Share

120. Masih Keluarga

“Menyingkirlah, kau menghalangi jalanku,” ucap Max dingin dan datar.

Mendengar suara yang tak terduga itu, Julian pun mendongak dan menaikkan alis. Tanpa membuang waktu, pria itu berlutut di hadapan sang adik.

“Aku tahu kalau kesalahanku terlalu besar untuk bisa dimaafkan. Tidak apa-apa jika kau tidak mau memberi maaf. Tapi kumohon, untuk satu kali ini saja, dengarkan perkataanku. Pulanglah, temui Papa! Dia sangat ingin bertemu denganmu.”

Alih-alih membalas tatapan sang kakak, Max malah membuang muka dan mendengus. “Sungguh tidak konsisten. Sepuluh detik yang lalu, kau memohon maaf dariku. Sekarang, kau malah meminta hal lain?”

“Karena kondisi Papa sangat kritis, Max. Aku tidak mau dia pergi tanpa sempat memandangmu sebagai anak kandungnya. Aku tidak akan sanggup menanggung penyesalan itu,” terang Julian dengan tangan terkepal erat.

Untuk pertama kalinya, Max menyaksikan sang kakak mengesampingkan ego. Untuk pertama kalinya pula, pria pengecut

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status