Sabian duduk menyamakan tingginya dengan sang anak, ia mengatakan bahwa jajan di pasar malam dan juga mainan sangat merakyat jadi Sabian tidak melarang Bima untuk membelinya. Sesekali Bima hatus merasakan barang mutah dengan kualitas bagus yang biasa di beli anak sesusianya di pasar malam.
"Karena ayah ingin Bima juga merasakan membeli barang yang merakyat seperti ini, tidak semua barang murah kualitasnya jelek," ucap Sabian.
"Oh jadi seperti itu, aklau begitu terima kasih ya ayah, Bima senang sekali jalan-jalan di pasar amlam bersama keluarga seperti ini, anak-anak di sini juga sepertinya sangat senang ya," ucap Bima.
Tentu saja anak-anak sangat senang bermain di pasar malam. Salah satu hiburan merakyat yang dapat dinikmati oleh kalangan menengah kebawah. Tapi tak jarang juga orang dari kalangan menengah keatas yang berkunjung ke pasar malam.
"Ayo Bima, sudah malam kita harus pulang, besok Bima harus sekolah," ucap Kirana sambil menggandeng anaknya.
Sabian menghela nafas sebelum mengatakan pesan untukBima. sebagai seorang ayah tentu saja ia menginginkan sang anak berhasildengan cara yanng benar, tidak melaukan kecurangan, dan menyakiti lawannya."Ayah ingin kau selalu berada di jalan yang benar, tidak melakukan kejahatan untuk memperoleh apa yang kau inginkan," ucap Sabian kepada Bima."Ayahku orang baik, mana mungkin aku melakukan kejahatan untuk menggapai apa yang aku inginkan," jawab Bima si bocah polos itu.Sabian menggelengkan kepalanya, dia bingung ingin berkata apa lagi. Dahulu kala saat keadaan mendesak dia selalu memakai kekerasan untuk mendapatkan apa yang ia inginkan bahkan rela membunuh lawan sehingga tidak ada yang bis amneghalanginya unutk mendapatkan seuah proyek bisnis yang akan dia kerjakan."Hidup tidak semudah yang kau bayangkan nak, ayah hanya bisa membimbingmu ke jalan yang benar," ucap Sabian dengan perasaan yang campur aduk."Satu lagi Bima, kau harus selalu melakukan ke
Kirana mengernyitkan dahinya, kelupaan sesuatu apa, Kirana mengecek barang bawaannya dan semuanya sudah lengkap, "Aku tidak kelupaan sesuatu," jawab Kirana.Sabian menarik lengan tangan Kirana dan mencecap bibirnya dengan lembut, di ulangi lagi sampai Sabian puas baru dilepaskan."Kau melupakan ciuaman selamat bekerja untukku Kirana," ucap Sabian sambil mengelap bibir Kirana yang basah."Kau membuatku terlambat bekerja hanya untuk hal ini, setiap malam kau selalu melakukan itu apakah kurang?" tanya Kirana.Sabian hanya tertawa dan menjawab sangat kurang sekali, kalau bisa setiap detik ia harus mendapatkan ciuman dari sang istri. Karena hanya begitu dia bisa merasa bahagia sepanjang waktu."Selamat bekerja sayangku, terima kasih telah memberikan kebahagiaan untukku, jangan merajuk lagi," ucap Sabian sembari menyalakan mesin mobilnya."Kau selalu bersikap yang tak terduga," ucap Kirana dengan senyuman.Sabian menyalakan mesin mobilnya d
Sabian mendapat telepon dari rumah sakit karena Kirana dibawa akibat pingsan. Ia segera menuju rumah sakit untuk menemui sang istri, Sabian tidak mau terjadi sesuatu kepada sang istri, dia sangat cemas padahal tadi pagi Kirana sangat baik-baik saja."Sabian tenanglah, kau tidak boleh banyak pikiran saat mengendarai, biar aku saja yang menyetir mobilnya," Mike menenangkan bosnya."Baiklah ini kunci mobilnya, bagaimana aku tidak banyak pikiran, Kirana mendadak masuk rumah sakit," ucap Sabian sambil mengacak-acak rambutnya.Mike mengatakan agar tetap tenang, bedoa saja semoga baik-baik saja. Asisten Sabian yang sudah se[erti kelaurga sendiri itu bertanya apakah istri dari bosnya itu akhir-akhir ini sudah telat datang bulan."Mana aku mengurusi hal seperti itu, yang aku tahu saat aku ingin melakukan itu selalu keturutan," jawab Sabian sewot."Kau dengan istri sendiri masa tidak tahu tentang bulanannya, suami macam apa kau?" tanya Mike sambil tertawa.
