Seminggu telah berlalu. Calista dibawa pulang setelah kondisinya telah membaik setelah melahirkan kedua buah hatinya.Alvaro benar-benar sangat berubah dari biasanya. Dia lebih perhatian pada istri dan mau membantu menemani anak-anaknya.Papa muda. Julukan Alvaro saat ini. Dia bangga menjadi Papa muda diusianya yang masih menginjak dua puluh enam tahun."Dad. Tolong bantuin aku jagain anak-anak dulu ya? Aku mau mandi. Kalau kamu ada waktu, tolong ajak berjemur di depan."Calista memanggil suaminya yang tengah bekerja di ruang kerjanya."Oke. Tinggalin aja buat mandi. Aku akan mengajak mereka berjemur," jawab Alvaro dengan mematikan laptopnya.Dia bergegas menuju kamarnya dan mendapati kedua anaknya yang membuka mata rebahan di atas ranjang. Dia gemas dan langsung mencemol pipi satu persatu dari keduanya."Ih, anak Daddy ngegemesin banget deh. Pingin gigit ini pipinya."Calista yang hendak melangkahkan kakinya menuju pintu kamar mandi seketika membalikkan badannya. Dia menatap ke arah
"Wah! Kak Nat, akhirnya kamu datang kemari. Aku sampai kangen sama kamu. Kenapa kau nggak pernah datang ke sini buat jenguk aku," seru Calista yang tengah berbahagia karena dijenguk oleh Natasha."Ya maaf Lista! Aku masih sibuk, nggak ada waktu buat ketemu sama kamu dan baby. Bagaimana kabar mereka?" tanya Natasha dengan menyerahkan hadiah buat Calista dan di kembar.Semenjak kelahiran si kembar, Natasha baru sekali menemuinya saat dirawat di rumah sakit. Kini dia meluangkan waktunya untuk menjenguk mereka dan tentunya mengunjungi tempat calon mertuanya."Alhamdulillah, mereka sehat dan menggemaskan. Aku juga heran, kenapa bayi sekecil itu sudah sangat pintar, sudah pandai diajak bicara, mereka seperti memiliki daya tarik tersendiri untuk bisa menyenangkan orang tuanya.""Masa sih. Jadi penasaran. Di mana mereka sekarang?" tanya Natasha.Natasha tidak memiliki kesabaran untuk segera menggendong keponakan barunya."Dia sekarang ada di kolam renang bersama dengan Mama," jawab Calista. "
"Calista! Kubilang jangan katakan apapun. Bikin malu aja ini orang," seru Natasha menggumam Dia sangat malu dikiranya dia datang ke rumah calon mertuanya untuk menanyakan tentang pernikahan mereka padahal tujuannya ingin menemui Calista dan juga bayinya."Tenanglah. Ngapain juga kamu malu. Aku hanya ingin tahu saja, kapan kalian melangsungkan pernikahan. Ini sudah cukup lama loh kalian bertunangan, masa diam-diam aja nggak ada rencana buat nikah?"Riana terkekeh menatap kedua wanita yang tengah beradu debat di depannya ."Udah, tenang aja. Alka sama Natasha pasti menikah. Kami sedang mencari hari yang tepat untuk menikahkan mereka berdua. Kami rencananya mau datang ke rumah Natasha untuk berembuk."Mereka berdua menoleh pada Riana. Natasha nampak begitu malu, dia menundukkan wajahnya."Oh, jadi Mama udah ada rencana untuk mengatur pernikahan mereka, Ma?" tanya Calista."Ya sudah dong. Masa iya Mama bakalan tega menggantung anaknya orang lain. Mama juga punya hati, Lista."Calista beru
"Halo, bagaimana kabarmu?" tanya Alka mendekati Natasha yang duduk di sebelah Calista.Alka nampak senang dengan kedatangan Natasha ke rumahnya cukup lama dia tidak bertemu dengan calon istrinya itu karena kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan dia harus bersabar untuk bisa bertemu dengan orang yang akan menjadi pasangannya."A-aku baik-baik saja kak," jawab Natasha canggung. Gadis itu tersipu malu karena keberadaannya saat ini ada diantara Calista yang pernah menjadi pasangan Alka sebelumnya.Bukan hanya Natasha saja yang canggung, tapi Alka sendiri juga sanggung, apalagi keberadaannya saat ini duduk ada di antara Calista yang tengah memangku anak laki-lakinya."Kamu tadi sudah lama datang ke sini? Sudah cukup lama juga aku tidak pernah menemui kamu. Maaf ya aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku. Seperti inilah kegiatanku setiap hari, jarang ada waktu untuk sekedar main-main."Alka berbasa-basi. Tapi tatapannya sesekali melirik ke arah Calista, walaupun Calista tidak menghiraukannya.
