Share

Pria Menyebalkan

Penulis: Tetey
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Apa maksud ucapanmu Adrian?” tanya Alexander sambil menaikkan nada bicaranya.

Sedangkan Adrian hanya membuang napas perlahan, ia memejamkan matanya karena tak tahu jika ayahnya belum kembali ke rumah. Ia pikir, hanya dirinya saja yang masih berada di dalam kantor.

Adrian pun membalikkan tubuhnya, menatap ayahnya yang saat ini masih menunggu jawaban dari putranya itu. Saat ini, terlihat Adrian serba salah. Ia pun menggaruk tengkuk kepalanya yang tak gatal sama sekali.

“Itu ... bukan apa-apa, Ayah. Aku hanya, bergurau saja,” jelas Adrian.

Alexander pun menatap putranya, menelisik sikap Adrian yang kurang meyakinkan dirinya. Kemudian, ia menatap ke arah Reyna yang ternyata belum pergi dari tempat ia berdiri.

“Bukankah, wanita ini adalah Reyna? Karyawan yang kamu bilang tidak mempunyai kinerja bagus?” tunjuk Alexander pada Reyna, ia baru bisa melihat dengan jelas wajah seorang wanita yang berciuman dengan putranya di lift.

Adrian pun menatap ke arah Reyna, jujur saja ia tidak mau dicurigai oleh ayahnya. Maka, untuk itu ia akan membahas masalah kinerja buruk Reyna saja.

“Iya, benar. Dia karyawan yang tidak mempunyai kinerja bagus itu, Ayah,” jelas Adrian.

“Lantas, mengapa kamu menariknya lagi? Lalu mencium dia di lift, apa itu artinya?” tanya Alexander, kembali menatap tajam putranya itu.

Ucapan ayahnya, membuat Adrian pun terbelalak. Hal serupa pun dilakukan Reyna, ia bahkan membekap mulutnya, karena malu sudah ketahuan oleh Alexander. Kemudian, Adrian pun melangkah mendekati ayahnya, ia tidak ingin semuanya menjadi masalah besar.

“Ayah, itu ... hanya salah paham saja. Dia, menggodaku, bukan aku yang mau.”

Adrian menunjuk Reyna yang saat ini tiba-tiba terkejut mendengar penjelasan itu. Benar-benar sungguh menyebalkan pria yang bernama Adrian. Hingga membuat emosi Reyna sudah memuncak di ubun-ubun kepalanya. Jika saja, saat ini ia tidak berada di perusahaan milik Alexander, ia akan memukul keras pria itu.

“Benar itu? Kamu tidak berbohong? Lantas tentang tidur—“

“Ayah, aku hanya bercanda. Jangan dengarkan ucapanku yang tidak mungkin itu, dan tolong hapus rekaman CCTV itu,” pinta Adrian.

Alexander pun berdecak, “tidak perlu kamu minta. Ayah akan menghapusnya, tapi ingat. Pecat dia, jangan sampai kamu jatuh cinta pada seorang karyawan.”

Adrian pun mengangguk, “aku akan memecatnya, karena kinerja dia memang sangat buruk. Ayah tenang saja, mana mungkin aku jatuh cinta pada seorang karyawan? Apa aku terlihat tidak mampu membawa seorang menantu yang setara dengan Sonya? Aku pasti mampu, Ayah.”

Alexander hanya menatap Reyna, kemudian pergi dari hadapan mereka. Sedangkan Adrian membuang napas lega, karena akhirnya Alexander tidak banyak mempertanyakan tentang dirinya yang pernah tidur dengan Reyna.

Reyna pun melangkahkan kakinya, meninggalkan Adrian, sambil menahan emosi. Tangannya mengepal, napasnya sangat cepat dan sebentar lagi mungkin akan meledak. Sedangkan Adrian hanya menatap punggung Reyna, sambil mengusap bibirnya perlahan.

“Bodoh, mengapa aku harus menciumnya?” ucapnya sambil melangkahkan kakinya berjalan di belakang Reyna.

