Share

Bab 53 Akhir

Penulis: Arumi Sekar
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-30 10:29:15

Matari berjalan pelan menuju ke sepedanya. Biasanya, Davi akan menunggunya di dekat lorong yang menghubungkan dengan parkiran, namun, hari itu, Matari tak melihatnya sama sekali di sana. Matari sejujurnya merasa bingung, sebenarnya masalah bermula memang karena Ayahnya, kemudian setelah Davi berkata seperti itu, dia sendiri juga yang pertama menutup telepon.

“Ri! Mau pulang?” tanya Gilang yang tiba-tiba datang menghampiri.

“Iya. Kenapa, Lang?” sahut Matari.

“Lagu udah dapet nih. Lo sama Narita jangan lupa buat latihan nyanyiin kalo pas di rumah ya.”

“Lo udah ngomong sama Narita?”

“Belum. Kan sebenernya, gue maunya elo yang nyanyi.”

“Oke. Nanti gue bilangin sama Narita sekalian. Jadi apa nih lagunya sekarang?”

“Gue belum sempet rekamin buat kalian ya. Lagi bokek gue, jadi nggak bisa beli kaset kos

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta Sekolah Menengah Pertama   Bab 54 Cidera

    “Ri, semangat banget lo latihan! Hati-hati bahu lo!” kata Kak Uya, senior kelas 3 yang tahun lalu berhasil meraih juara 2 kejurnas memanah.Matari hanya melirik sejenak dan tampak tak peduli dan terus menerus berlatih memanah.“Abis putus cinta kak, biarin aja!” sanggah Echa sambil terkekeh.“Drawing*) dia udah mulai nggak konstan tuh, kayanya dia harus istirahat deh,” ujar Kak Uya.Belum sempat Echa memastikan, pekikan terdengar. Matari terduduk dan memegang tangannya. Darah segar mengalir dari sana.“Tuh kan apa gue bilang, Cha! Panggilin Pak Adnan, cepet!!!!” seru Kak Uya sambil menghampiri Matari.“Ri, lo nggak papa?” tanya Kak Uya lagi.Matari meringis. Tali busur panah miliknya terkena noda-noda darah. Tali itu melukainya tanpa sadar. Pak Adnan yang sedang fokus pada Janna, segera mengh

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-31
  • Cinta Sekolah Menengah Pertama   Bab 55 Proses Healing

    Flashback ke beberapa hari sebelumnya.... Sandra meletakkan beberapa kaset berbagai macam jenis lagu rock di salah satu sisi meja belajar, yang saat ini sudah digeser, agar Matari bisa dengan mudah mengambil apapun di sana. Ini sudah hari ketiga sejak Matari cidera. Dan dia masih diizinkan untuk absen dari sekolah hingga seminggu sesuai anjuran dokter. Selain sahabat-sahabatnya, beberapa teman satu kelas sebagai perwakilan telah bergantian menjenguk. Bahkan anak-anak satu ekskul panahan. Pihak sekolah telah bertanggung jawab dengan membiayai seluruh biaya pengobatan Matari dan juga memberikan tugas kepada guru yang mengampu Matari agar mencatatkan pelajaran dan juga tugas-tugas selama dia tidak masuk. Pak “Lo yakin mau dengerin musik ginian?” tanya Sandra. “Ini keras banget lho.” Matari mengangguk dengan yakin sambil memakan buah apelnya dengan sa

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-01
  • Cinta Sekolah Menengah Pertama   Bab 56 Pengakuan Rocky

    Februari 2002, 2 minggu sebelum Pentas Bulan Bahasa“Jadi kita audisi urutan ke 12 ya?” tanya Lisa pada Gilang. “Lo yakin?”“Yakin. Sesuai apa yang diminta panitia, kalau misal lolos, kita harus siap 1 lagu lagi. Gue udah mikir kayanya lagunyaDon’t Stop Believing-nya the Journey. Cuma kalau lolos sih. Lo tahu lagunya kan, Ri?” sahut Gilang.“Tahu, dong! Gile lo, bagus tuh lagunya!” seru Matari.“Lo tuh yang gileee, sekarang banting stir hapal lagu-lagu rock, terutama lagu-lagurocklama, lo kesambet setan pengikut setia lagurockya? Hahahaha!” ledek Gilang.“Jangan gitu dong, itu lagu-lagu ngebantu Matari buat bangkit dari patah hatinya. Lo nggak bisa bayangin, November sampai Desember tahun lalu itu, berat banget buat dia?&rdq

