Home / Romansa / Cinta Semalam Sang CEO / 5. Undangan Makan Malam

Share

5. Undangan Makan Malam

Author: Hakayi
last update Last Updated: 2021-10-24 02:59:22

Pagi itu, para pelayan sedang menyiapkan sarapan di meja makan. Prakas sudah duduk dan sudah bersiap untuk pergi ke kantor. Nyonya Prameswari mengiris roti sambil memandangi wajah Prakas yang terlihat lesu.

“Kemarin, Ibu Andiri main ke rumah, dia bawa Adelia ke sini. Tenyata Adelia makin cantik sekarang. Dulu pas mama liat di acara perusahaan sewaktu papanya bawa dia ke sana, dia masih kecil. Sekarang setelah dia pulang dari Australia, dia makin cantik, Prakas.”

Prakas hanya tersenyum mendengarnya. Adelia adalah anak Pak Hartono yang menjadi komisaris di perusahaanya. Pak Hartono telah menanam saham sebanyak 40 persen di perusahaannya.

“Kamu kapan ngenalin pacar ke mamah?” tanya Nyonya Prameswari tiba-tiba.

Prakas menatap wajah mamahnya dengan tersenyum.

“Sabar ya, Mah. Nanti kalo udah ada, pasti aku kenalin ke mamah,” jawab Prakas.

Nyonya Prameswari tampak kesal mendengarnya.

“Padahal banyak yang suka sama kamu. Itu si Intan, artis terkenal yang sekarang jadi brand ambasador produk perusahaan kita, mamah denger dia suka sama kamu, tapi kamunya malah cuek. Belum lagi anak temen-temen mamah yang cantik-cantik itu. Mamah sih kamu mau sama siapa aja yang penting kamunya punya pacar, biar ada yang nyemangetin kamu ngurus perusahaan,” pinta Nyonya Prameswari padanya.

“Iya, Mah. Nanti Prakas pasti punya pacar kok,” ucap Prakas lalu meraih minumannya dan segera pamit pergi pada mamahnya. Mamahnya hanya dapat menghela napas saja.

Saat Prakas tiba di depan ruangannya. Dia kaget melihat ada Miona di sana.

“Miona?”

Miona langsung menatap Prakas dengan marah.

“Maksud kamu apa, pake ngebayar hutang ibu aku segala?” tanya Miona dengan kesal.

Prakas memperhatikan sekitar. Di sana hanya ada sekretarisnya saja. Dia tak mau pembicaraan mereka di dengar oleh orang-orang di sana.

“Kita bicara di dalem aja," pinta Prakas.

Miona pun mengikuti Prakas masuk ke dalam ruangannya. Sekretarisnya hanya tersenyum sambil berdiri menyambut kedatangan Prakas.

Saat Prakas dan Miona berada di dalam ruangan itu. Prakas langsung menatap Miona dengan serius.

“Aku nggak ada niat apa-apa. Aku cuma mau bantu karena bapak kamu temen deket aku di sini,” jelas Prakas.

Miona menatap Prakas dengan kesal.

“Apapun itu, aku bakal lunasin ke kamu. Aku nggak mau dikasihani. Tapi aku butuh waktu buat ngumpulin uang sebanyak itu,” ucap Miona langsung berjalan keluar.

Prakas langsung menarik tangannya.

“Tunggu!” pinta Prakas.

Miona berhenti berjalan.

“Apa lagi?” tanya Miona heran.

“Tolong jangan lakuin itu lagi,” pinta Prakas.

“Terserah gue mau ngapain aja. Hidup-hidup gue dan lo, tolong jangan ganggu hidup gue lagi. Terserah lo punya hubungan apa sama bokap gue! Gue nggak peduli! Tunggu gue sampe gue bisa lunasin hutang gue ke elo! Dan kalo Lo mau bilang ke keluarga gue tentang gue, bilang aja, gue nggak takut!” ucap Miona dengan tegas.

"Almarhum bokap Lo bakal nangis di surga kalo liat Lo jadi PSK!" tegas Prakas.

