Share

Sikap Aneh Kak Hani.

Author: Caca aca
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Kak, aku bosan tiduran terus kak. Bolehkan aku jalan jalan sebentar?" tanyaku pada kak Hani, saat dia mengantar segelas susu untukku.

Kulihat kak Hani tampak sedang berpikir,mungkin saja dia takut, aku akan melakukan hal nekat lagi.

"Boleh kok. Tapi nanti, tunggu kak Adi pulang ya. Biar kita bisa pergi sama sama," jawabnya.

"Baiklah Kak."

Setelah kak Adi pulang, kak Hani pun mengajakku jalan jalan. Dengan di antar kak Adi kami pun pergi ke sebuah taman.

"Arra, apa kamu suka tempat ini,"tanya kak Hani.

"Iya kak, aku suka banget. Rasanya damai banget kalau lihat bunga bunga yang bermekaran,"

Aku memang benar benar merasa tenang dan damai, mungkin karena ditaman ini, pemandangannya menyejukan mata, atau mungkin karena kak Hani yang begitu perhatian padaku.

"Mas, kalau kamu bosen temenin kita. Kamu pulang aja nggak apa apa. Nanti pulangnya, kita naik taxi saja," ucap kak Hani, pada mas Adi.

"Nggak kok. Aku juga suka lihat pemandangan disini,"

Kak Adi tersenyum melihat kearahku dan kak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Cinta Sang Dokter Untuk Gadis Nakal   Sebuah permintaan

    Seperti biasanya, setelah sarapan pagi, kak Hani selalu membuatkan, susu untukku."Arra,di minum ya susunya,"ucap kak Hani sembari menaruh segelas susu di atas meja."Terimakasih ya kak,"Sungguh kak Hani begitu baik, dan perhatian padaku."Jangan lupa minum vitaminnya. Nanti sore cek kandungan kamu ya? Kakak temenin."ujarnya seraya mengusap usap perut buncitku."Iya kak,""Kak,boleh Arra tanya sesuatu kak?"Kak Hani menatapku seraya tersenyum."Boleh, kamu mau tanya apa?""Kak,sebenarnya Kakak kenapa? Sepertinya tante Dina sangat mengkhawatirkan kakak,""Kakak nggak apa apa kok. Kamu jangan cemas ya,""Jangan bohong Kak, katakan padaku, aku tau ada yang kakak sembunyikan."Kak Hani mengehela nafas panjang, terlihat sekali, dia punya beban yang sangat berat."Baiklah Arra. Kakak mau cerita, tapi kamu harus janji, kamu akan menuruti permintaan kakak," ujarnya."Pasti Kak. Apapun akan Arra lakukan demi kakak,"Ya,apapun permintaan kak Hani, sebisa mungkin akan aku lakukan,aku sudah ber

  • Cinta Sang Dokter Untuk Gadis Nakal   Terpaksa Menikah

    "Kak, kak Hani. Kakak kenapa?" mata kak hani terpejam, sungguh aku merasa takut sekali. "Hani, bangun sayang," Karena tak ada jawaban, Mas Adi, segera membawa kak Hani ke rumah sakit."Mas, jangan bawa aku kerumah sakit. Aku cuma lelah saja Mas, mau istirahat di kamar saja," pinta kak Hani, saat sudah berada di dalam mobil. "Tapi Han, kamu harus di rawat." Sepertinya kak Adi tidak mau menuruti ucapan kak Hani. "Mas, aku mohon. Aku lelah Mas," ucapnya lagi. "Baiklah, tapi kamu janji, kamu akan baik baik saja," ucap kak Adi akhirnya.Tepaksa kak Adi, membawa masuk kak Hani, kedalam kamarnya."Sayang, sekarang kan, Adi dan Arra sudah menikah, jadi kamu sudah mau kan minum ramuannya,"Tante Dina berusaha membujuk kak Hani, seraya mengusap air matanya."Iya Ma. ,Hani mau kok minum obat terus, walaupun pada akhirnya Hani akan tetap pergi,"Ucapan kak Hani membuat kami semua sedih, termasuk kak Adi."Han, kamu harus semangat. Apa kamu nggak kasihan sama aku," ujar kak Adi sembari mengge

