Share

17. Pengkhianat

Author: Shifa Asya
last update Last Updated: 2025-01-08 12:42:59

Mobil berhenti di depan sebuah kafe tempat Hans meminta untuk bertemu. Maya duduk dengan kedua tangan memegang setir, menatap ke luar jendela. Udara dingin dari pendingin ruangan mobil menyelimuti tubuhnya, namun perasaan gelisah yang membuatnya merasa sesak.

“Apakah aku harus menemuinya? Apakah ini tidak masalah?” tanyanya pada diri sendiri.

Hati kecilnya terus bertanya-tanya. Apakah keputusan untuk menemui Hans adalah hal yang tepat? Jika Hans benar-benar berusaha melindunginya, maka menghindarinya hanya akan membuat situasi menjadi lebih rumit. "Iya, aku harus menemuinya untuk mencari tahu apa maksud dia ingin melindungiku, bukan untuk mengetahui dia cinta atau tidak padaku," gumam Maya.

Setelah beberapa saat, Maya menghela napas panjang dan keluar dari mobil. Langkah kakinya terasa berat saat memasuki kafe. Ruangan itu tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa meja yang terisi. Pandangannya langsung tertuju pada sosok pria di sudut ruangan.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Cinta Dalam Bayang Mafia   18. Penyesalan Aidan

    “Saya sudah menduganya kalau orang itu tidak akan menyerah begitu saja.”Walau terlihat tenang, nyatanya Marco panik setengah mati. Dia merasa buntu, tidak memiliki cara lagi untuk kabur dari tanggung jawabnya.“Lalu, apa yang harus kita lakukan, Tuan? Pergerakan mereka semakin cepat dan kita bisa saja terperangkap lebih cepat. Saya rasa, kita sudah dikepung sekarang,” ungkap asisten pribadinya.“Bagaimana dengan Hans?”“Dia membawa Maya pergi dan mereka memiliki penjagaan ketat.”“Apa maksudmu?”“Iya, ada yang menjaga pergerakan mereka.”“Apakah Zayn yang menjaganya?”“Saya tidak tahu. Tapi saya pastikan itu bukan kelompok Zayn.” Marco berjalan bolak-balik di ruangan kerjanya yang gelap, dengan sorot lampu kuning redup yang hanya mempertegas kerut di dahinya. “Kalau begitu, kita harus menggunakan Hans untuk mengalihkan perhatian mereka. Siapkan semuanya. Pastikan informasi tentang Hans sampai ke Zayn dengan cara yang terlihat tidak disengaja. Kita buat seolah-olah Hans adalah dalang

    Last Updated : 2025-01-11
  • Cinta Dalam Bayang Mafia   1. Harus Pergi

    Maya duduk di sudut ruang kerjanya, matanya terfokus pada sebuah buku gambar yang penuh dengan sketsa baju anak-anak. Tangannya perlahan membelai desain terakhir, menggambar detail kecil dengan penuh hati-hati. Seolah berbicara pada seseorang, dia berbisik dengan suara yang gemetar.“Apakah Mama berhasil, Nak? Empat puluh desain baju anak untuk pameran bulan depan. Semua ini untuk kamu.” Senyum pahit menghiasi wajahnya, tetapi air matanya tak terbendung lagi. “Mama harap kamu lihat dan menyukainya.”Sebuah ketukan lembut di pintu memecah lamunannya. “Apa saya mengganggu?”“Oh, Pak Hans? Ada perlu apa?”“Kenapa kau belum pulang?”“Saya akan segera pulang.”Dengan sikap tenang, Hans melangkah masuk dan menatap sketsa-sketsa di meja kerja karyawan terbaiknya itu. "Desainmu luar biasa.”Tiba-tiba, ponsel Maya berbunyi, menandakan masuknya sebuah email. Dia mengangkat alis, lalu memeriksa layar ponselnya. Wajahnya berubah saat membaca isi email tersebut."Maaf, Pak Hans. Saya harus pergi,"