"Itu urusan gue sama almarhum bokap gue!"

Miona lalu berjalan meninggalkan Prakas. Dia tak tahu harus bagaimana lagi untuk mencegahnya selain pasrah. Karena ucapan Miona benar, dia tak punya hak untuk mengatur hidup Miona. Sebenarnya, dia melakukan itu bukan karena apa-apa, tapi karena dia sudah menganggap Pak Imam seperti orang tuanya sendiri. Dia tak mau melihat anak gadis Pak Imam yang baik itu terjun ke dunia hitam.

Prakas  menelepon mucikari yang mengurus Miona di dunia hitam itu. Dia lega saat mengetahui Miona sudah tidak lagi bekerja dengan dia. Tak lama kemudian Prakas menghubungi bodyguardnya.

“Hallo, Pak,” jawab bodyguardnya di seberang sana.

“Nanti aku kirim foto KTP perempuan ke kamu, tolong awasin dia dan kasih tahu semuanya tentang dia ke aku,” pinta Prakas.

Bodyguard itu heran di seberang sana, "Dia pacar Tuan Muda?"

Prakas kesal mendengarnya, "Dia bukan selera saya! Tugas kamu awasin saja dia! Nggak perlu nanya-nanya!" tegas Prakas.

“Siap, Pak,” jawab bodyguardnya di seberang sana dengan ketakutan.

Setelah itu Prakas mengirimkan foto KTP Miona ke bodyguardnya. Dia terpaksa melakukan itu karena tak mau Miona kembali ke dunia hitam itu. Setelah itu pintu ruangannya di ketuk. Prakas menyuruhnya masuk. Sekretaris datang sambil membawa rantang makanan yang dibungkus dengan kain serbet. Prakas heran.

“Dari siapa?”

“Tadi ada satpam yang nganter ke sini, katanya dari ibu Maryam,” jawab sekretarisnya.

Mendengar itu Prakas langsung menerimanya dengan senang. Dia mengambil rantang makanan itu dari sekretarisnya dan menyuruhnya keluar. Prakas langsung membawanya ke meja kerjanya. Saat Ia membuka tempat makanan itu, mata lelaki itu berkaca-kaca saat melihat lontong sayur di hadapannya itu. Dia teringat saat pertama kali Pak Imam memberi makanan itu sewaktu dia kecil dulu.

Saat itu, dia masih kecil sedang menangis di pojok ruangan kantor ayahnya. Pak Imam datang membawa semangkut lontong sayur untuknya.

“Den, sini... bapak bawa lontong sayur loh, rasanya enak,” ajak Pak Imam padanya yang menangis di pojokan.

Saat itu Prakas hanya diam, dia tak peduli pada Pak Imam. Pak Imam mendekatinya lalu tersenyum padanya.

“Ganteng-ganteng kok nangis?”

“Siapa yang nangis?” ucap Prakas kecil.

“Itu air matanya kok keluar?”

“Nggak! Aku nggak nangis!”

“Kalo nggak, makan lontong sayur yuk?”

Prakas akhirnya mengangguk. Pak Imam mengendong Prakas lalu mendudukkannya di kursi. Pak Imam mulai menyuapinya sambil berdongeng untuknya. Ya, hari itu Prakas kecil ngotot ingin ikut ke kantor sama papahnya. Papahnya terpaksa membawanya ke kantor dan meninggalkannya di ruangannya karena ada meeting. Pak Imam datang menemaninya. Dan sejak itu Prakas jadi sering ke kantor dan selalu dijaga oleh Pak Imam.

Air mata Prakas tumpah saat mencicipi lontong sayur itu. Rasanya masih sama seperti dulu. Rupanya lontong sayur itu adalah buatan istrinya. Sesaat dia menyesal tidak mengenali keluarga Pak Imam dengan dekat selama ini. Coba kalau dari dulu dia bertanya pada Pak Imam tentang keluarganya dan main kerumahnya. Mungkin Prakas bisa lebih dekat dengan keluarganya.