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-02
  • Cinta Sekolah Menengah Pertama   Bab 57 Juara

    Bulan Maret 2002, menjelang Kejurnas Memanah“Ri, lo yakin?” ulang Thea lagi.Matari mengangguk. “Nanya terus.”“Gue yang nggak yakin, lo beneran nerima Rocky?” tanya Thea.Matari mengangguk.“Lo gila ya? Bukannya lo masih suka sama Davi?” tanya Thea lagi.Lisa menarik napas. Kemudian menatap Sandra. Sandra cuma angkat bahu.“Ya kali kalau gue jalan sama orang lain, gue bisa lupain Davi. Ya nggak?” sahut Matari enteng.“Tapi kan lo nggak suka sama Rocky?” sanggah Thea lagi. “Ri,are you stupid now? Lo nggak kasihan sama dia?”Matari diam. “Justru karena gue kasihan sama dia, makanya gue nggak nolak dia.”Teman-temannya terdiam.“Udah, biarin aja. Kejurnas bentar lagi. Biarin aja

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-02
  • Cinta Sekolah Menengah Pertama   Bab 58 Sebulan

    Matari melihat boneka lain yang diberikan Rocky hari ini dengan nanar. Boneka-boneka itu sama sekali tidak menambahkan perasaan apapun pada yang memberikannya. Tak ada rasa berdesir maupun kupu-kupu menari-nari di perutnya. Matahari merasa bingung tak karuan. Dia sebenarnya nggak mau semuanya jadi seperti ini. Saat itu, Sandra masuk ke kamar dengan hati-hati.“Ada boneka lagi? Rocky?” tanya Sandra.“Siapa lagi?” tandas Matari.“Lo nggak ngomong kalo lo nggak suka boneka? Gila ya si Rocky, belum juga sebulan pacaran udah dua kali ngasih boneka.”“Gue nggak enak. Suerrr, Rocky baik banget.”“Justru itu, lo harus jujur. Ya tapi gimana, lo sendiri aja nggak bisa jujur sama diri lo sendiri?”“Maksud lo?”“Nggak usah aneh-aneh. Gue udah kenal dari lo kecil. Gue tahu lo masih suka sama Davi

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-02
  • Cinta Sekolah Menengah Pertama   Bab 59 Cerita Narita

    Libur ujian nasional kelas 3 telah datang lagi. Namun, murid-murid kelas 1 dan 2 bukan berarti bisa bersenang-senang selama liburan. Tugas berbentuk makalah, catatan harian kegiatan hingga proyek sains telah diberikan pada mereka untuk mengisi liburan singkat itu. Berbeda saat duduk di kelas 1, tugas kebanyakan hanya mengisi LKS saja, membuat banyak siswa kelas 2 mengeluh karena itu artinya mereka tidak bisa bermain terlalu lama atau berpergian terlalu jauh.Karena pembagian kelompok disesuaikan dengan huruf abjad menjadi per 5 orang, Matari akhirnya tidak bisa banyak protes saat tahu dirinya satu kelompok dengan Narita. Selain itu masih ada Echa yang memiliki nama asli Mariska, dan dua orang lainnya yaitu Niken dan Pandu. Pandu adalah satu-satunya anak laki-laki di kelompok mereka. Setelah sepakat bahwa tugas akan dikerjakan di rumah Matari, karena letaknya tidak jauh dari sekolah dan perpustakaan da

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-04
  • Cinta Sekolah Menengah Pertama   Bab 60 Kejutan Lebaran

    Lebaran tahun 2002, tanggal 6 DesemberSaat itu hari lebaran pertama. Seluruh keluarga besar Eyang Poer berkumpul di rumah. Rumah yang biasanya sepi, kali ini ramai. Beberapa tetangga datang bergantian untuk bersalaman dan mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1423 Hijriyah. Matari telah sepenuhnya naik ke kelas 3 SMP sekarang. Buku-buku latihan Ujian Nasional bertumpuk di kamarnya sekaligus kamar milik Sandra.“Ada cowok lo tuh,” kata Kak Tiwi, meledek sambil berbisik di telinga Matari.“Hah? Siapa?” tanya Matari berbalik.Kak Tiwi cuma tersenyum-senyum saja. Matari sedang membuat teh bersama Sandra di dapur dan mendengar suara Tante Indira yang ramah, yang akhirnya Matari bisa menebak, bahwa Iko sekeluarga yang datang.“Udah lama banget gue nggak ngeliat mereka,” celetuk Sandra.“Ya udah yuk, kita kasih salam dulu. Mbok, maaf goreng empingnya sekalian dilihatin tehnya ya, takut ada semu

