Home / Romansa / Cinta Segitiga Sang Pewaris / Bab 6. Gairah Yang Membara

Share

Bab 6. Gairah Yang Membara

Author: Lee Siuce
last update Last Updated: 2022-03-03 11:21:59

Anna yang kaget karena tiba-tiba Marco menatapnya panas dan dalam hitungan detik Marco langsung mencium bibirnya. 

Ciuman Marco yang hampir menutupi mulut Anna, membuat gadis itu tak mampu berkutik. Marco melumat bibir tipis nan merah itu berkali-kali.

Anna yang sebelumnya berfantasi liar, tidak mensia-siakan kesempatan itu. Anna membalas ciuman Marco bertubi-tubi hingga membuat nafsu pemuda itu semakin memuncak.

Mereka berdua saling membalas ciuman satu sama lain, membuat gairah mereka sampai ke ubun-ubun. Apalagi ketika tangan perkasa Marco mulai menunjukan aksi nakalnya. Tangannya mulai meraba-raba bagian sensitif gadis itu.

Pemuda itu mulai meremas-remas, lalu memainkan puting pa*u*ara yang berwarna merah mudah itu. Dia mencumbuinya dari atas kebawah sehingga gadis itu tak mampu lagi menahan hasrat birahinya.

Gairah yang membara itu tidak bisa mereka tahan lagi, satu persatu keduanya saling melepas helai pakaian yang menempel di badan mereka. Terlebih, Anna yang menaruh hati pada pemuda itu tanpa ragu dia rela melepaskan mahkota yang berharga pada dirinya.

Di saat mereka telah berada di puncak gairah yang membara, Anna dengan napasnya yang terenggah-enggah membisikan sesuatu di daun telinga pemuda itu. 

“ I Love you Marc."

Anna menggigit lembut telinga Marco sedangkan pemuda itu terus mencumbui seluruh tubuh Anna. Lalu, dengan perkasa tanduknya  menggoyang bagian intim gadis itu. Marco terus  memasukan tanduknya yang semakin berdiri keras sampai terdengar suara rintihan, rintihan sakit yang penuh kenikmatan.

Mendengar rintihan penuh kepuasan, membuat pemuda yang mabuk berat itu semakin liar untuk menunggangi tubuh seksi yang terlentang di depannya. 

Pemuda itu berkali-kali menancapkan tanduknya, semakin kencang desahan yang terdengar, semakin tanduk itu berdiri keras. Entah sudah berapa kali tanduk itu memuntahkan cairannya ke sela-sela gua sempit yang telah mengalirkan cairan yang sama dari pucuknya.

Anna mengeliat liar, ketika Marco menjapit kedua kakinya, dan lagi...!! tanduknya masuk ke dalam gua yang sempit karena japitan itu. Sampai cairan terakhir, menjadi pelumas yang membuat tanduk itu tertunduk lemas, tak mampu berdiri.

Tubuh yang gagah itu pun tumbang.

Marco yang lelah berpacu dengan gairah yang membaranya berhasil memuaskan Anna, tubuh pemuda itu tertidur di pelukan Anna.

“Love you Louisa, I can’t loss you. " 

Kalimat itulah yang ingin Anna dengar, wanita mana yang tak bahagia jika cintanya berbalas. Namun, pemuda itu menyebut nama wanita lain setelah melepaskan nafsu birahinya.

Kenyataan yang pahit itu membuatnya sedih. Tetapi, Anna sedikit pun tak menyesal mahkota yang di miliki-Nya telah diberikan kepada orang yang sangat dicintainya.

**

Malam panjang penuh gairah membara itu telah berlalu, kini sisa-sisa ingatan yang panas itu mulai menghampirinya. 

Perlahan Marco mulai sadar, dia heran ketika melihat suasana kamar yang berbeda. Marco memegang kepalanya yang masih terasa berat dan alangkah terkejutnya dia saat melihat wanita yang tidur pulas di sampingnya. Wanita itu tanpa mengenakan sehelai kain di tubuhnya begitu pun dirinya.

