Pagi ini Alena bangun dengan mata yang sangat berat dan seluruh badannya yang masih terasa sakit, terlihat ada beberapa memar di bagian tubuhnya, di wajah, lengan dan juga kaki. Semua memar itu karena perlakuan yang dia dapatkan tadi malam dari Bu Nawang. Dan hari ini Alena memutuskan untuk tidak berangkat ke kantor. Alena kemudian meraih ponselnya yang ada di meja dekat tempat tidurnya lalu menghubungi Sarah.
“Halo Sar!” Panggil Alena dengan nada suara yang rendah.
“Al loe kemana aja sih dari semalem nggak bisa dihubungi, gue sampai pusing cariin lo!” Maki Sarah dari ujung telfon.
“Ada urusan semalem, ntar aja gue ceritain!”
“Terus lo sekarang dimana?”
“Gue di rumah, dan gue juga mau ngabrain lo kalau hari ini gue nggak bisa ke kantor, lo tolong handle semua kerjaan gue dulu ya!”
“Lo kenapa, sakit?”
“Gue cuma mau istirahat aja!”
Alena kemudian
Dua hari setelah kejadian di rumah orang tua Rama. Alena dan Rama belum bertemu kembali. Dan hari ini tanpa sepengetahuan Rama, Alena memutuskan untuk menemui Bu Nawang di rumahnya. Karena banyak sekali hal yang mengganggu pikirannya, dia sangat ingin tahu kenapa sampai orang tua Rama begitu marah dan benci terhadapnya, apakah karena dulu dia memutuskan hubungan sepihak dengan Rama, atau adakah hal lain?. Badan Alena sebenarnya belum terlalu sehat, masih ada beberapa memar yang terlihat di kaki dan lengannya. Tapi Alena tetap memaksakan diri untuk menemui Bu Nawang. Sebelum sampai di rumah Bu Nawang, Alena berhenti di sebuah café untuk memesan beberapa makanan untuk dia bawa ke rumah Bu Nawang. Dia sangat berharap kunjungannya kali ini diterima dengan baik, lalu hubungannya dengan Rama bisa disetujui oleh Bu Nawang dan Pak Roby. Setelah selesai memesan makanan, Alena melanjutkan perjalanannya, dengan menggunakan blouse berwarna maroon dengan model lengan balon panjang menutup
Selama perjalanan, Alena terus menangis dan juga kebingungan dengan kata-kata yang diucapkan Bu Nawang, kata-kata Rumah Rehabilitasi Jiwa sangat mengganggu pikirannya. Dan sekarang dia merasa kalau banyak hal yang disembunyikan dari dia. Dan rasa keingintahukan Alena sekarang semakin tinggi dan seseorang yang dia rasa mampu menjawab semua ini hanyalah Sarah. Alena berusaha menghubungi Sarah tapi Sarah belum juga menjawab telfon Alena.“Lo kemana sih Sar, gue butuh penjelasan lo sekarang!” Gumam Alena kesal.Ditengah perjalanan tiba-tiba Alena mendapatkan telfon dari Rama. Alena kemudian menghentikan mobilnya dipinggir jalan dan menyeka air matanya. Alena lalu mengatur nafasnya agar Rama tidak tahu kalau Alena menangis.“Halo Ram, kenapa?” Tanya Alena lembut.“Kamu dimana Al, aku kangen banget sama kamu!”“Aku lagi di jalan sih, tadi habis ketemu clien!”“Aku mau ketemu kamu, aku kangen ba
Dua Tahun LaluSetelah membohongi Rama kalau Narandra adalah kekasih Alena yang baru, kini Alena semakin menjauh dari Rama. Sekalipun Alena tidak pernah mengangkat telfon ataupun membalas pesaan dari Alena. Bahkan Rama pun tidak bisa menemui Alena di rumah maupun di kantor. Alena kini benar-benar menjauh dan menghindar dari Rama sekuat tenaga. Orang tua Alena juga selalu menanyakan kepada Alena apakah dia sudah benar-benar meninggalkan Rama atau belum, tekanan dan rasa sakit hati yang begitu dalam itu juga membuat Alena sangat drop. Tanpa diketahui banyak orang dia selalu menghabiskan malamnya untuk menangisi kehidupannya yang dia rasa sangat berat. Alena dengan sekuat tenaga melawan rasa rindu dan rasa cintanya pada Rama, dia juga harus melawan rasa kecewanya pada kedua orang tuanya. Alena pun semakin hari semakin berubah, sikap ramah, lembut dan periang sudah tidak pernah terpancar lagi. Hari-harinya hanya penuh dengan amarah dan kekecewaan. Semua orang di kantor A
Beberapa hari berlalu , dan kondisi Rama kini sudah semakin membaik, tapi setiap hari dan setiap waktu dia selalu menanyakan Alena, dia terus mencari Alena. Dan bertanya kenapa Alena tidak sekalipun datang untuk menjenguknya di rumah sakit. Orangtua Rama, Sarah dan Rio selalu mencoba mengalihkan perhatian Rama dari Alena, tapi mereka semua gagal. Rama masih terus memikirkan Alena. Dan hari ini akhirnya Rama sudah bisa pulang ke rumah karena keadaanya semakin membaik. Rama ditemani Sarah dan Rio di dalam kamarnya, Sarah dan Rio kini tengah mencoba untuk menghibur Rama mengembalikan keceriaan Rama.“Sar lo nggak ngasih tahu Alena kalau gue sakit ya?” Lirih Rama.“Gue uda coba ngomong sama Alena Ram, tapi sorry banget gue nggak bisa bujuk Alena buat datang!” Ucap Sarah sambil menundukan kepalanya.“Dia udah bahagia sama pacar barunya ya Sar?”“Gue nggak tahu Ram!”“Gue mau ketemu Alena Sar, Yo. Tol