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-06
  • Cinta Sekolah Menengah Pertama   Bab 61 Meet Someone New

    Persiapan UN bahkan udah dimulai sejak Matari menginjakkan kakinya di kelas 3. Setengah tahun berlalu, dia memutuskan untuk ikut bimbel di sekolah, karena biayanya jauh lebih murah dibanding di luar. Biaya itu dipakai untuk jasa yang diberikan kepada para guru honorer yang ikut serta membantu mereka. Setiap selesai kelas, pasti Matari dan Sandra udah nongkrong di kantin untuk makan siang sambil nungguin jadwal bimbel. Seperti hari itu.“Arah jam 11,” kata Sandra sambil berbisik pada Matari.“Apaan?” tanya Matari bingung.“Anak baru, seragamnya beda, mau pindahan sini kayanya. Perasaan sekolah ini banyak banget nerima anak baru,” jawab Sandra sambil menunjuk sebuah mobil yang datang dari arah gerbang.Matari menatap mobil kijang kapsul itu dengan lekat-lekat. Di samping mobil itu, ada seorang anak laki-laki seusia dengannya. Badannya tinggi, berkulit putih dan berkacamata. Rambutnya di

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-07

Bab terbaru

  • Cinta Sekolah Menengah Pertama   Catatan Akhir Sekolah

    Matari dan Sandra mengumpulkan formulir pendaftaran SMA Negeri B Tebet itu bersama calon pendaftar yang lain. Di dekat mereka, tampak Narita juga ikut serta. Meskipun Narita tak terlalu berharap banyak dan telah memiliki SMA Negeri dan swasta cadangan yang lain, dia tahu, dia tidak akan semudah itu diterima di SMA Negeri B Tebet yang syarat pendaftaran kelulusannya untuk anak-anak dengan Nilai Ujian Nasional yang lebih tinggi daripada miliknya. Perpindahannya di SMP saat kelas 2 serta keadaannya yang lumayan terseok-seok mengikuti pelajaran sekolah, membuatnya harus puas untuk bisa lulus dengan nilai yang cukup namun tidak terlalu memuaskan.Selentingan kabar sudah terdengar bahwa SMA Negeri B membuka jalur pendaftaran khusus bagi siswa-siswa dengan nilai yang tidak terlalu bagus namun memiliki materi berlebih untuk ikut menyumbang dalam dana pembangunan sekolah yang lebih tinggi dari standar yang seharusnya. Narita tak ingin masuk jalur itu. Lebih baik masuk ke SMA Negeri la

  • Cinta Sekolah Menengah Pertama   Bab 68 Kelulusan

    Kelulusan di SMP Matari, pengumumannya diberikan langsung ke orangtua murid. Beberapa anak lainnya, ada yang ikut datang dengan menunggu di mobil. Ada pula yang menunggu di sekitar area sekolah. Sedangkan Matari, yang saat itu diwakilkan oleh Kak Bulan menunggu dengan setia di rumah. Tante Dina pun sudah masuk terlebih dulu di kelas Sandra. Sesi yang tak sampai 2 jam itu menimbulkan suasana tegang di mana-mana. Bahkan, Matari dan Sandra yang menunggu di rumah dengan setia, terus berdoa bersama-sama. Bahkan Eyang Putri juga berdoa di dalam kamarnya berharap cucu-cucunya lulus dengan baik.Menjelang makan siang, suara mobil kijang lama Tante Dina masuk ke pekarangan rumah. Matari dan Sandra segera loncat dan turun ke lantai 1 dan menyambut dengan penuh antusias.Wajah Tante Dina sama sekali tidak bisa dibaca. Kak Bulan tampak tak ikut serta.“Kakakmu langsung balik ke kampus lagi, ngejar jadwal kereta. Untung tadi masih keburu kekejar. Tapi dia udah nitipin

  • Cinta Sekolah Menengah Pertama   Bab 67 Iko is Back!