Marco setengah tak percaya dengan apa yang terjadi, dia segera memakai pakaiannya lalu pergi tanpa sepatah kata pun kepada Anna. 

Di luar yang masih sedikit gelap dan berkabut Marco menyusuri jalan, berharap ada taksi atau apa pun yang bisa ia tumpangi. Setelah berapa lama Marco berjalan sebuah taksi lewat, pemuda itu melambaikan tangan meminta taksi itu berhenti. Taksi itu berhenti, namun Marco tidak mengetahui selain dia ada orang lain yang lebih dulu menstop taksi itu tersebut. 

“ What, kamu lagi!”

Marco kaget melihat gadis yang bersamaan dengannya masuk ke dalam taksi. Marco menyuruh gadis itu untuk segera keluar.

Sama halnya dengan Marco, gadis itu lebih kaget lagi di benaknya ingin rasanya ia berlari sekuat tenaga. Untung nasib baik berpihak padanya.

“ Tuan, maaf saya lihat gadis ini yang pertama stop taksi saya," jelas supir itu dengan sopan.

Tentu saja Marco tidak terima, dia bersikeras jika dia orang yang pertama bukan gadis yang ada di sampingnya.

Perdebatan di dalam taksi itu kian menjadi, ketika Marco meminta handphone-nya di ganti. Sinta menolak untuk menggantinya dia malah menyalahkan Marco penyebab dirinya di pecat.

Namun, Marco tetap tak mau mengalah dia berjanji kepada Sinta dia tidak akan mengukit masalah handphone-nya dengan syarat Sinta harus turun dari taksi itu. 

Sinta yang sudah tidak ingin berdebat lagi tentu saja dia bersedia. Terlebih, bau alkohol di baju pemuda itu begitu menyenggat di hidungnya.

Sinta turun dari taksi membiarkan dirinya berjalan menikmati pagi yang masih berembun. Setidaknya, dia sedikit legah karena tidak  menanggung rasa bersalah telah merusak handphone pemuda itu.

Tidak berapa lama, Sinta  tersenyum ketika sebuah mobil berhenti di depannya.

“ Aldi, kok kamu kesini”  Sinta hampir tak percaya melihat Aldi datang menjemputnya. Sebelumnya, mereka berdua sempat chatting. Aldi yang mengetahui keberadaan Sinta tanpa pikir panjang datang untuk menjemputnya.

“ Jam segini tidak banyak taksi yang lewat daerah ini, lagi pula tempat ini tidak jauh dari rumahku.”

Aldi segera menyalahkan mesin mobilnya, ketika Sinta telah duduk di sampingnya. Sinta bercerita kepada Aldi jika dirinya sudah di pecat dari pekerjaannya.

Sampai saat ini, dia belum mendapatkan pekerjaan yang baru. Hal itulah yang membuat dirinya tidak pulang kerumah karena dia ingin menenangkan pikirannya.

Aldi yang mendengar cerita Sinta berusaha menghibur gadis itu, dia meminta Sinta untuk tidak sungkan padanya jika gadis itu membutuhkan bantuannya.

Sinta hanya tersenyum, dalam hatinya bersyukur memiliki sahabat sebaik Aldi. Namun tidak dengan Aldi, dia tidak ingin hubungan mereka hanya sebatas sahabat. 

Aldi yang telah lama menaruh hati dengan Sinta menginginkan gadis itu juga memiliki perasaan yang sama dengannya. Akan tetapi, Aldi yang tidak ingin merusak persahabatannya memilih untuk menyimpan perasaannya sendiri. 

Setelah berbincang satu sama lain, mobil Aldi berhenti di sebuah rumah. Aldi turun dari mobilnya untuk mengantar Sinta masuk kedalam rumah. Namun, Sinta melarangnya takut bibinya salah paham.

Aldi menuruti apa kata Sinta, dia segera berpamitan kepada gadis itu.

