Home / Romansa / Cinta Pengganti / Cinta Pengganti ~ 36

Share

Cinta Pengganti ~ 36

Author: Kanietha
last update Last Updated: 2023-08-02 22:01:36

Ada perasaan lega, setelah Kiya menceritakan hubungan yang pernah terjalin dengan Bumi dahulu kala, pada Gilang. Sebenarnya, hal itu bukanlah sesuatu yang harus dirahasiakan, tetapi Kiya hanya tidak ingin mengungkit semua hal terkait Bumi. Biarlah semua terkubur dalam-dalam, dan tidak perlu dibicarakan lagi.

Kiya … tutup buku. Tidak ingin menengok masa lalu, karena baik Bumi maupun Kiya, sudah sama-sama melanjutkan hidup masing-masing.

“Bun, ayah bilang sabtu ini mau pulang.” Duta memasuki kamar yang tidak tertutup, kemudian menyodorkan ponsel Kiya yang baru dipinjamnya untuk menelepon Garry.

“Ayah bilang begitu?” Bukankah Garry baru akan mendapat off lagi bulan depan? Pasti karena Kiya akan mempertemukan Duta dan Fadil. Oleh sebab itu, Garry mungkin meminta izin agar bisa kembali ke Jakarta. “Beneran pulang sabtu ini?”

Duta mengangguk. “Kata ayah, barusan sudah beli tiket. Berangkat sabtu pagi.”

“Ya sudah, sekarang balik kamar terus tidur,” titah Kiya sambil mengusap puncak kepala Du
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Yanti
kalau pak Fadli tahu siapa calon suaminya Kiya, gak bakal berani macem² pasti
goodnovel comment avatar
Erni Erniati
siiip mas Gilang. udah pantes jadi suami siaga
goodnovel comment avatar
dvirullyana
jgn lama2 updatenya dong mba sayang.. penasaran sm buaya insyaf
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 37

    Kiya tidak melihat di mana posisi mobil Gilang. Entah pria itu membawa mobilnya sendiri, ataukah membawa milik Adi. Namun, sejauh mata memandang, Kiya belum menemukan dua jenis mobil yang biasa dibawa Gilang bepergian.Yang ada hanyalah Garry, yang baru saja datang dan terlihat sangat lelah. Sepertinya, pria itu tidak beristirahat dengan nyenyak semalaman. Ditambah, Garry juga sedang kurang sehat, tetapi pria itu memaksakan diri untuk terbang ke ibukota.“Ayo, Yah!” ajak Duta sudah tidak sabar ingin menemui keluarga sang ayah. Meskipun Kiya sudah memberi peringatan sebelumnya, tetapi Duta masih optimis, keluarga ayahnya bisa bersikap seperti keluarga besar Gilang. Siapa tahu saja, setelah bertemu dengan Duta semuanya bisa berubah.“Masuk mobil dulu,” pinta Garry sembari mengusap puncak kepala putranya. Jika saja Garry memiliki kuasa, mungkin mereka bertiga tidak akan berakhir seperti sekarang. Namun, ia dan Kiya harus berpikir realistis. Demi kelangsungan hidup bersama, juga masa depa

    Last Updated : 2023-08-03
  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 38

    Baru saja kaki Restu keluar selangkah dari ruang tamu, dan menginjak teras, tubuhnya terjerembab karena Garry mendorongnya. Detik itu juga, Restu mengumpat keras dan kembali berdiri. “Gar—“ “Jangan ikut campur, dan jangan pernah bicara kasar dengan anakku!” desis Garry memperpendek jarak, lalu mencengkram kerah kaos Restu. “Kalian semua berengsek!” Tidak terima didorong dan diperlakukan kasar oleh sepupunya, Restu juga menarik kerah kemeja Garry. Tangan Restu sebenarnya gatal, ingin memberi satu tinjunya pada wajah Garry, tetapi melihat ada Kiya dan Duta berdiri di ambang pintu, maka ia mengurungkannya. “Dengar, Berengsek!” balas Restu mendesis dan berbicara pelan di telinga Garry. “Semakin lama anakmu itu berdiri di dalam sana, semakin lama juga dia dengar omongan kasar dari orang tuamu! Tempat dia, bukan di sini! Dasar bodoh!” Detik berikutnya, Restu mendorong keras tubuh Garry hingga pria itu terpental ke belakang. “Kiya, bawa anakmu itu pulang, dan jangan pernah lagi datang ke

