Kenzo mengikuti petunjuk lokasi yang beberapa waktu lalu diinformasikan oleh Chakra. Ia awalnya memang sudah merasa skeptis dengan lokasi yang ditunjukkan, dan ia ternyata benar. Jalanan ini jalanan biasa yang hanya bisa dilalui oleh satu mobil, menuju ke sebuah perumahan biasa, yang mana jalanan ini semakin kecil. Meski begitu, kepercayaannya pada Chakra tetap memaksa Kenzo melewati jalanan tersebut. Sampai akhir ia tetap ragu, sampai ada sebuah persimpangan yang dikatakan oleh Chakra. Jalanan yang harus ia lewati adalah jalanan yang paling sangat tidak memungkinkan. Kenzo masih ragu, tapi tetap mengikuti jalan sesuai yang dikatakan oleh Chakra. Pada akhirnya, kepercayaan itu membuahkan hasil sebab Kenzo menemukan sebuah jalan lain menuju bangunan terbengkalai di sisi jalan raya yang diacuhkan. Persis seperti yang dikatakan oleh Chakra. Tempat ini memiliki jalan lain yang sangat tersembunyi hingga siapapun tidak akan mengira ada orang yang rutin mengunjunginya. Kenzo keluar dari mob
Tidak peduli seberapa banyak usaha Kenzo untuk menanyakan hal demikian, tapi Daris seakan mendengar sebuah lelucon. Ia kembali tertawa dengan sangat keras, menghina Kenzo dari tawanya tersebut. Lalu bertanya dengan tanpa rasa bersalah, “Kamu bertanya apa aku menyesal? Apa kamu bercanda, Ken?”Itu memang pertanyaan yang terdengar konyol sejak awal bagi Daris yang tidak memiliki perasaan apapun lagi. Kenzo seharusnya tidak perlu berusaha lagi sejak ia mengetahui bagaimana perbuatan Daris selama ini. Namun, meski begitu, hati kecilnya tetap kesulitan menerima fakta ini. Ariana mungkin tidak akan bisa menerima hal ini. Ingatannya melayang pada saat kematian kedua orang tua Ariana tak lama setelah ayahnya meninggal. Daris begitu pas menggantikan sosok figur ayah bagi mereka berdua. Bagaimana dia menghibur, menenangkan, memberi semangat, lalu membimbing dan terus menemani bahkan sampai saat ini. Bahkan baru saja kemarin, Daris seolah-olah masih menjadi ayahnya. Mengatakan bahwa dirinya pant
“Tidak, Tuan Kenzo!” Jika bukan karena teriakan itu, Kenzo bisa lebih menghindari tembakan peluru Daris. Karena Nadine yang memecahkan fokusnya, ia terkena telak. Mungkin sebuah keberuntungan karena Daris tidak benar-benar bisa mengenai tepat jantungnya. Suatu benda yang panas dan cepat, menerobos masuk ke dalam tubuhnya dan merobek-robek organ dalamnya tanpa ampun. Mulanya ia tidak merasakan apapun, sampai darah keluar dari mulutnya disusul oleh rasa sakit tidak terdefinisikan akibat luka yang terbuka. Keseimbangan tubuhnya oleng dan dalam hitungan detik kakinya semakin lemas sebelum akhirnya terjatuh. Namun, sebelum tubuhnya benar-benar menyentuh tanah, seseorang menahan tubuhnya dan ikut terjatuh bersamanya. Ia menutupi jalan darah yang keluar, meski menambahkan rasa sakitnya. Di saat seperti ini, wajah wanita inilah yang terlihat, bukan Ariana-nya. “Lepaskan aku,” ucap Kenzo lemah nan lirih. Nadine menggelengkan kepalanya. “Maaf, maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk menyakiti