    Last Updated : 2024-02-29
  • Cinta Dalam Bayang Mafia   2. Tak Ingin Jauh

    Sama sekali tidak ada niat untuk menjual rumah tersebut. Rumah yang baru ditempati selama 4 tahun itu menyimpan banyak sekali kenangan yang selalu mengingatkannya pada kesedihan mendalam. Kamar sang anak yang sudah dirancang dengan baik, hanya ditempati beberapa tahun saja. Meninggalkan banyak mainan, baju, dan foto yang kembali membuat air matanya mengalir deras.“Nak, Mama pulang. Maaf sudah membuatmu menunggu lama.” Maya membaringkan tubuhnya di atas kasur dengan seprai bermotif bunga sakura tersebut.Seorang ibu yang selama dua tahun hidup penuh kekhawatiran karena anaknya tinggal jauh di Swiss dengan membawa luka yang teramat, akhirnya bisa merasakan lega dihatinya. Namun, tidak menyangka kalau anak semata wayangnya itu pulang dengan masih larut dalam kesedihan. Tidak bisa membayangkan betapa tersiksanya dia selama di Swiss, hidup sendiri dan menyimpan lukanya sendiri."Maaf Maya sudah membuat Ibu khawatir selama ini.”"Kau bahagia di sana?""Setiap hari aku berusaha untuk selalu

    Last Updated : 2024-02-29
  • Cinta Dalam Bayang Mafia   3. Rahasia Hans

    “Jadi, Pak Hans mengambil semua sisa cuti untuk pulang ke Indonesia?”“Iya. Saya masih mempertimbangkan untuk mengundurkan diri dari perusahaan itu,” jawab Hans sambil merapikan pakaiannya dari dalam koper.“Mengundurkan diri? Kenapa?”“Kau ingin tahu?”“Oh, tidak juga.” Cuek sebenarnya bukan sifat aslinya. Dulu, Maya adalah wanita yang periang dan murah senyum. Semenjak anaknya meninggal, dia merasa sangat terpukul dan mulai menutup diri.“Mau makan sesuatu? Kita belum sarapan, ‘kan?”Mata Maya melihat ke arah dapur yang kosong melompong. “Sepertinya tidak ada apa-apa di dapur?”“Maksud saya, apakah mau saya pesankan makanan? Apa yang kau inginkan?”“Hmm, saya ingin sarapan yang sederhana saja. Mungkin seperti croissant dengan secangkir kopi?”"Baiklah.”Hans segera mengambil ponsel dan mulai memesan makanan dari kafe terdekat. Maya duduk di ruang tamu, merasa agak canggung dengan situasi yang sedang terjadi. Dalam hati Maya berkata, “Tenang, Maya. Kau hanya melakukan ini karena dia m

    Last Updated : 2024-02-29
  • Cinta Dalam Bayang Mafia   4. Teror Yang Diketahui

    "Ayo, silakan masuk. Lisa sedang membuat makan malam."Langkah panjang membawa Reza masuk ke dalam rumah. Tanpa basa-basi, dia langsung menuju dapur, tempat Lisa sedang menyiapkan makanan. “Kau menangis? Ada apa?” tanyanya pada sang kekasih."Kau benar-benar akan pergi sekarang?""Iya. Ini perintah dari Aidan.""Tidak bisakah kau beri aku kepastian kapan akan kembali?""Aku sendiri tidak tahu. Tapi, aku janji akan selalu menghubungimu."Melihat bagaimana lembutnya cara Reza berbicara pada Lisa, membuat ingatan lama perlahan menguasai pikiran Maya. Tanpa berkata apa-apa, dia masuk ke kamar yang dulu menjadi tempat anaknya bermain."Dulu, sikap Aidan yang lembut dan tulus selalu membuatku yakin kalau kami akan terus bersama. Namun nyatanya, kami berakhir seperti ini."Pintu kamar terbuka lebar, Reza bicara empat mata pada mantan istri dari atasannya itu. “Kau ragu berpisah dengan Aidan?”"Lagipula semuanya sudah terjadi.”"Ini dari Aidan." Buket mawar putih dengan harum alaminya sangat s

    Last Updated : 2024-02-29
  • Cinta Dalam Bayang Mafia   5. Ada Apa Sebenarnya?