    Last Updated : 2023-08-05
  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 39

    Sepanjang perjalanan ke kediaman Anggoro, Gilang memilih diam dan tidak bertanya mengenai perihal yang terjadi di kediaman Pradipta. Kendati penasaran, tetapi Gilang memilih bersabar hingga waktu yang tepat itu datang.Dari wajah sendu Duta saja, Gilang tahu bocah itu tengah mengalami kesedihan yang luar biasa. Terlebih, Duta saat ini tengah duduk di pangkuan Kiya, dan menyandarkan tubuhnya dalam dekapan sang bunda. Tubuh Kiya saja sampai tenggelam, karena tertutupi oleh besarnya tubuh Duta.Namun, Gilang tahu, tidak hanya Duta yang tengah bersedih di sini. Sebagai seorang ibu, Kiya pasti lebih terluka lagi. Bedanya, Kiya masih bisa menutupi hal itu dan tidak menunjukkan kesedihannya di depan Duta.Setelah sampai di kediaman Anggoro, Gilang masuk lebih dulu dan segera mencari Kasih. Mungkin saja, dengan kehadiran Kasih, luka yang ada di hati Duta bisa sedikit tertutupi. Meskipun sementara, tetapi paling tidak, hal tersebut bisa membuat kesedihan Duta teralihkan.“Kaaas …”“Laaang. Mas

    Last Updated : 2023-08-06
  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 40

    Sabar …Masih banyak jalan menuju Roma. Tidak jadi ke Bali, Gilang masih bisa mengajak Kiya dan Duta jalan-jalan ke tempat lainnya. Hanya gara-gara celetukan Lex, Kiya mendadak kehilangan antusiasmenya untuk liburan bersama Gilang.Agak susah memang, jika memiliki kakak ipar yang terlalu menjunjung tinggi norma-norma yang berada di masyarakat. Kenapa juga, Lex harus muncul di waktu yang tidak tepat seperti itu.“Sudah mainnya?” tanya Kiya setelah melihat Duta masuk dengan terengah. Sebenarnya, permainan apa saja yang ada di rooftop rumah Elok, sampai bisa membuat Duta ngos-ngosan seperti itu?“Belum, Bun,” Duta menghampiri Kiya yang masih berada di meja makan bersama Gilang. “Tapi aku laper, mau makan.”“Biiik.” Gilang langsung memanggil asisten rumah tangga Elok, yang dulunya juga pernah bekerja di kediaman Mahardika.“Mas Gilang, nggak usah,” cegah Kiya tidak ingin merepotkan siapa pun di rumah tersebut. “Kita pulang aja. Nanti biar makan di—““Jangan kayak orang lain.” Gilang menga

    Last Updated : 2023-08-07
  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 41

    “Duta sudah tidur.”Kiya menghela lelah, kemudian duduk di samping Gilang dengan menjaga jarak. Ia baru saja keluar dari kamar Duta, dan menemani putranya itu sampai tertidur lelap. Setelahnya, barulah Kiya menemui Gilang yang tidak langsung pulang ketika mengantarnya. Pria itu memaksa mampir ke rumah Kiya, karena ada yang ingin dibicarakan lebih lanjut.“Harusnya, Mas Gilang itu bisa lebih sabar lagi,” lanjut Kiya sembari menumpu satu sisi kepala, dengan siku yang berada di atas punggung kursi. “Duta itu masih syok dengan masalah tadi pagi, tapi sudah ditodong begitu. Gimana anak nggak pusing, Mas.”“Tadinya, aku cuma mau memanfaatkan situasi,” terang Gilang ingin menjelaskan maksudnya pada Kiya. “Tapi, mana aku tahu kalau Duta sampe nangis begitu.”Kenapa Gilang harus jatuh cinta dengan janda beranak satu? Masih banyak gadis yang berkeliaran di lular sana, tetapi Gilang menjatuhkan hatinya justru pada Kiya. Yang membuat urusannya tidak rampung-rampung adalah, Kiya memiliki anak yang