"Akhirnya, kalian menikah juga ya, hari ini. Aku ikut senang Kak, kalau kamu bahagia. Semoga rumah tanggamu kelak bahagia bersama Bang Alka. Kamu harus belajar untuk mencintai Bang Alka. Menerima dia dengan segala kekurangannya."Seina kurang suka dengan perkataan Calista. Memuji Alka yang tidak pernah bersikap baik sebelumnya. "Ck! Nggak usah tinggi-tinggi memberikan pujian, Lista. Siapa sih, yang tidak tahu sikapnya Alka."Bahkan Seina dari awal tidak pernah menyukai Alka, dan kini harus menjadi kakak iparnya."Seina! Dia memang bukan pria yang baik. Dia pernah melakukan hal-hal buruk di masa lalunya, tapi nggak ada salahnya kalau kak Natasha belajar untuk merubah sifat buruknya itu untuk menjadi orang yang lebih baik lagi," bantahnya kesal.Natasha mengangguk dan tersenyum manis pada Calista. Dia sependapat dengan pemikiran adik sepupunya itu."Benar apa yang kau katakan itu, Lista. Aku akan belajar untuk menjadi istri yang baik buat dia, dan belajar untuk membimbingnya."Saat ini
"Saya terima nikah dan kawinnya saudari Natasha Putri Baskara, binti Bapak Baskara, dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."Dengan sangat lantang akan mengucapkan ijab qobul di depan penghulu dan disaksikan oleh keluarga besar dari kedua mempelai."Bagaimana para saksi? Apakah pernikahannya sah?" tanya penghulu menoleh ke arah saksi yang ada di sekelilingnya."Sah," jawab mereka dengan serempak."Alhamdulillah ucap kedua mempelai dan juga penghulu. Mempelai langsung berjabat tangan dan menandatangani surat pernikahannya.Semua keluarga dibuat heboh dengan pernikahan Alka dengan Natasha. Masih juga mereka memperbincangkan kehidupan Alka yang pernah suram dan pernah gagal saat menjalin hubungan dengan Calista, dan kini Alka sudah menjadi suami dari sepupu Calista."Nggak pernah disangka ya ternyata Calista tidak berjodoh dengan Alka dan malah Natasha yang akhirnya menikah dengan Alka. Semoga saja Alka benar-benar berubah menjadi pria yang bertanggung jawab dan tidak menyakiti pasangan
"Akhirnya mereka menikah juga ya yang. Semoga saja rumah tangga mereka sakinah, mawadah, warahmah. Dijauhkan dari mara bahaya, dilancarkan rezekinya, dan segera mendapatkan momongan.""Amin jawab Calista mengamini doa suaminya."Aku ikut senang melihat mereka bahagia. Semoga saja bermanfaat menjaga karena Natasha dengan baik. Semoga dia menjadi panutan bagi istrinya."Calista menghela napas dan membuangnya perlahan. Dia bahagia bisa menyaksikan pernikahan mantan tunangannya dengan sepupunya. Tidak semua orang sanggup dan menganggap hal biasa.Walaupun dia tidak pernah ada kenyamanan saat bersama Alka, tapi sebagai mantan pasangan, dia merasakan hal yang berbeda, namun perasaannya itu dia tutupi dalam-dalam, tidak ingin semua orang mengetahuinya."Menurut kamu sekarang mereka lagi malam pertama nggak sih?"Calista menanggapinya dengan memutar bola mata. "Ya mana aku tahu yang! Kalau kamu penasaran lebih baik kamu ngintip saja di kamarnya," jawab Calista."Ya ngapain mesti ngintip sih.
Dua tahun telah berlalu. Jerit tangis suara balita di kediaman Bayu begitu nyaring di udara. Calista dilarang untuk keluar dari rumah orang tuanya, alasannya, mereka tidak mau jauh-jauh dari cucu mereka."Kenzo! Kamu apain itu adiknya? Kok dibuat nangis terus adiknya," seru Calista memarahi anak laki-lakinya. Kenzo sangat aktif dan agak bandel. Riana dan Bayu bilang, dia mirip sekali dengan Alvaro di saat masih kecil."Mom! Pipiku digigit sama kakak," adu Ivy, balita perempuannya.Ivy menangis dan berlari mendekati Calista. Dia nampak kesal pada kembarannya yang suka jaim dan selalu menggigitnya."Oh, ya ampun. Kenapa harus digigit sih Kenzo! Ini pipi, bukan bakpao!"Kenzo hanya cengar-cengir merasa dirinya tidak bersalah. Tapi Kenzo walaupun suka menggigit, bisa melindunginya adiknya dikala adiknya didekati anak kecil lain yang mengganggunya."Tapi kan rasanya seperti bakpao mom. Aku gemes," jawabnya terkikik geli."Pukul mom, pukul," seru Ivy masih menangis.Calista berpura-pura me