Zidan langsung masuk ke dalam ruangan kerjaku. Zidan menaruh dokumen di atas meja kerjaku.
"Ini dokumen yang anda inginkan, ibu Alea. Saya sudah mengejakan semuanya." kata Zidan sambil tersenyum. "Bagus, ternyata kamu cepat menyelesaikan semuanya." kataku sambil tersenyum. Aku sangat mabuk sampai tidak bisa fokus saat Zidan menjelaskan tentang dokumen itu. "Bagaimana? Kenapa? Apa ada sesuatu yang salah?" tanyaku sambil merasa bingung. "Sepertinya ibu Alea kurang fokus. Ada apa? Apa ada masalah yang telah terjadi? Atau ada sesuatu yang salah dari saya?" tanya Zidan sambil merasa bingung. Aku langsung memeriksa dokumen yang diberikan oleh Zidan. "Tidak, kamu sudah mengerjakan dengan benar." jawabku sambil tersenyum. "Lalu, kenapa? Apa ada sesuatu yang sudah mengganggu pikiran ibu Alea?" tanya Zidan sambil merasa bingung. Aku mulai menceritakan tentang pembicaraan aku dengan pak Beni tadi"Kenapa kamu tidak ingin menerima tawaran dari aku ini? Aku janji tidak akan melakukan sesuatu yang membuat kamu kecewa lagi. Aku hanya ingin membantu kamu saja. Aku mohon, Andre!" kataku sambil tersenyum."Aku tidak ingin kamu merasa kasihan. Aku ingin mencari investor dengan cara aku sendiri. Aku mohon kamu jangan ikut campur ke dalam urusan aku ini. Sebaiknya kamu pergi saja sekarang." kata Andre sambil tersenyum."Maafkan aku, Andre. Aku sungguh tidak ingin kamu kehilangan investor ini. Aku tidak bermaksud seperti itu." kataku sambil merasa bersalah."Sebaiknya kamu terima saja tawaran dari pak Beni. Aku tidak akan menyalahkan kamu atas pekerjaan ini. Aku tahu dia memilih kamu sebagai rekan kerja. Aku memang merasa bahwa sekarang kamu jauh lebih unggul dari aku dalam berbisnis. Kamu bisa hwbat seperti orang tua kamu dahulu." kata Andre sambil tersenyum.Aku semakin bersalah kepada Andre."Tidak, aku tidak akan menerima tawaran dar
"Apa kamu yakin bisa? Kamu ini tidak pandai dalam melakukan itu." kata Andre sambil tersenyum."Kenapa tidak?" tanya Tamara sambil cemberut.Mereka tertawa bersama dan semakin dekat. Semua pegawai melihat kedekatan mereka berdua. Saat sore hari, aku pergi dari kantorku dan menuju kantor Andre. Aku menunggu Tamara di dalam mobil. Tamara keluar dari kantor dan langsung masuk ke dalam mobilku."Apa ibu Alea sudah lama menunggu saya?" tanya Tamara sambil merasa bingung."Tidak, saya baru sebentar saja." Jawabku.Dalam perjalanan, aku mengajak Tamara untuk pergi ke restoran."Apa kamu ingin makan atau minum sesuatu?" tanyaku sambil merasa bingung."Tidak perlu, ibu Alea. Saya sudah kenyang. Sebaiknya kita bicara sekarang saja. Saya sudah mengetahui situasi dari pak Andre." jawab Tamara sambil tersenyum."Ternyata Andre sudah menceritakan semuanya kepada kamu." kataku sambil tersenyum."Apa yang a
"Aku bukan bodoh tapi kita tidak mungkin membiarkan kesempatan bagus itu pergi. Jika orang itu setuju dengan Alea menerima tawaran itu. Kenapa tidak?" tanya Alif sambil merasa bingung."Apa teman baik tidak penting untuk kamu?" tanya Roni sambil merasa kesal."Dia sendiri yang mengatakan kepada Alea bahwa Alea bisa menerima tawaran itu. Kenapa semua menjadi sulit?" tanya Alif sambil merasa kesal.Mereka bertengkar dan aku semakin pusing. Aku langsung marah terhadap mereka berdua."Apa kalian berdua tidak bisa berhenti bertengkar? Kenapa kalian selalu bertengkar saat bicara dengan aku? Ini sungguh melelahkan. Aku ingin istirahat." kataku sambil merasa kesal.Aku langsung pergi ke kamar tidur. Roni langsung mengejek Alif."Lihat! Dia marah dan sepertinya kamu dalam masalah. Wanita marah jika pasangan dia tidak mengerti keadaan dia." kata Roni sambil tersenyum."Apa maksud kamu, Roni?" tanya Alif sambil merasa kesal