    Last Updated : 2023-08-09
  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 42

    Belum ada 15 menit Gilang pergi meninggalkan rumah Kiya, pintu rumahnya kini kembali diketuk dengan tidak sabar. Kiya yang baru saja berbaring dan hendak menutup mata, akhirnya terjaga. Ia tidak beranjak ke mana pun, karena mendengar suara derit pintu yang terbuka. Sepertinya, Raissa telah membukakan pintu untuk orang tersebut. Mungkin saja ada tetangga yang sedang berkunjung, untuk mengantarkan sesuatu.Namun, Kiya salah. Ia hafal benar dengan suara yang saat ini sedang berbicara dengan bundanya.Garry!Untuk itulah, Kiya segera beranjak dan keluar dari kamarnya untuk menemui pria itu.“Garry!” Kiya berseru tetapi dengan suara pelan, sembari menghampiri pria itu. “Ngapain ke sini.”“Garry mau bicara sama kamu,” ujar Raissa sedikit menggeser langkahnya. “Ajak dia keluar, Ki. Jangan bicara di sini.”“Makasih, Bun,” ucap Garry.Raissa mengangguk, kemudian berbalik pergi meninggalkan keduanya menuju kamar. Bukannya tidak menghargai Garry, tetapi, Raissa tidak ingin mencari masalah dan be

    Last Updated : 2023-08-11
  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 43

    “Yesss!” Gilang menjerit, tetapi hanya di dalam hati. Ia tetap bersikap santai, dan tidak berlebihan ketika Kiya memberinya satu jawaban yang menjadi akhir dari perjalanannya.“Tapi, Duta gimana? Nggak papa, kan, kalau bunda nikah sama om Gilang?”Napas Gilang tertahan, ketika mendengar pertanyaan dari Dianti pada Duta. Gilang baru menyadari, perjalanannya bisa terhalang bila Duta sampai tidak merestui. Terlalu fokus dengan jawaban Kiya, membuat Gilang sampai melupakan Duta yang masih berdiri di sampingnya.Gawat! Jangan sampai Duta berkata tidak, karena bocah itu sangat menyayangi ayah kandungnya.“Saya …” Duta mengangkat wajah. Melihat wajah Gilang yang kini juga memandangnya. Untuk beberapa detik, Duta hanya terdiam dan menatap wajah yang selalu saja terbuka ketika bersamanya. Gilang tidak pernah menutupi apa pun, dan selalu menjawab semua pertanyaan Duta tentang apa saja.Sangat berbanding terbalik dengan ayah kandungnya sendiri, meskipun Duta tahu, Garry sangat-sangat menyayangin

    Last Updated : 2023-08-13
  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 44

    “Yakin, ya?” Kiya kembali melempar pertanyaan tersebut pada Duta. “Bunda boleh nikah sama om Gilang?”Duta mengangguk sembari memakai sepatunya bergantian. Tidak ada alasan lagi untuk menolak, karena banyak hal yang sudah Duta pikirkan setelah kejadian di rumah ayahnya kemarin pagi. Bahkan, Garry tidak mampu mencegah Kiya dan dirinya masuk ke mobil Gilang, saat calon ayah barunya itu menjemputnya.Paling tidak, Duta ingin melihat Garry memperjuangkannya di hadapan Gilang, jika tidak bisa melakukan hal tersebut di depan orang tuanya. Namun, Garry hanya terdiam dan membiarkan Duta dan sang bunda pegi bersama Gilang.Jika mengingat hal tersebut, Duta rasanya ingin kembali memeluk sang bunda dan menumpahkan tangisnya.“Duta nggak papa, bener, ya?” tambah Kiya masih saja tidak yakin dengan keputusan Duta.“Iya, nggak papa,” kata Duta sudah berdiri dan meraih tas ranselnya. “Kata om Gilang, bunda nanti juga nggak boleh kerja lagi, kan? Jadi, bunda bisa antar jemput aku setiap hari di sekola

