Beranda / Romansa / Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen / Bab 32 : Kisah ketika ditinggalkan

Share

Bab 32 : Kisah ketika ditinggalkan

Penulis: sukanulisajaa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-04 08:00:29

Valerie mengeringkan rambutnya dengan handuk. Udara di sini begitu dingin, tapi tidak menghalangi Valerie untuk mandi. Ia  duduk di meja makan berhadapan dengan Faris yang sudah siap untuk makan malam.

“Makan dulu Val, kamu masih sering lupa makan kalo udah megang kerjaan?” tanya Faris.

“Iya, malah lebih parah. Karena enggak ada yang ingetin makan,” jawab Valerie. Tidak, ia bukan kode ingin minta diingatkan makan. Karena dulu salah satu yang Faris selalu lakukan adalah menelpon Valerie di jam makan untuk mengingatkan bahwa ia punya perut yang harus diisi.

“Mulai senin, aku akan telp kamu di jam makan buat ingetin kamu makan,” kata Faris. Valerie tidak menjawab, ia sudah mulai menikmati makanan yang ada di depan mejanya.

Nasi hangat, sayur asem dan ayam goreng, juga sambal bawang. Semua makanan kesukaan Valerie. Valerie baru lagi merasakan makanan seperti ini. Biasanya ia akan masak yang simple karena takut terlambat masuk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 33 : Kisah dengan James

    James dan Valerie sama-sama anak baru di kelas memasak itu. Mereka bertemu ketika mereka sama-sama mendaftar.“Hei,” James duluan menyapa Valerie.“Oh hei,” Valerie menoleh ke arah James.“Daftar kursus masak juga?” tanya James.“Hehe iya,” jawab Valerie singkat.“James..” James menjulurkan tangannya kepada Valerie.“Valerie..” Valerie membalas uluran tangan James.Sejak itu Valerie dan James sering bersama. Di kelas memasak juga mereka sering bersama. Banyak resep makanan yang bisa mereka diskusikan. Berdiskusi dengan pria berusia 24 tahun ini cukup menyenangkan bagi Valerie.“Kamu udah jago banget masak, kenapa ikut kursus lagi?” tanya James. Valerie dan James sudah selesai kelas hari itu, dan sedang mengobrol santai di sebuah tempat makan.“Ya aku belom sejago itu, makanya kelas kursus. Kamu sendiri, kenapa ikut kursus?&rdq

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-05
  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 34 : Awal Pertemuan dengan Ibas

    “Val, lo udah selesai ya kursus masaknya?” tanya Intan.“Iya, udah,” jawab Valerie singkat sambil matanya masih menatap laptopnya.“Pantesan enggak pulang cepet lagi,” kata Intan.“Ya kalo gue kayak gitu dalam jangka waktu yang lama, gue juga yang babak belur Tan, kerjaan kantor mau enggak mau gue kerjain pas pulang kursus, di rumah, tengah malem. Ngerti tipes,” sarkas Valerie.“Hahahha, trus hubungan lo sama temen kursus masak lo gimana?” tanya Intan.“James maksudnya? Ya enggak gimana-gimana. Gue sama dia enggak ada apa-apa. Symbiosis mutualisme aja, dia butuh wanita, gue butuh pria, lo ngerti lah. Trus udah deh. Enggak ada apa-apa lagi.”“As simple as that?” tanya Intan. Ia benar-benar tidak habis pikir dengan sahabatnya satu ini.“Yaa mungkin karna gue juga enggak ada rasa sayang atau butuh dia atau gimana, jadi yaudah gitu aja,”jawab Valerie s

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-06
  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 35 : Akhir cerita dengan Ibas

    “Bi Ijah, saya pulang ya. Makasih banyak ya Bi, makasih juga sama Ibas. Maaf kalo saya ngerepotin,” kata Valerie.“Iya sama-sama Non, enggak kok Non, sama sekali enggak ngerepotin. Non hati-hati di jalan ya,” ujar Bi Ijah.“Iya Bi, yuk Bi saya permisi..”Bi Ijah mengangguk sebagai jawaban. Valerie masuk ke dalam mobilnya dan menjalankan ke rumah. Ia tidak akan pulang, ia akan ke kantor mengejar pekerjaannya yang tertinggal sepagian tadi. Sekarang baru pukul 1, ia hanya kehilangan waktu kerjanya sebelum jam istirahat.Valerie mampir ke toko baju untuk membeli beberapa pakaian kerja, karena ia sudah tidak memiliki pakaian kerja lagi. Pakaian kerja yang ia kenakan sebelumnya tidak tahu dimana, ia belum sempat bertanya pada Ibas, ia akan menanyakannya nanti.Valerie masuk ke dalam sebuah toko baju di sebuah mall, hanya mengambil dengan cepat blouse yang berwarna hitam, dan celana panjang hitam. Setelah membayar, Valerie langsu

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-07
  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 36 : Terjalin lagi?