Namun, tiba-tiba saja Reyna membalikkan tubuhnya. Hingga kepalanya harus berbenturan dengan dada bidang milik Adrian hal itu pun membuatnya seketika terkejut. Ia pikir, pria menyebalkan itu tidak mengikutinya.

“Pak Adrian, mengapa mengikuti saya? Belum cukup mempermalukan saya di depan pak Alexander?” tanya Reyna sambil menahan kekesalannya.

Adrian pun berdecak, kemudian mundur satu langkah agar tidak terlalu dekat dengan Reyna.

“Kenapa rasa percaya dirimu tinggi sekali? Ini pintu utama perusahaan, dan siapa pun pasti melewati jalan ini. Apa maksudnya, aku mengikutimu? Buang-buang waktu saja,” jelas Adrian.

Reyna pun terdiam, benar juga. Itu adalah pintu masuk sekaligus pintu ke luar. Mengapa ia bodoh sekali saat ini, pikir Reyna.

“Lantas, mengapa kamu berbalik arah?” tanya Adrian.

“Bukan urusan Bapak,” jawab Reyna ketus. Kemudian ia melangkahkan kakinya kembali, padahal ia berniat ingin memperjelas masalah yang terjadi baru saja. Tetapi, berada tepat di hadapan Adrian yang sudah membuatnya kesal. Ia takut emosinya meledak-ledak saat itu juga.

“Maaf,” ucap Adrian.

Reyna pun seketika menghentikan langkahnya, kemudian membalikkan tubuhnya kembali menghadap Adrian.

“Maaf untuk apa?” tanya Reyna.

Adrian pun menggelengkan kepalanya, “tidak ada alasan.”

Ia pun melangkahkan kakinya, meninggalkan Reyna yang masih bingung dengan ucapan Adrian.

Sedangkan di rumah kontrakan Reyna, saat ini ia tengah menonton acara televisi dan rupanya berita tentang pernikahan Adrian dan Sonya pun kembali ditayangkan. Hal itu pun membuat Reyna sangat malas, ia meraih remote kemudian berniat mematikan televisinya.

“Kami batal menikah,” ucap Sonya ketika diwawancarai.

Seketika, Reyna pun mengurungkan niatnya untuk mematikan televisi itu.

“Batal menikah?” tanya Reyna pada dirinya sendiri.

Ia pun teringat ucapan Adrian tadi sore, bahwa ia bisa membawa menantu yang setara dengan Sonya. Jujur saja, ucapan Adrian tidak terlalu fokus Reyna pikirkan, karena ia terlalu kesal pada pria itu. Namun, rupanya itu menjadi hal yang sangat serius. Pantas saja Adrian diam saja ketika dirinya mengundurkan diri dan mengatakan jika tugas Reyna selesai.

“Kami sepakat untuk berteman saja, karena mungkin bukan jodoh,” sambung Sonya.

Tiba-tiba, ponsel Reyna pun bergetar. Sudah pasti grup chattingnya ramai saat ini, karena berita Adrian dan Sonya memang tengah panas.

'Hari patah hati tidak jadi.'

'Sedih, tapi memang bukan jodohnya.'

'Kalian senang? Kok bisa-bisanya sih.'

'Kenapa harus batal? Mereka cocok satu sama lain.'

'Yah, tidak jadi makan-makan deh.'

Itulah beberapa percakapan dari rekan-rekan Reyna, karena terlalu malas melihat pesan dari mereka. Reyna pun tidak mengaktifkan grup tersebut, apalagi dirinya sudah bukan karyawan di perusahaan milik Adrian.

Ia pun menatap perut ratanya, sudah ada kehidupan di sana. Awalnya, Reyna ingin sekali menggugurkan kandungannya itu. Akan tetapi, hal itu sudah pasti merupakan kesalahan terbesar dalam hidupnya. Walaupun Adrian tidak mau tahu dengan apa yang terjadi pada dirinya, Reyna benar-benar harus berusaha sendiri dan menjauh dari Adrian. Biarkan, semua kesalahannya itu Reyna yang menanggung. Lagi pula, seorang Adrian bukan pria yang pantas untuknya. Dia berada sangat jauh, dan sulit untuk dijangkau.