  • Cinta Sang Dokter Untuk Gadis Nakal   Kepergian kak Hani

    "Semuanya sudah terlambat."Jawaban dokter, membuat kami semua, merasa sedih. Apa lagi kak Adi, dia merasa sangat terpukul. "Yang sabar ya kak!"Kucoba menenangkan kak Adi.Sekilas kak Adi melirikku "Ini salahku Arra. Aku seorang Dokter, tapi aku tak tahu, kalau isteri ku sendiri mengidap penyakit,"ucapnya seraya membenturkan kepalanya ke tembok."Adi, apa yang kamu lakukan?"Tante Dina segera menghentikan dan menahan pundak kak Adi, untuk tidak melakukannya lagi."Ma, aku kecewa pada diriku sendiri, apa gunanya aku jadi Dokter, aku bisa mengobati orang lain, tapi aku tidak bisa mengobati istriku sendiri,"mas Adi berucap kesal, ada rasa penyesalan terlihat dari sikapnya."Sabar sayang, ini semua sudah terjadi, sekarang lebih baik kita do'akan yang terbaik untuk Hani"Tante Dina memeluk kak Adi, dan mencoba menenangkannya.Aku mengerti apa yang dirasakan kak Adi. Seandainya, kak Hani mau berterus terang tentang penyakitnya, pasti kak Adi akan berusaha mengobatinya. Tapi mungkin kak Ha

  • Cinta Sang Dokter Untuk Gadis Nakal   Hanya Istri Status

    "Maafkan aku Ara." Ucap kak Adi, setelah duduk di tepi ranjang. "Maaf untuk apa?" Tanyaku heran. "Maaf, karena aku, masih belum bisa, menjadi suami yang sesungguhnya." Kak Adi beranjak dari duduknya, dan pergi begitu saja, sebelum aku sempat menyahut ucapannya.Sejak saat itu, kak Adi terkesan cuek padaku. Bicara hanya seperlunya saja. bahkan sekarang, jarang pulang kerumah, dengan alasan lembur.Sepi kini hari hari yang kujalani, tapi aku harus tetap bertahan, sungguh nasib seolah telah mempermainkanku. Aku bagaikan terjebak di tengah tengah lorong yang sempit, tak bisa maju, ataupun mundur sekalianHidupku sudah terikat dengan janji, yang terlanjur aku berikan, dan aku tak mungkin mengingkarinya. Sementara hatiku, merasa bagai terpenjara. Bagaimana tidak, kak Adi benar benar tak mau dilayani aku. Semua masakan, pakaian, dan lainnya yang selalu aku siapkan, selalu di abaikan.Sekarang aku bersetatus sebagai seorang istri, seharusnya aku bisa belajar melayani kebutuhan suamiku,

  • Cinta Sang Dokter Untuk Gadis Nakal   Gara Gara Andrean.

    "Mau lari kemana kamu? Gara gara kamu kabur, aku jadi rugi, sekarang takan kulepaskan kamu lagi." "Tolong lepaskan Aku Ndre, aku mohon!" Hanya itu yang bisa aku lakukan saat ini. "Jangan harap Ayarra, karena setelah ini, aku akan menyerahkan kamu pada Bos ku. Karena aku tidak mau mengambil resiko lagi." Andre mencengkeram lenganku lebih kuat. "Aduuh, sakit Ndre." Kuku Andre seperti menusuk kulitku, rasanya sakit sekali. "Ayo ikut!" Andre menarik tanganku dengan kasar, namun aku mencoba bertahan. Dengan sisa tenaga yang masih ada, aku berusaha untuk melepaskan cengkraman tangan Andre. Namun usahaku sia sia, Andre malah semakin kuat mencengkramku. "Tolooong!" "Tolooong!"Aku berusaha untuk minta pertolongan, aku berteriak kencang, hingga membuat Andre panik dan langsung melepaskan cengkramannya begitu saja.Tubuhku terhempas dan terjatuh di jalanan, hingga kepalaku membentur badan jalan."Awww..." pekik ku, merasa sakit di bagian pelipisku. Darah segar menetes di keningku."Ha