Sinta melambaikan tangan sambil tersenyum manis kearah sahabatnya itu. Tapi, senyuman manis yang terukir di wajahnya tidak bertahan lama. 

Tepat di depan pintu rumah, sang bibi telah melihat Sinta sedang bersama lelaki. Wajah sang bibi berubah seperti harimau yang akan memakan mangsanya. 

“ Oh, jadi semalam kamu tidur di rumah temanmu, lelaki itu kan?

Related chapters

  • Cinta Segitiga Sang Pewaris   Bab 7. Menjerit Kesakitan

    Sang bibi sengaja menuduh Sinta yang macam-macam agar dia punya alasan untuk memarahi gadis itu. Sinta yang baru memasuki pintu rumah mencoba menghiraukan tuduhan bibinya, melihat Sinta yang mengabaikannya dia langsung menjambak rambut Sinta.Gadis itu menjerit kesakitan ketika akar-akar rambutnya seolah lepas dari kulit kepalanya. Sinta pun memohon kepada bibinya supaya berhenti menjambak rambutnya. “ Ampun Bi, Aldi hanya antar aku pulang, kita ketemu di jalan, bener Bi.” Sinta memelas supaya bibinya memberinya belas kasih.“ Alasan, kamu sudah berani bohong ya,” bentak sang bibi.Bibinya menarik rambut gadis itu semakin kencang sehingga gadis itu berteriak lagi, jeritan kesakitan itu telah menciptakan keributan yang membuat paman Sinta terbangun dari tidurnya. Sang paman dengan matanya yang masih mengantuk karena semalaman lembur di kantornya, segera menuju sumber keributan itu.Dan, alan

    Last Updated : 2022-03-03
  • Cinta Segitiga Sang Pewaris   Bab 8. Sebuah Kepastian

    Marco terperanjak mendengar ucapan Roni, dia tidak mengerti maksud Roni belum terlambat. Marco tahu seberapa besar cintanya terhadap Louisa, dia tidak mungkin merebut Louisa yang sudah menikah dengan seorang laki-laki yang telah disetujui oleh gadis itu.Roni yang mengetahui kebingungan Marco, lalu menjelaskan kepada saudara sepupunya itu jika Louisa belum resmi menikah. “ Marc, mereka baru bertunangan. Coba kamu perhatikan lagi foto ini.”Marco memperhatikan foto itu lagi secara seksama, tapi pemuda itu tidak menemukan perbedaan. “ Bagaimana kamu tahu, Ron, jika dia belum resmi menikah?” ucap Marco lalu meletakkan handphone-Nya ke atas meja.“ Aku pernah menghadiri pernikahan teman aku. Termasuk saat mereka bertunangan, jadi aku tahu perbedaan keduanya,” Marc, jika kamu butuh kepastian yang lebih, kamu temui dia di London,” lanjut Roni.Marco terdiam sejenak lalu memperhatikan kembali foto yang di kirim ke

    Last Updated : 2022-03-04
  • Cinta Segitiga Sang Pewaris   Bab 9. Kejutan Yang Tak Terduga

    Seorang pemuda berdiri tepat di depan Anna, pria itu berpakaian kasual, namun sangat modis. Di batang hidungnya yang mancung bertengger kacamata putih, yang cocok untuk mukanya yang lancip dan tampak berwibawa. Anna yang mulai jengkel karena sudah lama menunggu berniat meninggalkan pemuda itu.Pemuda itu mencegah Anna pergi, dia menjelaskan alasannya kepada Anna kenapa dia bisa datang terlambat. Namun, Anna terlanjur jengkel sehingga dia tidak mau mendengar penjelasannya. Pemuda itu segera membujuk Anna, dia mengeluarkan sebuah bingkisan kecil dari saku celananya.“ Happy birthday, Anna. Aku sudah sampai kesini tadi, tapi aku melupakan ini makanya aku pulang lagi.”“ Oh, Peter. Lama kamu di luar negeri ternyata kamu tidak pernah berubah.” Muka Anna seketika berubah menjadi merah muda.Sebelumnya, Peter yang baru tiba di rumahnya segera menelepon Anna. Dia juga mengutarakan ingin bertemu dengan gadis itu, Ann