    Last Updated : 2023-08-15

Latest chapter

  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 70

    Setelah melalui minggu-minggu yang cukup berat dan melelahkan, akhirnya hari itu datang juga. Hari di mana kemampuan Gilang akhirnya diakui oleh seluruh dewan direksi dan komisaris Jurnal. Sehingga, hasil Rapat Umum Pemegang Saham akhirnya mengeluarkan satu keputusan, yang benar-benar mengubah hidup Gilang sepenuhnya. CEO. Akhirnya, impian Gilang untuk memegang kendali atas Jurnal terwujud sudah. Meskipun tidak mudah, tetapi semua cobaan yang sudah dilaluinya berakhir sepadan dengan hasil yang diterima. “Bunda ke mana, Ta?” Saat memasuki ruang makan, Gilang hanya menemukan Duta tengah sarapan seorang diri. Biasanya, akan ada Kiya menemani karena hanya Duta saja yang sarapan di pagi hari sebelum berangkat sekolah. “Bunda?” Duta menoleh pada Gilang yang menatap ke area dapur. “Emang nggak ada di kamar Papa?” “Papa kira sama kamu?” Tidak melihat istrinya ada di dapur, Gilang lantas menatap Duta yang sudah terlihat rapi dengan seragam batiknya. “Bunda tadi nyuruh sarapan duluan,” ter

  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 69

    “O!” Suara kecil nan lembut dari Rezky, membuat Gilang yang baru saja menarik kursi di meja makan menoleh. Ia segera berjongkok, lalu melebarkan kedua tangan untuk menyambut bocah yang kini berlari ke arahnya. Saat Rezky sudah berada di pelukan, Gilang berdiri perlahan sembari menggendong keponakannya itu. “Om, bukan O,” ralat Gilang hanya bisa terkekeh bila mendengar panggilan yang disematkan Rezky untuknya. Padahal, Gilang sudah berkali-kali meralat dan mengajari Rezky agar memanggilnya dengan benar, tetapi tetap saja, keponakannya itu memanggilnya dengan kata “O”. Bertemu dengan Rezky hampir setiap hari, setidaknya bisa mengobati kerinduan Gilang akan kehadiran seorang anak. Namun, Tuhan masih berkata lain dan belum menjawab semua doa-doanya. Selama ini, Kiya belum menunjukkan tanda-tanda kehamilan, padahal mereka sudah melakukan usaha semaksimal mungkin. “Mama ke mana Sayang?” tanya Kiya yang segera berdiri. Ia memundurkan lagi kursi Gilang, agar sang suami bisa duduk dengan

  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 68

    “Makanya kalau istrinya ngomong itu didengerin, Mas.” Kiya segera menyusul Gilang yang baru saja keluar dari kamar mandi, lalu berjalan menuju walk in closet. Mereka berdua bangun kesiangan, karena melakukan berbagai hal hingga larut malam.Padahal, pagi-pagi sekali Gilang akan pergi ke luar kota bersama Adi dan Elok untuk menghadiri sebuah undangan formal. Namun, akibat tidak mau mendengarkan Kiya, alhasil mereka harus terburu-buru melakukan segala sesuatunya.“Untung Duta lagi libur, jadi aku nggak bingung ke sana kemari.” Karena asisten rumah tangga mereka tahu sang majikan hendak pergi ke luar kota pagi-pagi sekali, maka sarapan pagi sudah siap lebih awal. Selagi Gilang di kamar mandi, Kiya pun bergegas ke dapur dan mengambilkan sarapan untuk dibawa ke kamar. “Aaak.”Gilang dengan segera menyambar satu suapan nasi goreng seafood, yang baru disodorkan Kiya ke mulutnya. Sembari memakai pakaiannya satu per satu.“Tarik napas, Bun.” Meskipun mereka kesiangan, tetapi Gilang tidak sepan

