Beberapa petugas langsung bergegas ke pintu gebang dan melihat bahwa pintu terkunci rapat, jadi mereka kembali untuk melaporkan, “Pak, pintu gerbang rumah mereka terkunci.”Julian menatap Lili dengan sangat bingung. “Berapa banyak barang ilegal yang sebenarnya disembunyikan di rumahmu? Mengapa kamu mengunci pintunya di siang hari?”“Tidak, tidak ada barang ilegal di rumah. Itu karena anak perempuanku ingin kabur, jadi aku mengunci pintunya.”Julian menoleh ke arah Daniel, dia mengangguk dan berbisik, “Minta dia membuka pintu dan mengeluarkan orang di dalamnya.”Julian terkejut.Ternyata Daniel melakukan semua ini hanya untuk seorang wanita.Tidak!Sejak kapan dia tertarik dengan wanita?Bukankah Daniel …Seorang yang gay?Daniel hampir berusia tiga puluh tahun, bahkan belum pernah memegang tangan wanita dan sangat menghindari hubungan dengan wanita. Teman-teman Daniel selalu mengira bahwa dia gay.Julian menatap ke arahnya dengan sangat terkejut. “Kamu yakin?”Daniel menjaw
Daniel merasa frustasi. Baru saja selesai, kakeknya sudah buru-buru ingin bertemu Felis.“Kakek, kenapa kamu begitu terburu-buru?”Bukan karena Daniel mau Felis bertemu dengannya.Kakek merasa tidak senang. “Jika menunggu sampai kamu berinisiatif untuk mempertemukan dia denganku, mungkin akan sangat lama. Tidak, aku tidak bisa menunggu lagi. Jika tidak bertemu secepatnya, mungkin dia sudah direbut orang lain. Aku peringatkan, lebih baik segera bertemu daripada terus menunda. Aku harus bertemu dengannya hari ini. Kamu pilih tempat makan, kita berpura-pura tidak sengaja bertemu. Bagaimana?”Pria itu sudah mengetahuinya dari awal bahwa jika dia menunggu cucunya itu yang berinisiatif mengatur pertemuan, dia mungkin tidak akan pernah bertemu dengan Felis.Kakek harus bertemu dengan menantu dari cucunya itu sesegera mungkin dan dia akan menilainya secara diam-diam.Bukankah Daniel tidak suka mengumumkannya secara terbuka? Namun, sang kakek bisa saja mengumumkannya secara terbuka!Kare
Derio benar-benar bingung sekarang. “Kakek, Felis seperti babi, dia suka makan apa saja …”Sebelum dia selesai berbicara, Kakek memukul kepalanya dengan tongkat dan berkata, “Apa yang kamu katakan? Siapa yang kamu bilang seperti babi? Dia adalah cucu menantu perempuanku.”Derio terdiam.Dia mengusap kepalanya yang terasa sakit. Kalau kakeknya memukulnya sedikit lebih keras, dia merasa seperti akan kehilangan kewarasannya.Derio merasa bahwa Felis adalah cucu kesayangan kakeknya, sedangkan dirinya sendiri hanya seperti orang yang tidak perlu diperhatikan.“Kakek, aku mengatakan yang sebenarnya. Felis tidak pilih-pilih makanan sama sekali. Dia menyukai semuanya.”Kakek tersenyum lebar. “Aku suka cucu menantu perempuan yang seperti ini. Dia tidak pilih-pilih makanan dan mudah diatur. Oleh karena itu, aku akan memberinya kartu ini untuk dia gunakan sesuka hati. Seberapa banyak dia mau menggunakan uang ini, aku akan merasa senang.”Derio tidak bisa menahan senyuman getir.Keberpihak
Pinggiran kota barat cukup jauh dari Hotel Swakolski sehingga mereka harus berkendara selama lebih dari satu jam untuk sampai ke tempat tersebut.Saat Felis hendak keluar dari mobil, Robert langsung menundukkan kepalanya dan mengeluarkan menu, berpura-pura memesan.Dia berkata kepada Derio sambil menunduk, “Aku tidak tahu apakah kakakmu akan berinisiatif untuk menemui kita. Jika dia tidak berinisiatif, kamu harus mendatangi mereka terlebih dahulu.”Derio cemberut dan berkata, “Aku tidak mau mendatangi mereka duluan, dia bukan menantu perempuanku.”Kakek itu memukul punggung Derio dengan kesal. “Apa katamu? Coba katakan sekali lagi.”Derio mengelus punggungnya yang sakit sambil menatap kakeknya yang sangat marah. Dia langsung berkata dengan sikap baik, “Oke, Kakek, aku pasti akan pergi mendatangi mereka. Kamu tenang saja, serahkan saja padaku.”Kakek melanjutkan memesan menu dengan kesal sambil bergumam sendiri, “Dia tidak menghargai tawaran yang diberikan sehingga harus menghadap
