Tangan Raynelle terulur menerima tiap tetesan hujan yang turun dari langit merasakan aroma petrichor yang dihasilkan dari rintik air hujan mengenai tanah. Aroma yang menenangkan sampai membuat Raynelle sejenak merasa begitu santai.
Sembari memejamkan mata, Raynelle tidak sadar Chris sudah berdiri di sampiing Raynelle menatap perempuan yang sedang begitu meresapi tetesan air hujan yang ia tampung dengan salah satu telapak tangan.Kedua tangan Chris di masukan ke saku celana lalu mendongak melihat mendung yang menjatuhkan bobot muatannya ke bumi.“Kau tidak ingin segera pulang?” tanya nya.Kedua kelopak mata Raynelle terbuka perlahan sembari menarik tangannya yang terulur sebelum menoleh ke arah Chris.“Tidak, aku masih ingin di sini, tapi jika kamu ingin pulang kamu boleh pergi lebih dulu.”Chris tersenyum, “Kalau begitu aku akan menunggumu, mungkin kamu butuh teman.” Chris mengerlingkan sebelah mata, Raynelle berdecih pelan.Matahari bersinar terang diatas langit pada jam sepuluh pagi, kehidupan dibawah sinarnya terlihat sangat sibuk dimana gedung-gedung pabrik dan juga kendaraan mengeluarkan suara kebisingan setiap hari.Langkah sepatu yang menghentak lantai terdengar seirama saat beberapa orang berpakaian rapih berjas memasuki lobi sebuah gedung yang tidak begitu tinggi sembari membawa tas hitam hitam untuk masing-masing orang yang datang.Pintu dua telinga terbuka, orang-orang itu masuk ke dalam sebuah ruangan dan meletakan tas yang mereka bawa di atas meja. Secara kompak orang-orang itu membuka tas hitam yang mereka bawa menghadapkan isi di dalamnya kepada pria di depan Thony.Beberapa bungkus kok*in berada di tiap-tiap tas yang dibawa oleh enam anggota Thony yang hadir, suruhan pria di depan Thony datang membawa koper dan di letakan di atas meja di mana isi di dalam koper tersebut ada begitu banyak uang dolar, tak lama salah satu anggota lainnya membawa tas yang beru
Raynelle keluar dari mobil Chris, pria itu masih di dalam mobilnya dengan melonggokan kepala melihat Raynelle.“Bisakah kamu luangkan waktu nanti malam untukku?” seru Chris.“Aku rasa tidak.” jawab Raynelle ketus. “Bagaimana jika aku yang datang kerumahmu?” Chris menawarkan, Raynelle memutar bola matanya malas.“Itu tidak perlu.” sahut Raynelle, “Bisakah kamu pergi sekarang?” katanya kemudian.“Jadi aku di usir?”“Apakah kata-kataku barusan kurang jelas?” Raynelle menyahut sembari terseyum palsu.Chris menghela nafas kemudian mengangguk dan menyalakan mesin mobil sebelum pergi dari hadapan Raynelle. Raynelle sendiri melihat mobil Chris sampai tidak terlihat oleh matanya lalu masuk ke dalam rumah, berganti baju, setelah itu menghampiri kendaraan motornya untuk menuju tempat latihan.Motor hitam melaju cepat membelah jalanan kota yang cukup ramai kendaraan, Raynelle menyalip beberapa kendaraan di depannya tanpa p
Hari melelahkan kembali di mulai, yaitu bertemu dengan Chris. Jika bukan karena kesepakatan memenangkan status kedudukan king di sekolah itu, Raynelle sangat enggan dekat dengan Chris. Entah sudah berapa gadis yang telah berkencan dengan lelaki seperti itu. Sebuah rangkulan di pinggang Raynelle rasakan dan itu pasti tangan dari Chris. Lelaki itu tersenyum padanya, ia pun lantas membalas senyum Chris dengan singkat. “Berita kencan kita telah menyebar dengan cepat, aku rasa kamu akan bangga mendengarnya.” Bangga? Dalam hati Raynelle terkekeh, Chris terlalu percaya diri sekali akan perasaan Raynelle yang akan mencintai lelaki satu ini. “Lepaskan tanganmu, kau membuatku gerah.” ucap gadis itu. Chris tidak mendengarkan kalimat Raynelle, ia justru malah menarik gadis itu ke arah lain dan mendorong Raynelle dengan posisi ia himpit menggunakan tubuhnya.&