Beberapa bulan ini cukup sibuk bagi Ariana yang terikat dengan drama yang ia mainkan. Terlebih ia adalah pemain utama dalam drama tersebut bersama Jin. Ditambah brand-brand yang juga terikat kontrak dengannya, menambah kesibukan sekaligus uang yang mengalir, juga ketenaran nama Bitna di Korea. Perlahan namanya mulai kembali bersinar berkat aktingnya di drama yang telah tayang satu bulan lalu itu. Untuk sampai di titik itu diperlukan kerja keras, waktu, dan hal lainnya yang dikorbankan. Salah satunya adalah Kenzo yang ia tinggalkan di Indonesia. Ariana mendapatkan uang, ketenaran, kesuksesan, impian, dan semua goalsnya, tapi mengorbankan cintanya. Kini kesibukan yang super itu hampir selesai karena proses syuting telah sampai di episode terakhir. Ariana berencana pulang ke Indonesia sebentar untuk menemui Kenzo. “Semuanya sudah bekerja keras! Kita akan mulai syuting untuk episode terakhir esok malam.” Ketika sutradara telah mengatakan itu, semua pemain dan kru film membubarkan diri. M
“I-itu benar, Nona. Maafkan saya karena telah gagal menjaga Tuan Kenzo.” Mendengar Chakra yang berbicara lewat telpon, mereka berdua sudah mengetahui siapa orang yang menjadi lawan bicaranya. Ariana telah mengetahui kondisi Kenzo, tidak perlu diragukan jika dia akan tiba di sini sebentar lagi. Itu kalau Ariana memang benar-benar peduli pada Kenzo. Tidak, mengingat bagaimana sifat dan sikap mereka berdua yang saling mencintai keduanya, Ariana tidak akan berpikir dua kali. Yang mereka khawatirkan adalah bagaimana kondisi Ariana di sana. Mereka yang berada di sini sudah cukup khawatir, apalagi Chakra yang melihat langsung bagaimana keadaan sekarat Kenzo. Bagaimana dengan Ariana, orang yang paling mencintai Kenzo sekaligus satu-satunya keluarga sekarang? “Ariana pasti akan kemari sebentar lagi walaupun dia sangat sibuk sekalipun,” ucap Vanessa. “Beliau memang sedang sangat sibuk dengan syuting dramanya, cukup sulit kalau beliau ingin kemari saat ini juga karena tanggung jawab itu.” Cha
Dalmi dan Ariana tidak sama sekali menikmati perjalanan ini. Ariana yang biasanya ceria, meski dalam kondisi apapun, tampak sangat terpukul dengan situasi ini. Ia tidak banyak bicara, dan Dalmi juga bisa merasakan bahwa dirinya tidak bisa mengeluarkan kalimat penghiburan apapun. Apalagi tadi mereka sempat bertengkar kecil. Dalmi sempat khawatir karena mereka berangkat tengah malam yang biasanya juga dipilih oleh orang lain. Beruntung bandara yang biasanya tidak pernah sepi itu tadi cukup sepi. Berbeda dengan Bandara Incheon, Bandara Soetta lebih ramai mungkin karena hari telah pagi. Mereka tiba di Indonesia pukul 7 pagi, setelah tiba, mereka mengambil barang-barang lebih dulu sebelum akhirnya mencegat taxi yang saat itu ada. Keduanya bertindak seperti orang-orang biasa pada umumnya, tidak mencurigakan orang-orang yang berlalu lalang. Mereka tampaknya juga tidak mengenali keduanya. Ariana membuka ponselnya dan menghubungi Chakra. Tak butuh waktu lama sampai Chakra mengangkat telpon.