  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 67

    “Mas.” Kiya mempercepat mendorong trolley belanjaan, sembari memindahkan ponselnya ke telinga sebelah kiri. Berjalan terburu, ketika melihat seseorang yang baru saja melewati ujung lorong di hadapannya. “Telponnya aku tutup dulu, biar cepat belanjanya. Nanti aku telpon lagi kalau sudah sampe di rumah bunda.” Setelah Gilang mengiyakan dari ujung sana, Kiya langsung mengakhiri pembicaraan tersebut. Ia segera menyusul seseorang yang sempat dilihatnya agar tidak kehilangan jejak. “Tante …” Kiya melepas trolley belanjaannya, agar bisa lebih leluasa menghampiri wanita tersebut. Kiya berhenti di samping trolley belanjaan wanita itu, lalu menelan ludah saat melihat tatapan terkejut nan tajam yang diarahkan padanya. “Tante Amel, bisa kita bicara sebentar?” “Pergi, atau mau saya panggilkan satpam?” Amel mengeratkan pegangannya pada trolley belanjaan. “Tante, sepuluh menit.” Kiya memohon dengan sangat, karena mungkin hanya ini satu-satunya kesempatan yang bisa didapatnya agar bisa bicara deng

  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 66

    Gilang menghela panjang, saat menatap pantulan dirinya di dinding kaca. Tidak ada yang berubah. Penampilannya sama saja seperti hari-hari sebelumnya. Namun, hari ini adalah hari pertama Elok kembali ke Jurnal dan Gilang akan menghadapi Adi, juga kakak perempuannya sekaligus ketika bekerja.Menghadapi Adi saja, sudah membuat kepala Gilang pusing tujuh keliling. Sekarang, ditambah dengan kembalinya Elok di dalam tim direksi. Bisa-bisa, kepala Gilang langsung berasap seketika, bila kedua orang itu memberinya setumpuk tugas dan pelajaran sekaligus.“Harusnya, cuti bersalin itu diperpanjang jadi 6 bulan.” Gilang kembali menghela napas dan membenarkan dasi yang masih terlihat rapi. “Tiga bulan itu nggak berasa. Kayaknya baru kemaren mbak Elok itu lahiran, tapi, hari ini tahu-tahu sudah masuk. Coba kalau aku jadi presidennya, aku langsung minta—”“Mas, jadi CEO aja dulu.” Kiya ingin tertawa, tetapi ia tahan. “Nanti kalau sudah jadi CEO, baru kita pikirin cara untuk jadi presiden.”Gilang mel

  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 65

    “Sudah minum pilmu, Bun?” Gilang mengingatkan, ketika jam dinding sudah menunjukkan pukul delapan malam. Ia baru masuk ke kamar, setelah berdiskusi panjang lebar dengan Adi di ruang kerja. Setelah berbicara dengan Garry siang tadi, Kiya tampak tidak ceria seperti biasanya. Akibat pembicaraan tersebut, Kiya lebih banyak termenung dan memikirkan tentang perkataan Garry. “Sudah.” Kiya menyingkap selimut yang dipakainya, ketika Garry menghampiri tempat tidur. Hati Kiya memang terasa lega ketika sudah mengetahui semua hal yang terjadi di masa lalu. Namun, ia merasa miris karena semua hal buruk yang terjadi selama ini adalah ulah ayahnya sendiri. Dengan begini, Kiya akhirnya menyadari perasaan Garry pada dirinya ternyata tidak pernah lekang oleh waktu. Dalam diamnya, Garry terus berusaha keras mencari jalan agar keluarga kecil mereka bisa bersatu kembali. Namun, di saat hal itu hampir terwujud, takdir akhirnya berkata lain. Bahkan, sebenarnya Kiya sudah bisa “move on” lebih dulu daripada