    “Pak Hans baik-baik saja?”Maya dengan cepat membantu pria berusia dua puluh delapan tahun itu untuk masuk ke dalam rumah yang berantakan karena pecahan kaca. Hans masih saja peduli dengan menyingkirkan pecahan kaca di lantai agar Maya tidak menginjaknya."Lisa, tolong bawakan air hangat dan handuk kecil. Aku akan mengambil kotak obat.”Maya menemukan yang dia cari. Terlebih dahulu dia lihat tanggal kedaluarsa obat tersebut. Setelah dirasa aman, Maya membersihkan luka Hans dengan alkohol setelah Lisa membersihkannya. Lukanya lumayan panjang dan dalam. Namun Maya tidak mendapati Hans meringis kesakitan."Apakah tidak sakit?""Tentu saja sakit.”"Aku akan membuatkan teh hangat." Lisa langsung pergi ke dapur dengan pencahayaan dari ponselnya."Ini yang saya inginkan, melindungimu,” ungkap Hans.“Terima kasih.”Setelahnya, Maya bangun dan pergi ke kamar untuk mengambil sesuatu. "Maya, jangan terpengaruh. Jangan mudah percaya," ucap Maya pelan sambil mencari baju untuk Hans.Masih ada beber

    Last Updated : 2024-02-29
  • Cinta Dalam Bayang Mafia   6. Kecurigaan Maya

    Sudah hampir dua tahun, rumah yang pernah dia tempati selama lima tahun itu ditinggalkan. Hans dengan sangat ragu dan berat hati, kembali datang ke sana seorang diri. Jika bukan karena Maya, dia tidak akan mau datang lagi ke tempat yang penuh luka itu.“Di mana Tuan Marco?”“Mau apa kau mencarinya?” tanya Vito, senior Hans yang juga bekerja untuk Marco. Dia orang yang pernah sangat melindungi Hans setiap kali Marco memarahinya.“Apa dia sedang tidak di sini?”“Hans, tolong berhenti. Sampai kapan pun, kau tidak akan bisa kabur darinya. Dia mengawasimu selama ini, sekali pun kau ada di Swiss. Dia diam bukan berarti lupa. Dia hanya mencari waktu yang tepat.”“Aku tahu. Aku masih berusaha memenuhi syarat dari Tuan Marco agar bisa segera terlepas darinya.”“Lalu, kau datang ke sini karena sudah berhasil memenuhi syaratnya? Kau sudah menemukan wanita terakhir?”“Di mana Tuan Marco?” tanya Hans lagi, tanpa menjawab pertanyaan itu.“Apa yang ingin kau lakukan? Tolong jangan menentangnya, Hans.

    Last Updated : 2024-03-06
  • Cinta Dalam Bayang Mafia   7. Sepertinya Rindu

    “Sudah saya bilang ini hanya luka biasa.”“Setidaknya saya mendengarnya langsung dari dokter.”Tentang luka di lengan Hans, dokter mengatakan kalau luka itu tidak perlu di jahit. Itu masih termasuk luka sayatan yang dangkal dan bisa ditangani sendiri.“Aku akan mengantarmu pulang.” Maya berjalan meninggalkan rumah sakit tanpa berbicara pada Hans. Sampai di dalam mobil pun, dia hanya diam.“Oh, iya, apa Pak Hans sudah melapor ke polisi?” tanya Maya mengingatkan.Hans menelan ludah, mencoba untuk menjaga ketenangan wajahnya saat dia menjawab, "Ah, tentang itu ... saya sudah melaporkannya."Maya mengerutkan kening, terlihat tidak yakin. "Benarkah?”"Tentu saja. Itu masalah serius. Mana mungkin saya diam saja? Jangan terlalu khawatir. Semua sudah saya urus."Maya mengangguk ragu. "Baiklah. Terima kasih, Pak Hans."Hans tahu bahwa kebohongannya akan menimbulkan masalah di masa depan. Tetapi dia tidak bisa membawa dirinya untuk mengungkapkan kebenaran kepada Maya secepat itu.“Eum, bolehkan