Ariana merasa ada sebuah harapan ketika Vanessa mengatakan hal tersebut. Ia menatapi wajahnya yang berusaha menenangkannya. Setengah percaya dan tidak percaya pada apa dikatakan, tapi tetap menumbuhkan harapan. “Kenzo juga ditangani langsung sama bos kita yang kebetulan ada di sini. Beliau orang yang lebih expert daripada kita berdua karena senior kita juga sebelum menjadi bos kami. Gue percaya sama Profesor.” “Yang dibilang Nessa benar, Ariana. Beliau orang yang sudah berpengalam di bidang ini,” tambah Ryan yang semakin membuat Ariana sedikit terhibur oleh harapan tersebut. Dalmi memberikan minuman kaleng yang dibeli oleh Ryan tadi. “Kamu belum makan atau minum apapun sejak berangkat semalam selain air putih botol yang kuberikan.” Kali ini Ariana mengambil minuman tersebut dan meminumnya. Semua rasa lelah, lapar, dan kehausan itu akhirnya baru terasa sekarang. Sejak tadi ia tidak memikirkan kondisi tubuhnya sama sekali karena terlalu memikirkan Kenzo. Sibuk mengkhawatirkan dan cem
“Nona, apa Anda yakin dengan keputusan Anda?” Chakra berulang kali bertanya pertanyaan yang sama, meragukan apa yang ia dengar sekaligus keputusan Ariana. Ariana telah selesai bersiap dan membawa tasnya. Ia mengambil sepatu dan memakainya ketika hendak keluar rumah. “Apa perkataanku masih kurang jelas sejak tadi, Chakra? Antarkan aku ke tempat Om Daris dan sekretaris Kenzo.” Melihat bagaimana sekarang pembawaan Ariana yang telah lebih tenang daripada kemarin, Chakra bisa sedikit bernapas lega. Namun, apa yang akan dilakukan olehnya justru mengembalikkan emosi yang tidak stabil seperti kemarin wanita itu terguncang. Ia rasa menemui kedua penjahat itu sekaligus penyebab Kenzo ada di situasi ini, bukanlah keputusan yang bagus dan justru cenderung berat. Siapapun tidak akan sanggup bertemu atau bahkan melihat mereka. Alih-alih menghindari, Ariana justru ingin bertemu dengan mereka berdua. “Apalagi yang kamu tunggu, Chakra?” Tanpa sadar karena lamunan itu, Ariana telah mengganti sandaln
Berbeda dengan hubungan jarak jauh mereka sebelumnya, kali ini justru Kenzo lebih sering menghubungi Ariana. Itu bagus karena Ariana memiliki motivasi tinggi. Namun, di sisi lain ia harus kerepotan karena Kenzo selalu menghubungi kapanpun tanpa mengingat waktu. Di saat Ariana bekerja, dirinya lah yang memegang ponsel Ariana. Sehingga mau tidak mau, atas permintaan aktrisnya juga, ia harus membalas pesan Kenzo. Setidaknya mengabari bagaimana kegiatannya. Maka ia juga harus membaca pesan masuk yang dikirimkan oleh pria itu. Sangat menjengkelkan. Meski tidak dipungkiri, Yohan juga terkadang mengirim pesan yang manis padanya. Untuk tahun-tahun awal atau saat peristiwa baru-baru itu terjadi, merupakan saat tersulit bahkan sangat sulit. Berbeda dengan saat Ariana terkena skandal waktu itu, Dalmi memanfaatkan keadaan yang juga bagus saat keretakan hubungan mereka berdua, dan membuat skandal antara Ariana dan Jin semakin bagus. Sekarang, keadaan sangat tidak bagus, tidak ada yang bisa dimanf
Bagaimanapun juga, acara besar sekelas pemberian penghargaan formal itu pasti mendapatkan banyak sorotan karena disiarkan secara langsung. Termasuk Ariana di dalamnya yang mendapatkan penghargaan paling bergengsi. Semua warga sudah mengetahuinya dan mengetahui apa yang dibicarakan oleh wanita itu. Tentu saja keputusan itu memberikan dampak besar pada Ariana. Ia kali ini mendapatkan kecaman dari warga internet Korea, meski pendukungnya tidak kalah banyak. Ini pertama kalinya dalam sejarah, pemenang award paling bergengsi adalah sosok yang paling kontroversi. Banyak yang menyuarakan protesnya untuk membatalkan Ariana sebagai pemenang. Ditambah kehadiran Kenzo di acara tersebut yang mau tidak mau diketahui oleh para wartawan, menambahkan imej buruk pada namanya. Namun, di titik itu Ariana sama sekali tidak menyesal telah mengungkapkan semua rahasianya kepada publik. Ia merasa selama ini dirinya telah banyak berbohong pada fans-nya, karena itulah meski ia dibenci karena jujur, setidaknya