Dan sore itu, Prakas berdiri di atas makam Pak Imam sambil menabur bunga di atas kuburannya.

“Terima kasih atas semuanya, Pak. Semoga Bapak tenang di sana dan berkumpul bersama orang-orang shaleh di surga-Nya. Aku akan ingat terus nasehat Bapak,” ucap Prakas pada nisan yang bertuliskan nama Pak Imam di sana.

Tak lama kemudian handphonenya berbunyi. Prakas kaget saat mendapati nomor Pak Imam yang menghubunginya. Mungkin itu ibu Maryam, pikir Prakas. Dia langsung mengangkat teleponnya.

“Halo,” ucap Prakas.

“Tadi lontong sayurnya nyampe ke Den Prakas?” tanya ibu Maryam di seberang sana.

“Iya, Bu. Makasih ya, dan tolong nggak usah panggil, Den,” pinta Prakas.

“Iya. Oh ya, ini ibu lagi mau masak opor ayam, kata bapak kamu suka sekali makan opor ayam. Kamu mau ke rumah ibu, biar makan malam di rumah?” tawar ibu Maryam.

Seketika Prakas terdiam. Dia bingung, bagaimana pun di rumah itu ada Miona. Miona saat ini sangat membencinya. Dia tidak mau membuat Miona marah gara-gara melihat dia datang ke sana, tapi dia tidak ingin menolak tawaran ibu Maryam. Dia ingin mengenal keluarga Pak Imam. Mungkin itu bisa melepas kesedihannya atas kematian Pak Imam. Setelah berpikir akhirnya Prakas menjawab pertanyaan Ibu Maryam.

“Baik, bu. Nanti malam aku ke sana,” jawab Prakas.

“Yaudah, pokoknya jangan sampe nggak jadi ya? Ibu bakal masakin yang enak buat kamu,” pinta ibu Maryam dengan senang.

“Iya, Bu,” jawab Prakas dengan tersenyum.

Prakas pun menyimpan handphonenya dengan senang lalu pergi dari sana.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ar_key
agaknya cinta mulai datang di hati Prakas, tunggu dia Miona ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Cinta Semalam Sang CEO   6. Restoran Malam

    Sebuah mobil sedan berhenti di depan rumah sederhana Miona. Prakas turun dari mobil. Para ibu-ibu yang sedang ngerumpi di hadapan rumah Miona tampak heran. "Dia siapa?" "Nggak tau, pacarnya Miona kali!" "Nggak mungkin! Bos rentenir kali! Nagih hutang sama ibunya Miona." "Iya, kali ya?" Saat Prakas menoleh sesaat pada mereka, ibu-ibu tercengang. "Kok wajahnya kayak Prakas pengusaha muda yang sering digosipin sama artis-artis itu ya?" "Iya! Ada apa dia ke rumah ibu Maryam ya?" Ibu-ibu di sana bingung karena tak menemukan perkiraan jawaban. Prakas mengetuk pintu. Maryam membuka pintu. Senyumnya merekah saat melihat Prakas sudah tiba dengan senyum menawannya. "Masuk!" Maryam menarik tangan Prakas ke dalam seolah bersikap kepada anaknya sendiri. Para ibu-ibu di sana saling melihat dengan tak percaya. Semakin penasaran. Prakas duduk dengan bingung. Dia melihat-lihat ke arah dalam. Gugup jik

    Last Updated : 2021-12-25
  • Cinta Semalam Sang CEO   7. Hanya Sekali

    Miona menunduk malu di hadapan perempuan tua itu. Dia memegangi pipinya yang sakit sehabis ditampar perempuan tua itu. Para tamu yang sedang menikmati makan malam di dalam restoran itu terpusat padanya. Heran."Kalo sampe kamu sebarin gosip yang nggak-nggak lagi ke orang-orang, saya bisa tuntut kamu!" teriak perempuan tua itu pada Miona.Miona hanya terisak, malu. Tak lama kemudian seorang lelaki Muda, manager di restoran itu datang untuk menengahi mereka."Maaf, Bu, ada apa sebenarnya?" tanya manager itu dengan heran."Dia ini udah nyebarin gosip ke orang-orang tentang saya! Katanya sayalah yang menjadi penyebab ibunya terjerat hutang pada Rentenir! Padahal ibunya sendiri yang suka main judi! Saya nggak pernah ngajakin ibunya main judi! Saya malu!"Ibu itu hendak menjambak rambut Miona yang menunduk pasrah. Tak lama kemudian Prakas tiba-tiba datang menghalangi aksi ibu-ibu itu untuk mencelakai Miona. Miona tercengang melihat Prakas t