Tiba-tiba, pikiran tentang Adrian pun harus buyar karena suara dering dari ponsel milik Reyna. Nama ibunya yang memanggil, ia pun langsung menjawabnya.

“Reyna, tadi ibu sudah kirim makanan buat kamu,” ucap Ibunya di seberang sana.

“Oh iya? Ibu ke mari? Kenapa tidak memberitahu?” tanya Reyna.

Karena ada kunci cadangan, Reyna pun membebaskan Ibunya untuk datang sesuka hati.

“Iya, tadi habisnya kamu lama. Sudah sore dan Ibu ada keperluan lain,” jelas ibunya.

“Oh, begitu.”

“Rey, Ibu mau tanya sesuatu,” ucap ibunya lagi.

“Tanya apa, Bu?”

Sedetik, ibunya belum menjawab pertanyaan Reyna. Ia beberapa kali menghela napas panjang, sebelum mengatakan apa yang ingin ia tanyakan.

“Tadi, di laci meja nakas kamu. Kenapa banyak alat tes kehamilan?”

Seketika, mata Reyna pun terbelalak mendengar pertanyaan dari ibunya.

Bab terkait

  • Cinta Satu Malam dengan Bos   Menginginkannya

    Reyna masih terdiam, memikirkan jawaban yang tepat untuk pertanyaan dari ibunya. Jujur saja, saat ini ia belum siap mengatakan hal yang sebenarnya.“I—itu ... milik temanku, Bu.” Rena terpaksa berbohong.“Temanmu? Kenapa kamu menyimpannya?” ibunya terdengar tak percaya.Reyna pun menghela napas panjang, ibunya masih tak percaya dengan jawaban Reyna. Walaupun hal itu memang kebohongan darinya, akan tetapi ia benar-benar belum siap. Reyna tidak mau jika ibunya kecewa mendengar ia mengandung tanpa seorang suami.“Iya benar temanku, dia menitipkannya padaku untuk kejutan pada suaminya. Karena saat ini suaminya masih berada di luar negeri, jika ia menyimpan di rumahnya. Dia takut, suaminya melihat sendiri,” jelas Reyna.“Begitukah? Sungguh, bahagia mempunyai seorang cucu. Ibu pun menginginkannya, kapan kamu akan menikah, Rey? Sampai saat ini, kamu belum membawa seorang pria ke rumah,” tanya Ibunya.Pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh Reyna, benar-benar tidak ada jawaban. Karena sampai

  • Cinta Satu Malam dengan Bos   Cek Seratus Juta

    Namun Adrian tidak menjawab pertanyaan dari Reyna, ia melangkahkan kakinya untuk lebih dekat dengan wanita itu. Menarik tengkuk kepalanya, kemudian mencium kembali bibir wanita yang tiba-tiba membuatnya candu. Adrian sudah lupa diri, ia melupakan masalah yang akan datang jika dirinya kembali melakukan sesuatu. Malam penuh gairah itu yang tiba-tiba ia ingat kembali dan Adrian menginginkannya. Namun, tidak dengan Reyna. Tangannya berusaha keras menjauhkan tubuh Adrian dari dirinya. Hingga ciuman itu terlepas kembali, Reyna mengambil napas dalam-dalam karena ciuman itu terlalu kasar hingga membuatnya sesak. “Jangan lakukan ini! Tolong, pergi dari sini,” pinta Reyna. Adrian pun menyunggingkan bibirnya, kemudian ia mengusap wajahnya kasar. Perlahan, ia memukul pelan kepalanya karena sudah bodoh melakukan hal ini. Ia lupa jika saat ini, tidak boleh terlihat rendahan di depan Reyna. Tanpa basa-basi, ia melangkahkan kakinya ke luar dari rumah kontrakan Reyna. Namun, tiba-tiba ia harus ter

  • Cinta Satu Malam dengan Bos   Siapa Pria Itu?

