Pertanyaan Aryani membuat wajah Bianca pucat pasi. Dia melihat ke arah Marcella. Tanpa sadar tangannya menggenggam sendok yang sedang di pegang lebih erat. Bianca terdiam untuk kemudian menunduk. Reaksi yang tidk disadari oleh orang di sekitar mereka kecuali Aryani. Marcella sedang berbincang deng
Bayu membalikkan badan dan pergi menyusul Aryani dan Maria. Hatinya terluka parah. Marcella adalah wanita yang sangat dia cintai. Tahun-tahun telah mereka lewati dengan melintasi badai. Begitu banyak perbedaan yang telah mereka hapuskan untuk menyatukana cinta. Kini semua seolah kembali ke dasar ya
Manu memilih diam dan tidak berdebat dengan Bayu. Ketika Bayu berdiri melihat keluar jendela dan memejamkan mata, Bayu bisa melihat Bayu terluka. Bayu benar-benar sakit dengan pilihan yang dibuatnya. Tidak ada cara yang bisa membuat Bayu melupakan cintanya pada Marcella. Perasaan yang telah tumbuh d
Bayu menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah mewah. Rumah yang pernah dia jadikan tempatnya untuk pulang dan melepaskan segala penat. Rumah tempat kenangan manis dan pahit terjuntai perlahan di pikirannya. Di sanalah pertama kali dia dan Marcella menyatukan diri. Rumah di mana dia pernah memberi
Di salah satu gedung di lantai lima puluh. Bianca sedang melihat kerlip lampu kota yang menjadi simbol angkuhnya sebuah kota. Matanya terasa panas dan dipenuhi air. Sesekali dia mendongak ke atas sebagai cara agar tidak ada air yang menetes dari matanya. Bagi Bianca, air mata adalah sebuah kelemahan
“No, Bi. I am really serious about this. Kasus ini memang kau yang melakukan. But, ini bukan salahmu. Kau tidak perlu merasa bahwa kau melarikan diri. Masa depanmu masih panjang, Bi. Jika bersama Daddy membuatmu memiliki kehidupan yang baik, so you can choose it.” Bukan hal mudah bagi Marcella menga
“Bisakah kau mengatakan sesuatu?” Aryani memaksa walau dia tahu bahwa Bayu melakukan lebih buruk dari apa yang bisa dia pikirkan. Aryani tahu Bayu adalah seorang pria dengan hati yang lembut. Namun jika itu menyangkut orang yang dia cintai, Bayu tidak akan berbaik hati. Aryani adalah adik dan kelu
Bayu menunggu Aryani melanjutkan kata-katanya. Walau tanpa suara, tatapannya jelas sebuah bentuk intimidasi. Satu sisi dia tidak mengerti dengan apa yang Aryani katakan. Namun di sisi lain dia kagum karena kali ini Aryani berani mengatakan pendapat yang berlawanan dengannya. Setelah kepergian Gunaw
“Dan dia jatuh cinta padamu.” Bayu menyimpulkan. Marcella tersenyum sedih. “Katakanlah begitu. Tapi, Avan bukanlah alasan aku memutuskan untuk tidak kembali padamu. Itu adalah dia hal yang berbeda.” “Apakah dia lebih baik dariku?” tanya Bayu. Marcella mengerling. “Kenapa aku harus membandingkan k
Bayu meraih tangan Marcella. Hatinya bergetar. Semula dia memang berniat untuk tetap memberikan investasi itu pada Naomi Company. Jika itu berarti kemenangan Marcella dan membalaskan sakit hatinya pada Bayu, maka dia akan dengan senang hati memberikan kemenangan itu pada Marcella. Namun ternyata, j
Pria yang sejak tadi memilih diam itu pun melihat ke arah Nirina. “Apa kau sedang mengancamku?” tanya Bayu. “Tentu saja tidak, Bayu. Ini bukan ancaman, ini adalah hal yang akan tampil menjadi kenyataan. Video pelecehan yang pernah kau lakukan pada Marcella, ada di tangaku.” Nirina menoleh ke salah
Kamera wartawan berkilatan di depan mereka. Itu sama sekali tidak mengganggu bagi Nirina. Dia tersenyum bangga dan bahagia dengan para pewarta yang ada bersama mereka. Marcella duduk tenang dan anggun di sebelahnya sementara Bayu duduk di sisi yang lain. Itu adalah ruang pertemuan di dalah satu hot
Marcella duduk diam sambil memutar-mutar gelas berisi air yang ada di depannya. Kata-kata Nindia mengandung banyak kekhawatiran. Dalam hati Marcella selalu bersyukur karena ibu yang dia miliki adalah Nindia. Wanita yang tegar dan tidak terpengaruh oleh keadaan. Kebijakannya dalam menentukan banyak h
Sesaat semua orang memejamkan mata. Beberapa dari mereka adalah orang yang belum pernah melihat kekejaman Bayu yang hanya terdengar dari telinga. Ketika akhirnya mereka melihat dengan mata kepala sendiri dengan siapa mereka sedang bekerja, tak urung mereka pun berubah menjadi jeli. “Berterima kasih
Bayu berdiri cepat. Dia membuka salah satu laci yang ada di belakangnya. Sepucuk senjata dengan segera berada di tangannya. Bayu dengan cekatan memasang beberapa peluru dan melepaskan pengaman pelatuknya. Manu berdiri. “Tidak, Bayu. Bukankah kiat sudah sepakat untuk tidak menggunakan cara ini lagi
Tidak ada satu jawaban pun yang diterima Bayu. Sepanjang malam, ratusan kali dia menyentuh ponselnya hanya untuk melihat bahwa Marcella tidak sama sekali menanggapi pesan yang dia kirimkan. Pertanyaan bergelayutan di benak Bayu. Apakah istrinya belum membaca pesannya? Atau Marcella memang sudah tida
“Tidak mungkin Marcella melakukan itu, Kak. Dia bukan wanita yang bisa membalas dendam dengan cara yang kejam.” Aryani menyangkal. “Bukankah itu menurutmu. Kenyataannya tidak seperti itu. Orang paling baik sekali pun bisa melakukan hal kejam ketika mereka melewati batas rasa sakitnya.” Bayu memijat