dia miskin dan menjijikan.” Clarence mengejek Ravenna.Dahulu saat sekolah, Ravenna sering dirundung oleh beberapa anak kaya di sekolahnya, tapi ia tidak melawan ataupun mengadu pada Theodore. Ia tidak ingin membuat masalah, jadi ia hanya menahan semuanya sendirian.“Yang aku tidak mengerti kenapa kau bisa mengenal wanita seperti ini?” Clarence balik bertanya deng
“Ibu, aku dan Ayah memiliki janji. Jadi, bisakah Ibu mengantarku ke perusahaan Ayah?” tanya Quillon dengan matanya yang cerah.“Ibu akan mengantarmu ke sana.”Selama menikah dengan Eldrion, Ravenna tidak pernah mengunjungi perusahaan Eldrion. Ia berpikir bahwa Eldrion tidak menginginkan kehadirannya di sana. Eldrion tidak pernah bicara langsung padanya tentang larangan datang ke perusahaan itu, tapi dengan Eldrion yang memilih untuk menyembunyikan pernikahan mereka dari siapapun, ia menilai bahwa Eldrion pasti tidak akan senang jika ia datang ke kantor itu dan mengaku sebagai istrinya.Ini adalah kedua kalinya Ravenna datang ke sini, yang pertama adalah saat mereka bercerai, dan yang kedua adalah saat ini.Dari sekolah Quillon, Ravenna menyetir menuju ke perusahaan Eldrion.Sampai di perusahaan Eldrion, Ravenna turun bersama dengan Quillon.“Saya ingin bertemu dengan Tuan Eldrion Lysander,” seru Ravenna.“Apakah Ibu telah membuat janji temu sebelumnya?” tanya wanita yang menjaga meja
Ravenna meletakan ponselnya, mengabaikan pesan dari Eldrion. Ia sudah mendengar permintaan maaf Eldrion beberapa kali setelah mereka bertemu kembali. Ia cukup terkejut karena ternyata pria seperti Eldrion tahu caranya meminta maaf, meski pada akhirnya pria itu membuatnya kesal lagi.Beberapa saat kemudian beberapa foto dan video muncul di ponsel Ravenna.Ravenna yang saat ini sedang melihat ruangannya yang sedang ditata mengalihkan fokusnya pada ponselnya.Ia tersenyum saat melihat putranya yang berpose dengan senyum ceria di wajahnya. Ia menggeser foto demi foto di layer ponselnya. Hati Ravenna menjadi sangat hangat.Berikutnya ada video Quillon yang sedang naik sebuah wahana bersama dengan Eldrion. Di sana anaknya tertawa begitu lepas.Hati Ravenna sakit untuk sejenak, putranya tidak merasakan kasih sayang seorang ayah sejak masih berada dalam kandungan, dan sekarang akhirnya putranya merasakan itu.Mungkin ini adalah salahnya yang memiliki rasa takut berlebih, takut jika akhirnya
Ravenna melihat ke genggaman tangan Eldrion, ada rasa panas di sana. Ini adalah pertama kalinya Eldrion menggenggam tangannya seperti ini dalam hidupnya.Merasa tidak nyaman, Ravenna berhenti melangkah. Hal ini membuat Eldrion menoleh ke arahnya.“Ada apa, Ravenna?”Ravenna melihat ke arah tangannya. Eldrion segera menyadari maksud dari tatapan Ravenna.Eldrion melepaskan genggaman tangannya dari tangan Ravenna. “Ayo ke mobilku dulu.”Lalu setelahnya ia melanjutkan langkahnya yang kemudian diikuti oleh Ravenna.“Quillon, apakah kau terluka?” Eldrion bertanya pada putranya dengan penuh perhatian.“Tidak, Ayah.”“Kau yakin?”“Iya, Ayah.”Eldrion lega karena putranya tidak terluka. Ia kemudian beralih pada Ravenna. “Ravenna, apakah kau terluka?”“Tidak.”“Baiklah, ayo ke rumah Kakek dulu.”Ravenna ingin menolak, tapi mengingat ia belum bertemu dengan belum bertemu dengan Theodore beberapa waktu terakhir ini ia akhirnya mengikuti kata-kata Eldrion.Eldrion dan Ravenna serta Quillon masuk