    Walaupun terasa berat, Reyna melangkahkan kakinya untuk pergi dari rumah kontrakannya. Ia rasa sudah cukup untuk bertahan di kota itu. Karena rupanya, ia tidak mendapatkan kebahagiaan. Perihal kandungannya yang tak akan bisa terus ia sembunyikan, Reyna pun memilih sebuah desa yang saat ini ditinggali oleh paman dan bibinya. Reyna pun meraih ponsel di dalam saku celananya, ia memberanikan diri untuk menghubungi ibunya.Beberapa menit, belum ada jawaban dari ibunya. Namun, ketika Reyna mengulanginya kembali, tak lama panggilan itu pun dijawab oleh ibunya.“Iya, Nak. Ada apa?” tanya ibunya diseberang sana.“Bu, apa aku boleh bicara?” tanya Reyna.“Tentu saja, mau bicara apa?”Reyna pun menghela napasnya, kemudian melanjutkan kembali pembicaraannya.“Tidak melalui telepon, aku ingin bertemu dengan ibu,” jawab Reyna.“Baik lah, kamu datang saja ke rumah Ibu,” jawab ibunya.Reyna pun menyanggupi hal itu, sudah tidak bisa ia sembunyikan lagi tentang kehamilannya itu dari ibunya. Karena ia a

  • Cinta Satu Malam dengan Bos   Rasa Asam dan Pedas

    Reyna pun berjongkok di bawah kaki ibunya sambil menangis sesenggukan.“Aku mohon, Bu. Jangan mencarinya, aku bisa sendiri untuk mengurus bayi ini. Reyna kuat dan tegar menghadapi ini semua, jadi tolong jangan mencarinya. Aku sudah melupakan pria itu dan menghapusnya dari ingatan,” pinta Reyna.Melihat Reyna yang memohon seperti itu, hati ibunya menjerit. Ia tak menyangka jika putri kesayangannya harus menghadapi masalah seperti ini. Padahal, sebuah pernikahan sangat diidamkan oleh ibunya. Melihat Reyna menjalin ikatan rumah tangga yang sudah dimimpikan oleh ibunya, namun harus pupus jika Reyna rupanya tak mau bertemu dengan pria yang sudah menghamilinya. Apakah ini sangat adil bagi Reyna, dan apakah ini akan membuat hati ibunya tenang. Benarkah Reyna akan kuat dan tegar menghadapi ini semua, batin ibunya berkecamuk.Tangannya meraih tubuh Reyna dan membuat putrinya itu duduk kembali di atas kursi, mengusap air mata itu perlahan dan memeluk Reyna dengan erat.“Jadi, kamu akan pergi ke

  • Cinta Satu Malam dengan Bos   Apa Dia Benar Mengandung Anakku?

    Adrian menatap ke arah Ervan. “Apa maksudmu, Ibu hamil? Memangnya, selain Ibu hamil, orang lain tidak boleh makan?”“Ah, bu-bukan itu maksudnya—““Sudah, belikan aku makanan lain. Aku ingin Fiza,” potong Adrian.Ervan pun mengangguk patuh, ia berlari untuk membeli Fiza pesanan Adrian. Sedangkan pria itu, melahap kembali rujak yang membuat kepalanya sedikit demi sedikit lebih baik. Rasa mual itu pun seketika mereda, entah mengapa tiba-tiba saja Adrian yang jarang sekali menyantap makanan pedas, namun kali ini lidahnya benar-benar menginginkannya.Tak membutuhkan banyak waktu, Ervan pun sudah tiba. Ia terlihat ngos-ngosan, karena mungkin berlari kembali. Namun, belum ada satu jam, Adrian pun menyuruh dirinya membeli makanan lain. Alhasil, ia pun harus ke sana ke mari mencari makanan yang dipesan oleh Adrian.Hingga sore hari, Adrian terlihat menatap langit yang sudah mulai berwarna oranye. Tangannya melonggarkan dasi yang sejak tadi terasa menyesakkan. Sejak tadi, ia hanya sibuk makan da

  • Cinta Satu Malam dengan Bos   Apa Kamu Jatuh Cinta?