Bima masih membayangkan perilaku ayahnya saat mendapatkan kabar akan mempunyai bayi lagi dirumah. Bima tersenyum kecut ayah yang selalu berdebat dengannya itu apakah akan senang mempunyai keturunan lagi."Bima kenapa kau bersikap seperti itu, sekali lagi paman katakan ayahmu akan tetap menyayangimu seperti dulu saat adikmu sudah lahir," ucap Sandra."Paman galak sama Bima padahal anak itu masih belum lahir," ucap Bima yang muulai drama.Sandra menjelaskan bukan seperti itu maksudnya, Bima akan tetap menjadi kebanggaan keluarga Alexander karena kehadirannya membawa berkah dan kebahagiaan tersendiri untuk mereka semua."Bima jangan berpikir macam-macam makan sianglah, dan tunggu mamamu pulang, oh iya kau ingin adik laki-laki atau peempuan?" tanya Sandra."Aku ingin adik laki-laki agar bisa main bola bersama, tapi jika yang lahir perempuan aku juga akan tetap menyayanginya," jawab Bima sambil menyendok makan siangnya.Sandra tersenyum melihat k
Sabian mengepalkan tangannya, jadi semua itu hanya akal-akalan Bima untuk melihat ekpresi wajah seperti apa yang ingn dilihat Bima ketika buah hatinya melakukan drama anak yang tidak ingin mempunyai seorang adik, benar-benar keterlaluan."Kau sungguh membuatku kesal, kau benar-benar keterlaluan!" ucap Sabian dengan nada kesal."Ayah karena kau selalu berekspresi dingin dan galak aku hanya ingin mengujimu," ucap Bima tanpa ada rasa bersalah.Kirana tertawa melihat tingkah anak cerdas itu, padahal tidak ada yang mengajarinya kenapa dia bisa begitu banyak akal, Sabian yang berada di samping anaknya merasa meleleh hatinya. Dia bertanya-tanya apakah dahulu kala sikapnya seperti itu selalu membuat kesal orang dewasa dengan banyak akalnya."Bima karena kau anak ayah kali ini ayah akan memaafkanmu," ucap Sabian yang masih kesal dengan drama yang dibuat Bima."Ayah kau harus menjadi ayah panutan karena sebentar lagi akan mempunyai dua buah hati," ucap Bima
Sabain tersenyum licik kearah putranya, sebuah ide yang sangat bagus karena Bima menawarkan sendiri hukuman apa yang cocok untuknya, yaitu dengan memotong uang jajannya karena selalu membuat ayahnya kesal."Kau tahu Bima, ayah sangat setuju dengan apa yang kau katakan itu, mulai besok uang jajanmu akan ayah potong sampai satu bulan," ucap Sabian menakuti Bima."Tidak masalah, aku tidak takut aku tidak minta uang tambahan ke mama kan?" tanya Bima sambil meledek sang ayah.Sabian tidak bisa berkata apa-apa lagi, Bima memang sungguh banyak akalnya, tidak bisa di takuti dengan hal apapun termasuk pemotongan uang jajan. Sabian tersenyum sambil mengelus dadanya dia selalu kalah berdebat dengan sang putra yang pintar itu."Kau memang anak ayah yang cerdas, kau tidak boleh menjadi seorang pemuda yang licik ketika berhadapan dengan masalah ya," ucap Sabian berpesan kepada Bima."Baiklah ayah aku mengerti, ayah adalah ayah yang paling aku banggakan selama in
Dokter Jay sanagt kesal dengan Sabian yang terus emndesaknya untuk menikah karena usianya yang tak muda lagi. Tentu saja ini membuatnya kesal karena dia masih ingin bermain dan belum menemukan wanita yang benar-benar cocok untuk dijadikan istri."Kenapa kau begitu kesal. apakah masih kurang puas bermainnya?" tanya Sabian sambil meminum minumannya."Tentu saja aku masih belum puas mencicipi banyak perempuan lainnya," jawab Jay dengan senyuman lebar.Sabian menakuti Jay karena dia adalah seorang dokter bagaimana bisa ia begitu bangga dengan kenakalannya mencicipi banyak wanita di dunia ini. Sabian mengatakan bahwa karma dan sebuah penyakit kelamin sudah menantinya di kehidupan yang akan datang.Dokter jay semakin sebal karena Sabian menakutinya seperti itu."Aku seorang Dokter dan aku tahu batasanku Sabian, jangan menakuti aku seperti itu, tidak akan mempan buatku," ucap Jay dengan hati yang kesal."Kau ini di nasehati tapi malah keras kepala
Sepertinya Kirana salah paham dengan apa yang akan dilakukan Sabian, dia sudah menahannya sejak kemarin, karena saran dokter dan juga petuah dari Mike, dia tidak akan menyentuh Kirana saat ini, ia takut akan terjadi sesuatu pada bayinya."Sabian kau harus inagt apa kata dokter padamu, di semester awal kau tidak boleh melakukan itu padaku," ucap Kirana."Diam saja dan patuhi aku Kirana," Sabian mencecap bibir Kirana dengan brutal.Kirana meronta dalam gendongannya membuat dia terbakar hasrat yang tidak bisa dikendalikan. Sabian terus menciumi bibir kenyal istrinya itu sampai puas baru di lepaskan."Istirahatlah Kirana istriku tercinta, sepertinya kau hanya salah paham disini, aku tidak bermaksud menyentuhmu sekarang, aku hanya tidak ingin kau terkena angin dan sakit jika kau terus-terusan di depan jendela," ucap Sabian dengan lembut sambil membelai rambut Kirana."Maafkan aku, aku salah paham terhadapmu Sabian," ucap Kirana lirih.Sabian ters