Rara mulai berhenti menangis dan merasa senang. Aku merasa salah karena menjanjikan sesuatu yang sangat sulit. Alif melihat ke arahku dan tersenyum. Alif langsung memegang tanganku.
"Jangan khawatir, aku akan menemukan orang tua dia. Aku tidak akan membiarkan kamu merasa sedih. Aku bisa mencari seseorang. Itu sudah tugas aku, tidak akan sulit bagi aku menemukan orang tua dia. Kamu harus percaya kepada aku." kata Alif sambil tersenyum. "Baik." kataku sambil cemberut. "Jangan cemberut, kamu harus tersenyum. Aku tidak akan mengecewakan kamu. Aku pasti akan menemukan orang tua dia." kata Alif sambil tersenyum. "Baik, Alif." kataku sambil tersenyum. Kami sampai di rumahku. "Rara, apa kamu ingin makan sesuatu?" tanyaku sambil merasa bingung. "Aku menang sangat lapar. Aku ingin makan." jawab Rara sambil merasa sedih. "Kamu duduk sebentar saja di sini. Aku sudah memesan makanan untuk kita bertiga." katakRoni memikirkan perkataan Alif itu benar. Roni tidak akan aman jika dia terus tinggal di tempat ini."Baik, aku akan tinggal dengan kalian berdua." jawab Roni sambil merasa kesal."Bagaimana dengan aku? Kenapa kamu tidak mengajak aku, Alif?" tanya Fauzi sambil merasa kesal."Kamu akan tinggal di rumah Dita, bukan?" tanya Alif sambil tersenyum."Kenapa aku tidak bersama kalian saja? Bagaimana jika aku ditangkap oleh mafia itu? Bagaimana jika mereka menemukan aku di rumah Dita?" tanya Fauzi sambil merasa khawatir."Bodoh, mafia itu bukan polisi. Mereka tidak akan bisa memasuki tempat tinggal seseorang. Mereka hanya akan mencari tempat yang mencurigakan dan sepi. Tempat yang tidak memiliki kepemilikan atau pemilik yang kurang jelas. Sedangkan Alea dan Dita, mereka tidak berurusan dengan para mafia itu." Jawab Alif."Benar itu, aku pikir kamu sudah mulai pandai. Ternyata kamu masih saja lambat, Fauzi." kata Roni sambil te
"Aku sudah tidak memiliki tenaga untuk mendorong batu sebesar ini. Aku tidak kuat." kata Roni sambil merasa lelah."Apa kamu pikir kami sanggup?" tanya Alif sambil merasa kesal."Benar, Roni. Aku lelah tapi ini harus kita lakukan." kata Fauzi sambil merasa kesal.Mereka mencoba mendorong batu besar itu dengan sekuat tenaga. Sampai akhirnya mereka berhasil mendorong batu besar itu."Berhasil, kita harus maju lagi." Kata Alif."Syukurlah, aku tidak perlu lari lagi. Tenaga sudah terkuras dengan sangat dalam." kata Fauzi sambil merasa lelah."Aku sangat lapar, aku ingin segera makan." kata Roni sambil merasa kesal."Kita masih harus mencari jalan keluar sebelum pergi mencari makanan." kata Alif sambil merasa bingung."Ke mana lagi kita harus pergi?" tanya Fauzi sambil merasa bingung."Kita harus menemukan jalan ke arah pulang." Jawab Alif.Semakin mereka maju, mereka semakin tid
Aku merasa bahwa mereka sudah dikejar oleh para mafia lagi. Alif terlihat sangat lelah dan lapar. Aku langsung memesan banyak makanan untuk mereka berdua. Pengantar makanan datang dan mereka langsung memakan semua itu."Kenapa kamu pergi? Apa kalian sudah dikejar oleh mafia itu lagi? Bagaimana kalian bisa datang malam ini? Apa ada sesuatu yang telah terjadi?" tanyaku sambil merasa bingung."Tadi, aku pergi karena Roni memberitahukan kepada aku bahwa tempat persembunyian kami hampir ketahuan oleh mafia itu. Kami langsung pergi dan ternyata mereka sudah menyadari kepergian kami bertiga. Mereka terus mengejar sampai kami masuk ke dalam sebuah jalan kecil yang sangat membingungkan." jawab Alif sambil merasa lelah."Jalan membingungkan? Apa maksud kamu?" tanyaku sambil merasa terkejut."Saat kami masuk, kami terjebak dan tidak bisa keluar. Untung saja kami masih bisa menemukan cara untuk keluar dari tempat itu. Jika tidak, kami pasti masih bera