Hari ini kedua orang tua Rama, Sarah dan Rio berangkat pagi-pagi sekali, mereka akan pergi ke kampung halaman Alena. Mereka pergi tanpa sepengetahuan Rama dan Alena, Orang tua Rama juga meminta Andreas, asisiten pribadi Rama untuk terus mengawasi Rama selama mereka pergi. Orang tua Rama sangat menaruh harapan besar pada rencana kali ini, mereka sangat berharap dengan kedatangan ini, kedua orang tua Alena bisa luluh dan merestui hubungan Rama dan juga Alena. Setelah menempuh perjalanan cukup panjang mereka akhirnya sampai di sebuah rumah klasik dan sederhana, didepan rumah itu terlihat seorang laki-laki paruh baya mengenakan kaos pendek dan juga sarung, dan salah seorang perempuan menggunakan daster panjang yang membalut tubuhnya. Mereka tak lain adalah bapak dan ibu dari Alena. Bu Nawang dan Pak Roby turun dari mobil dan berjalan pelan diikuti Rio dan Sarah, mereka menghampiri Pak Candra dan istrinya. Dari raut wajah Pak Candra sebenarnya sudah terlihat bahwa beliau tidak suka denga
Orang tua Rama, Sarah dan Rio pulang dengan perasaan hancur lebur, usaha mereka kali ini benar-benar gagal. Dan bahkan mereka sudah merasa kalau tidak ada harapan lagi untuk meluluhkan hati Alena dan keluarganya. Sepanjang perjalanan Bu Nawang tidak henti-hentinya menangis, air matanya tak pernah mau berhenti mengalir, sedangkan Pak Roby hanya diam dan terus memeluk tubuh istrinya yang rapuh, Pak Roby terlihat untuk mencoba tegar demi keluarganya. Tetapi di dalam hatinya dia sangat hancur dan menyimpan sakit hati yang besar pada Alena dan keluarganya.Setelah pulang dari kampung halaman Alena, Sarah dan Rio hampir setiap hari melihat kondisi Rama yang tak kunjung membaik, malah sekarang terlihat semakin memburuk. Seperti malam ini setelah pulang kerja Sarah dan Rio menyempatkan diri untuk ke rumah Rama, dan saat sampai di rumah Rama,Sarah dan Rio dikejutkan suara teriakan Rama yang memanggil nama Alena berulang-ulang. Sarah dan Rio bergegas ke kamar Rama, betapa terkejutnya m
Dibawanya Rama ke Rumah Rehabilitasi Jiwa membuat hati orang tua Rama, Sarah dan Rio sangat terguncang, mereka sangat tidak menyangka kalau Rama akan berakhir di dalam Rumah Rehabilitasi Jiwa karena cinta. Sepulang mengantarkan Rama Bu Nawang tak henti-hentinya menangis, dia sangat terpukul, hatinya sangat hancur melihat putra satu-satunya harus seperti ini. Bu Nawang juga meminta kepada Sarah dan Rio untuk merahasiakan semua ini dari Alena dan juga semua orang yang mengenal Rama.“Sarah, Rio tolong jaga rahasia ini dari Alena atau siapapun yang menengenal Rama ya!” Pinta Bu Nawang dengan tangis yang tak kunjung berhenti.“Iya tante kita akan jaga rahasia ini dari Alena!” Jawab Sarah sendu.“Terimakasih karena sampai saat ini kalian masih mau memeberi support buat Rama!”“Rama itu teman kita tan, kita akan selalu ngesupport Rama tan!”“Kalau suatu hari nanti Alena kembali, tante nggak akan perna
Hari-hari telah berlalu dan kini Alena sudah tidak pernah lagi bertemu dengan Rama bahkan saling berkabar lewat pesanpun sudah tidak pernah. Sarah dan Rio juga masih rutin untuk menjenguk Rama di Rumah Rehabilitasi Jiwa hingga mereka mulai jarang menjenguk saat mereka berdua sibuk mempersiapkan acara pernikahan mereka.Hari pernikahan Rio dan Sarah sudah semakin dekat dan hari ini mereka memutuskan untuk memberikan kabar bahagia itu kepada Rama. Seperti biasanya Sarah membawakan bingkisan berupa makanan-makanan yang Rama suka. Saat sudah sampai di Rumah Rehabilitasi Jiwa Sarah dan Rio langsung menemui Rama , dan mereka kini tengah berbincang di sebuah taman yang berada di area Rumah Rehabilitasi Jiwa tersebut.“Lo gimana keadaannya Ram?” Tanya Rio.“Gue baik Yo!”“Sorry banget ya kita akhir-akhir ini jarang banget kesini, gue sama Sarah benar-benar sibuk!” Jelas Rio.“Santai aja Yo nggak apa-apa kok!”