Tiga puluh menit berlalu, beberapa menu telah tersedia di depan mereka berdua. Chris menatap Raynelle sembari tersenyum seperti orang bodoh, tapi Raynelle tak peduli akan hal itu karena yang terpenting bagaimana menjauhkan Chris secepat mungkin. “Apa yang ingin kamu katakan sebenarnya, aku masih ada kegiatan yang harus aku lakukan setelah ini jadi aku tak punya banyak waktu menemanimu menyantap makanan yang ada.” “Aku tak ingin terburu-buru menyelesaikan pemandangan cantik di depanku. Jika memang kau ingin pergi, bagaimana kalau aku yang mengantarmu?” ucap Chris. Tak akan pernah Raynelle ijinkan, pekerjaannya adalah sesuatu yang rahasia dan berbahaya, bukan masalah bahayanya melainkan kerahasiaan pekerjaan Raynelle yang tak banyak orang tau. “Ini masalah keluarga, kau tak boleh ikut campur ke dalamnya.” “Ah begitu? Aku pikir kita juga akan menjadi sepasang keluarga.” sahut Chris. “Aku tak pernah berpikir memperpanjang hubungan sandiwara yang kita jalani sekarang.” bantah Raynelle
Hari selanjutnya. Nanti malam ada sebuah pesta formal yang mau tak mau harus Raynelle datangi, kini gadis itu berada di sebuah butik untuk memilih gaun mana yang pantas ia pakai di dalam pesta nanti. Pilihan Raynelle jatuh pada gaun panjang berwarna biru namun memiliki belahan hingga paha, gaun tersebut juga memiliki lengan panjang namun punggung yang terbuka. Tapi di lihat dari modelnya itu sangat elegan. Setelah mencobanya Raynelle pun membeli gaun itu, hari ini ia masih ada jadwal bertemu beberapa orang penting. Ada tugas rahasia yang harus ia bereskan, semoga saja dalam misinya kali ini tidak ada bagian tubuhnya yang terluka. “Nona, perlengkapan Anda sudah di siapkan di dalam ruangan.” ucap salah seorang rekan kerja Raynelle. Gadis itu mengangguk, pintu pun terbuka dan di dalam sana terdapat cukup banyak jenis senjata yang berbeda. Raynelle berganti pakaian, tak lupa melapisi wajahnya dengan wajah silikon agar wajah aslinya tidak terekspos ketika melakukan tindakan kriminal. D
Malam hari Raynelle datang dengan Laurent ke sebuah pesta formal yang mengharuskannya datang memakai gaun. Bekas luka yang mengenai lehernya telah di tutup oleh perban luka yang menyerupai kulit sehingga tak terlihat jika lehernya terluka. “Bagaimana kabar Charlie, dia sempat mengatakan padaku jika akan pindah di sekolah yang sama.” Laurent menoleh, “Itu tidak jadi, Charlie tidak pindah karena minggu lalu dia membuat kekacauan di rumah sehingga membuatnya harus bertanggung jawab atas kesalahannya.” “Kau sendiri?” Raynelle memilih duduk di salah satu kursi yang tersedia di ruang acara yang mulai ramai. “Aku akan menyelesaikan pendidikanku satu tahun lagi, setelahnya kau akan bebas dari kerusuhanku. Sangat di sayangkan, tak ada yang mengganggumu lagi setiap hari.” lelaki tersenyum menyeringai yang embuat Raynelle berdecih sambil membua