Setelah keluar dari rumah sakit, Eldrion segera melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda. Ia pergi ke luar negeri untuk satu bulan ke depan.Selama satu bulan Quillon tinggal dengan Ravenna. Siang harinya Quillon akan bersama Theodore dan setelah makan malam Ravenna akan menjemput Quillon lalu membawanya pulang.Hari-hari berlalu, Eldrion sering menghubungi ponsel Ravenna untuk melakukan panggilan video dengan Quillon.Eldrion bisa saja membelikan ponsel baru untuk Quillon, tapi ia sengaja menggunakan cara ini untuk tetap berhubungan dengan Ravenna.Seperti malam ini, Eldrion menghubungi Quillon sebelum jam tidur Quillon tiba.“Apakah Quillon sudah makan malam?”“Sudah, Ayah,” jawab Quillon. “Bagaimana dengan Ayah?”“Ayah juga sudah makan malam. Apa yang Quillon makan tadi?”“Sup bola ikan, Ayah.”“Apakah enak?”“Sangat enak.”“Ibumu memang sangat pandai memasak.”“Ayah benar.”“Di mana Ibu?”Quillon segera mengarahkan pandangannya pada sang ibu yang sejak tadi berada tidak jau
Keesokan paginya hasil pemriksaan Quillon keluar. Anak laki-laki itu mengalami retak pada tulang lengannya. Selain itu tidak ada masalah serius, tapi dalam beberapa hari ke depan keadaan Quillon masih harus dipantau sehingga Quillon harus tetap berada di rumah sakit selama beberapa hari ke depan.Ravenna memutuskan untuk tidak bekerja untuk menjaga putranya begitu juga dengan Eldrion.Selama berada di rumah sakit, Eldrion menemani putranya bermain.Siang harinya ruang rawat Quillon menjadi ramai karena kedatangan teman-teman Eldrion.Ketiga pria itu membawakan hadiah untuk Quillon. Mereka mengetahui tentang Quillon yang masuk rumah sakit dari Yael. Dan ini adalah pertemuan pertama mereka.“Quillon, ini adalah Paman Keith, ini paman Mike dan ini paman Oliver.” Eldrion memperkenalkan putranya kepada tiga sahabatnya.“Dan ini adalah Quillon, putraku.”Saat ketiga sahabat Eldrion melihat Quillon, mereka tidak akan meragukan hubungan darah antara Eldrion dan Quillon. Keduanya terlihat sang
Setelah beberapa hari, Quillon telah diperbolehkan keluar dari rumah sakit. Sekarang Quillon tinggal di kediaman Theodore karena di sana akan ada lebih banyak orang yang menjaga Quillon.Theodore dan Eldrion bukannya tidak mempercayai Ravenna, tapi mereka tidak ingin Ravenna kesulitan menjaga Quillon sendirian.Karena kondisi Quillon belum sepenuhnya pulih, Ravenna memutuskan untuk menginap di kediaman Theodore juga untuk memastikan kondisi Quillon semakin membaik.Dalam situasi seperti ini Ravenna tidak lagi memikirkan tentang dirinya yang harus menghindari Eldrion. Jika tentang Quillon, Ravenna bersedia untuk menurunkan egonya.Dari pagi sampai sore hari Ravenna menghabiskan waktunya dengan Quillon dan Theodore, lalu kemudian Eldrion kembali sebelum jam enam.Eldrion mengambil alih Quillon. Pria itu mengajak Quillon bermain, bercerita dan kemudian saling bercanda.Tiga tahun menikah dengan Eldrion, pria itu tidak pernah pulang cepat. Dan sejak ada Elrion, Ravenna mengetahui bahwa E