  • Cinta Sang Dokter Untuk Gadis Nakal   Selamat Jalan Sayang

    "Kak, katakan, apa yang terjadi?" "Arra, setelah kamu kecelakaan, kamu mengalami pendarahan hebat. Sehingga janin kamu tak bisa diselamatkan."Mendengar penjelasan kak Adi, aku serasa tak percaya, walaupun aku telah menduganya."Tidak kak, anakku tidak mungkin pergi, kakak pasti salah,"Aku menangis terisak, betapa sakit rasanya, aku harus kehilangan anakku yang masih dalam kandungan. Ya tuhan, kenapa bisa seperti ini, mungkinkah ini karma untukku, dulu aku hampir melenyapkannya, dan kini anakku benar benar pergi, disaat aku mulai menerimanya."Arra, kamu yang sabar ya, semua sudah kehendaknya, mungkin dia sudah bertemu Hani di alam sana," kata kak Adi.Kutarik nafas panjang, lalu kuhembuskan perlahan, aku berusaha untuk lebih tenang. Aku harus ikhlas, ini memang sudah kehendaknya, dia anakku yang tak kuinginkan kehadirannya dulu, tapi karena kak Hani yang menginginkannya untuk merawatnya, aku mencoba mempertahankannya, kini dia telah pergi, menyusul kak Hani.Air mataku tak dapat t

  • Cinta Sang Dokter Untuk Gadis Nakal   Aku Ingin Pulang.

    "Ra, mungkin nanti aku pulangnya agak telat, kamu jangan lupa makan, jangan lupa minum obatnya juga ya," Pamit kak Adi."Iya kak, hati hati ya." balasku.Sudah tiga hari sejak kepulanganku dari rumah sakit, kak Adi dengan telaten merawatku, sekarang aku merasa sudah lebih baik. Hari ini kak Adi kembali masuk kerja, kak Adi bilang, rumah sakit lagi banyak pasien, tenaga kak Adi sangat dibutuhkan, mungkin ini alasannya kak Adi akan telat pulang.Tok!Tok! Tok!"Masuk aja Bik," Kataku, saat kudengar pintu kamarku di ketuk."Permisi Non, itu didepan ada tamu Non, katanya mau ketemu."Tamu, mau ketemu, aah pasti bukan denganku, paling juga temannya kak Adi."Bik, kak Adi kan lagi nggak dirumah, bilang aja kak Adi belum pulang." "Katanya mau ketemu Non Arra kok," ucap si bik Inah."Ketemu aku Bik?""Iya Non, ya sudah Bibi pamit dulu ya," Bik Inah langsung keluar begitu saja.Siapa ya? lebih baik aku tengok dulu, tapi kalau itu Andre bagaimana? Tapi nggak mungkin, kata Bibi si Andre kan u

  • Cinta Sang Dokter Untuk Gadis Nakal   Bertahan Atau Pergi

    "Aku ingin pulang Kak,""Apa Ra?!" kak Adi terkejut mendengar keinginanku."Iya Kak, aku ingin ketemu dengan mereka, aku kangen mereka kak," ucapku lirih.Kak Adi hanya menatapku, seraya mengela nafas panjang. Sepertinya dia sedang berpikir."Ra, kita bicarakan lagi nanti ya? Sekarang aku berangkat dulu, nanti aku akan pulang cepat. Kamu jangan kemana mana, tunggu aku pulang!" Kak Adi langsung pergi setelah berkata begitu. Aku akan tunggu kamu pulang kak, semoga saja kamu mengerti keinginanku, aku bukan hanya ingin pulang kerumah orang tuaku saja, tapi sekaligus ingin pergi dari kehidupanmu, aku tak mau lagi menjadi beban bagimu kak, lebih baik kita tak bersama, biar kita sama sama bebas melangkah tanpa ada yang menghalangi.Ting.Pesan notifikasi terdengar di ponselku. Segera kuraih ponselku diatas nakas, siapa tau itu pesan dari kak Adi.[ Ra, ini aku, Angga, kamu lagi apa?][Maaf ya, kalau aku mengganggu]Mas Angga, darimana dia tahu nomorku. Sejak kak Hani membelikan ponsel bar

Latest chapter

  • Cinta Sang Dokter Untuk Gadis Nakal   Akhir yang Bahagia.

