Yasmin dan Jerry berjalan menaiki tangga curam itu satu persatu, menuju dataran paling tinggi, sesampainya di atas mereka duduk dan melihat pemandangan ke bawah. Terlihat pemandangan hotel dan pemukiman di bawah dan hamparan pohon-pohon di gunung tersebut yang akan menjadi tempat bersembunyinya matahari yang sebentar lagi akan tenggelam.
Jerry berlari sebentar kesebuah kedai cafe yang berada tidak jauh di sana, beberapa menit kemudian kembali dengan membawa cangkir kopi panas yang diberikan untuk Yasmin.
"Thank you" ucap Yasmin.
"Welcome sayang" jawab Jerry sambil tersenyum dan meremas kepala yasmin dengan gemas.
Yasmin memegang kepalanya dan merapihkan penutup kepalanya, yang sedikit berantakan karena di remas-remas oleh Jerry.
"Gimana sayang, dingin yah kalau di gunung?" Tanya Jerry.
&n
Siapa nih tokoh baru Alex Lee? Kalian penasaran? Baca terus yah jangan pantang mundur 💚
"Kenapa emang Jerr? Mungkin nona ini harus berbaring?" Tanya Alex heran dengan tingkah Jerry. "Gak apa-apa, aku pikir nyaman di luar Lex, please dokter nya di mana?" Jawab Jerry kemudian balik bertanya. "Oh ya udah, bentar tanya receptionis" jawab Alex kemudian berjalan menuju penjaga di meja tamu dan berbincang sebentar. "Tahan sayang yah" ucap Jerry pada Yasmin yang terlihat terus meringis dan memegangi jaketnya dengan erat seperti sedang menahan rasa sakit. Yasmin hanya mengangguk sambil berusaha tersenyum pada Jerry yang begitu khawatir pada nya. Selang beberapa waktu, Alex datang dengan membawa seorang dokter menghampiri Yasmin dan Jerry. Yasmin bersandar duduk di sofa, dokter tersebut menggunting celana jeans ketat yang Yasmin kenakan, terlihat kaki Yas
Si pelayan tiba-tiba keluar dari meja tempatnya menunggu tamu hotel dan berjalan menaiki tangga menuju ke lantai atas, diikuti oleh Jerry dan mami nya, sedangkan tuan Huang menunggu kedatangan polisi. Jerry dan Nyonya Huang sangat gugup juga deg-deg an, memikirkan hal buruk mungkin saja sedang terjadi pada Yasmin. Pelayan itu berdiri di kamar hotel nomor 35. "Nona itu berada di dalam" ucap pelayan itu sambil menunduk. Jerry memandang penuh emosi terpendam pada si pelayan, tatapanya seolah-oleh ingin melahap pelayan tersebut. BRUGH! BRUGH! BRUGH! Pintu kamar langsung Jerry gedor dengan keras, tak ada suara dari dalam. "Sayang, Yas, Yasmin ini aku sayang, apa kamu di dalam?" Teriak Jerry dan terus menggedor pintu kamar tersebut.
Malam itu juga Jerry pulang menyetir sendirian ke Taipe, membawa Yasmin yang sekarang tertidur lelap karena shock setelah sebelumnya Jerry mampir di klinik kota Chiayi untuk memeriksa keadaan Yasmin. Pagi dini hari sekitar pukul limaan Jerry sampai di Apartment Yasmin, dengan tergesa-gesa dia memangku tubuh Yasmin ke atas Apartmentnya lalu menaiki lift, setelah beberapa saat keluar dari pintu lift dan akan masuk ke dalam Apartment, Jerry sangat kaget karena ada sosok lelaki yang sedang duduk tertidur di depan pintu Apartment Yasmin. Jerry perlahan membuka kunci Apartment, tetapi karena berisik lelaki tersebut pun terbangun. "Jerry!" Seru lelaki itu lalu berdiri dari duduknya. "Jonathan, lagi apa di depan pintu rumah orang pagi-pagi buta begini?" Tanya Jerry. "Nyonya Huang bilang ada urgent jadi a
Jerry terdiam, meskipun dia kurang setuju dengan perkataan Jonathan tapi dia juga tidak bisa berbuat apapun, kemudian menggeser duduknya agar Jonathan bisa duduk juga berbicara dengan Yasmin. Jonathan duduk di depan Yasmin, pelan-pelan dengan lembut mengusap tangan Yasmin sambil berbicara. "Kamu baik-baik saja, jangan khawatir, Mei ... Gege bicara jujur (Gege adalah panggilan untuk kakak laki-laki), Alex hanya mencoba memperkosa kamu tapi Jerry dan yang lainya keburu nolongin kamu, saksinya ada bibi sama paman Huang, manajer hotel dan beberapa anggota kepolisian" ucap Jonathan lembut. Yasmin perlahan terlihat tenang, kerutan ketakutan di dahinya perlahan surut. "Makasih Jo" ucap Jerry "Santai aja, kamu istirahat dulu Jer, dari kemaren kamu belum tidur sebentar pun, nanti kamu ngedrop"