    Last Updated : 2024-03-07

Latest chapter

  • Cinta Dalam Bayang Mafia   18. Penyesalan Aidan

    “Saya sudah menduganya kalau orang itu tidak akan menyerah begitu saja.”Walau terlihat tenang, nyatanya Marco panik setengah mati. Dia merasa buntu, tidak memiliki cara lagi untuk kabur dari tanggung jawabnya.“Lalu, apa yang harus kita lakukan, Tuan? Pergerakan mereka semakin cepat dan kita bisa saja terperangkap lebih cepat. Saya rasa, kita sudah dikepung sekarang,” ungkap asisten pribadinya.“Bagaimana dengan Hans?”“Dia membawa Maya pergi dan mereka memiliki penjagaan ketat.”“Apa maksudmu?”“Iya, ada yang menjaga pergerakan mereka.”“Apakah Zayn yang menjaganya?”“Saya tidak tahu. Tapi saya pastikan itu bukan kelompok Zayn.” Marco berjalan bolak-balik di ruangan kerjanya yang gelap, dengan sorot lampu kuning redup yang hanya mempertegas kerut di dahinya. “Kalau begitu, kita harus menggunakan Hans untuk mengalihkan perhatian mereka. Siapkan semuanya. Pastikan informasi tentang Hans sampai ke Zayn dengan cara yang terlihat tidak disengaja. Kita buat seolah-olah Hans adalah dalang

  • Cinta Dalam Bayang Mafia   17. Pengkhianat

    Mobil berhenti di depan sebuah kafe tempat Hans meminta untuk bertemu. Maya duduk dengan kedua tangan memegang setir, menatap ke luar jendela. Udara dingin dari pendingin ruangan mobil menyelimuti tubuhnya, namun perasaan gelisah yang membuatnya merasa sesak.“Apakah aku harus menemuinya? Apakah ini tidak masalah?” tanyanya pada diri sendiri.Hati kecilnya terus bertanya-tanya. Apakah keputusan untuk menemui Hans adalah hal yang tepat? Jika Hans benar-benar berusaha melindunginya, maka menghindarinya hanya akan membuat situasi menjadi lebih rumit. "Iya, aku harus menemuinya untuk mencari tahu apa maksud dia ingin melindungiku, bukan untuk mengetahui dia cinta atau tidak padaku," gumam Maya.Setelah beberapa saat, Maya menghela napas panjang dan keluar dari mobil. Langkah kakinya terasa berat saat memasuki kafe. Ruangan itu tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa meja yang terisi. Pandangannya langsung tertuju pada sosok pria di sudut ruangan.

  • Cinta Dalam Bayang Mafia   16. Siapa Pembunuhnya?

    “Apa yang terjadi?” suara Hans terdengar serak.Hans terbangun dengan kepala yang terasa berat. Matanya terbuka perlahan, mencoba menyesuaikan diri dengan cahaya yang ada di sekitarnya. Kepalanya berdenyut nyeri dan tubuhnya terasa lemah. Dia menoleh, melihat Rachel yang tertidur di sampingnya dan menjadikan lengannya sebagai bantalan.Dengan cepat, Hans menarik lengannya dan bangkit dari kasurnya sampai terjatuh dengan wajah terkejut. “Apa yang kau lakukan di sini?!”Matanya masih tertutup, tapi Rachel menjawabnya dengan tenang. “Kau yang memaksaku.”“Memaksamu?”“Iya, kau kuat sekali. Aku tidak bisa melawan,” jawabnya sambil tersenyum.“Kau yang memaksaku meminumnya! Pasti, minuman itu kau masukan sesuatu, ‘kan?!”“Sudahlah, Hans. Semuanya sudah terjadi. Tidak ada yang perlu kau pertanyakan.”“Pergi kau dari sini! Pergi!”Rachel masih terkulai lemah di tempat tidur, tampak tidak terlalu terpengaruh oleh kemarahan Hans. “Aku lemas sekali, Hans. Kau tahu aku hanya ingin membantu, buka