Waktu berlalu dengan cepat, lusa adalah hari perayaan ulang tahun perusahaan keluarga Lysander.Ravenna telah menyiapkan gaunnya sendiri juga pakaian untuk Quillon.Beberapa waktu lalu Eldrion membelikan gaun dan perhiasan untuk Ravenna, tapi Ravenna menolaknya karena ia memiliki gaunnya sendiri. Juga, ia masih memiliki banyak perhiasan yang pernah diberikan padanya ketika masih menikah dengan Eldrion.Setelah hampir dua minggu berlalu, Ravenna kembali bekerja. Kondisi Quillon sudah jauh lebih baik, meski sebenarnya untuk benar-benar sembuh masih membutuhkan waktu beberapa minggu lagi.Rumah mode Ravenna sudah hampir selesai, mungkin dalam satu bulan ini Ravenna akan mengadakan pembukaan untuk rumah modenya.Nama Ravenna sudah sangat terkenal di Paris, tapi di benua Amerika dia masih harus membesarkan namanya lagi.Seraphim datang dan mengajak Ravenna untuk makan siang bersama.Sampai di restoran, Ravenna bertemu dengan Eldrion yang saat ini melangkah bersama dengan seorang wanita ca
Mata Ravenna ditutup oleh sebuah kain penutup. Wanita itu dituntun oleh Eldrion dan Quillon menuju ke sebuah tempat.Ravenna sangat penasaran ke mana ia akan dibawa oleh suami dan anaknya.“Apakah masih belum bisa dibuka?” Ravenna bertanya.“Sebentar lagi, Bu.” Quillon menjawab pertanyaan ibunya.Beberapa saat kemudian mereka sampai di sebuah ballroom. Tempat itu telah didekorasi dengan indah. Ada sebuah panggung di depan sana. Juga ada layar lebar di sisi kanan dan kirinya. Penutup mata Ravenna dilepaskan lalu kemudian Quillon memegang bunga. “Selamat ulang tahun, Ibu.”Hati Ravenna sangat tersentuh. “Terima kasih, Sayang.” Ia menerima buket bunga dari putranya.“Selamat ulang tahun, Istriku.” Eldrion memberikan kecupan di kening Ravenna.“Terima kasih, Suamiku.”Setelahnya Ravenna mulai melihat ke sekelilingnya. Ia berada di tempat yang bisa menampung ribuan orang, tapi sekarang di sini ia hanya berdiri dengan anak dan suaminya.“Ayo duduk.” Eldrion membawa Ravenna ke tempat duduk
Bulan madu Eldrion dan Ravenna telah berakhir. Keduanya ini telah berada di kediaman Theodore.“Ayah, Ibu, bagaimana? Apakah aku sudah akan memiliki adik?” Quillon bertanya dengan penuh harapan pada orangtuanya.Ravenna tertawa kecil mendengar pertanyaan putranya, ia tidak akan menjawab pertanyaan itu dan membiarkan Eldrion yang memberikan pengertian pada putranya.“Sayang, Ayah dan Ibu sudah sangat berusaha, tapi sepertinya usaha kami kurang keras. Ayah dan Ibu akan berusaha lebih keras lagi nanti sehingga Quillon akan memiliki adik dengan cepat.”Quillon mendesah. “Sayang sekali, padahal aku benar-benar sangat menginginkan seorang adik.”Ravenna menarik putranya ke dalam dekapannya. “Sayang, memiliki seorang adik bukan sesuatu yang mudah. Jika Quillon bersungguh-sungguh maka Quillon harus berdoa pada Tuhan.”“Baik, Ibu. Aku akan mulai berdoa pada Tuhan agar Tuhan memberikanku adik.”“Anak pintar, Tuhan pasti akan mengabulkan doamu.” Eldrion mengelus kepala Quillon dengan penuh kasih