    Flashback off.“Ya jadi gitu, sebenernya masih ada beberapa nama lagi yang deket sama aku dan Cuma berakhir di tempat tidur. Trus udah. Tapi jujur, aku lebih nyaman kayak gitu. One night stand, udah. Enggak pake perasaan, enggak pake baper.”“Aku terlalu takut buat mulai main perasaan sama orang lain, aku takut terluka lagi,” ujar Valerie sedih.Faris semakin memeluk Valerie dengan erat, ia hampir tidak percaya Valerie sehancur itu atas apa yang ia lakukan. Dan setelah itu, tidak ada lagi percakapan antara Valerie dan Faris. Mereka hanya ingin menikmati waktu kebersamaan mereka yang tertunda lebih dari 3 tahun.***Valerie meregangkan tubuhnya, pagi ini ia kebangun karena udara terlalu dingin. Padahal ia sudah memakai selimut, berdua dengan Faris. Valerie tersenyum melihat Faris tidur.Sudah banyak laki-laki yang tidur dengannya, namun tidak pernah menjadi pemandangan seindah melihat Faris tidur. Valerie keluar dari kamar dan mem

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-08
  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 37 : sakit mental

    “Permisi Tuan, mobilnya..” Mang Een menghentikan ucapannya ketika di hadapannya ada pemandangan yang membuat ia malu sendiri.“Maaf Tuan, Non, saya tidak tahu, eh maaf ya..” ujar Mang Een salah tingkah. Ia kemudian mundur dan menjauh dari Valerie dan Faris.Valerie dan Faris terpaku. Mereka malu sekaligus geli melihat tingkah Mang Een. Valerie mendorong tubuh Faris.“Rese kamu ah, pasti dikira kita ngapa-ngapain deh,” ujar Valerie sewot.“Ya biar enggak sia-sia perkiraannya, kita ngapa-ngapain aja,” ujar Faris enteng.“Woeeee maunya kamu. Abis ini aku harus nyetir 5 jam, gila aja kalo kita ngapa-ngapain dulu. Bisa ketiduran aku di mobil, bahaya.”“Siapa bilang kamu nyetir sendiri..” ucapan Faris mengambang, membuat Valerie mengerutkan dahi bingung.Faris menangkap ekspresi bingung yang ditampilkan Valerie.“Mobil aku udah dibawa sama anak buahnya Mang Een

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-09
  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Beb 38 : Perasaan tidak enak

    Valerie melempar tasnya begitu masuk ke dalam rumah. Faris sudah pulang 15 menit yang lalu. Setelah memarkirkan mobilnya di garasi rumah Valerie, Faris masih berusaha untuk meminta maaf atas tragedy yang mereka lalui di jalan tadi.“Val.. Plis maafin aku, aku lepas control. Aku janji enggak akan keulang lagi kejadian kayak tadi, aku janji,” ujar Faris sambil menggenggam tangan Valerie.“Iya aku maafin, udah ya Ris aku capek banget, aku mau istirahat,” ujar Valerie.“Yaudah aku pulang ya,” ujar Faris. Valerie hanya menjawab dengan anggukan kepala.Valerie masuk ke kamar mandi dan membasuh tubuhnya. Segar. Ia memang memaafkan Faris, namun ia benar-benar tidak ingin bertemu Faris lagi. Ia tidak bisa menerima jika Faris masih memiliki sifat seperti itu.Tiba-tiba Valerie ingat Risko. Risko sedang membutuhkan dirinya. Ia langsung cepat-cepat menyelesaikan mandinya dan menghubungi Risko. Dering sekali, ti

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-10
  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 39 : Tragedi