    Last Updated : 2022-03-05
  • Cinta Segitiga Sang Pewaris   Bab 10. Gairah Muda

    Namun, Sinta mendapati bahwa Peter telah pergi pergi masuk ke dalam rumahnya. Hatinya sedikit kecewa, Sinta menghela napas yang terdengar berat. Sekali-kali dia menggelingkan kepalanya., tak kala dia teringat sosok wanita cantik, yang sedang tidur di dalam mobil Peter."Wanita itu, pasti kekasihnya," gumam Sinta dalam hati.Ah, entahlah Sinta tidak ingin terlalu jauh memikirkan siapa wanita tersebut. Lagi pula, pertemuannya dengan Peter merupakan suatu ketidaksengajaan. Sinta berpikir mungkin dia tidak akan bertemu lagi dengan Peter.

    Last Updated : 2022-03-06
  • Cinta Segitiga Sang Pewaris   Bab 11. Sebuah Jawaban

    Marco yang melihat sosok wanita yang tak asing lagi, menerobos masuk ke ruang kerjanya, sontak membuat pemuda itu hampir memuntahkan air kopi yang baru masuk ke dalam mulutnya.“ Maaf, Pak, wanita ini memaksa untuk masuk. Pada hal, sudah saya larang,” ucap salah seorang security.“ Anna, kamu ada masalah apa?”Roni mendekati Anna, dan menyuruh security itu keluar. Anna hanya memandang Roni sekilas, matanya terus menatap Marco yang tampak bingung dengan kehadirannya.“ Ron, aku ingin bicara empat mata dengan, Marco!”Roni melongo dengan ucapan Anna yang to the point kepadanya. Roni melihat kearah Marco, pemuda itu memberi isyarat kepada Roni untuk meninggalkan mereka berdua. Roni mengerti dia pun keluar dari ruangan kerja Marco, walaupun di hatinya bertanya-tanya apa yang terjadi di antara mereka berdua.Roni tahu persis, Marco dan Anna belum lama saling mengenal. Perkenalan mereka i

    Last Updated : 2022-03-07
  • Cinta Segitiga Sang Pewaris   Bab 12. Bak Di Sambar Petir Di Siang Bolong

    Ketika Anna membuka pintu dia tidak melihat siapa pun, Anna menjadi sangat sedih mendapati Peter yang telah pergi. Namun yang Anna tidak ketahui, Peter sedari tadi masih menunggu di samping kamarnya.

    Last Updated : 2022-03-09
  • Cinta Segitiga Sang Pewaris   Bab 13. Kakek Misterius

    “Sinta, wajahmu kenapa?” ucap Peter.

    Last Updated : 2022-03-12
  • Cinta Segitiga Sang Pewaris   Bab 14. Pertemuan Yang Kebetulan

    Mendengar ajakan Peter untuk pulang bersama membuat Sinta terdiam, dia tidak percaya Peter akan mengajaknya pulang bersama. Namun, Sinta teringat dia telah setuju jika Aldi mengantarnya pulang.Sinta yang sesaat terbesit untuk menerima ajakan Peter untuk pulang bersama, pada akhirnya dia mengatakan kepada Peter yang sesungguhnya bahwa dia telah memiliki janji." Tidak apa- apa, Sin. Hmm kalau begitu aku jalan dulu."Peter berlalu dari hadapan Sinta, yang tidak berapa lama kemudian Sinta juga pergi meninggalkan ruangan tersebut. Sinta yang sedang berjalan keluar mengambil ponselnya yang terus berdering.{ Sin, aku sudah ada di depan. }{ Ya, Aldi. Aku lagi jalan keluar ni }Sinta menutup telepon tersebut, dia segera berjalan keluar dari bangunan rumah sakit itu. Aldi yang telah melihat Sinta, dengan segera mendekatkan mobilnya kearah gadis itu berdiri.Secara bersamaan Sinta yang baru masuk kedalam mobil Aldi, melihat Peter

