Jerry tersenyum melihat kekompakan orang tuanya, Yasmin juga begitu haru melihat kebaikan, perhatian dan kasih sayang Jerry dan orang tuanya pada dirinya, jika diingat lagi Daniel sangatlah jauh berbeda, dia kurang memiliki rasa tanggung jawab, egois dan takut sekali mengenalkan Yasmin pada keluarganya, tapi meskipun keluarga Jerry sudah memberinya kenyamanan mengapa hatinya masih ragu dan tak bisa bebas, lepas melupakan Daniel.
Tak terasa hari sudah menjelang malam, orang tua Jerry berpamitan pulang begitu pun dengan Jonathan yang akan pamit pulang dulu dan besok mengecek keadaan Yasmin lagi.
Kini tinggalah Yasmin dan Jerry di Apartment tersebut, tidak ada hal yang harus dilakukan karena memang keadaan Yasmin yang sedang sakit.
Jerry membersihkan wajah, tangan dan kaki Yasmin dengan handuk kecil dan air hangat, setelah itu mengganti baju Yasmin dan menyelimutinya agar s
Maaf yah paraners, masih ada adegan ena-enanya, berhubung novel ini dari awal udah sehot itu, jangan ditiru yah guys untuk yang belum sah. Jangan lupa Vote dan komen cerita ini yah paraners, terima kasih 🙏
Yasmin masih terlihat berusaha melawan rasa traumatiknya, apalagi tangan Jerry sekarang memegangi lehernya, yang ada rasa sesak karena tercekik, hampir kehabisan nafas, sedangkan Jerry terlihat asyik bergoyang di atas tubuhnya yang memakai lingerie tipis berwarna cream, senada dengan kulit putihnya. Melihat Yasmin yang panik karena tercekik, Jerry segera melepaskan pegangan pada Leher kekasihnya itu, kemudian mulai mengecupi dada juga leher Yasmin sambil tak berhenti menghentakan tubuhnya naik turun, Yasmin memejamkan matanya saat Jerry menciumi bibir, kuping dan lehernya, perlahan Yasmin bisa merasakan kenikmatan dan gairah yang memuncak, tanganya yang sedari tadi dia kepalkan, kemudian mulai tenang dan berpegangan pada punggung Jerry yang sudah basah oleh peluh. Desahan demi desahan kini terdengar dari mulut Yasmin, membuat Jerry menyeringai senang dan berharap Yasmin benar-benar tidak trauma lagi, tetapi
Seminggu telah berlalu sejak kejadian di Gunung itu, Yasmin kini sudah bersikap kembali normal, meskipun tidak dipungkiri dia masih ada trauma sedikit, jika Jerry mengagetkanya atau menyentuh secara tiba-tiba, maka Yasmin akan merasa begitu ketakutan bahkan shock. Tetapi Jerry dan orang tuanya selalu berusaha menenangkanya, kini beberapa hari lagi saatnya Yasmin, Jerry dan maminya akan pulang atau berkunjung ke Indonesia, masa kuliah Yasmin sudah selesai, dia juga lulus cumlaude dan membanggakan keluarganya, tinggal menunggu jadwal Wisuda, jadi Yasmin memutuskan pulang bersama Jerry untuk membicarakan pernikahanya. Sore itu, Yasmin sedang sendirian di Apartment karena Jerry sedang ada keperluan dengan maminya, tiba-tiba ponselnya berbunyi, Yasmin lihat dan itu nomor tidak dikenal. "Siapa nih ... ?" Gumam Yasmin dan ragu untuk mengangkatnya.