    “Sebuah kedai burger yang tekenal, KS Burger pagi ini mengalami kebakaran hebat, diduga akibat konslet arus listrik yang menyebabkan….”Risko sudah tidak lagi mendengar lanjutan beritanya, tanpa basa-basi, ia lari keruangannya, mengambil dompet, hp dan kunci mobil, lalu langsung melesat ke bawah, tempat parkiran mobilnya.Risko harus turun tangga 3 lantai, di saat seperti ini ia justru bersyukur tempatnya bekerja bukan di Gedung tinggi yang memiliki lift dan berada di lantai atas, bisa-bisa menghabiskan waktu setengah jam hanya untuk turun.Risko memasuki mobilnya dengan buru-buru, hp, dan dompetnya diletakkan begitu saja di kursi kosong di sampingnya, pikirannya kalut, ia panik. Ibu dan Ayahnya pasti ada di dalam. Apakah omongan mereka yang tadi pagi merupakan pesan terakhir?“Arghhh!” Risko mengusir pikiran-pikiran negative yang datang begitu saja. Tidak, orangtua nya harus selamat, orangtuanya harus panjang umur, pikirr Risko.

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-11
  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 40 : Kekuatan Cinta orangtua dan anak

    “Baik Pak, kami akan usahakan semampu kami,” Risko hanya mengangguk. Ia minta diri untuk pergi kebawah, ke kantin. Risko ingin mengkonsumsi kopi untuk menghilangkan sedikit kesedihannya. Ia juga harus memberitahu sanak saudara, terutama kakaknya mengenai keadaan orangtua dan tokonya.Sampai di kantin, Risko mengambil tempat yang paling ujung dan memesan satu gelas es kopi. Ia mengambil hp dan menghubungi kakaknya.“Halo Kak,” ujar Risko.“Eh iya Ris, kenapa?”“Toko burger kebakaran Kak, sekarang Mama sama Papa kritis di ICU,” ujar Risko tanpa basa-basi memberi kabar kepada kakaknya.“Astgafirullah. Inalillahi. Yaudah gue cari dulu ya tiket paling cepet, walaupun pasti tetep lama, tapi gue cari dulu deh,” ujar Roni, ia juga sama paniknya dengan Risko ketika mendengar kabar.“Hem yaudah,” Risko sudah tidak punya tenaga untuk menyahuti ucapan kakanya.Risko menelpon sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-12

Bab terbaru

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 115 Valerie Sakit

    “Jadi gini Bu Valerie..”Faris mendengarkan di depan pintu dengan Valerie yang ada di tempat tidur.“Ibu pernah punya histori radang tenggorokan ya?” tanya Dokter Ali.“Iya dok,” jawab Valerie.“Nah radang tenggorokannya itu kumat bu, jadi demam, enggak enak badan. Lidah juga pahit. Ini enggak apa-apa kok. Cuma butuh istirahat aja, makan juga jangan sembarangan dulu ya bu. Trus banyakin minum air putih.”Valerie mengangguk-angguk. Sudah bukan hal baru dirinya terkena radang tenggorokan. Biasanya jika ia banyak pikiran, atau tubuhnya sedang lelah, radangnya bisa memerah dan membuatnya tidak enak badan.Namun kali ini, sakitnya luar biasa. Mungkin karena ia benar-benar tidak memperhatikan makanan atau minuman apa yang ia konsumsi belakangan, ditambah lagi dengan aktifitasnya yang tidak ada behentinya.“Ini saya buat resep untuk radang tenggorokannya ya, nanti bisa ditebus di apotik. Kalo 3 hari be

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 114 Valerie Sakit

    Pukul 4 pagi, Valerie dan Faris baru sampai di rumah. Tubuh mereka sudah lelah dan mengantuk.“Kamu apa aku yang mandi duluan?” tanya Valerie.“Kamu aja dulu, abis itu baru aku,” jawab Faris.Setelah Valerie dan Faris mandi, keduanya langsung tertidur. Namun, kali ini Valerie merasa dingin yang dirasakan berbeda dari dingin yang biasanya.“Pasti gara-gara mandi abis begadang nih,” pikirnya.Valerie merapatkan selimutnya dan menaikkan suhu AC nya agar tidak terlalu dingin. Tapi ternyata tidak membantu sama sekali, tubuhnya menggigil saking dinginnya. Faris yang merasakan ada getar disampingnya, membuka mata dan melihat Valerie dalam keadaan menggigil.“Val, kamu kenapa? Dingin ya?” tanya Faris. Valerie mengangguk.Faris buru-buru menuju lemari, ia mengambil 2 pasang kaus kaki dan memakaikannya di kaki Valerie bersamaan. Ia mematikan AC, dan menyalahkan Air cooler. Tidak sedingin AC, namun tetap m