    Last Updated : 2021-12-26
  • Cinta Semalam Sang CEO   8. Pertemuan Tak Sengaja

    Prakas melangkah ke ruang keluarga rumahnya yang begitu luas. Dia kaget saat melihat Adelia, anak Pak Hartono yang menjadi komisaris di perusahaannya sedang bercengkrama dengan mamahnya. Dia langsung melangkah menuju kamarnya, pura-pura tidak melihat."Prakas!"Prakas menghela napas mendengar suara panggilan dari mamahnya. Prakas menoleh pada Prameswari yang terlihat senang mendapati anak tertuanya pulang."Iya, Mah.""Sini! Ada Adelia nih!" ajak Mamahnya.Adelia tampak tersenyum malu pada Prakas. Lelaki itu terpaksa berjalan menuju mereka, berpura-pura tersenyum."Hai, Adelia. Gimana kabarnya?" tanya Prakas sambil duduk di sofa menghadapnya."Aku baik kok, kamu gimana?""Ya, gitulah," jawab Prakas tampak malas.Prameswari berdiri sambil menoleh ke Prakas, "Mamah tinggal bentar ya? Mama lupa tadi mau nelepon temen mamah, mau nanyain soal arisan!"Prakas lemas. Dia tahu mamahnya sengaja membiarkan mer

    Last Updated : 2021-12-27
  • Cinta Semalam Sang CEO   9. Aku Pasti Menemukannya

    Prakas melangkah cuek melewati Miona yang terpaku menatapnya. Dia juga tak tahu harus bersikap bagaimana saat tak sengaja menemukan gadis pemilik rumah itu bersamaan datang ke sana. Gadis itu tampak tersinggung melihat lelaki itu seolah tidak mengetahui keberadaannya. Dia langsung buru-buru menghalangi langkah Prakas yang hendak mengetuk pintu. "Ngapain ke sini?" tanya Miona heran. "Urusan gue ke sini bukan soal lo!" jawab Prakas tegas. "Soal apa?" "Bukan bisnis buat lo juga, jadi gue nggak perlu ngasih tahu," jawab Prakas. "Lo ke rumah gue, itu artinya bakal berurusan juga sama gue. Kasus video viral kita juga belum reda, gue nggak mau kedatangan Lo ke sini jadi nambah bahan gosip buat tetangga," tegas Miona. "Tenang aja! Masalah itu nggak usah Lo pikirin," pinta Prakas. "Tadi jalan sama siapa? Pacar?" tanyanya tiba-tiba. Miona mengernyit. "Ngapin nanya? Bukan urusan lo!" Prakas manyun. "Bintang itu

    Last Updated : 2021-12-29
  • Cinta Semalam Sang CEO   10. Kabar Mengejutkan

    Prakas berdiri di hadapan kaca yang membentangkan pemandangan kota Jakarta di bawah sana. Dia sedang berada di ruangan kantornya. Dia teringat akan ucapan mamanya semalam. Cinta tak bisa dipaksa. Pikirnya. Dia tak mau di jodohkan dengan orang yang tidak dicintainya.Dan selama dia hidup, baru sekali dia merasakan mencintai perempuan begitu dalam. Yaitu saat masih SMA dulu. Gadis itu bernama Aruna. Hanya sebatas menyukai karena perempuan itu sudah memiliki kekasih. Kini dia tak tahu lagi bagaimana kabar gadis itu. Sejak lulus SMA dia kehilangan jejak. Bahkan dia sendiri tak menemukan jejak sosial medianya. Tak ada nama Aruna yang sesuai dengan foto gadis itu di sosial media.Tak berapa lama kemudian terdengar suara ketukan pintu."Masuk!" teriak Prakas.Pintu ruangan terbuka. Rupanya yang datang adalah sekretarisnya."Pagi, Pak.""Pagi. Ada apa?""Pak Warto lagi ada di depan ruangan Bapak. Dia ingin bertemu Bapak, k