  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 64

    Pada akhirnya, Gilang membiarkan Kiya kembali bicara empat mata dengan Garry. Mereka mengantarkan Duta ke hotel yang ditempati pria itu, lalu menuju ke lounge terlebih dahulu. Sebenarnya, Gilang keberatan bila Kiya masih saja bertemu dan bicara berdua dengan Garry. Namun, karena Kiya ingin sekali menuntaskan beberapa hal agar tidak menjadi beban pikiran, maka Gilang pun menyetujuinya. “Jangan lama-lama,” pesan Gilang yang sudah lebih dulu menyuruh Duta mencari tempat duduk. “Kita masih ada urusan habis ini.” “Iyaaa.” Kiya memberi senyum kecil, sambil mengusap lengan sang suami. “Aku cuma sebentar. Temenin Duta dulu.” “Oke!” Gilang meraih pinggang Kiya, dan menjatuhkan satu kecupan di pipi dengan cepat tanpa memedulikan Garry. Jika tidak ada Duta, Gilang pasti akan menyambar bibir sang istri dengan sengaja. Garry hanya diam. Menatap datar dan tidak berkomentar. Tidak ada juga yang harus dilakukannya, karena Garry benar-benar sudah kehilangan Kiya. “Jadi, Gar, ada yang mau aku bica

  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 63

    Kiya menutup pintu mobil, lalu melihat ke seluruh penjuru sekolah baru Duta. Dahulu kala, ia sempat beberapa kali menjemput Kasih sepulang sekolah, ketika gadis kecil itu rewel, dan Elok maupun Harry tidak bisa datang menghampiri. Karena tidak ingin merepotkan kakek nenek dari kedua belah pihak, maka Elok pasti akan mengutus Kiya ke sekolah Kasih. Kehidupan Kasih dahulu kala, tidak jauh berbeda dengan Duta. Orang tua mereka sibuk mencari nafkah, dan hampir tidak pernah memberi perhatian secara emosional. Baik Kiya maupun Elok, hanya tahu memberi materi, tanpa melimpahkan kasih sayang yang seharusnya. “Ayo ke kantor dulu,” ajak Kiya pada Duta yang baru saja menutup pintu mobil yang berseberangan dengannya. “Habis ketemu wali kelasnya, nanti Bunda tinggal. Berani, kan?” “Beran—” “Enduuut!” Duta berdecak, saat melihat Kasih melewatinya sambil melambai dari dalam mobil. Sudah seringkali Duta mengatakan, jangan memanggilnya dengan sebutan tersebut, tetapi Kasih tetap saja tidak menghir

  • Cinta Pengganti   Cinta Pengganti ~ 62

    “Kenapa mau pindah sekolah?” Sebelumnya, Kiya sudah menjelaskan pada Gilang tentang permasalah Duta. Bocah itu mengeluh lelah, dan tidak ingin lagi meneruskan sekolah full day-nya. Duta ingin pindah sekolah dengan jam belajar seperti Kasih, tetapi tidak ingin ikut les apa pun di sore harinya.“Capek.” Duta bertelungkup di kasur, dengan sebuah buku pelajaran yang terbuka di hadapannya. “Aku mau pulang sekolahnya kayak Kasih, Pa.”“Terus les kayak Kasih?” Gilang mendesah panjang, saat merebahkan tubuhnya melintang di hadapan Duta. Meskipun sudah tahu jawabannya, tetapi Gilang ingin mendengar langsung dari mulut Duta sendiri.Duta menggeleng. “Aku belajar sendiri aja di rumah, sama bunda. Nggak mau les, capek.”Tatapan Gilang menerawang. Melihat langit-langit kamar yang sudah jarang ditempatinya sejak kecelakaan. Gilang menempati kamar di lantai bawah, untuk memudahkan semua mobilitasnya, dikarenakan kondisi kaki yang pada saat itu tidak bisa bergerak bebas. Daripada harus naik turun tan

DMCA.com Protection Status