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 113 Late Night Ramen

    “Enggak apa-apa. Aku selalu kabarin ibuku kok kalo belom pulang,” jawab Anita.“Oh ya?”“Iya, aku lagi sama siapa, aku lagi dimana, ngapain, aku pasti kabarin ibuku. Sebenernya dia enggak minta, tapi emang aku yang selalu ngabarin biar enggak kuatir,” jelas Anita.“Oke kalo gitu.”Risko menyandarkan punggungnya ke sandaran kursinya. Ia memejamkan mata, tanpa sadar ia sudah terlelap tidur. Tidak berbeda dengan Anita, setelah memastikan semua pintu terkunci dan AC tetap menyala, Anita jatuh tertidur.Tapi tidak lama kemudian, Anita bangun, ia tidak bisa tertidr jika kondisi mobil tidak berjalan. Lagi pula, tidak baik untuk pernafasan. Buru-buru Anita membuka semua jendela dalam mobil Risko.Angin malam langsung berebut masuk. Malam ini tidak terlalu dingin sebenarnya, tidak seperti malam-malam kemarin. Tapi sudah cukup membuat Anita mengencangkan jaketnya.Anita melihat ke layar, sudah nomor

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 112 Cerita Kepada Faris dan Valerie

    Valerie yang tadinya sedang serius mengerjakan laporan langsung bangkit dari duduknya.“Serius??” tanya Valerie sambil menghampiri Anita.“Iya Val. Dia bilang mau jadi suamiku tadi,” jawab Anita.“And you said yes?” tanya Valerie, dia benar-benar exited mendengar kabar ini.“Iya Val,” jawab Anita malu-malu.“Wahhhhhh keren banget kalian berduaaa, jadi kapan nih?” tanya Valerie. Ia menarik tangan Anita untuk duduk di sofa bersama dirinya dan Faris.“Masih lama kok. Aku mau kenal Risko dan keluarganya lebih dalam lagi, juga mau kenal sama temen-temannya Risko dulu. Soalnya kan kita kenalnya baru, jadi enggak langsung cepet juga. Minimal 3 bulan aku minta waktu, ya Ris?” tanya Anita kepada Risko.“Iyaa, aku juga mau kenal dulu sama keluarga dan temen-temennya dia. Abis itu kita diskusi lagi, baru deh tentuin tanggal,” jawab Risko. Ia duduk di kursi yang tadi Vale

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 111 She Said Yes

    Anita terdiam. Ia tidak menyangka Risko secepat itu melamar dirinya.“Anita?” tanya Risko.“Eh eh maaf Risko. Aku kaget, enggak nyangka kamu secepat itu ngelamar aku,” ujar Anita.“Iya makanya. Aku juga mikir kamu pasti ngerasa ini cepet banget. Tapi aku udah ngerasa cocok sama kamu. Aku mau hidup aku sama kamu.”Anita menatap Risko, mencari kebohongan dalam mata Risko, tapi ia tidak melihatnya sama sekali. Risko terlihat tulus, ia tidak terlihat bohong sama sekali.“Risko, kamu yakin? Kita belum lama kenal loh..” ujar Anita.“Aku yakin. Aku bisa kenal kamu nanti setelah nikah. Enggak apa-apa kok. Aku beneran yakin mau nikah sama kamu, kamu adalah calon istri yang aku rasa terbaik buatku, buat Papaku, buat keluargaku.”Anita tersentak.“Aku bahkan belom sempet kenal sama keluarga kamu, kalo mereka enggak suka sama aku gimana?” tanya Anita.“Eng