“Ayah, Ibu, aku ingin adik perempuan.” Quillon bicara pada Eldrion dan Ravenna yang akan pergi untuk berbulan madu tanpa membawa Quillon bersama mereka.Eldrion tertawa kecil. “Ayah akan berusaha keras untuk mewujudkan keinginanmu. Jadilah baik selama Ayah dan Ibu pergi.”“Baik, Ayah.” Quillon menjawab dengan patuh.“Baiklah, Ayah dan Ibu pergi dulu. Sampai jumpa lagi, Jagoan. Ayah sangat mencintaimu.” Eldrion mengecup puncak kepala Quillon.Ravenna menarik Quillon ke dalam dekapannya. “Ibu sangat mencintaimu, Sayang.”“Aku juga sangat mencintai Ayah dan Ibu. Selamat bersenang-senang, Ayah, Ibu.” Quillon berkata dengan ceria.Sebagai seorang anak ia tidak menutut ikut orangtuanya yang akan berbulan madu ke Maldives. Ia diberitahu oleh kakeknya, jika ia menginginkan adik maka ia harus membiarkan orangtuanya pergi berdua saja.Quillon mengerti dengan cepat, ia ingin menjadi seorang kakak, jadi ia memilih untuk tinggal bersama dengan kakek buyutnya.Eldrion dan Ravenna kemudian pergi m
Hari pernikahan Eldrion dan Ravenna tiba. Semua tamu undangan telah mengisi aula megah yang disulap seperti negeri di atas awan.Ada begitu banyak bunga segar di dalam ruangan itu. Eldrion menghabiskan begitu banyak uang untuk pesta pernikahan yang luar biasa untuk Ravenna.Di dalam ruangan khusus, saat ini Ravenna telah mengenakan gaun pengantin dengan bagian bawah yang mengembang. Ia terlihat seperti seorang putri dari sebuah kerajaan. “Ibu, Ibu sangat cantik.” Quillon terus memuji Ravenna. Bocah laki-laki itu sangat suka memandangi ibunya yang baginya tampak seperti peri.“Kau juga terlihat sangat tampan, Sayang.” Quillon mengenakan setelan jas berwarna putih, anak laki-laki itu terlihat sangat tampan dan menggemaskan.Waktu bagi Ravenna untuk memasuki aula pernikahan tiba. Ravenna menggenggam tangan Quillon, di belakangnya ada Seraphim yang menjadi pengiring pengantin.Ravenna sudah mengatakan pada Seraphim untuk tidak perlu menjadi pengiring pengantinnya karena ia tahu kondisi
Setelah berpikir semalaman, Seraphim akhirnya memutuskan untuk mempertahankan janin yang ada di kandungannya. Selain itu ia juga berpikir untuk memberitahu Alejandro. Bukan karena ia ingin meminta pertanggung jawaban dari pria itu, tapi karena ia pikir Alejandro berhak tahu tentang kehamilannya.Hari ini Alejandro datang ke kota ini untuk menghadiri pesta penikahan Ravenna dan Eldrion yang akan diadakan lusa.Seraphim menunggu Alejandro di sebuah restoran, ia merasa sedikit gugup. Harus dari mana ia memulai membicarakan tentang kehamilannya.Hai, selamat kau akan menjadi ayah, aku hamil.Seraphim menggelengkan kepalanya, ia harus basa-basi terlebih dahulu. Alejandro mungkin akan terkena serangan jantung jika mendengar apa yang ia katakana.Saat Seraphim sibuk berpikir, Alejandro tiba. Pria itu mendekati Seraphim.“Maafkan aku sedikit terlambat.” Pria itu segera duduk di seberang Seraphim.“Ya, tidak apa-apa,” balas Seraphim.“Kau belum pesan makanan?”“Belum.”“Mari kita pesan makana
Satu bulan berlalu, rencana pernikahan Eldrion dan Ravenna yang sempat tertunda akan segera dilanjutkan. Undangan yang baru telah disebar.Pernikahan Eldrion dan Ravenna akan diadakan dalam satu minggu lagi.Keamanan di sekitar Eldrion dan Ravenna ditingkatkan. Eldrion memastikan bahwa tidak akan ada yang bisa mengacaukan rencana pernikahannya dengan Ravenna lagi.Tidak ada banyak hal yang perlu Eldrion dan Ravenna siapkan, karena mereka akan tetap menggunakan semua yang sudah mereka siapkan untuk pernikahan mereka yang sempat dibatalkan.Siang ini Ravenna pergi ke restoran untuk makan siang dengan Seraphim. Sejak Eldrion masuk rumah sakit, ia sudah lama tidak keluar dengan Seraphim.Seraphim beberapa kali mengunjunginya, tapi ia tidak bisa bepergian dengan Seraphim bahkan hanya untuk makan saja karena kondisi Eldrion dan Quillon.Lalu, setelah Eldrion sadarkan diri, Seraphim memiliki pekerjaan di luar negeri. Dan hari ini mereka baru bisa bertemu.Pesanan Ravenna dan Seraphim tiba,