"Kenapa aku melakukan itu terhadap Tamara? Bagaimana jika dia sungguh marah dan menjauh dari aku? Dasar kamu bodoh, Andre." kata Andre sambil merasa kesal.Tamara langsung mengerjakan pekerjaan dia. Andre melihat Tamara dari jendela ruangan kerjanya."Sepertinya Tamara sangat marah. Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana jika dia ingin keluar dari kantor karena tindakan aku ini?" tanya Andre sambil merasa bingung.Fauzi langsung pulang ke rumah Dita. Roni terbangun dan merasa lapar. Roni langsung pergi ke meja makan. Tapi dia tidak melihat makanan di atas meja makan."Di mana makanan? Apa yang harus aku makan pagi ini?" tanya Roni sambil merasa bingung.Roni langsung memanggil nama Alif tapi Alif masih tidur. Roni langsung pergi ke dalam kamar tidur Alif."Ternyata dia masih tidur." kata Roni sambil merasa kesal.Roni langsung membangunkan Alif dari tidurnya."Alif!" teriak Roni sambil merasa kesa
Zidan langsung masuk ke dalam ruangan kerjaku. Zidan menaruh dokumen di atas meja kerjaku."Ini dokumen yang anda inginkan, ibu Alea. Saya sudah mengejakan semuanya." kata Zidan sambil tersenyum."Bagus, ternyata kamu cepat menyelesaikan semuanya." kataku sambil tersenyum.Aku sangat mabuk sampai tidak bisa fokus saat Zidan menjelaskan tentang dokumen itu."Bagaimana? Kenapa? Apa ada sesuatu yang salah?" tanyaku sambil merasa bingung."Sepertinya ibu Alea kurang fokus. Ada apa? Apa ada masalah yang telah terjadi? Atau ada sesuatu yang salah dari saya?" tanya Zidan sambil merasa bingung.Aku langsung memeriksa dokumen yang diberikan oleh Zidan."Tidak, kamu sudah mengerjakan dengan benar." jawabku sambil tersenyum."Lalu, kenapa? Apa ada sesuatu yang sudah mengganggu pikiran ibu Alea?" tanya Zidan sambil merasa bingung.Aku mulai menceritakan tentang pembicaraan aku dengan pak Beni tadi
"Kenapa kamu tidak ingin menerima tawaran dari aku ini? Aku janji tidak akan melakukan sesuatu yang membuat kamu kecewa lagi. Aku hanya ingin membantu kamu saja. Aku mohon, Andre!" kataku sambil tersenyum."Aku tidak ingin kamu merasa kasihan. Aku ingin mencari investor dengan cara aku sendiri. Aku mohon kamu jangan ikut campur ke dalam urusan aku ini. Sebaiknya kamu pergi saja sekarang." kata Andre sambil tersenyum."Maafkan aku, Andre. Aku sungguh tidak ingin kamu kehilangan investor ini. Aku tidak bermaksud seperti itu." kataku sambil merasa bersalah."Sebaiknya kamu terima saja tawaran dari pak Beni. Aku tidak akan menyalahkan kamu atas pekerjaan ini. Aku tahu dia memilih kamu sebagai rekan kerja. Aku memang merasa bahwa sekarang kamu jauh lebih unggul dari aku dalam berbisnis. Kamu bisa hwbat seperti orang tua kamu dahulu." kata Andre sambil tersenyum.Aku semakin bersalah kepada Andre."Tidak, aku tidak akan menerima tawaran dar
"Apa kamu yakin bisa? Kamu ini tidak pandai dalam melakukan itu." kata Andre sambil tersenyum."Kenapa tidak?" tanya Tamara sambil cemberut.Mereka tertawa bersama dan semakin dekat. Semua pegawai melihat kedekatan mereka berdua. Saat sore hari, aku pergi dari kantorku dan menuju kantor Andre. Aku menunggu Tamara di dalam mobil. Tamara keluar dari kantor dan langsung masuk ke dalam mobilku."Apa ibu Alea sudah lama menunggu saya?" tanya Tamara sambil merasa bingung."Tidak, saya baru sebentar saja." Jawabku.Dalam perjalanan, aku mengajak Tamara untuk pergi ke restoran."Apa kamu ingin makan atau minum sesuatu?" tanyaku sambil merasa bingung."Tidak perlu, ibu Alea. Saya sudah kenyang. Sebaiknya kita bicara sekarang saja. Saya sudah mengetahui situasi dari pak Andre." jawab Tamara sambil tersenyum."Ternyata Andre sudah menceritakan semuanya kepada kamu." kataku sambil tersenyum."Apa yang a
"Aku bukan bodoh tapi kita tidak mungkin membiarkan kesempatan bagus itu pergi. Jika orang itu setuju dengan Alea menerima tawaran itu. Kenapa tidak?" tanya Alif sambil merasa bingung."Apa teman baik tidak penting untuk kamu?" tanya Roni sambil merasa kesal."Dia sendiri yang mengatakan kepada Alea bahwa Alea bisa menerima tawaran itu. Kenapa semua menjadi sulit?" tanya Alif sambil merasa kesal.Mereka bertengkar dan aku semakin pusing. Aku langsung marah terhadap mereka berdua."Apa kalian berdua tidak bisa berhenti bertengkar? Kenapa kalian selalu bertengkar saat bicara dengan aku? Ini sungguh melelahkan. Aku ingin istirahat." kataku sambil merasa kesal.Aku langsung pergi ke kamar tidur. Roni langsung mengejek Alif."Lihat! Dia marah dan sepertinya kamu dalam masalah. Wanita marah jika pasangan dia tidak mengerti keadaan dia." kata Roni sambil tersenyum."Apa maksud kamu, Roni?" tanya Alif sambil merasa kesal