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 110 Risko Propose Anita

    Anita dan Risko sudah duduk di dalam rumah makan. Mereka duduk berhadapan dengan pemandangan langit yang cerah. Dengan lampu-lampu kecil cantik menghiasi interior rumah makan tersebut yang makin terlihat ketika sudah gelap.Angin malam menerbangkan rambut Anita yang dikuncir hanya setengah.“Dingin ya?” tanya Risko.“Lebih tepatnya adem, bukan dingin. Yang waktu di Villa nya Faris aja aku kuat kan,” ujar Anita.“Oh iya bener.”“Kamu tau tempat ini darimana sih? Bagus banget tau,” ujar Anita.“Dulu pernah makan di sini sama temen kantor rame-rame. Kita dari luar kota trus mampir kesini eh ternyata bagus banget.”Obrolan mereka terselak oleh pelayan yang mengantarkan makanan untuk Risko dan Anita. 2 piring nasi dengan ayam goreng dan sambal juga lalapan tersaji di depan mereka. 2 gelas jus buah naga pun tidak luput dari pesanan.“Makasih Mas,” ujar Anita.“Sama-sa

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 109 Risko Kasmaran

    Hari-hari selanjutnya dijalani Valerie dan Faris dengan masih bekerja di KS burger. Selama satu minggu Faris bekerja di sana sebagai pelayan banyak sekali pelajaran yang bisa ia ambil. Faris mengerti kenapa Risko bisa sebijaksana itu.Faris juga belajar untuk selalu menempatkan kepentingan orang lain diatas kepanetingannya sendiri, bagaimana ia harus menghargai orang lain, dan sama sekali tidak merasa diatas yang lainnya.Faris menilai, ilmu-ilmu seperti ini benar-benar mahal untuk dipelajari. Ia bisa menerapkannya di dunia kerja setelah ia masuk kerja nanti.“Val, hari ini aku izin lagi yaa. Mumpung masih ada Faris, jadi kamu enggak sendirian. Sabtu Minggu aku di sini kok,” ujar Risko.“Kamu belakangan izin mulu deh perasaan,” selidik Valerie.“Pacaran dia tuhhh,” Faris langsung menyerbu Risko begitu masuk ke dalam ruangan.“Seriusss Risko? Wahhh kenalin kaliiiiii pacarnyaaa,” ujar Valer

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 108 Pelajaran Berharga

    “Weiiii yang abis cari pacar, udah dapet?” tanya Faris begitu melihat Risko sampai di toko.“Hahhaa, enggak ada yang buang,” ujar Risko.“Seneng banget roman-romannya,” goda Faris.“Hahahha iya, lumayan lah. Gimana toko hari ini?” tanya Risko.“Aman, tenang aja. Setidaknya enggak ada ibu-ibu yang godain gue hari ini,” Faris sedang mengelap-ngelap meja. Ia benar-benar menikmati perannya dari hari ke hari bekerja di sini. Sepertinya Faris mulai berfikir ingin pindah Haluan menjadi pengusaha kuliner daripada kantoran.“Hahahah, bisa aja lo. Gue liat-liat makin jago aja ngelap mejanya. Udah deh Ris, gue ngeri lo kegirangan kerja ginian, inget lo CEO.”“Ternyata enak ya Ko kerja kayak gini,” Faris duduk di atas sebuah meja yang baru saja ia bersihkan. Apron seragam dari KS burger terlihat begitu pas di tubuh Faris.“Enaknya?” tanya Risko. Ia ikut duduk di seb

  • Cinta Satu Malam Tanpa Komitmen   Bab 107 Berserah Pada Takdir

    Anita masih tersenyum lebar selesai dari menonton film yang berjudul Notebook.“Bagus filmnyaaaa,” ujar Anita.“Bagus filmnya apa suka endingnya?” tebak Risko.“Hahaha bener. Aku selalu jatuh cinta sama film yang happy ending.”“Typical perempuan sih. Rata-rata perempuan tuh suka banget film yang happy ending. Kayak enggak suka gitu tokoh utamanya tersakiti.”“Hahhaha iya bener tau.”“Makan dulu yuk,” ajak Risko.“Boleh.”Anita dan Risko memilih makan ayam goreng cepat saji yang ada di mall itu. Anita dan Risko memesan paket nasi dengan ayam super besar.“Kamu enggak mau pesen burger atau kentang?” tanya Anita.“Nope. Di toko banyak dan enak, ngapain aku pesen di sini,” ujar Risko.“Yeee bisa aja. Iya juga ya. Trus kenapa kita enggak makan di toko kamu aja sih,” ujar Anita.“Lah iya juga hahaha

DMCA.com Protection Status