Jerry menghela nafas mendengar pertanyaan dari Jonathan. "Hmm ... jika Kevin merasa begitu yah itu perasaanya saja, tapi jika aku dianggap perebut pun aku tidak masalah, aku sudah bertanya terlebih dahulu pada dia jika serius terhadap Yasmin, dia harus melepaskan Nina tunanganya, dia harus bersiap menghadapi Daniel pacar Yasmin, dia juga harus mau mengikuti keyakinan Yasmin karena orang tuanya pasti tidak setuju, tetapi Kevin masih pikir-pikir dulu, hanya ingin mencoba dulu dan aku tidak rela jika wanita yang aku cintai dicoba-coba, untuk itulah aku berkata pada Kevin, jika dia tidak serius pada Yasmin maka aku yang akan maju, Kevin tidak bisa melepaskan Nina karena pertunanganya dengan Nina sudah lama itu jawabanya, untuk itulah aku maju, melindungi Yasmin di sini" jawab Jerry berharap Kevin dan Jonathan tidak salah faham padanya. "Iya, Kevin emang ngomong gitu ke aku, cuma waktu itu dia sangat frustasi saa
Jerry tersenyum melihat kekompakan orang tuanya, Yasmin juga begitu haru melihat kebaikan, perhatian dan kasih sayang Jerry dan orang tuanya pada dirinya, jika diingat lagi Daniel sangatlah jauh berbeda, dia kurang memiliki rasa tanggung jawab, egois dan takut sekali mengenalkan Yasmin pada keluarganya, tapi meskipun keluarga Jerry sudah memberinya kenyamanan mengapa hatinya masih ragu dan tak bisa bebas, lepas melupakan Daniel. Tak terasa hari sudah menjelang malam, orang tua Jerry berpamitan pulang begitu pun dengan Jonathan yang akan pamit pulang dulu dan besok mengecek keadaan Yasmin lagi. Kini tinggalah Yasmin dan Jerry di Apartment tersebut, tidak ada hal yang harus dilakukan karena memang keadaan Yasmin yang sedang sakit. Jerry membersihkan wajah, tangan dan kaki Yasmin dengan handuk kecil dan air hangat, setelah itu mengganti baju Yasmin dan menyelimutinya agar s
Yasmin masih terlihat berusaha melawan rasa traumatiknya, apalagi tangan Jerry sekarang memegangi lehernya, yang ada rasa sesak karena tercekik, hampir kehabisan nafas, sedangkan Jerry terlihat asyik bergoyang di atas tubuhnya yang memakai lingerie tipis berwarna cream, senada dengan kulit putihnya. Melihat Yasmin yang panik karena tercekik, Jerry segera melepaskan pegangan pada Leher kekasihnya itu, kemudian mulai mengecupi dada juga leher Yasmin sambil tak berhenti menghentakan tubuhnya naik turun, Yasmin memejamkan matanya saat Jerry menciumi bibir, kuping dan lehernya, perlahan Yasmin bisa merasakan kenikmatan dan gairah yang memuncak, tanganya yang sedari tadi dia kepalkan, kemudian mulai tenang dan berpegangan pada punggung Jerry yang sudah basah oleh peluh. Desahan demi desahan kini terdengar dari mulut Yasmin, membuat Jerry menyeringai senang dan berharap Yasmin benar-benar tidak trauma lagi, tetapi
Seminggu telah berlalu sejak kejadian di Gunung itu, Yasmin kini sudah bersikap kembali normal, meskipun tidak dipungkiri dia masih ada trauma sedikit, jika Jerry mengagetkanya atau menyentuh secara tiba-tiba, maka Yasmin akan merasa begitu ketakutan bahkan shock. Tetapi Jerry dan orang tuanya selalu berusaha menenangkanya, kini beberapa hari lagi saatnya Yasmin, Jerry dan maminya akan pulang atau berkunjung ke Indonesia, masa kuliah Yasmin sudah selesai, dia juga lulus cumlaude dan membanggakan keluarganya, tinggal menunggu jadwal Wisuda, jadi Yasmin memutuskan pulang bersama Jerry untuk membicarakan pernikahanya. Sore itu, Yasmin sedang sendirian di Apartment karena Jerry sedang ada keperluan dengan maminya, tiba-tiba ponselnya berbunyi, Yasmin lihat dan itu nomor tidak dikenal. "Siapa nih ... ?" Gumam Yasmin dan ragu untuk mengangkatnya.