"Jadi ... gimana nih, maafin aku?" Tanya Jerry lagi sambil menggoyang-goyangkan tubuh Yasmin. "Iya sudah, lepasin dulu deh, sakit nih" jawab Yasmin sedikit meringis. Jerry melepaskan pelukan tanganya di pinggang Yasmin, kemudian dia membalikan tubuh Yasmin dengan posisi seperti anak kecil yang digendong di pangkuanya, Yasmin melingkarkan tanganya pada leher Jerry. "Kasian, nangis deh aku tinggalin" ucap Jerry setelah melihat masih ada sisa air mata di pipi Yasmin, kemudian mengusapnya lembut. "Kamu sih ... bikin aku nangis" jawab Yasmin, meskipun dia tahu sifat Jerry yang tak pernah bisa lama marah padanya. "Iya sayang, maafin aku, aku janji gak bakalan kejadian kaya tadi lagi" ucap Jerry kemudian mengecup pipi Yasmin lalu memeluk tubuhnya yang masih berada di pangkuanya serta duduk di kedua paha
Hari yang di tunggu pun akhirnya tiba, jadwal kepulangan Yasmin pun sudah ditentukan, dua hari lagi Yasmin, Jerry serta Nyonya Huang akan berkunjung ke Indonesia dan Tuan Huang pun menyempatkan diri untuk ikut juga. "Nak, berarti kita berangkat hari Senin yah, mami sama papi siapin apa yang harus dibawa, terutama oleh-oleh untuk calon besan" ucap Nyonya Huang di telepon. "Iya mi, bawa buat besan mami aja, kalo baju di sana juga banyak, yang jualan merk terkenal juga banyak tuh, jadi gak perlu mami ribet bawa banyak baju" jawab Jerry. "Baiklah, mami ngerti Nak" jawab Nyonya Huang. "Iya mami jangan bawa berat-berat bawaanya, nanti aku ajak belanja sama Yasmin" ucap Jerry lagi. "Baiklah nak, besok jangan lupa kalian berdua tinggal di sini yah, nginep di sini, jadi pagi-pagi kita bisa berangkat baren
"Oh ... " Yasmin manggut-manggut, dia merasa jika Jerry belum pernah membahastentang Jenny, yang ada dia selalu bilang bahwa dia belum pernah jatuh cinta. "Gitu non, jangan salah sangka, maaf bibi keceplosan" ucap bi Ati tersenyum malu. "Ah, Aunty gak apa-apa, aku heran aja, siapa gitu, soalnya ka Jerry bilangnya belum pernah jatuh cinta" ucap Yasmin. "Kamu ini polos sekali sayang, lelaki belum pernah jatuh cinta, bukan berarti tidak pernah memiliki pacara" celetuk nyonya Huang, terlihat menggoda Yasmin. Mata Yasmin memicing genit pada calon mertuanya itu, yang sangat jelas begitu pro padanya, buktinya hari ini dia selalu ingin mencoba berbicara tentang Jerry dan membocorkan rahasianya. Nyonya Huang pun memicingkan matanya dengan genit juga, membalas keheranan calon menantunya itu, tetapi d
Setelah mengatur nafas, Jerry menghampiri Yasmin yang duduk sendirian. "Kenapa di luar sayang, yuk masuk, banyak nyamuk" ajak Jerry seolah tidak terjadi apa-apa. Yasmin hanya terdiam tak mempedulikan perkataan Jerry. "Aku bisa minta kunci Apartemenku? Kupikir tadi siang kamu yang membawanya" tanya Yasmin. "Kan besok pagi kita mau pulang, ngapain ke Apartemen? Oh iya tadi kamu ke mana? Aku nyariin" tanya Jerry lemas. "Bukan urusanmu!" Jawab Yasmin sambil berdiri dari duduknya. Jerry tak tahan lagi, kemudian memeluk tubuh kekasihnya itu. "Maafin aku sayang, aku tahu aku sudah salah besar, tadi ... aku pun terkejut saat dia tiba-tiba menciumiku" ucap Jerry berusaha menjelaskan sambil memperkuat pelukanya pada tubuh Yasmin ya
Ke esokan paginya terlihat Yasmin dan Jerry telah bersiap, lalu mereka turun dari lantai atas, orang tua Jerry sudah menyambut mereka dengan gembira, mereka juga Ktidak membicarakan masalah kemarin, mereka semua bersikap seolah tak terjadi apa-apa. "Morning, anak-anakku sayang, ayo sarapan dulu sebelum kita berangkat ke Bandara" ajak tuan Huang, yang beranjak dari duduk di sofa lalu berpindah ke meja makan. "Sini duduk nak, cepetan kita ada waktu satu jam untuk ke Bandara Taoyuan, biar nggak lama nunggu cek in nya" ucap nyonya Huang yang terlihat sibuk menyiapkan sandwich untuk Jerry dan Yasmin. Yasmin merasa mual, lalu pergi lagi ke belakang. "Kenapa nak?" Tanya nyonya Huang pada Jerry "Aunty tolong ambilkan obat masuk angin untuk nona" perintahnya pada bibi Ati. "Jangan obat mih, ada yang lain
Yasmin dan keluarganya tiba di rumah, terlihat para pembantu di rumah tersebut sedang berdiri di luar rumah, menunggu kedatangan Yasmin. Meskipun sudah lewat tengah malam masih menunggu mereka datang, riuh gembira saat menyambut kedatangan Yasmin, putri kecil mereka yang selama ini pergi dua tahun untuk menuntut ilmu di luar negeri. Yasmin segera beristirahat di temani Yusuf yang dari tadi tak bisa membendung kerinduanya pada adiknya itu. Orang tua mereka hanya tersenyum melihat tingkah laku ke dua anak-anaknya yang begitu akur, akrab dan saling menyayangi itu. Yasmin terlihat sakit, bi Inah membuatkan ramuan jahe karena dia pikir Yasmin masuk angin dan kelelahan. Yusuf mendekap tubuh adiknya yang dingin itu, dia lihat dan perhatikan Yasmin semakin cantik tetapi dia juga sudah tahu jika Yasmin dan Jerry sudah dekat bahkan berencana m