Masih dalam kondisi sadar, Raynelle menolak ajakan Chris mencari tempat privasi karena ia tau apa yang akan terjadi kemudian jika ia menuruti kemauan lelaki satu ini. “Aku masih ada urusan, pergilah sendiri jika kau mau.” Chris menahan tangan Raynelle, kembali mendorong gadis itu ke arah dinding dan menghimpit dengan tubuhnya yang lebih tinggi, “Kau mau aku bagaimana?” “Aku tidak peduli, yang pasti aku tak ingin bersamamu untuk saat ini. Jangan ikuti aku, ini privasi.” Raynelle kembali mendorong Chris, dengan cepat gadis itu meninggalkan Chris hingga lelaki itu bisa melihat bahu Raynelle yang terbuka berjalan membelakanginya. Tersenyum seperti orang bodoh, Chris mengusap bibirnya. “Mengulur waktu, baiklah bukan masalah, cepat atau lambat kau juga akan menjadi milikku seutuhnya Rayn.” Raynelle menemui Thony, membisi
Udara terasa panas meski pendingin telah di nyalakan, ruangan persegi dengan tempat tidur yang lembut menyapa dengan hangat. Raynelle sudah tidak peduli apapun, ia menginginkan sentuhan lebih pada tubuhnya. Siapapun yang memasukan obat ke dalam minumannya, orang itu tak akan dengan mudah lolos begitu saja setelah Raynelle lolos dari pengaruh obat tersebut. Tangan besar menyentuhnya, melepaskan pakaian yang Raynelle gunakan. Erangan lolos dari bibir gadis itu, hangat menjalari tubuhnya dan entah tangan siapa kini bergerilya di sana membuatnya tak bisa mengendalikan diri lagi. Sentuhan itu berhenti, Raynelle menghembuskan nafas dengan mata terbuka namun ia tak bisa melihat dengan jelas siapa lelaki yang ada di depannya sekarang. Suara bisikan terdengar tapi itu tidak jelas hingga sesuatu menusuk bagian sensitif yang sudah basah di bawah sana secara perlahan. Erangan kembali keluar dari bibir Rayn
“Apa maksudmu!” pekik Raynelle setelah beberapa saat lalu mendengar apa yang dokter katakan ketika Raynelle bertanya mengenai kandungannya.“Maaf nyonya, bayi di kandungan Anda tak bisa kami selamatkan akibat peluru yang melukai Anda sangat berpengaruh dengan perutumbuhan janin. Jika kami mempertahankan bayi itu, akibatnya juga akan buruk pada nyawa Anda.” jelas Dokter.Raynelle mngusap wajahnya, tangisnya pecah saat itu juga dan dokter pun keluar memberikan ruang untuk Raynelle sendirian.Di luar Thony mendengar suara tangisan Raynelle yang memilukan, setelah berteriak memanggil ibunya. Raynelle menjadi seseorang yang menyedihkan di mata Thony, ini kali pertama Thony mendengar tangisan Raynelle yang seperti ini setelah perempuan itu tau jika anaknya sudah tidak ada lagi di rahimnya.Thony merasa sangat bersalah, ia memang ingin membunuh bayi itu tapi tidak mengira respon Raynelle akan seperti ini. Sebagai ayah ia benar-benar bukan orang yang patut di banggakan oleh putrinya send
Dua hari berlalu, Chris dan Raynelle di rawat di rumah sakit yang sama tapi Aaron menjaga Chris agar Thony tidak mendatanginya lalu melanjutkan niat membunuh Chris di rumah sakit.Begitu sadar dari posisi tak sadarkan diri akibat luka yang Thony berikan tidak sedikit. Mendadak Chris terlonjak teringat dengan Raynelle.“RAYN!”“Chris, tenanglah dulu.”“Bagaimana aku bisa tenang, Raynelle tertembak oleh ayahnya sendiri dan apa aku haru sterus diam saja? Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan anakku!”Chris bangun mendadak dari tempat tidur rumah skait, tapi saat kakinya menginjak lantai ia nyaris tersungkur jika saja Aaron tidak segera membantu.“Berapa lama aku tak sadarkan diri?” tanya Chris.“Dua hari.””“Lalu bagaimana kondisi Raynelle, di mana sekarang keberadaannya?”Aaron terdiam, bagaimana dia mengatakan yang sebenranya saat ini.“Aaron, katakan padaku di mana Raynelle sekarang dan seperti apa kondisinya? Dia dan bayinya baik-baik saja kan?”Aaron semakin bingung bagi