    Last Updated : 2022-03-13

Latest chapter

  • Cinta Segitiga Sang Pewaris   Beruntung

    " Kalau tidak salah, bukannya kamu ya, yang mendapatkan buket bunga tadi?" tanya Anna kepada Sinta.Sinta tidak menyangka jika Anna masih mengenali wajahnya, padahal Anna hanya melihat dirinya sekilas. Lalu, dia pergi meninggalkan panggung tempat mereka melemparkan buket bunga dengan mengandeng mesra tangan suaminya.Sinta mendapatkan buket bunga itu secara tak sengaja, banyaknya para tamu khususnya para wanita yang berdesak-desakan untuk mendapatkan bunga itu, membuat tubuh Sinta ikut terbawa kesana-kemari. Akan tetapi, keberuntungan sedang menghampiri Sinta, buket bunga yang direbutkan itu tiba-tiba jatuh ke tangannya.Gadis itu pun berjalan keluar, dia berniat kembali ke tempat di mana orang-orang yang membawa Kakek Lau memintanya untuk menunggu mereka.Dengan membawa buket bunga di tangannya, pikirannya berkecamuk dengan peristiwa-peristiwa yang baru dialaminya.Dia tidak pernah menduga jika dirinya akan melihat pernikahan Marco, pemuda yang selama ini selalu membuatnya jengkel s

  • Cinta Segitiga Sang Pewaris   Berpura-pura

    " Marc, kamu sudah pernah melihat mereka, 'kan? Salah satu di antara mereka akan menjadi adik iparmu. Coba kamu tebak yang mana!"Mendengar permintaan Roni yang menyuruhnya menebak yang mana di antara kedua gadis itu yang merupakan kekasih Roni, Marco pura-pura tidak tahu dan dia meminta Roni untuk langsung menunjukkan yang mana calon adik iparnya.Dari jarak kurang dari dua meter, segerombolan wanita yang sedang berbincang dengan pengantin wanita, mereka melihat kearah Marco yang sedang berbicara dengan Roni serta kedua gadis yang tampak asing di mata Anna." Ann, suamimu sedang berbicara dengan siapa?" tanya seorang teman Anna. Seketika itu juga Anna langsung menoleh kearah Marco." Yang pria itu, Roni, adik sepupu Marco. Tapi, aku tidak kenal dengan kedua gadis itu."" Kamu harus ke sana, Anna. Mereka sepertinya sudah saling kenal, lihat saja mereka berbicara dengan begitu akrab," ucap teman Anna yang lain.Anna dengan dua orang temannya berjalan mendekati Marco yang sedang berbica

  • Cinta Segitiga Sang Pewaris   Identitas Mr. X

    Anna dan Marco akan melempar bunga buket tersebut kepada tamu undangan dengan posisi membelakangi para tamu. Lalu dengan beberapa hitungan, buket bunga itu pun akan menjadi rebutan para tamu undangan.Satu, dua, tiga..Sorak para tamu yang menginginkan buket bunga itu jatuh ke tangan mereka terdengar riuh, dan menggema. Lalu, semua mata tamu undangan melihat kearah sosok yang mendapatkan buket bunga itu.Tak terkecuali sepasang pengantin yang baru mengikrarkan janji suci pernikahan mereka, buket bunga yang jadi rebutan itu jatuh ke tangan seorang wanita." Kamu beruntung bisa mendapatkan buket bunga ini, selamat ya!" ucap salah seorang tamu wanita yang juga berharap buket bunga itu jatuh ke tangannya." Selamat ya, semoga kamu cepat segera menyusul," ucap Anna yang tersenyum kearah wanita yang mendapatkan buket bunganya.Anna mengandeng erat tangan Marco, dia ingin memperlihatkan kepada orang-orang betapa beruntung dan bahagia dirinya.Sementara Marco, dia memandang wanita itu tanpa b