Andre merasa tidak percaya bahwa Tamara langsung menerima dia."Kamu serius? Aku senang sekali." kata Andre sambil mencium tangan Tamara.Andre langsung menarik wajah dan mencium bibir Tamara dengan sangat bergairah."Terima kasih, Tamara!" kata Andre sambil tersenyum."Aku akan memberikan cinta terbaik untuk kamu. Supaya kamu tidak terluka lagi." kata Tamara sambil tersenyum."Aku akan memberikan seluruh cinta dan hati aku untuk kamu. Kamu selalu ada untuk aku." kata Andre sambil tersenyum."Kamu memang pandai dalam merayu aku." kata Tamara sambil tersenyum.Andre langsung mencium bibir Tamara dengan sangat bergairah. Mereka menikmati itu. Mereka berdua pulang ke rumah. Andre mengantar Tamara sampai masuk ke dalam rumahnya."Sampai jumpa di kantor, wanitaku." kata Andre sambil tersenyum."Sampai jumpa, Andre!" kata Tamara sambil tersenyum."Andre?" tanya Andre sambil merasa kesal
Mereka bertugas bermain dan Alif mencari informasi mengenai ibunya. Tapi Alif tetap tidak berhasil."Sebenarnya dia membawa ibu ke tempat apa. Kenapa sangat sulit untuk aku temukan?" tanya Alif sambil merasa kesal.Roni melihat Alif sedih. Roni langsung berhenti bermain."Sebentar, kakak harus berhenti dahulu." kata Roni sambil melihat Alif."Biarkan saja, kamu bermain dengan kakak saja. Kak Roni itu sudah tua, dia pasti mudah lelah." kata Fauzi sambil tersenyum."Baik, kakak. Kak Roni istirahat saja." kata Rara sambil tersenyum."Kurang ajar, Fauzi. Kakak akan kembali nanti." kata Roni sambil merasa kesal.Roni langsung menghampiri Alif."Ada apa, Alif?" tanya Roni sambil merasa bingung."Aku masih belum bisa menemukan keberadaan ibuku." Jawab Alif."Ternyata begitu, sabar saja. Aku yakin sebentar lagi kita akan menemukan ibu kamu. Kita sudah mendapatkan kotak musik dan kita hany
"Andre sudah menerima tawaran kerja sama dari aku. Aku senang sekali dan tidak merasa bimbang saat menerima tawaran dari pak Beni." jawabku sambil tersenyum."Benarkah? Bagaimana bisa itu terjadi? Bukankah dia sangat menolak tawaran dari kamu itu?" tanya Alif sambil merasa terkejut."Memang benar tapi dia sudah menerima tawaran dari aku." jawabku sambil tersenyum."Bagaimana bisa dia berubah dengan sangat cepat?" tanya Alif sambil merasa penasaran."Aku meminta bantuan dari Tamara untuk membujuk Andre supaya menerima tawaran dariku. Ternyata Tamara berhasil mengubah pemikiran Andre. Aku senang sekali saat mendengar kabar dari Andre tadi." jawabku sambil tersenyum."Ternyata begitu, aku tidak menyangka dia akan menerima tawaran dari kamu. Aku pikir dia itu orang yang kerasa kepala." kata Alif sambil tersenyum."Aku juga, Tamara memang hebat. Mereka memang saling mencintai satu sama lain. Sekarang mereka sudah menjalin hubungan. Ak
"Kenapa wajar?" tanya Alif sambil merasa kesal."Wajar karena kita berhenti di tempat yang tidak seharusnya." Jawabku.Kami sampai di rumahku. Dita langsung diperiksa oleh dokter kandungan. Zidan menunggu Dita. Dokter langsung berbicara kepada Zidan."Kesehatan ibu dan bayi sangat baik. Tapi saya sarankan untuk jangan terlalu lelah." Kata dokter."Syukurlah." kata Zidan sambil menarik napas."Apa kalian ingin mengetahui jenis kelamin anak kalian?" tanya dokter itu sambil tersenyum."Apa kita sudah bisa mengetahui jenis kelamin bayi?" tanya Zidan sambil merasa bingung."Tentu saja, kehamilan ibu Dita sudah 8 bulan." jawab dokter itu sambil tersenyum.Dokter memeriksa jenis kelamin dari bayi yang ada dalam kandungan Dita."Bagaimana dokter?" tanya Zidan sambil merasa penasaran."Bayi anda perempuan." jawab dokter itu sambil tersenyum.Zidan merasa senang dan langsung meme
Fauzi kembali dan membawa es krim untuk Dita."Ini untuk kamu." kata Fauzi sambil memberikan es krim itu."Terima kasih." kata Dita sambil tersenyum.Saat Fauzi ingin memakan es krim, Dita langsung mengambil es krim milik Fauzi."Kenapa kamu mengambil es krim aku?" tanya Fauzi sambil merasa bingung."Aku ingin mencoba milik kamu. Apa tidak boleh?" tanya Dita sambil tersenyum."Baik, coba saja." jawab Fauzi sambil tersenyum.Dita langsung mencoba es krim Fauzi."Enak, ini es krim kamu." kata Dita sambil memberikan es krim milik Fauzi."Benarkah?" tanya Fauzi sambil tersenyum.Dita menghabiskan es krim dia. Mulut Dita dipenuhi dengan es krim. Fauzi melihat itu dan tersenyum. Fauzi langsung mencium bibir Dita dan menjilat es krim di atas bibirnya."Manis." kata Fauzi sambil tersenyum.Dita merasa gugup dan hanya diam saja."Kenapa kamu diam saja? Apa