Raynelle terbangun setelah tak sadarkan sekitar setengah jam, ia kaget karena posisinya sudah tidak bersama Chris.Pintu terbuka, Thony datang menghampiri sambil menghembuskan nafas.“Kau mau lari sejauh apapun daddy akan tetap bisa menemukanmu kembali, Rayn. Kenapa kau sulit sekali di beritahu jika seorang pewaris tak bisa melepaskan tanggng jawabnya begitu saja hanya demi seorang lelaki yang belum tentu bisa membuatmu bahagia.”“Setidaknya Chris jauh lebih baik dari orang yang membesarkanku selama ini.” sahut Raynelle. “di mana Chris, jika kau menyakitinya lagi aku tidak akan memaafkanmu seumur hidupku.”Thony menghela nafas, “Kali ini kau tak perlu tau aku apakan lelaki itu, kau tetap di sini dan istirahat. Setelah aku membereskan Chris, selanjutnya adalah bayi di perutmu itu.” ucap Thony lantas keluar dari tempat itu.Raynelle langsung melompat dari tempat tidur mengejar kemana Thony pergi, tapi saat keluar mobil yang di kendarai Thony sudah melaju lebih dulu.Raynelle meng
Dua hari berlalu begitu saja dengan cepat, badai salju masih membuat jalanan tertutup dan tidak bisa di lewati oleh kendaraan. Untuk sementara Chris dan Raynelle tetap tidak bisa kemana-mana walau badai salju sudah reda, untuk makan saja mereka menggunakan jasa pengiraman makanan di penginapan tersebut.Pergerakan terhenti total, untuk berpergian jalanan sedang tertutup. Butuh waktu beberapa hari lagi sampai jalanan bisa di lewati lagi. Saat itu terjadi Thony pasti juga belum mengerahkan kembali para anggotanya karena jalanan belum bisa di lewati.Raynelle duduk di sebuah sofa single sementara Chris berjongkok di hadapan Raynelle sambil menatap dan mengusap perut rata Raynelle yang belum membesar namun sudah terlihat ada sedikit perubahan.Ada kehangatan yang Chris rasakan, ia akan menjadi seorang ayah dari bayi yang Raynelle kandung. Semoga saja sampai hari itu tiba bayi ini terlahir dengan selamat.“Lihat apa yang sudah kamu perbuat.” ucap Raynelle.Chris mendongak menatap Ray
Dua hari menunggu badai salju berhenti, Thony juga tak bisa melakukan apapun saat bada salju telah mengusai sebagian besar daerah di Rusia. Pencarian di mana keberadaan Raynelle pun harus terjeda karena cuaca yang buruk.Meski begitu Thony yakin jika Raynelle masih ada di Rusia dan belum sempat melarikan diri dengan Chris.Wine di teguk oleh Thony, pandangan melihat keluar jendela kaca di mana benda putih turun cukup banyak malam hari dan sampai sekarang Thony belum menemukan keberadaan Raynelle.Thony tidak ingin membunuh Raynelle, tidak pula ingin membuat perempuan itu lepas dari tanggung jawab sebagai hak waris tunggal. Thony juga tidak bisa memberikan kekuasaannya pada orang yang bukan berasal dari keturunannya, tapi jika keturunannya tidak mau mewarisi semua itu apa yang akan terjadi.Menghembuskan nafas, Thony jadi teringat tatapan memohon Raynelle seperti tadi, timbul perasaan tak tega tapi harus ia enyahkan. Raynelle putrinya dan bayi yang Raynelle kandung adalah calon k
“BODOH!” umpat Thony, “sekarang jaga setiap perbatasan, jangan biarkan Raynelle pergi dan melahirkan bayi itu. Raynelle benar-benar membuat kemarahanku tak bisa di pertahankan lagi, aku tidak akan segan sekarang.” Thony mengambil mantel dinginnya, cukup banyak anggota yang di sebar untuk mencari keberadaan Raynelle, perempuan itu harus di temukan dan Thony juga harus memastikan bayi di rahim Raynelle tidak akan pernah lahir.Setelah mengetahui Raynelle kembali berhasil melarikan diri, Thony yakin tujuan Raynelle adalah menemui Chris lalu kemudian melarikan diri entah kemana untuk bisa membuat bayi itu bisa di lahirkan.Jelas Thony tidak akan membiarkan Raynelle melahirkan untuk sata ini di usia yang terlalu muda, memang usia yang akan memasuki dua puluh satu tahun bukan lagi kategori belum cukup usia. Namun tetap saja, dengan keberadaan bayi itu nantinya akan membuat pikiran Raynelle terpecah belah dan sulit fokus.Ini tidak boleh terus di biarkan.Baru beberapa hari di Rusia,