    Beberapa hari berikutnya, Adrian mulai tidak fokus pada pekerjaan. Ia terus saja dibayang-bayangi dengan ketakutan jika Alexander akan mencari Reyna dan wanita itu mengatakan jika ia benar tengah mengandung darah daging Adrian. Walau bagaimanapun, ia dan Reyna pernah tidur bersama, jadi tidak ada yang bisa dipungkiri jika kelak Reyna pun akan mengandung. Akan tetapi, sejak awal Adrian tidak mau tahu dengan hal itu. Ia sudah banyak memberikan jaminan pada Reyna, termasuk menerimanya kembali untuk bekerja di perusahaan Alexander. Namun, ia tetap tidak akan percaya sepenuhnya pada Reyna jika wanita itu akan mengakui keadaannya ketika berhasil ditemukan oleh ayahnya.“Jadi, Reyna benar-benar sudah tidak ada di kota ini?” tanya Adrian pada seorang pria yang ia tugaskan untuk mencari keberadaan Reyna.“Iya, Bos. Sudah tidak ada, bahkan saya sudah mencari sampai pelosok,” jawabnya.Adrian pun terlihat memikirkan sesuatu, jika memang betul Reyna tidak ada. Wanita itu sudah menuruti perminta

  • Cinta Satu Malam dengan Bos   Gugurkan!

    Sementara di desa tempat Reyna tinggal saat ini, ia tengah sibuk menjemur pakaian. Karena cuaca pagi ini begitu sangat cerah, hingga ia sangat bersemangat untuk memulai aktivitas.Sejak tadi, bibinya yang bernama Maria menatap keponakannya itu dengan saksama. Setelah kedatangan Reyna ke rumahnya dengan mengatakan keadaannya saat ini, hati Maria tersentuh dan mengutuk pria yang sudah membuat Reyna harus seorang diri mengurus darah dagingnya. Untung saja, Maria adalah wanita yang berkecukupan dan sudah lama menginginkan seorang anak. Jadi, kedatangan Reyna sungguh diterima dengan baik, apalagi suaminya yang begitu bahagia ketika rumah besar itu tidak terus-menerus sepi.“Sudah Reyna, kamu jangan terlalu kecapekan,” ucap Maria sambil meraih pakaian di dalam ember, kemudian menjemurnya.“Ah, bibi. Biar aku saja, lagi pula berdiam diri di rumah sangat membosankan,” ujar Reyna.Maria pun tersenyum sambil meraih tangan Reyna. “Nak, bibi begitu bahagia ketika kamu akhirnya tinggal di sini. Sud

  • Cinta Satu Malam dengan Bos   Aldo

    “Sudahlah, tidak perlu ke Dokter. Sudah jelas, jika aku tidak mengandung darah dagingmu, sekarang buka pintu mobilnya,” pinta Reyna sambil meraih kembali handle pintu.Namun, Adrian terlihat melonggarkan dasinya. Kemudian menatap Reyna kembali.“Baiklah, jika kamu sudah yakin. Maka jangan pernah mengatakan apa pun lagi, jika faktanya tak sama jangan pernah meminta apa pun dariku,” pekik Adrian.Reyna pun menyunggingkan bibirnya. “Maaf, Anda siapa? Hanya mantan bos, saya tidak akan pernah meminta apa pun. Jadi, buka pintunya saya harus pulang.”Adrian pun mengangguk, kemudian mengetuk kaca mobil. Tak lama, seorang pria pun masuk dan duduk di kursi kemudi.“Aku akan mengantarmu kembali ke rumah, setidaknya aku berbaik hati sedikit,” ucap Adrian.Mendengar hal itu, Reyna pun berucap di dalam hati. Jika anaknya jangan sampai mewarisi sifat menyebalkan dari Adrian. Cukup sudah ia menahan napas ketika tengah bersama pria itu.Tak lama kemudian, Reyna sudah sampai di depan rumah Maria. Mobil