  • Cinta Segitiga Sang Pewaris   Pernikahan 2

    Luna bukannya tidak mengizinkan Sinta bekerja sesuai dengan pengalamannya, tapi dia tahu tidak mudah mendapatkan pekerjaan baru.Dan, Luna sangat paham watak ayahnya, jika pegawainya sudah memilih untuk keluar dari restoran mereka, ayahnya tidak akan pernah mau menerima pegawainya itu kembali bekerja dengannya.Tapi, Sinta yang sudah bulat dengan keputusan yakin tidak akan menyesali keputusannya tersebut." Aku pasti akan mendapat pekerjaan di tempat lain," gumam Sinta.Di sebuah ruangan, tepatnya sebuah kamar di rumah sakit, seorang pria yang sudah lanjut usia sedang duduk di tempat tidurnya, matanya menatap kesebuah layar televisi.Pria itu menatap ke layar televisi dengan sekali-kali bergumam sendiri, di sampingnya berdiri seorang pria lainnya. Pria itu terlihat lebih muda, mungkin umurnya berkisaran lima puluhan keatas, dia terlihat rapi dengan setelan jasnya." Mereka mau menikahkan anaknya tanpa peduli orang tuanya ada di mana," gumamnya lagi." Pak Alex, apa benar katamu tadi,

  • Cinta Segitiga Sang Pewaris   Pernikahan

    Kedua pemuda itu saling berjabat tangan. Ini kali pertama Peter melihat laki-laki yang dipilih dan dicintai oleh wanita yang dicintainya, Anna. Peter bisa merasakan jika Anna sangat mencintai Marco, sementara Marco terlihat biasa-biasa saja. Tapi, Peter tidak bisa berbuat apa-apa, dia hanya bisa mendoakan Anna akan bahagia bersama pria yang dicintainya dan berharap Marco akan mencintai Anna dengan sepenuh hatinya.Peter memperhatikan Marco dengan seksama, dia pun merasa tidak asing dengan calon suami Anna tersebut." Sepertinya kita pernah bertemu," ucap Peter." Oh ya, di mana? aku lupa," jawab Marco pura-pura lupa." Di kantor polisi."" Sayang, kenapa kamu ke kantor polisi? tanya Anna yang penasaran." Anna, mungkin aku salah orang. Hmm, karena Marco sudah ada di sini, aku pulang dulu ya, Anna."" Kenapa harus buru-buru, tidak apa-apa. Kalian bisa melanjutkan obrolan kalian. Lagi pula, aku harus pergi masih ada pekerjaan yang harus aku kerjakan," ucap Marco." Anna, sudah lama men

  • Cinta Segitiga Sang Pewaris   Mengundurkan Diri

    Senja kala itu sudah menampakkan warna kemerah-merahan, sungguh indah di pandang mata. Sinta terus memandang kearah senja yang indah, dia menikmati keindahan yang diciptakan oleh sang Maha Agung.Sementara itu Marco yang melihat Sinta begitu menikmati senja yang terlihat jelas nan indah, dia pun ikut memandang detik-detik senja yang sebentar lagi akan hilang.Sekali-kali pemuda itu menoleh kearah Sinta, dia menatap lekat kearah gadis itu. Dia yakin jika dugaannya selama ini salah, Sinta bukan wanita jahat yang ingin memanfaatkan para pria kaya." Sint, kamu sudah yakin untuk menarik membatalkan laporan mu tentang penguntitan yang dilakukan oleh temanmu itu?" tanya Marco." Iya, Tuan, aku sudah yakin. Aku memberinya kesempatan untuk memperbaiki dirinya, lagi pula jika Aldi di dalam sel penjara siapa yang akan merawat orang tuanya serta membantu biasa sekolah adiknya. Dia sudah minta maaf dan dia sudah berjanji akan mencari pekerjaan di kota lain." Aku harap dia menepati janjinya kepad