    "Mas, aku takut,""Arra bertahan ya?"Samar kudengar suara mas Adi, namun perlahan menghilang."Arra bangun sayang, kamu pasti kuat sayang."Kudengar pelan suara mas Adi. Perlahan kubuka mata ini, kurasakan tangan mas Adi menggenggam tanganku, kutatap wajahnya, ada raut sedih disana, ada air mata menetes dipipinya."Mas." panggilku lirih."Arra, kamu sudah sadar sayang."Mas Adi mencium tanganku lembut."Apa yang terjadi Mas? apa kandunganku baik baik saja?"Kali ini, aku sudah tak merasakan kram diperutku, apa jangan jangan, tidak aku tak mau itu terjadi."Sayang, kandungan kamu baik, anak kita baik baik saja Ra.""Tapi..."Tapi apa Mas?" Mas Adi menggantung kata katanya, membuatku jadi panik."Tapi, kamu kenapa curang, nggak kasih tau Mas, dari kemarin kemarin."Mas Adi tersenyum seraya membelaiku sayang."Maksud kamu apa Mas?"Mas Adi membuatku bingung."Dokter bilang, usia kandungan kamu sudah lima minggu, tapi kok baru kasih tau Mas kemarin."Ucap mas Adi, sambil mengacak acak r

  • Cinta Sang Dokter Untuk Gadis Nakal   Musuh Dalam Selimut.

    Drrrrrtttt.Kudengar posnselku berbunyi saat berada dikamar mandi."Ra, ada telepon dari om Andri nih?" Ucap mas Adi dari balik pintu."Sebentar Mas!"Om Andri telepon? Pasti ada yang penting. Jangan-jangan, ini soal penyelidikan itu. Apa om Andri sudah berhasil, menyelidikinya, dan sudah tahu siapa orang itu?"Mana Mas?" Mas Adi memberikan ponsel yang dipegangnya padaku."Hallo Om." sapaku ramah."Arra, Om sudah mengetahui siapa orang itu." Ucap Om Andri dari seberang sana."Serius Om?"Mendengar yang om Andri katakan, aku sangat senang. Sebentar lagi, aku akan melihat wajah orang yang menghancurkan hidupku melalui Andrean."Sekarang dia sudah Om sekap dirumah." Ucap om Andri tegas."Apa Om! Disekap?"Aku masih bingung dengan maksud om Andri."Iya Ra, kamu segera kesini ya!""Iya Om, sebentar lagi Arra kesitu."Berarti om Andri telah menangkapnya, tapi kenapa tak langsung membawanya kekantor polisi. Apa om Andri ingin aku melihatnya dulu. Tapi siapa sebenarnya orang itu? aku jadi pe

  • Cinta Sang Dokter Untuk Gadis Nakal   Kejutan.

    "Ada apa Mas?"Mas Adi hanya melirikku saja, aku jadi takut, jangan jangan terjadi sesuatu sama papa."Papa Ra.""Papa kenapa Mas?" Mas Adi malah tersenyum, aku jadi bingung dibuatnya."Kok malah senyum sih Mas." Aku jadi kesal dibuatnya."Kamu tuh, orang Mas belum selesai ngomong, udah main potong aja. Tadi yang telepon Papa, Papa bilang sekarang lagi kerumah Nenek, Papa lagi jemput Mama."Kali ini mas Adi sepertinya serius."Yang bener Mas?" "Iya sayang, kamu nggak usah panikan kenapa?"Ujar mas Adi sembari mengacak rambutku.Mendengar kata kata mas Adi, aku merasa bahagia sekali, aku senang karena papa baik baik saja. Lebih senang lagi, karena papa sedang jemput mama, sebentar lagi, keluarga kecilku dapat berkumpul kembali, aku sudah tak sabar, ingin melihat mereka bersatu kembali."Mas, kita sarapan yuk!"Karena panik, memikirkan papa, aku sampai lupa untuk sarapan, kasihan mas Adi, pasti sudah sangat lapar."Yuk!" mas Adi seperti sangat bersemangat."Maaf ya Mas, gara gara aku,

  • Cinta Sang Dokter Untuk Gadis Nakal   Menyelidiki.

