Marcella mendongak dan menatap Bayu di balik bulu mata lentiknya. Bagaimana pun Marcella berusaha menyembunyikan perasaannya pada Bayu, itu sama sekali tidak menghalangi pancaran sedih dan terkejut di matanya. “Mattew? Kenapa dengan Mattew?” tanya Marcella. Bayu mengerutkan kening. Dia tidak suka
“Gadis itu?” Sarah memiringkan kepalanya dan menunggu Marcella menjelaskan dengan ekspresi tidak sabar. Tatapan Marcella menerawang jauh. Dia sepertinya sedang mencoba untuk mengingat sesuatu. Memorinya berputar cepat pada waktu di mana dia melihat Bayu memanjakan seorang gadis di restaurant. “Buk
“Maaf… aku kurang hati-hati. Apakah kau terluka?” Marcella segera menolong gadis yang jatuh terduduk. Gadis itu menyeringai kesakitan. Dia mengusap bokongnya yang terbentur lantai. Dengan sedikit bantuan dari Marcella, dia berdiri dan tersenyum ketika menyadari bahwa Marcella terlihat cemas dengan
Satu jam kemudian mereka memasuki halaman luas sebuah mansion. Bangunan itu terlihat seperti istana yang berdiri di tengah taman yang sejuk dan asri. “Kau tinggal di mansion ini?” Marcella memandang keluar jendela. Marcella adalah wanita yang berasal dari kalangan atas. Dengan rangkaian bisnisny
“Dengar, Ary. Kau tidak boleh keluar rumah tanpa pelayan. Setidaknya kau harus pergi bersama sopir. Jangan membuatku mati karena khawatir. Cukup satu kesalahan yang harus kita telan seumur hidup.” Lalu Bayu pun berbalik meninggalkan meja makan. Langkahnya cepat dan panjang mengisyaratkan kemarahan d
“Aku bahkan sudah mendapatkan banyak informasi tentang hal ini. Setelah semua bukti terkumpul, aku akan menyampaikan padamu.” Bayu tahu pasti bahwa Manu akan selalu menjadi orang yang bisa dia andalkan. Sepanjang hari ini emosi dan energi Bayu terkuras karena masalah perusahaan dan kekhawatiran te
“Hah?!” Mata Aryani melotot karena pertanyaan dari Marcella. “Apakah aku belum mengatakan padamu bahwa kakakku adalah seorang pria yang sangat tampan?” Marcella menggeleng sambil menyuapkan satu sendok penuh salad ke mulutnya. “Ah… Karena itulah kau sering bingung saat aku bercerita tentangnya. Ka
“Bisakah kau tidak marah?” Ini bukan pertanyaan. Karena Aryani sedang meminta Bayu untuk berjanji. Melihat mata Aryani yang ketakutan, rasa bersalah menangkup hati Bayu. Dia mulai berpikir apakah dirinya selama ini terlalu keras pada saudara satu-satunya yang dia miliki. Meski semua dia lakukan kar