  • Cinta Segitiga Sang Pewaris   Nomor Tanpa Nama

    Di saat Peter datang menghampirinya, dan meminta maaf karena dia tidak bisa pergi bersama Sinta. Di saat itulah, rasa cemburu, marah, dan kecewa merasuk ke dalam hati gadis itu. Dia ingin mengatakan isi hatinya, tapi saat itu mulut Sinta terkunci yang ada hanya rona wajahnya memerah.Gadis itu tidak bisa memungkiri hatinya merasa sakit dan kecewa di saat Peter selalu meninggalkannya hanya demi Anna. Dia ingin melarang Peter untuk tetap bersamanya, tapi dia tidak punya hak melakukan itu karena status mereka sebatas teman biasa." Aku tahu, kamu lebih lama mengenal Anna. Tapi, apa posisi Anna di hatimu tidak bisa digantikan oleh orang lain?" gumam Sinta.Ting ...Sebuah pesan masuk ke dalam ponsel Sinta, dia pun mengambil ponselnya yang ditaruhnya di dalam tasnya. Sebuah pesan dari nomor yang belum di save nya ke dalam kontak ponselnya, pesan itu bisa dibacanya dari layar atas ponselnya.Sinta yang penasaran dengan isi keseluruhan pesan dari nomor tanpa nama, dia pun membuka dan membaca

  • Cinta Segitiga Sang Pewaris   Tuan Besar

    Sinta yang baru masuk ke dalam kamar 028, dia melihat si kakek menatapnya tajam. Tatapan itu sendiri menunjukkan jika dia tidak menyukai melihat sosok gadis yang berdiri tepat di hadapannya saat ini. Gadis itu berdiri dengan memegang tampan yang berisi makanan, dia meletakkan nampan itu ke atas meja lalu dia menaruh tas selempangnya di atas sofa yang berada di kamar VIV itu." Kamu siapa? Kenapa kamu yang membawa makanan itu lagi?" tanya si kakek." Namaku Sinta, Kek. Aku yang bertugas menghantarkan makanan ini untuk Kakek," ucap Sinta lalu meletakkan nasi serta lauknya di atas meja kecil yang ditaruh di ranjang pasien." Kakek katamu? Siapa kamu yang beraninya memanggil aku dengan sebutan Kakek. Kamu tidak tahu siapa aku, Hah!"" Aku Sinta, Kek. Kakek Lau lupa ya dengan nama itu," ucap Sinta dengan tenang." Itu bukan namaku. Aku juga tidak mengenal kamu, jangan sekali-kali memanggil ku dengan sebutan Kakek Lau. Panggil aku dengan sebutan Tuan Besar Chan," ucapnya dengan nada tegas d

  • Cinta Segitiga Sang Pewaris   Keras Kepala

    Melihat Sinta yang begitu keras kepala, akhirnya Luna mengalah. Luna tidak akan pergi menjenguk si kakek di jam kerjanya, tapi dia akan mengantar Sinta ke rumah sakit setelah itu dia kembali ke restorannya.Selama di perjalanan menuju rumah sakit kedua gadis itu tidak bicara satu sama lain, Luna fokus menyetir mobilnya sementara Sinta membuka pesan-pesan yang belum sempat dibacanya.Sesampainya di rumah sakit, Sinta langsung berjalan menuju kamar yang dihuni oleh Kakek Lau. Sementara Luna berangkat kerja seperti yang dikehendaki oleh Sinta, dia pun melaju dengan cepat meninggalkan rumah sakit itu.Sinta heran melihat kamar yang dihuni oleh Kakek Lau telah di tempati oleh orang lain, dia pun bertanya kepada salah seorang Suster yang pernah merawat Kakek bersama Dokter Peter." Kakek itu! Nona bukannya yang membawa Beliau pertama kali ke rumah sakit ini, kan? Hmm, kemarin sore Beliau dipindahkan keruang VIV. Beliau memaksa untuk ditempatkan diruang yang paling bagus di rumah sakit ini,

DMCA.com Protection Status