Apa yang di harapkan dari orang yang tidak berperasaan, bahkan saat Raynelle memohon pun Thony tidak mendengarkan keinginan putriya sendiri untuk mempertahankan bayi itu. Thony justu memerintahkan agar para anggotanya memastikan Chris sudah tewas tanpa sempat datang ke rumah sakit.Thony yakin tembakannya tadi tidak melesat, kemungkinan besar menembus jantung Chris, dan itu tidak akan membuat Chris bertahan jika organ vitalnya terluka parah, dengan begitu Thony berhasil meyingkirkan Chris selamanya dari Raynella.Namun laporan yang anggota Thony katakan justru membuat Thony semakin geram, benda apapun yang ada di sampingnya di lempar begitu saja.“Bagaimana mungkin dia bisa kabur dengan kondisi seperti itu, cari rumah sakit di tempat ini jangan sampai ada yang terlewat, Chris pasti menghuni salah satu rumah sakit untuk pengotan.” ujar Thony.“Cari Aaron, dia yang membawa Chris ke rumah sakit.”“Tuan, Aaron dalam keadaan memar berada di rumah sakit. Seseorang menyerangnya saat per
“Apa yang kau lakukan, Rayn! Kau membela lelaki itu dan melawan ayahmu sendiri!”“Aku sudah berkata padamu jika aku tidak ingin membuat orang lain kehilangan nyawanya, apa itu masih kurang jelas!”Thony melihat ke belakang di mana beberapa orang telah berjatuhan. “Hentikan orang-orangmu.” perintah Thony.“Lepaskan Chris, maka aku akan membuat mereka berhenti.”Thony mengepalkan tangannya, “Kalau begitu aku sendiri yang akan menghabisi Chris dengan tanganku sendiri.” ancam Thony sembari melihat kemana keberadaan Chris sekarang tapi tidak terlihat lelaki itu ada di mana.Sampai akhirnya terlihat Aaron datang membawa Chris. “Saya berhasil menangkaapnya kembali, Sir.” ucap Aaron.Thony meraih senjata apinya lagi lalu segera di arahkan pada Chris, Raynelle bergegas merentangkan tangan di depan benda tersebut menghalangi agar peluru tidak melukai Chris.“Aku tidak akan membiarkanmu melukainya.”“Minggir, Rayn! Hei kalian segera bawa Raynelle menjauh, dia hanya mengganggu aku untuk
“Aaron apa kau masih di luar?” seru Raynelle tapi tidak ada sahutan dari orang yang ia panggil.Raynelle benar-benar khawatir jika ia tak segera menghentikan Thony, lelaki itu akan menghabisi nyawa Chris.Sekarang Raynelle tak bisa kemana-mana, pintu terkunci dari luar dan ia juga tak mungkin melompat dari gedung tersebut jika masih ingin hidup. Kecemasan Raynelle benar-benar besar sekarang, Thony telah mengetahui keberadaan Chris dan lelaki itu pasti akan membuat perhitungan dengan Chris. Raynelle berdiri kemudian memukul pintu memanggil Aaron lagi.“Aaron, kau masih di sana?!”Tak ada sahutan, sudah dua jam sejak Thony berhasil mendapatkan Chris, saat ini dia pasti sedang memberi perhitungan kasar terhadap Chris yang memungkinkan nyawa Chris sebagai taruhannya.“Aaron!”Pintu terbuka, Raynelle berniat menerobos tapi lengannya di cengkeram oleh Aaron dengan kuat, pintu segera di tutup sebelum Raynelle berhasil melarikan diri.“Raynelle, berhenti.”“Aku harus menemukan Chri