Bab terbaru

  • Cinta Satu Malam dengan Bos   Dia hanya teman satu malam

    “Ayah, apa yang barusan Ayah katakan? Bagaimana bisa—““Adrian, apa kamu tetap ingin menjadi direktur?” Alexander melangkah maju mendekati putranya itu.Adrian pun mengangguk cepat. “Ya, tentu. Aku sangat ingin menjadi seorang direktur.”“Kalau begitu, jangan sampai Reyna mengandung anakmu. Lakukan cara apa pun, agar tidak ada hal yang mencoreng namamu,” ujar Alexander.Adrian terdiam, sejenak. Namun, tak lama ia pun mengangguk.Melihat putranya yang sudah paham, Alexander pun menepuk pelan pundak Adrian, kemudian pergi dari hadapannya.Sementara Adrian masih diam di tempat, betapa bodohnya ia malam itu, karena sudah tergoda oleh Reyna. Seharusnya, ia biarkan saja wanita itu mabuk sendirian di klub tersebut, pikirnya.“Aku harus memaksa Reyna untuk menggugurkan kandungan itu,” ucapnya pelan.Keesokan harinya, setelah Adrian selesai mengurus pekerjaan. Ia pun pergi ke desa tanpa diketahui oleh sopir yang biasa mengantarnya, karena ia tahu jika pria itu sudah menjadi mata-mata untuk aya

  • Cinta Satu Malam dengan Bos   Ya, aku memang hamil

    Reyna pun berhasil pulang ke rumahnya, namun ia tiba-tiba terkejut ketika Aldo sudah berdiri di depan pintu rumah tersebut. Sedikit ngos-ngosan karena berjalan cepat untuk menghindari Adrian. Ia pun memilih duduk di atas kursi yang ada di depan rumah tersebut, sambil mengibas-ibaskan tangannya karena merasa gerah. Aldo pun berjalan menghampiri Reyna, ia menatap lekat wanita yang sudah mengusik hatinya itu. Entah apa yang saat ini tengah pria itu pikirkan, karena tak biasanya ia berekspresi seperti saat ini. "Rey, aku mau tanya sesuatu," ucap Aldo. Reyna pun menatap ke arah pria itu, sambil membuang napas perlahan. "Tanya apa?" ujar Reyna. Aldo pun sedikit menggeser tempat duduknya untuk lebih dekat dengan Reyna, sebelum melanjutkan pertanyaannya. "Apa benar, saat ini kamu tengah mengandung?" tanya Aldo lagi. Sontak saja, mata Reyna pun membulat. Ia yakin, jika gosip sudah menyebar di desa itu. Ia pun belum menjawab pertanyaan dari Aldo, Reyna hanya membuang tatapannya ke arah

  • Cinta Satu Malam dengan Bos   Gosip di desa

    "A-aku ... tidak menemuinya," jawab Adrian.Alexander pun memegangi bahu putranya itu. "Jangan berpikir hanya kamu saja yang punya mata-mata. Lupakanlah wanita itu, dia sudah mengambil uangnya. Kenapa kamu masih sibuk menemui dia?" "Tidak, Ayah. Aku hanya memastikan sesuatu," jawab Adian.Alexander pun menggeleng. "Jangan memastikan apa-apa. Fokus bekerja, jangan memikirkan ini dan itu lagi, jika kamu ingin menjadi direktur."Sebelumnya, Adrian pun memang tidak peduli pada Reyna. Akan tetapi, ia takut jika ayahnya memastikan sendiri kepada Reyna dan mendapati wanita itu tengah mengandung darah dagingnya. Walaupun, Reyna tidak mengatakan tentang kehamilannya itu.***Pagi harinya, Reyna pun tengah membeli sayuran di pedagang kaki lima. Namun, tiba-tiba wanita yang bertemu dengannya di puskesmas kemarin pun bertemu dengannya lagi hari ini."Rey, kamu kemarin ke luar dari ruangan poli kandungan, ya?" tanya wanita itu.Sontak saja, semua orang yang ada di sana pun menatap ke arah Reyna.