  • Cinta Dalam Bayang Mafia   15. Perlahan Terungkap

    Perjalanan dari Swiss ke Indonesia bukanlah jarak yang dekat. Selama di perjalanan, Hans sadar kalau dia mulai diawasi oleh orang suruhan Marco. Ketika sampai di apartemen pun, Hans tahu ada beberapa orang yang mengikutinya.Baru saja duduk beberapa menit, suara bel mengganggu istirahatnya. “Siapa itu?”Hans bangkit dari kursi, berjalan perlahan menuju pintu dengan langkah yang hampir tak bersuara. Matanya menatap ke layar interkom kecil di dinding. “Rachel?”Dengan cepat, Hans membuka pintu dan menarik Rachel untuk segera masuk. “Orang-orang itu … apakah orang suruhanmu?”“Bukan, itu ulah ayahku. Hans, bukankah menyerah lebih baik? Kalau kau keras kepala seperti ini, hidupmu akan dalam bahaya. Ayahku tidak akan pernah mengalah, apalagi menyerah.”“Jika tidak ada yang penting, silakan pergi. Aku ingin istirahat.”Bukannya pergi, Rachel malah berjalan santai dan duduk di sofa ruang tengah. “Ayahku masih menunggumu mengirim satu wanita lagi. Tapi ayahku bilang, Maya lebih dari cukup.”“A

  • Cinta Dalam Bayang Mafia   14. Perlahan Terungkap

    Sudah tiga hari Hans meninggalkan Indonesia tanpa Maya ketahui. Dia memutuskan kembali ke Swiss untuk menyelesaikan pengunduran dirinya dari perusahaan tempat dia bekerja selama dua tahun terakhir. Hans merasa ingin menyelesaikan semuanya, memperbaiki hidupnya yang salah jalan, sedikit demi sedikit.Di dalam apartemennya, Hans terus memandang ponselnya. Dia ingin menghubungi Maya, tapi tidak memiliki keberanian setelah kejadian hari itu. Ketika ponselnya berdering, Hans berharap Maya yang menghubunginya, ternyata dari nomor yang tidak dikenal.“Halo?”“Kapan kau kembali lagi, Hans?”Hans menjauhkan ponselnya dari telinga, terkejut dengan suara orang yang sangat dia waspadai. “Ada apa, Tuan?”“Saya hanya ingin mengingatkanmu, apa lagi?”“Saya akan kembali hari ini.”“Setelah sampai, segera temui saya. Saya bisa dengan mudah mendapatkan wanita itu.”“Jika Tuan melukainya, saya tidak akan tinggal diam.”“Baiklah, baiklah, jujur saja saya takut dengan ancamanmu itu. Sampai jumpa nanti.”Se

  • Cinta Dalam Bayang Mafia   13. Baik-Baik Saja

    Maya mengemudi dengan tenang, namun bukan berarti di pikirannya tidak ada pertanyaan yang terus menghantui. Dia segera menghentikan laju mobilnya saat sampai di depan apartemen Hans. “Bagaimana? Apa yang ingin kau katakan?”"Aku tahu hidupku penuh dengan bahaya dan aku tidak ingin melibatkanmu dalam masalahku. Tapi, aku mencintaimu, Maya. Aku tidak ingin kehilanganmu, aku juga tidak ingin menyakitimu dengan terus bersamaku. Jadi, aku bingung apa yang harus aku lakukan sekarang.”“Apa yang kau hadapi bukanlah sesuatu yang mudah untuk di selesaikan.” Maya memberanikan diri menatap Hans. “Aku tidak ingin kehilanganmu, Hans.”“Eum?” Hans membuka matanya lebar-lebar.“Aku mencintaimu.”“Jangan kasihani aku. Aku bisa menyelesaikan semuanya sendiri. Jangan jadikan semua ini menjadi urusanmu.”“Tidak, aku serius. Aku jatuh cinta padamu.”“Mana mungkin kau jatuh cinta padaku setelah tahu siapa aku?”“Beritahu aku siapa kau sebenarnya.”“Aku anak buah seorang mafia,” jawab Hans tanpa ragu.Maya