    Matari sedang mengecek rantai sepedanya saat Iko membuka pagar rumahnya. Saat itu dia tak sengaja berhenti di depan rumah Iko. Persis di dekat gerbang rumahnya yang besar.“Matariiiii! Long time no see!” seru Iko heboh.Matari menoleh, mendapati Iko sedang berdiri di dekat pagar rumahnya. Wajahnya berbinar karena senang. Rambut keritingnya yang biasanya tampak awut-awutan, kali ini tampak rapi.“Hai! Bentar ya, rantai gue kenapa ya? Kaya kendor gitu?” tanya Matari.Iko mendekat. “Gue cekin bentar deh, sambil kita ngobrol. Yuk, masuk! Gimana, udah pengumuman belom? Lulus kan?”Iko berjalan menuntun sepeda Matari dan Matari mengikutinya. Rumah Iko masih tak berubah. Wangi-wangian yang dari bunga-bunga kering yang dibuat Tante Indira dan memenuhi seluruh sudut rumah, menyeruak keluar. Bunga-bunga kering itu didengarnya adalah dari bunga-bunga yang rontok atau tidak laku di tokonya di Bandung.“Belum pen

  • Cinta Sekolah Menengah Pertama   Bab 66 Berhenti

    Keesokan harinya, kado sudah dititipkan ke Umar melalui Sandra. Matari bahkan sudah lupa bagaimana nantinya karena hari itu banyak tugas-tugas sekolah yang menuntut pikiran dan tenaganya. Hingga akhirnya saat Gilang mengajaknya pergi ke ruang guru, Matari ikut dengan setengah hati. Tugasnya bahkan baru dikerjakan separuhnya. Namun Gilang bersikeras karena dia nggak mau pergi sendirian.Di tengah jalan, Matari berpapasan dengan Arga dan Umar.“Eciyeeee, udah ngucapin terimakasih belom? Nih orangnya!” seru Umar.Matari tersipu malu. Meskipun dia niat nggak niat, namun dia merasa malu juga harus berhadapan dengan Arga. Nggak seperti sebelumnya.“Eh, Kak, saya mau ngomong sebentar bisa?” tanya Arga to the point.“Hmm, bentar. Lang, lo ke ruang guru duluan, nanti gue nyusul,” jawab Matari pada Gilang.Gilang yang sejak tadi penuh tanda tanya akhirnya menurut masuk ke ruang guru.“Makasih, Kak, buat

  • Cinta Sekolah Menengah Pertama   Bab 65 Ulang Tahun Arga

    Bagi idola baru anak kelas 2, tentu saja informasi hari ulang tahun Arga secepat kilat berhembus kesana-kemari. Bahkan, anak-anak basket semuanya tanpa terkecuali telah mengetahui informasi itu. Sudah menjadi budaya mereka, kalau nanti ada salah satu tim basket berulangtahun, mereka akan mengguyur dengan air dan kertas yang dipotong kecil-kecil. Tepung dan telur sudah lama dilarang untuk perayaan ulang tahun di sekolah. Tentu saja hal ini sudah sampai ke telinga Thea.“Ri, Arga mau ultah lho!” seru Thea sambil mendekati Matari yang sedang duduk santai di kursinya sendiri saat jam istirahat.“Argaaaa??? Siapa tuh?” sambung Gilang yang duduk di belakang Matari kepo.“Arga, anak basket. Elo mah nggak gaul, nggak usah tahu!” seru Thea kesal.“Hah? Emang ada anak basket namanya Arga? Don, anak basket ada yang namanya Arga?” tanya Gilang pada Dono, salah satu mantan tim basket inti kelas 2 di jaman Thea dulu, yang