  • Cinta Satu Malam dengan Bos   Jadi, ayah tahu?

    Keesokan paginya, Reyna dengan terburu-buru ke luar dari dalam rumah dan akan mengunjungi bidan desa.Lebih tepatnya, ia akan datang ke puskesmas yang ada di desa tersebut. Namun, Reyna memakai masker penutup wajah, agar tidak ada yang mengenalinya di sana.Tak lama, ia pun sudah sampai di tempat tersebut. Menatap ke semua arah, takut ada tetangga yang mengenalinya. Karena hal itu sudah pasti akan membuat dirinya jadi bahan gosip di desa tersebut.Ketika sudah masuk ke dalam ruangan periksa, Reyna pun harus tersenyum bahagia, ketika tahu kondisi bayinya sehat. Namun, ia disarankan untuk tidak banyak pikiran dan harus selalu bahagia.Reyna pun diberi vitamin agar kandungannya semakin sehat. "Reyna? Kamu benar Reyna bukan? Ponakannya Bu Maria?" ucap seorang wanita yang tiba-tiba menunjuk ke arah Reyna.Sontak saja, Reyna terkejut. Karena ia baru ke luar dari ruangan poli kandungan.Reyna pun tidak menjawab, ia hanya melangkahkan kakinya untuk menjauh dari wanita tersebut."Itu benar Re

  • Cinta Satu Malam dengan Bos   Kamu kenapa?

    Semenjak tahu, jika cinta pertamanya ada di desa. Aldo pun semakin intens berkunjung ke rumah Maria, ia selalu bersikap baik dan membawa oleh-oleh ketika berkunjung. Namun, Reyna merasa tidak nyaman dengan kehadiran Aldo, ia sangat tahu apa yang ada di dalam pikiran Aldo ketika intens mengunjunginya.Seperti saat ini, Reyna merasa risi ketika Aldo sudah tiga jam lamanya berada di rumah itu. Padahal, banyak yang harus Reyna lakukan hari ini. Termasuk mengunjungi bidan desa untuk mengecek kondisi kandungannya. Ya, walaupun ia harus lebih waspada ketika datang ke sana, dikhawatirkan ada tetangga yang melihat dirinya berada di sana.Akan tetapi, saat ini Reyna tidak bisa bergerak sedikit pun karena Aldo terlihat masih betah saja."Rey, kamu tidak ada keinginan untuk berkunjung ke sungai yang dulu sering kita datangi?" tanya Aldo.Reyna pun menggeleng. "Aku rasa, itu tidak perlu. Karena kita sudah dewasa dan tidak perlu ke sungai itu.""Tidak untuk berenang, lagi pula aku tidak akan melaku

  • Cinta Satu Malam dengan Bos   Aldo

    “Sudahlah, tidak perlu ke Dokter. Sudah jelas, jika aku tidak mengandung darah dagingmu, sekarang buka pintu mobilnya,” pinta Reyna sambil meraih kembali handle pintu.Namun, Adrian terlihat melonggarkan dasinya. Kemudian menatap Reyna kembali.“Baiklah, jika kamu sudah yakin. Maka jangan pernah mengatakan apa pun lagi, jika faktanya tak sama jangan pernah meminta apa pun dariku,” pekik Adrian.Reyna pun menyunggingkan bibirnya. “Maaf, Anda siapa? Hanya mantan bos, saya tidak akan pernah meminta apa pun. Jadi, buka pintunya saya harus pulang.”Adrian pun mengangguk, kemudian mengetuk kaca mobil. Tak lama, seorang pria pun masuk dan duduk di kursi kemudi.“Aku akan mengantarmu kembali ke rumah, setidaknya aku berbaik hati sedikit,” ucap Adrian.Mendengar hal itu, Reyna pun berucap di dalam hati. Jika anaknya jangan sampai mewarisi sifat menyebalkan dari Adrian. Cukup sudah ia menahan napas ketika tengah bersama pria itu.Tak lama kemudian, Reyna sudah sampai di depan rumah Maria. Mobil

  • Cinta Satu Malam dengan Bos   Gugurkan!