  • Cinta Dalam Bayang Mafia   12. Semakin Buruk

    Hans merasa kalau dia pantas mendapatkannya. Pada dasarnya, Maya memang tidak pantas untuknya dan tidak ada wanita yang pantas untuk dia miliki. Hari itu Hans secara mendadak memutuskan untuk pulang ke Bali, menemui ayahnya untuk membahas sesuatu yang belum dia ketahui.Tanpa memberitahu Maya, Hans pergi dan sampai di tujuan dengan perasaannya yang campur aduk. Sebenarnya dia sulit meninggalkan Jakarta dan juga Maya yang sendirian di sana.Sesampainya di Bali, Hans disambut hangat oleh ayahnya. Mereka duduk bersama di ruang keluarga, dikelilingi oleh ornamen seni Bali yang indah. Wajahnya yang babak belur, membuat sang ayah menuturkan beberapa pertanyaan.“Apa yang terjadi padamu, Hans? Kenapa kau terluka seperti itu?”“Aku baik-baik saja. Apa yang ingin Ayah bicarakan sampai menyuruhku datang ke sini?”“Jangan terlalu terburu-buru, Hans. Kau saja baru sampai.”“Aku tidak bisa berlama-lama di sini.”David menatap Hans dengan ekspresi yang serius. "Ayah ingin membicarakan tentang perjod

  • Cinta Dalam Bayang Mafia   11. Rahasia Aidan

    "Kau penasaran tentang Hans, ‘kan? Kami memiliki sesuatu yang harus kau ketahui tentangnya, tentang sisi gelap dia yang sebenarnya," ujar Marco dengan nada menggoda."Apa yang kau lakukan pada Hans?! Di mana dia sekarang?!" Dengan wajah penuh ketakutan, Maya mencoba keras untuk melepaskan diri dari cengkraman Marco. “Lepaskan aku!"“Hans bukanlah pria baik seperti yang kau kenal selama ini. Jika kau berpikir aku penjahat, maka begitu juga dengan Hans. Dia tidak lebih dari seorang boneka dan kaki tanganku."“Apa maksudmu?” Maya mulai terpancing.“Hidupmu tidak akan aman kalau masih berhubungan dengan Hans. Sudah banyak kriminalitas yang dia lakukan. Kau yakin akan bahagia bersamanya? Pikirkan baik-baik, ingin menolong dirimu sendiri atau menolong pria yang sangat mencintaimu itu?”Suara pecahan kaca yang terdengar sangat nyaring mengalihkan pembicaraan mereka. Maya terus berusaha melawan untuk melepaskan diri. Air matanya menetes bersamaan dengan pintu di salah satu ruangan yang tiba-ti

  • Cinta Dalam Bayang Mafia   10. Terjebak

    Reza dengan telaten merawat Aidan yang demam tinggi tengah malam. Pagi harinya, dia memanggil dokter untuk mengecek keadaan bos sekaligus sahabatnya itu. Setelah pemeriksaan yang teliti, dokter menatap Reza untuk bertanya."Apa yang terjadi sebelum dia demam?"“Dia telat makan dan hanya makan sedikit karbohidrat kemarin. Tidak ada hal yang dia lakukan selain duduk melamun. Apa itu berpengaruh terhadap kondisinya sekarang, Dok?” tanya Reza dengan bahasa inggrisnya yang fasih."Kondisi seperti itu bisa menjadi pemicu, terutama jika Pak Aidan sedang dalam kondisi stres atau kelelahan mental. Demam bisa menjadi respons tubuh terhadap kondisi tersebut.""Lalu apa yang harus saya lakukan untuk membantu pemulihannya?""Pak Aidan perlu istirahat yang cukup dan asupan nutrisi yang baik. Pastikan dia minum banyak air dan makan makanan ringan yang mudah dicerna. Saya akan memberikan obat untuk menurunkan demamnya dan beberapa vitamin untuk membantu memperkuat sistem kekebalan tubuhnya. Pastikan P

DMCA.com Protection Status