    Last Updated : 2021-12-31
  • Cinta Semalam Sang CEO   11. Siapa Lelaki Tua Itu?

    Prakas masih mondar-mandir di teras rumahnya. Dia kembali meraih handponenya lalu menghubungi Bodyguardnya."Iya, Pak," jawab Bodyguardnya di seberang sana."Di mana Miona sekarang?" tanya Prakas."Di sebuah restoran, Pak, dia lagi duduk berdua dengan lelaki berumur 40 tahunan," jawab Bodyguardnya di seberang sana."Share lokasi, awasin terus, saya mau menyusul ke sana," pinta Prakas."Baik, Pak!" jawab Bodyguardnya.Prakas langsung menuju mobilnya. Tak lama kemudian Prameswari keluar rumah dan heran melihat Prakas seperti henda pergi."Prakas! Mau kemana? Kita harus ke rumah Adelia!"Langkah Prakas terhenti. Dia menoleh pada mamanya."Maaf, Mah! Aku ada urusan penting!"Prameswari tampak kesal. Prakas langsung menaiki mobilnya lalu kembali melajukannya dengan khawatir. Kalau bukan wajah Pak Imam selalu terbayang dalam ingatannya, dia tak akan senekad ini. Biarkan dia saja yang sudah menghancurkan hi

    Last Updated : 2021-12-31
  • Cinta Semalam Sang CEO   12. Pemburu Perawan

    Prakas mendadak menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Miona heran."Kenapa berenti?" tanya gadis itu."Gue pengen ngajak lo makan malam, setelah itu gue akan berenti ganggu hidup lo lagi," ucap Prakas agak pelan.Miona terpaku mendengar itu. Dia tak percaya cowok angkuh dan keras kepala di hadapannya itu mendadak mengatakan itu. Gadis itu yang sedari tadi perutnya keroncongan, akhirnya memilih mengangguk. Entah kenapa hari ini dia merasa banyak pasrah pada lelaki di sebelahnya itu.Prakas kembali melajukan mobilnya lalu berhenti di sebuah restoran yang tampak sepi pengunjung. Saat mereka turun dari mobil, gadis itu mengamati restoran itu dengan heran. Dia melihat tulisan besar bercahaya di atas pintu masuk restoran itu."Light?" tanya Miona dalam hati dengan heran.Prakas menoleh pada gadis itu, seolah bisa membaca alam pikirannya."Ini restoran favorit gue. Makanannya enak dan yang paling gue suka tempat ini sepi," ucap Praka

    Last Updated : 2022-01-01
  • Cinta Semalam Sang CEO   13. Surat Lamaran

    Prakas menatap wajah Prameswari dengan bingung. Perempuan yang melahirkannya itu heran dan masih menunggu jawaban dari anak tertampannya itu."Ini nggak bener, Mah," jawab Prakas tegas.Prameswari mengernyit. "Maksudnya?""Aku emang nganterin Bintang ke apartemennya. Itu pun karena terpaksa gara-gara Doni dan Niko. Aku nggak pacaran sama Bintang, Mah," jawab Prakas lalu pergi ke kamarnya.Prameswari lemas mendengarnya. Padahal dia sudah sangat senang melihat kabar viral itu.Setiba Prakas di kamar, dia langsung menghubungi Doni. Dia ingin tahu siapa yang merekam mereka dan menyebarkan video itu."Halo!" jawab Doni di seberang sana."Lo ya yang ngerekam gue nganterin Bintang terus lo juga kan yang nyebarin videonya sampe viral?" tanya Prakas kesal."Enak aja! Bukan lah! Jangan asal nuduh dong! Lo kan tau kalo waktu itu gue berangkat ke Bandung sama Niko?""Jujur lo?!""Iya jujur lah! Lagian ngapain juga

    Last Updated : 2022-01-01

Latest chapter

  • Cinta Semalam Sang CEO   57. Siapa Miona?