“Aku melihat Kenzo di atas panggung, aku melihatnya dengan jelas. Tunggu sebentar, aku akan memastikan pada Chakra apa sebenarnya yang terjadi …” Ekspresi Dalmi berubah dan arah pandangannya juga berubah. Ia ditujukan kepada sosok yang ada di belakang Ariana pastinya. Ariana sudah menduga pasti ada seseorang di belakangnya. Ia membeku beberapa detik, tidak siap dengan siapa seseorang di belakangnya. Mungkin itu Chakra dan pandangannya yang melihat Kenzo salah sebab perasaan depresinya. Jika itu memang Chakra, entah kabar apa yang dibawanya sampai membawa pria itu kemari. Ariana perlahan dengan gerakan slow motion, berbalik menatap sosok di belakangnya. Beberapa detik Ariana terpaku kembali melihatnya, lagi-lagi tidak percaya pada apa yang dilihatnya. Entah mengapa dan bagaimana hari ini bisa penuh dengan kejutan. “Hai, Cutie.” Suaranya bahkan sangat mirip. Ariana mundur beberapa langkah, masih tidak percaya pada apa yang dilihatnya. Begitu juga dengan Dalmi. Sementara orang di seki
Ariana melangkah ke arah panggung dengan masih menjadi pusat atensi semua orang yang ada di sana. Ia mengingat semua pelajaran trainingnya, bagaimana seseorang berjalan agar terlihat percaya diri. Dari luar, ia memang telah terlihat seperti sosok yang penuh percaya diri, tapi berbagai macam pikiran memenuhi kepalanya. Pelajaran training, kabar Kenzo, kerja keras, dan sepanjang dirinya berkarir, semua berputar memenuhi kepalanya. Ariana menjadi sedikit merasa bersalah karena tidak merasa dirinya telah bekerja sangat keras sehingga pantas untuk sampai di titik ini dengan cepat. Namun, pada kenyataannya sekarang ia berada di atas panggung, menerima piala yang tidak pernah ia pegang sebelumnya, yang diberikan oleh pembawa acara tersebut. Tangannya sedikit berkeringat dan gemetar saat menyentuh piala tersebut. Ia menatap lama piala tersebut dan menyadari bahwa tidak ada sebuah kebanggaan atau kebahagiaan yang meluap-luap menyerupai euforia. Seharusnya ini adalah sesuatu yang selama ini men
Korea Selatan memiliki sebuah acara nominasi penghargaan paling bergengsi untuk menghargai keunggulan dalam film, televisi, dan teaternya. Karena itulah acara ini diadakan setiap tahun untuk menghargai drama dan perfilman yang menghiasi layar kaca. Setiap setelah memerankan tokoh, para aktor dan aktris, khususnya yang masuk ke dalam kategori, akan menghadiri acara ini. Tidak hanya itu, tetapi juga para sutradara di dalamnya. Ariana sendiri termasuk di dalamnya karena ia telah memerankan drama yang cukup baik hingga mampu masuk ke dalam nominasi ini. Ini bukan pertama kalinya Ariana masuk ke dalam nominasi, tapi ini pertama kalinya Ariana masuk ke dalam kategori aktris terbaik yang akan menerima hadiah utama. Itu adalah sebuah pencapaian yang luar biasa di dalam karirnya yang akan menginjak usia 7 tahun. Baik Ariana maupun Dalmi tentu saja sangat bangga ketika mengetahui itu. Mereka, khususnya Dalmi yang lebih bersemangat, berharap bahwa Ariana lah yang akan memenangkan piala utama te