Derio sangat tertekan.Daniel mulai tidak tahan. “Benar, kebetulan sekali. Bagaimana kalau kita makan bersama?”Robert melihat meja yang sangat besar di depannya sambil berpikir dalam hati, “Kacau, ini tidak seperti yang direncanakan.”Seharusnya dia mencari meja yang lebih kecil agar terlihat lebih natural untuk menggabungkan meja. Sudahlah, ini saja. Dia akan lebih berhati-hati lain kali.“Tidak perlu menggabungkan meja, meja ini sudah cukup besar. Kalian berapa orang?”Daniel mengerutkan bibirnya. “Kakek, kami tidak beramai-ramai, cuma berdua.”Robert menatap Felis. “Siapa gadis ini?”Daniel segera menjelaskan, “Kakek, apakah kamu lupa dia adalah menantu dari cucumu ini? Aku baru ingin membawanya ke rumah, tetapi aku tidak menyangka kita akan bertemu secara tidak sengaja di sini.”Kakek sangat bahagia. “Ya ampun, dia adalah menantu dari cucuku. Kenapa kamu tidak membawanya dari dulu? Aku sudah lama ingin bertemu dengannya. Jika bukan karena tidak sengaja bertemu di sini, a
Kakek mengerutkan keningnya, hatinya merasa sangat tersentuh.Teringat pesan dari rekan seperjuangannya yang pernah melindunginya dari tembakan sehingga apa pun yang Robert sekarang lakukan adalah hal yang wajar.Mobil terus melaju dan mereka sampai di Taman Makam Pahlawan.Robert turun dari mobil dengan bantuan Pak Leo, dia sambil menggunakan tongkat dan membawa buket bunga.Setiap kali berkunjung ke sana, dia merasa sangat bersalah. Robert berdiri di depan makam Charles dan tidak berani mengatakan satu kata pun yang tidak penting.Seolah-olah Charles sedang memberikan nasihat padanya seperti biasanya, Robert menundukkan kepala seperti sedang mendengarkan, satu-satunya perbedaan adalah Charles sudah meninggal dan tidak bisa lagi berbicara.Robert meletakkan bunga di depan makam Charles, membungkuk tiga kali di depan batu nisannya, lalu berdiri tegak dan memberi hormat. Setelah itu, Robert memberi isyarat kepada Pak Leo untuk mengeluarkan tikar yang telah disiapkan sebelumnya.
Tadi aku sangat kesal sampai hampir memukulnya dengan tongkat, tetapi generasi muda zaman sekarang memang miliki cara berpikir mereka sendiri. Sebagai orang tua, kita harus menghargai pendapat mereka.Tapi Charles, kamu tidak perlu khawatir. Aku yakin, aku bisa membuat cucuku yang nakal itu jatuh cinta pada Felis.Setelah dua tahun, biarkan dia yang akan mengejar Felis mati-matian.”Saat itu, pria tua itu tersenyum dengan percaya diri. Dia percaya bahwa dengan Felis yang cantik, pintar, dan berbakat, sangat aneh jika cucu laki-lakinya tidak jatuh cinta padanya.Dia menyampaikan sebuah janji. “Charles, kali ini aku berjanji, dua tahun lagi aku akan kembali dengan membawa minuman terbaik untuk merayakan kemenangan kita.”Pria tua itu sangat percaya diri.Meskipun cucunya tampak dingin dan tidak peduli, sekali dia melihat kebaikan Felis, dia akan berusaha keras mengejarnya. Dia akan terus mengejar Felis.Pada saatnya tiba, lihat hasilnya nanti.Tok tok tok. Angin segar berembus
Mobil berhenti di depan gerbang Universitas Nikolsky.Setelah Felis dan Derio turun dari mobil, Daniel langsung menghilang dari pandangan.Keduanya kemudian berjalan bersama menuju kampus.Derio melihat kotak di tangan Felis dan memperingatkannya dengan baik, “Kakak, barang yang ada di tanganmu itu cukup berharga, dijaga baik-baik, jangan sampai hilang.”Cincin berlian itu bernilai ratusan miliar, bisa dibilang sebagai salah satu harta warisan Keluarga Fins.Dulu, menantu-menantu perempuan kakeknya Derio itu saling iri sehingga mereka semua ingin memilikinya.Ibunya Daniel merasa bahwa sebagai istri dari anak pertama, barang itu seharusnya menjadi miliknya.Ibunya menunggu dan berharap selama lebih dari dua puluh tahun, tapi ternyata tidak sesuai harapan karena Robert tidak memberikan cincin berlian itu.Yang membuat Derio terkejut adalah kakeknya malah memberikan harta warisan itu kepada Felis, yang belum resmi menjadi menantu keluarga.Namun, barang ini terlalu berharga dan