Kesehatan Eldrion semakin membaik setiap harinya, setelah dirawat beberapa hari di ruang rawat biasa, Eldrion kini sudah kembali ke rumah.Sampai di rumah, ia disambut oleh putranya dengan suara yang ceria.Eldrion memeluk Quillon, menghujani wajah putranya dengan ciuman penuh kasih sayang.“Ayah sangat merindukanmu.” Eldrion menghirup aroma di ceruk leher Quillon.“Aku juga sangat merindukan Ayah.” Quillon bahagia karena akhirnya sang ayah kembali ke rumah juga. Saat ia diberitahu oleh ibunya bahwa hari ini ayahnya akan keluar dari rumah sakit, ia menjadi sangat tidak sabar untuk bertemu dengan ayahnya.“Bagaimana kabarmu, hm?”“Aku sangat baik, Ayah. Apakah Ayah sudah baik-baik saja?”“Ya, Ayah sudah baik-baik saja. Ayah sudah bisa menemanimu bermain lagi.”“Syukurlah, aku sangat senang mendengarnya.”Setelah memeluk putranya, Eldrion menghampiri kakeknya. Setelah ia dipindahkan ke ruang rawat biasa, ia meminta kakeknya untuk tidak perlu menjenguknya. Eldrion tidak ingin kakeknya ke
Beberapa hari setelah pemantauan, Eldrion dipindahkan keluar dari ruang perawatan intensif. Beberapa alat bantu yang sebelumnya terhubung dengan tubuh pria itu kini sudah terlepas.Teman-teman Eldrion segera datang mengunjungi Eldrion. Selama beberapa hari ini mereka hanya bisa melihat Eldrion dari luar karena tidak diperbolehkan masuk.Ketiga pria itu benar-benar lega setelah melihat Eldrion sudah sadarkan diri. Dan sekarang Eldrion sudah berada di ruang pemulihan.Setelah beberapa waktu kunjungan, ketiga pria itu meninggalkan ruang rawat Eldrion. Mereka akan datang lagi nanti.Yael masuk ke dalam ruangan, saat ini Ravenna sedang kembali ke rumah untuk mengambil beberapa pakaian dan juga keperluan lainnya. Jadi Yael bertugas untuk menjaga Eldrion.“Apa saja yang terjadi selama aku tidak sadarkan diri?” Eldrion bertanya dengan suara lemah.Selama lebih dari satu minggu ini baik Ravenna ataupun yang lainnya tidak membahas mengenai apapun yang berhubungan dengan tragedi penembakan. Mer
Pagi harinya Ravenna mengunjungi Eldrion lagi. Ia hanya tidur sangat sebentar. Kepalanya saat ini terasa sakit, tapi Ravenna mengabaikan rasa sakit itu.Ravenna masuk ke dalam ruangan. Ia mendekati Eldrion, tapi kali ini ia tidak bisa mengatakan apapun untuk waktu yang lama.“Aku merindukanmu.” Ravenna bersuara pelan. Ia benar-benar merindukan Eldrion. Ia rindu ciuman pria itu, ia rindu dekapan hangat Eldrion. Ia rindu senyuman hangat Eldrion. Ia rindu segalanya tentang Eldrion.Ravenna ingin menangis lagi, tapi ia sudah benar-benar banyak menangis. Eldrion mungkin tidak akan bahagia jika tahu ia terlalu banyak menangis.“Aku akan pulang sebentar. Aku perlu membersihkan tubuhku dan mengganti pakaian.” Ravenna berkata lagi. Sebenarnya ia tidak ingin meninggalkan Eldrion, tapi ia harus pergi karena ia juga tidak diperbolehkan berada di dalam ruangan itu dalam waktu yang lama.Setelah beberapa saat Ravenna keluar dari ruangan rawat itu. Bukan hanya dirinya yang perlu mandi dan mengganti