    Sementara di desa tempat Reyna tinggal saat ini, ia tengah sibuk menjemur pakaian. Karena cuaca pagi ini begitu sangat cerah, hingga ia sangat bersemangat untuk memulai aktivitas.Sejak tadi, bibinya yang bernama Maria menatap keponakannya itu dengan saksama. Setelah kedatangan Reyna ke rumahnya dengan mengatakan keadaannya saat ini, hati Maria tersentuh dan mengutuk pria yang sudah membuat Reyna harus seorang diri mengurus darah dagingnya. Untung saja, Maria adalah wanita yang berkecukupan dan sudah lama menginginkan seorang anak. Jadi, kedatangan Reyna sungguh diterima dengan baik, apalagi suaminya yang begitu bahagia ketika rumah besar itu tidak terus-menerus sepi.“Sudah Reyna, kamu jangan terlalu kecapekan,” ucap Maria sambil meraih pakaian di dalam ember, kemudian menjemurnya.“Ah, bibi. Biar aku saja, lagi pula berdiam diri di rumah sangat membosankan,” ujar Reyna.Maria pun tersenyum sambil meraih tangan Reyna. “Nak, bibi begitu bahagia ketika kamu akhirnya tinggal di sini. Sud

  • Cinta Satu Malam dengan Bos   Apa Kamu Jatuh Cinta?

    Beberapa hari berikutnya, Adrian mulai tidak fokus pada pekerjaan. Ia terus saja dibayang-bayangi dengan ketakutan jika Alexander akan mencari Reyna dan wanita itu mengatakan jika ia benar tengah mengandung darah daging Adrian. Walau bagaimanapun, ia dan Reyna pernah tidur bersama, jadi tidak ada yang bisa dipungkiri jika kelak Reyna pun akan mengandung. Akan tetapi, sejak awal Adrian tidak mau tahu dengan hal itu. Ia sudah banyak memberikan jaminan pada Reyna, termasuk menerimanya kembali untuk bekerja di perusahaan Alexander. Namun, ia tetap tidak akan percaya sepenuhnya pada Reyna jika wanita itu akan mengakui keadaannya ketika berhasil ditemukan oleh ayahnya.“Jadi, Reyna benar-benar sudah tidak ada di kota ini?” tanya Adrian pada seorang pria yang ia tugaskan untuk mencari keberadaan Reyna.“Iya, Bos. Sudah tidak ada, bahkan saya sudah mencari sampai pelosok,” jawabnya.Adrian pun terlihat memikirkan sesuatu, jika memang betul Reyna tidak ada. Wanita itu sudah menuruti perminta

  • Cinta Satu Malam dengan Bos   Apa Dia Benar Mengandung Anakku?

    Adrian menatap ke arah Ervan. “Apa maksudmu, Ibu hamil? Memangnya, selain Ibu hamil, orang lain tidak boleh makan?”“Ah, bu-bukan itu maksudnya—““Sudah, belikan aku makanan lain. Aku ingin Fiza,” potong Adrian.Ervan pun mengangguk patuh, ia berlari untuk membeli Fiza pesanan Adrian. Sedangkan pria itu, melahap kembali rujak yang membuat kepalanya sedikit demi sedikit lebih baik. Rasa mual itu pun seketika mereda, entah mengapa tiba-tiba saja Adrian yang jarang sekali menyantap makanan pedas, namun kali ini lidahnya benar-benar menginginkannya.Tak membutuhkan banyak waktu, Ervan pun sudah tiba. Ia terlihat ngos-ngosan, karena mungkin berlari kembali. Namun, belum ada satu jam, Adrian pun menyuruh dirinya membeli makanan lain. Alhasil, ia pun harus ke sana ke mari mencari makanan yang dipesan oleh Adrian.Hingga sore hari, Adrian terlihat menatap langit yang sudah mulai berwarna oranye. Tangannya melonggarkan dasi yang sejak tadi terasa menyesakkan. Sejak tadi, ia hanya sibuk makan da

DMCA.com Protection Status