Ketika mendengar pengumuman resmi yang dikeluarkan oleh agensi, para pecinta drama tentu terkejut. Seperti biasa, pendapat condong ke dua orang. Banyak dukungan dan tak lepas juga kritik juga hujatan. Orang-orang yang menginginkan kejatuhan Ariana, seolah didukung oleh foto Ariana yang tiba-tiba tersebar saat berada di bandara hendak pergi ke Indonesia. Namun, foto itu terbantahkan karena kebenaran bahwa Ariana yang memang ada di apartemen saat dikunjungi. Ditambah dengan kesaksian kru drama, bahwa Ariana memang terlihat kurang sehat saat pertemuan terakhir mereka. Juga didukung oleh argumen bahwa tidak mungkin seseorang dengan cepat pergi ke luar negeri dan kembali lagi. Meski itu untuk berlibur sekalipun. Jadi, tetap ada banyak orang yang mendukung terus dan menunggu drama yang dibintanginya selesai. Satu minggu telah berlalu dan Ariana tentu kembali bekerja lagi sesuai jadwal yang telah diatur oleh Dalmi. Beberapa hari terakhir sebelum bekerja, Ariana mengurung diri terus menerus
Saat Ariana meninggalkan Dalmi begitu saja di rumah sakit, ia pergi ke hotel bersama barang bawaan mereka. Tidak sedikitpun ia merasa kesal, tapi justru sedikit merasa bersalah. Ia bukan tidak peduli atau tidak mau tahu pada masalah Ariana, mungkin karena ketakutannya pada masalah Ariana yang bisa berdampak pada pekerjaan. Pekerjaannya cukup berat belakangan, mereka baru saja memulai kembali. Jika semua hancur, ia jugalah yang bisa terkena imbasnya, bukan hanya Ariana. Tujuannya hanya ingin meminimalisir suatu hal buruk yang nanti bisa terjadi. Namun, karena emosi Ariana, ia salah menanggapi pada dirinya dan menganggap bahwa itu bentuk ketidakpedulian. Ariana mungkin berpikir bahwa sekarang yang hanya dipikirkan olehnya adalah pekerjaan dan karir Ariana. Tidak ada yang bisa dikerjakan oleh Dalmi selama satu hari penuh di hotel hari itu selain bekerja. Jadwal-jadwal Ariana yang tertunda, harus ditata ulang lebih dulu. Ia menduga jika mereka di sini akan satu minggu penuh, apalagi meng
Setelah selesai dengan urusan mereka di penjara, keduanya berada di dalam mobil sekali lagi. Ariana meminta Chakra untuk mengantarnya ke rumah sakit tempat Kenzo. Ia belum juga menghubungi Dalmi yang ditinggalkannya begitu saja kemarin di rumah sakit. Chakra sudah mengetahui apa tujuan sebenarnya Ariana menemui mereka berdua. Melihat bagaimana reaksi Daris dan meluapkan amarahnya pada Nadine. Setidaknya Ariana tidak berbuat sesuatu yang naif dengan memaafkan Daris yang telah membunuh anggota keluarganya dan mencelakai pria yang dicintainya. Justru sekarang wanita itu tampak lebih baik sekarang daripada kemarin atau bahkan hari ini. Apalagi keputusan yang akan diambilnya selanjutnya? “Wartawan-wartawan itu sudah dipastikan tidak akan berani mendekati Kenzo, kan?” tanya Ariana memecah keheningan. “Iya, Nona, saya sudah mengurusnya.” Ariana mengangguk. “Aku tidak mau saat Kenzo beristirahat, dia terganggu oleh orang-orang yang haus akan berita gosip itu. Lakukan dengan tenang, jangan s
“Nona, apa Anda yakin dengan keputusan Anda?” Chakra berulang kali bertanya pertanyaan yang sama, meragukan apa yang ia dengar sekaligus keputusan Ariana. Ariana telah selesai bersiap dan membawa tasnya. Ia mengambil sepatu dan memakainya ketika hendak keluar rumah. “Apa perkataanku masih kurang jelas sejak tadi, Chakra? Antarkan aku ke tempat Om Daris dan sekretaris Kenzo.” Melihat bagaimana sekarang pembawaan Ariana yang telah lebih tenang daripada kemarin, Chakra bisa sedikit bernapas lega. Namun, apa yang akan dilakukan olehnya justru mengembalikkan emosi yang tidak stabil seperti kemarin wanita itu terguncang. Ia rasa menemui kedua penjahat itu sekaligus penyebab Kenzo ada di situasi ini, bukanlah keputusan yang bagus dan justru cenderung berat. Siapapun tidak akan sanggup bertemu atau bahkan melihat mereka. Alih-alih menghindari, Ariana justru ingin bertemu dengan mereka berdua. “Apalagi yang kamu tunggu, Chakra?” Tanpa sadar karena lamunan itu, Ariana telah mengganti sandaln