    Drrrtttt....Kudengar ponselku berdering, tapi aku biarkan, karena mata ini masih terasa ngantuk, enggan meraih ponsel yang berada disamping Mas Adi. Aku kembali hampir terlelap, saat kudengar bunyi ponselku untuk kedua kalinya. Siapa sih, masih pagi begini sudah telepon, mengganggu saja. aku menggerutu kesal.Segera kuberanjak dan kuraih ponselku.Ahh mati, biarin lah, nanti juga kalau penting telepon lagi.Ting.Sms masuk. Segera kubuka isi pesan itu, takutnya penting.[ Ra, ini Om, Orang orang Om, melihat orang yang mencurigakan, didepan rumahmu ]Ting.Kali ini pesan berbentuk Video.Kulihat dengan jelas, ada orang yang sedang berusaha memanjat pagar rumahku, tapi sayangnya, wajahnya tak terlihat jelas, karena memakai masker.Ting.Satu lagi pesan video masuk, kulihat diluar pagar, ada sebuah mobil dan seorang wanita, sepertinya sedang mengawasi tempat sekitar, tapi sayangnya wanita itupun memakai masker, tapi sepertinya aku hapal gerak geriknya.Ting.[ Sekarang Seno dan Joko, se

  • Cinta Sang Dokter Untuk Gadis Nakal   Membebaskan Papa.

    Saat om Andri membuka pintu, tiba tiba seseorang dibalik pintu menghajar om Andri, hingga terpental kebelakang.Om Andri babak belur, dihajar dua orang berpenampilan seperti preman."Arra kamu baik baik saja sayang?"Kudengar suara orang memanggil."Mas Adi!"Mas Adi memelukku dan membawaku keluar."Handi cepat lapor polisi, sebelum bajingan ini kabur!"Perintah mas Adi, pada orang yang bernama Handi.Sebelum orang itu menghubungi polisi aku harus mencegahnya."Tunggu!" teriakku pada orang yang bernama Handi."Tolong jangan lapor polisi!" Aku tak mau om Andri masuk penjara, gara gara kesalahan pahaman ini."Kenapa Ra? Orang seperti itu pantas membusuk dipenjara." Ujar mas Adi terlihat kesal.Wajar saja, karena mas Adi mengira, kalau om Andri adalah penyebab keluargaku hancur. "Mas, ini cuma salah paham saja. Om Andri bukan orang yang telah menyuruh Andre untuk menyakitiku.""Apa?""Iya mas, Ayo masuk dulu, biar Arra jelaskan.""Mas, om Andri ini adiknya Papa. Memang dia yang telah m

  • Cinta Sang Dokter Untuk Gadis Nakal   Fitnah Tante Maya.

    Sayup sayup kudengar orang yang sedang berbicara."Bagaimana ini Bos? dia nggak sadar sadar, apa tidak sebaiknya kita bawa kedokter saja?" Sepertinya itu suara orang yang bernama Seno."Jangan! Aku tak mau ditangkap polisi lagi. biarkan saja dia, kita tunggu sebentar lagi, semoga dia cepat sadar," Sahut om Andri.Perlahan kucoba membuka mata, kulihat ada om Andri dan Bang Seno.Sepertinya aku tertidur disebuah kasur empuk, aku mencoba untuk bangun, dengan kepala yang masih sedikit pusing. Kulihat lagi disekelilingku, aku bukan lagi berada disebuah gudang, yang berisi barang barang bekas. Sepertinya aku berada disebuah kamar, yang layak untuk ditempati."Kamu sudah sadar?"Kulihat om Andri duduk disampingku."Om, kenapa menolongku? kenapa tidak biarkan aku mati saja."om Andri hanya diam, kemudian beranjak dari duduknya."Ayo keluar!"Perintahnya pada bang Seno, om Andri berlalu diikuti bang Seno.Aku baru ingat, saat aku digudang, aku merasa pusing dan tubuhku ambruk, mungkin aku pin

  • Cinta Sang Dokter Untuk Gadis Nakal   Dendam Sang Adik.