    Saat Prakas dan Alex tiba di rumah, mereka tidak menemukan Prameswari di sana.“Mama kemana?” tanya Alex pada Prakas.“Aku nggak tau,” jawab Prakas. “Emangnya kamu nggak ngasih tahu Mamah kalo kamu mau pulang?”Alex menggeleng. Prakas heran.“Kenapa?”“Aku rencananya mau ngasih kejutan sama Mama.”Prakas angguk-angguk. Dia masih penasaran apa yang mau dikatakan Alex tadi di bandara.“Oh ya, tadi di bandara kamu mau ngomong apa?”Alex bingung. Sepertinya dia tidak sanggup untuk menceritakan kenyataan itu. Tapi dia harus mengatakannya karena tidak mungkin kakak beradik itu harus menjalin cinta. Alex harus mencegahnya sebelum terjadi hal yang lebih buruk pada mereka.Alex menarik tangan Prakas menuju kamarnya. Di dalam kamar itu Alex mengatur napas berat.“Aku harap kakak nggak pingsan setelah denger penjelasan aku.”“Udah kasih tahu aja, kayak apa aja.”“Aku pernah denger omongan Pak Imam sama Papa waktu aku kelas 1 SMP dulu. Papa nitip anaknya ke Pak Imam buat Pak Imam jaga. Kata Papa,

  • Cinta Semalam Sang CEO   56. Sesuatu yang Mengejutkan

    Miona datang membawa segelas teh manis untuk Prakas. Dia meletakkan segelas teh manis itu dengan heran melihat raut wajah Prakas yang tampak kebingungan.“Kenapa?” tanya Miona. Dia lalu bergabung duduk di meja makan.“Bintang udah konfrensi pers ke para wartawan,” jawab Prakas.Miona dan Siska terkejut mendengarnya.“Dia ngomong apa sama wartawan?” tanya Miona penasaran.“Dia udah ngakuin kalo kami cuman sandiwara,” jawab Prakas.Miona lega mendengarnya.“Mudah-mudahan dia nggak ada niat buat nyebarin video kita,” ucap Miona.“Aku yakin dia nggak bakalan nyebar video kita, soalnya aku liat dia kayak tenang dan biasa aja,” tebak Prakas.“Yaudah, dilanjut sarapannya,” pinta Miona.Prakas mengangguk, mereka pun melanjutkan sarapannya. Tak lama kemudian handphone Prakas berbunyi. Prakas mengangkatnya.“Halo,” ucap Prakas menjawab teleponnya.“Besok jemput aku di bandara,” ucap seseorang di seberang sana.Prakas terkejut mendengar suaranya. “Alex?!”“Iya, Kak. Ini aku Alex. Besok kakak jem

  • Cinta Semalam Sang CEO   55. Tak Perlu Lagi Sembunyi

    “Miona! Miona! Bangun Miona! Kok kamarnya di kunci sih?!” teriak Siska di luar sana.Miona dan Prkasa terbangun dalam keadaan saling memeluk. Mereka berdua terkejut. Miona bangkit lalu menatap Prakas yang sedang mengucek-ucek matanya.“Sembunyi bentar,” pinta Miona pada Prakas.Prakas mengernyit heran. “Kenapa harus sembunyi?”“Nggak enak sama Siska,” jawab Miona.“Nggak apa-apa, dia kan tahu kalo kita pacaran. Kecuali kalo aku ini bukan siapa-siapa kamu,” protes Prakas.“Ih, pokoknya sembunyi dulu,” pinta Miona.Prakas menghela napas lalu turun dari kasur hanya mengenakan kolor saja. Prakas bukannya pergi ke kamar mandi untuk bersembunyi, dia malah berjalan menuju pintu. Miona terbelalak melihatnya.“Prakas, ngapain?” tanaya Miona saking terkejutnya.Prakas tidak menggubris panggilan Miona. Dia malah membuka pintu hingga Siska terbelalak melihat dada bidang Prakas yang mendadak ada di kamar Miona.“Pra...kas...” ucap Siska.Miona buru-buru turun dari kasur lalu berjalan ke arah pintu