  • Cinta Sekolah Menengah Pertama   Bab 64 Arga yang Aneh

    Sandra terus menjodoh-jodohkan Matari dan Arga, yang tentu saja ditolak oleh Matari. Kedua sahabatnya yang lain, Thea dan Lisa sih mendukung aja, asalkan jangan ngeganggu masa-masa persiapan mereka menuju ujian demi ujian menjelang kelulusan.“Kayak lo belajar aja, Sa!” kata Sandra meledek.“Yeeee, gue belajar tahu. Kata Mama tuh yang penting dapet nilai minimal. Yang penting lulus. Jangan ada salah satu yang nilainya merah atau 5. Ya udah gue ngehapalin yang gue bisa aja. Kata Mama kan gitu,” timpal Lisa.“Ya bener kata Mama lo. Cuma kan soalnya banyak banget dan lo harus bisa minimal 60 % aja. Lo yakin, sanggup?” tanya Thea.“Harus sanggup. Lagian gue tuh SMA nggak di sini kan? Sebenernya gue ada back up plan. Jadi kalaupun gue nggak lulus, gue akan ikut kejar paket, dan abis gitu les buat ikut semacem tes atau sekolah persamaan. Gue bak

  • Cinta Sekolah Menengah Pertama   Bab 63 Arga dan Kucing

    Tak banyak yang tahu kalau Matari suka banget kucing. Saat dulu masih tinggal di rumah lama, Matari memelihara beberapa kucing bersama Ibunya. Saat di rumah Eyang Putri pun, dia kerap memanggil kucing-kucing lewat dan memberikan makanan sisa rumah mereka. Mbok Kalis pun sering melakukan hal yang sama karena majikan kecilnya menyukainya.Suatu sore, dia sedang bermain bersama kucing liar di teras rumahnya. Hari itu hari Sabtu sore. Jadwal bimbel tidak ada. Sehingga Matari bebas untuk melakukan apapun di rumahnya. Eyang Putri sedang arisan. Mbok Kalis sedang mempersiapkan makan malam sekaligus memasak nasi. Hari ini, Kak Bulan akan pulang. Dan menginap sampai Senin pagi.“Kak Matari?” seseorang menyapanya dari luar pagar.Matari mendongak. Dan mendapati Arga di sana. Dia masih memakai seragam basket yang basah di bagian punggungnya. Tas gym mahalnya tampak penuh dengan bola dan

  • Cinta Sekolah Menengah Pertama   Bab 62 From Crush to Crush

    “Tahu nggak, di ekskul basket ada anak baru join. Ganteng. Bersiiiih banget, lalet nempel kepleset kayanya,” kata Thea disuatu hari saat mereka semua sedang makan di kantin saat jam istirahat.Tahu gue, anak kelas 2 F kan? Namanya Arga kan?” tebak Sandra sambil mencomot cimol dengan lahap.“Lahhhh, kok udah tahu duluan lo? Jangan-jangan udah ada yang ngincer ya, di antara kalian?” tanya Thea kaget.“Kaga ada yang ngincer. Kita baru sebatas cuma suka ngeliatin doang. Nyegerin mata ya nggak, Ri?” timpal Sandra sambil tertawa.“Seriusan lo? Ama adik kelas?” ledek Lisa. "Bukannya nyari level di atas kita, malah downgrade lo!”Matari terkekeh. “Anjir, kagak! Kita aja baru kenal! Lagian ngeliatin doang tuh bukan berarti suka beneran. Nggak semua-muanya itu dihubungin sama perasaan, Lis!”“Kalian kenal di mana? Baru join b

  • Cinta Sekolah Menengah Pertama   Bab 61 Meet Someone New

    Persiapan UN bahkan udah dimulai sejak Matari menginjakkan kakinya di kelas 3. Setengah tahun berlalu, dia memutuskan untuk ikut bimbel di sekolah, karena biayanya jauh lebih murah dibanding di luar. Biaya itu dipakai untuk jasa yang diberikan kepada para guru honorer yang ikut serta membantu mereka. Setiap selesai kelas, pasti Matari dan Sandra udah nongkrong di kantin untuk makan siang sambil nungguin jadwal bimbel. Seperti hari itu.“Arah jam 11,” kata Sandra sambil berbisik pada Matari.“Apaan?” tanya Matari bingung.“Anak baru, seragamnya beda, mau pindahan sini kayanya. Perasaan sekolah ini banyak banget nerima anak baru,” jawab Sandra sambil menunjuk sebuah mobil yang datang dari arah gerbang.Matari menatap mobil kijang kapsul itu dengan lekat-lekat. Di samping mobil itu, ada seorang anak laki-laki seusia dengannya. Badannya tinggi, berkulit putih dan berkacamata. Rambutnya di

DMCA.com Protection Status