    Karena lapar, akhirnya, aku menyantap makanan, yang di berikan, oleh pria tadi. Aku habiskan hinga tak tersisa. Ya, aku butuh tenaga, untuk melawan orang yang tega, telah menghancurkan keluargaku.Sebenarnya kalau aku mau, aku bisa saja, kabur dari sini, tentu saja dengan melukai pria tadi, seperti yang kulakukan pada Andrean. Bukan perkara sulit, karena disini kulihat banyak kayu kayu, juga ada beberapa potongan potongan tiang besi, yang bisa aku gunakan. Namun itu tak kulakukan, karena aku masih penasaran dengan rupa orang yang telah menghancurkan keluargaku, sekalipun aku harus mati ditangannya, aku tak perduli."Hai, bangun!"Aku tersentak saat kudengar suara orang membangunkanku. Rupanya aku tertidur, karena kekenyangan. Aku tak mendengar suara pintu dibuka, tiba tiba saja, kulihat sudah ada orang berdiri dihadapanku."Ayyara, apa kabarmu?"Seseorang berperawakan tinggi kurus, kira kira berusia tak jauh dari papa, menyapaku. Aku yakin inilah orang yang, telah menyuruh menculikku.

  • Cinta Sang Dokter Untuk Gadis Nakal   Berada di Tempat Asing.

    "Jangan sekarang Arra. Mama kamu, masih dalam bahaya," ujar papa. "Maksudnya bagaimana Pa?" Aku tak mengerti, dengan yang papa katakan. "Orang yang tidak ingin, kita selalu bersama, pasti akan melakukan, segala cara, untuk menghancurkan kita, termasuk juga, dengan menyakiti mamamu," tegas papa. "Baiklah Pa, Arra mengerti," Mungkin, yang di katakan papa, ada benarnya. Lebih baik, aku biarkan mama di rumah nenek, untuk sementara.Setelah waktu berkunjung habis, aku langsung berpamitan pada papa. Sebenarnya, banyak yang ingin kuceritakan sama papa, tapi karena waktunya yang terbatas, aku hanya bicara secukupnya saja."Pa, Arra pulang dulu ya, besok kalau Arra sempat, kesini lagi! Papa mau dibawakan apa Pa? Biar nanti, Arra beliin."Papa menatapku dan tersenyum."Papa tak ingin apa apa Nak, yang Papa ingin, kita bisa berkumpul lagi seperti dulu."Ucapnya sembari mengelus rambutku."Itu pasti Pa, Papa yang sabar ya, Mas Adi sedang mencari bukti bukti kalau Papa tidak bersalah!" Ujark

  • Cinta Sang Dokter Untuk Gadis Nakal   Menjenguk Papa.

    Dengan nafas yang masih terengah, aku mengajak mas Adi masuk. Kali ini, mas Adi menurut. Aku langsung menuju kamar diikuti mas Adi. Ku tutup pintu kamar rapat rapat, lalu ku kunci dari dalam. Mas Adi yang melihat tingkahku mungkin merasa heran."Kamu kenapa sayang?"Kubenamkan wajahku dipelukan mas Adi."Aku takut Mas.""Kamu nggak usah takut Ra, aku ada bersamamu. Tenanglah, sekarang ceritakan padaku, apa yang terjadi sebenarnya?"Mas Adi membelai rambutku sambil terus memelukku. Kutarik nafas panjang, kuhembuskan perlahan, aku merasa sedikit tenang sekarang."Mas, tadi aku ketemu mbak Jum, dan mbak Jum bilang aku harus hati hati,""Mbak Jum siapa Ra?" tanya mas Adi.Aku ceritakan semua ke mas Adi, tentang mbak Jum, yang mengatakan telah mendengar pembicaraan dua orang yang tengah mencari ku."Mas, apa yang harus aku lakukan? apa aku harus merasakan ketakutan seperti ini terus,"Aku menangis terisak dipelukan mas Adi."Ra, kamu yang tenang ya, aku akan berusaha sebisa mungkin untuk m

DMCA.com Protection Status