  • Cinta Semalam Sang CEO   54. Jangan Pulang, Tidur di Sini Saja

    Mobil Prakas melaju menembus jalanan malam kota Jakarta. Di dalamnya Prakas yang sedang fokus menyetir menoleh pada Miona yang duduk di sebelahnya.“Ibu nggak nyariin?” tanya Prakas.“Tadi aku udah bilang mau nungguin kamu,” jawab Miona. “Ibu pasti tahu kalo sekarang aku jalan sama kamu,” jawab Miona.Prakas mengangguk lalu kembali fokus menatap jalanan di hadapannya.“Jadi kita mau kemana?” tanya Prakas heran.“Aku pengen ke Puncak,” jawab Miona.Prakas terkejut mendengarnya.“Puncak?”“Iya,” jawab Miona. “Aku pengen ngajak kamu ke suatu tempat. Di sana tempat terbaik buat aku menyendiri kalo lagi ada masalah.”“Memangnya besok nggak ada shooting?” tanya Prakas heran.“Besok nggak ada jadwal shooting, jadi malam ini aku aman,” jawab Miona.“Yasudah,” ucap Prakas.“Tapi kalo besok kamu ada meeting, kita muter-muter aja malam ini, terus balik lagi ke rumah aku,” ucap Miona.“Besok aku nggak ada meeting, aku aman,” ucap Prakas.Miona pun tersenyum senang. Prakas pun melajukan mobilnya d

  • Cinta Semalam Sang CEO   53. Datanglah Kemari

    Prakas berdiri menghadap kaca ruangan kantornya yang menghamparkan pemandangan suasana kota Jakarta di malam hari. Gedung-gedung pencakar langit memancarkan cahayanya. Lelaki itu menarik napas berat. Dia sudah nekat melakukan konfrensi pers ke pihak wartawan. Dia sudah tidak ingin bermain-main dengan ancaman dan perjanjian itu lagi. Dia juga tidak peduli dengan ancaman video rekamannya bersama Miona akan tersebar luas ke luar sana. Dia sudah siap menerima itu semua. Sekarang yang harus dia lakukan adalah menguatkan Miona untuk menghadapinya bersama-sama jika hal buruk benar-benar terjadi.Prakas meraih handponenya lalu menghubungi Miona. Tak lama kemudian Miona mengangkat teleponnya.“Halo,” sapa Miona dengan suara lemah di seberang sana.“Aku minta maaf,” ucap Prakas dengan tulus.“Minta maaf soal apa?” tanya Miona dengan heran.“Kamu pasti tahu soal konfrensi pers yang tadi aku lakukan sama wartawan,” jawab Prakas.“Kamu nggak perlu minta maaf ke aku soal itu. Itu udah jadi hak kamu

  • Cinta Semalam Sang CEO   52. Sebuah Pengakuan

    Miona dan Siska terduduk lesu di lokasi shooting. Shooting ditunda akibat Bintang tidak ada di sana. Di ruangan yang lain, terdengar suara Mahendra marah-marah pada crew. Miona heran, padahal Bintang yang salah, malah crew yang dimarahinya.“Apa kita pulang aja?” tanya Miona pada Siska.“Jangan dulu. Lo nggak liat Pak Mahendra marah-marah begitu? Nanti lo juga kena kalo ikutan kabur kayak Bintang,” ucap Siska.“Abisnya mau sampai kapan kita nunggu Bintang. Dia nggak bakal balik ke sini,” ucap Miona.“Gimana pun lo harus tunjukin profesionalitas! Lo nggak inget gimana susahnya kita dulu? Harus kerja di café, disuruh-suruh orang, diomelin orang? Sekarang hidup lo udah enak! Lo harus bersyukur,” ucap Siska.Miona akhirnya mengangguk. Dia memang senang berada di posisi sekarang. Tapi gimana pun juga ada hal yang paling menakutkan di hadapannya kelak. Miona berpikir bagaimana jika Bintang nekad meny

  • Cinta Semalam Sang CEO   51. Kita Harus Tetap Bersama

    Bintang langsung berjalan menuju mobilnya dengan kesal dan sedih. Dia tak percaya mendengarkan semua pengakuan Prakas padanya. Dia tak percaya Prakas sudah membohonginya. Miona mengejarnya dengan ketakutan. Dia khawatir gadis itu akan menyebarkan videonya bersama Prakas yang menjadi ancamannya selama ini.“Bintang, ini diluar kendali aku! Dengerin aku dulu, Bingang!” teriak Miona mengejarnya.Bintang cuek lalu masuk ke dalam mobilnya dengan menutup pintu mobil begitu kencangnya. Bintang kemudian pergi dari sana dengan mobilnya.“Bintang! Bintaaang!” teriak Miona kesal.Prakas heran melihat aksi Miona. Sesaat dia curiga bahwa yang memintanya melakukan itu adalah Bintang. Miona berjalan ke arah Prakas dengan kesal.“Bintang punya video kita berdua di hotel waktu itu,” ucap Miona dengan air mata yang mulai menjatuhi pipinya.Prakas terbelalak mendengarnya. “Maksud kamu?”“Dia punya re

  • Cinta Semalam Sang CEO   50. Pengakuan Mengejutkan

    Pagi itu, Bintang hendak pergi ke lokasi shooting. Tiba-tiba bel di apartemennya berbunyi. Dia buru-buru berjalan ke arah pintu. Bintang terkejut ketika mendapati Prameswari sudah berdiri di ambang pintu.“Tante?” ucap Bintang dengan heran.Parmeswari tersenyum padanya lalu berjalan masuk. Bintang buru-buru membuka pintu lalu menyusul Prameswari yang sudah duduk di sofa dengan santainya.“Tumben Tante pagi-pagi ke sini?” tanya Bintang sambil duduk di sofa menghadapnya. Dia benar-benar heran padanya.“Aku pengen mampir aja. Ternyata apartemenmu ini satu gedung dengan sahabat lamaku,” ucap Prameswari berbohong padanya.“Oh, begitu,” sahut Bintang.“Kamu sama Prakas gimana?” tanya Prameswari.“Baik-baik aja, Tante,” jawab Bintang.Prameswari mengernyit heran. Dia bingung kenapa Bintang seperti tidak marah pada Prakas. Padahal dia sudah mengirimkan video itu ag

  • Cinta Semalam Sang CEO   49. Hari-Hari Berat

    Maryam membuka pintu. Dia heran melihat wajah anaknya tampak sedih begitu.“Kamu baik-baik aja kan?” tanya Maryam pada Miona yang baru datang.“Aku baik-baik aja, Bu,” jawab Miona.Maryam tenang mendengarnya. Dia pun masih tak berani untuk menanyakan kebenaran tentang apa yang berhasil diselidikinya mengenai anak gadisnya itu. Maryam masih bingung harus bersikap bagaimana. Dia sama sekali tak bisa marah padanya.“Kamu sudah makan? Kalo belum biar ibu siapin,” tawar Maryam.“Aku udah makan, Bu. Siska mana?” tanya Miona.“Siska tadi barusan aja masuk ke kamarnya,” ucap Maryam.“Yaudah, aku ke kamar dulu ya, Bu?” pamit Miona.Maryam mengangguk. Miona lalu berjalan menuju kamarnya. Maryam memperhatikan punggungnya dengan bingung. Sesampainya Miona di kamarnya, dia langsung duduk di tepi kasur. Matanya kembali berair. Dia tak percaya hubungannya dengan Prakas ak

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status